Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan karena berkat rahmatnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengambil judul Pemeriksaan Kedokteran
Forensik Terhadap Jenazah di Tempat Kejadian Perkara yang merupakan salah
satu Judul Makalah dalam program pendidikan Dokter Spesialis dibagian Kedokteran
Forensik.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya saya tujukan kepada pembimbing saya dr
Asan Petrus Mked (For) SpF yang telah membimbing penulisan tugas makalah saya dalam
menyelesaikan makalah ini dan juga kepada teman sejawat saya para dokter-dokter lainnya.
Akhir kata penulis berharap agar kiranya makalah ini bermanfaat bagi pembaca kami
juga mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun agar
pada penulisan yang akan datang lebih baik lagi.
Medan,..Oktober 2017
Penulis,
1
Tujuan Interuksi Umum :
Mampu melaksanakan Pemeriksaan di TKP serta membuat Laporan nya
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
pakaian atau benda-benda di sekitar korban, yang pada dasarnya tindakan
pengumpulan benda bukti tadi tidak akan merusak keadaan di TKP itu sendiri.2
1.2. Tujuan
Tujuan Interuksi Umum:
1) Mampu melaksanakan Pemeriksaan di TKP serta membuat Laporan nya
Tujuan Interaksi Khusus:
Mampu Menjelaskan Dasar Hukum Pemeriksaan TKP
Mampu Menjelaskan Tujuan Pemeriksaan TKP
Mampu Menjelaskan Latar Belakang TKP
Mampu Menjelaskan Kewajiban Seorang Dokter dalam melaksanakan
Pemeriksaan Kedokteran Forensik
Mampu Menjelaskan Prosedur Pemeriksaan TKP
Mampu Menjelaskan Tata cara / prinsip pemeriksaan TKP
o Alat / perlengkapan yang dibutuhkan dalam pemeriksaan TKP
o Metode mencari barang bukti
o Pengambilan dan Pengumpulan Barang Bukti
o Pola atau bentuk sidik jari dan bercak darah di TKP
Mampu Menjelaskan Pemeriksaaan TKP kasus Bencana
Mampu Menjelaskan Pemeriksaan TKP pada kasus Hanging
Korban yang telah mati
Penentuan/ pemeriksaan TKP kasus tenggelam
Pemeriksaan TKP kasus Exhumasi
1.3. Manfaat
Hasil makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah wawasan,
baik bagi penulis maupun pembaca terkait dengan pemeriksaan kedokteran forensik
terhadap jenazah di tempat kejadian perkara serta dapat menjadi sumber referensi
untuk makalah selanjutnya.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
5
Pasal 120 KUHAP
1. Dalam hal penyidik menganggap perlu,ia dapat minta pendapat orang ahli atau
orang yang memiliki keahlian khusus.
2. Ahli tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji di muka penyidik
bahwa ia akan memberi keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-
baiknya kecuali bila disebabkan karena harkat serta martabat,pekerjaan atau
jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk
memberikan keterangan yang diminta.
6
3. suami atau istri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama
sebagai terdakwa.
7
2.3 Pelaksanaan Pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara
Bukti fisik
8
Di TKP dokter membuat foto dan sketsa yang mana harus di simpan dengan
baik, ( kemungkinan apabila sebagai saksi di pengadilan selalu ada,foto dan
sketsa yang di buat tersebut berguna untuk lebih mudah bagi dokter untuk
mengingat kembali akan kasus yang di periksanya itu )
Pembuatan foto atau sketsa harus memenuhi standar kedua belah pihak yaitu
dokter dan penyidik tidak akan memberikan penafsiran yang berbeda atas
objek yang sama.
Sebagai gambaran umum dalam hal penilaian dari situasi di TKP,ialah:bila
keadaan tempat atau ruang itu tenang dan teratur rapi, maka dapat di fikirkan
bahwa kemungkinan kasus yang di hadapi adalah kasus bunuh diri atau kasus
kematian mendadak akibat penyakit non traumatik. Bila keadaan pada tempat
tersebut tidak beraturan, kacau balau, banyak terdapat bercak darah, maka
dapat di fikirkan akan kemungkinan bahwa di tempat tersebut telah terjadi
perkelahian, sehingga kasusnya menjurus ke penganiayaan atau pembunuhan.
Pemeriksaan atas tubuh korban hendaknya di lakukan secara sistematik
berdasarkan pada ilmu kedokteran forensik yang terarah sesuai dengan
perkiraan kasus yang di hadapi7.
9
Luka-luka
membuat Sketsa atau foto
Mencari dan Mengumpulkan Barang Bukti (Trace Evident)
Dokter tetap berkoordinasi dengan penyidik, terutama bila ada team Labfor.
Dokter membantu mencari barang bukti, misal racun, anak peluru dll.
Segala yang ditemukan diserahkan pada penyidik.
Dokter dapat meminjam barang bukti tersebut.
Selesai pemeriksaan, TKP ditutup misal selama 3 X 24 jam.
Korban dibawa ke RS dengan disertai permohonan visum et repertum.
Sumber www.antaranews.com
2.4 Metode Mencari Barang Bukti
10
Barang bukti adalah fakta yang bisa membuktikan bahwa sesuatu hal terjadi
atau tidak terjadi atau juga dapat membuktikan bahwa seseorang bersalah atau
tidak.Barang bukti bisa berbentuk foto,dokumen,hasil percobaan,sebuah benda,dan
banyak lagi5.
Untuk dapat memperoleh barang bukti yang di perlukan di dalam proses
penyidikan di kenal 5 (lima) macam metode,yaitu:strip method,double stripor
grid method,spiral method,zone method dan wheel method: cara atau metode
metode tersebut tentu sudah di ketahui oleh penyidik perlu pula di ketahui oleh dokter
yang melakukan pemeriksaan di TKP agar tidak merubah /merusak keaslian keadaan
TKP2.
a) Spiral method/berpilin
Metode penggeledahan yang di mulai dari luar menuju ke tengah dalam bentuk
bulatan.Cara: 3 orang petugas atau lebih menjelajahi tempat kejadian dengan cara
masing-masing berderet kebelakang (yang satu di belakang yang lain) dengan jarak
tertentu.Kemudian bergerak mengikuti bentuk spiral berputar kearah dalam.metode
ini baik untuk daerah yang lapang,bersemak atau berhutan.
11
Dimana tempat kejadian di bagi dalam beberapa grid dan di periksa satu persatu
mengikuti grid-grid tersebut.
c) Strip method/jalur
Tempat kejadian di periksa dari satu jalur ke jalur berikutnya.Cara: 3 orang petugas
masing-masing berdampingan yang satu dengan yang lain dalam jarak yang sama dan
tertentu (sejajar) kemudian bergerak serentak dari sisi lain di tempat kejadian
perkara.Apabila dalam gerak tersebut sampai di ujung sisi lebar yang lain maka
masing-masing berputar kearah semula.metode ini baik untuk daerah yang berlereng.
d) Zone method/kuadran
12
bagian di bagi-bagi menjadi 4 bagian.Jadi masing-masing bagian 1/16 dari luas
tempat kejadian perkara seluruhnya.Untuk tiap-tiap 1/16 bagian tersebut di tunjuk 2
sampai 4 orang petugas untuk menggeledahnya.Metode ini baik untuk
perkarangan,rumah atau tempat tertutup.
e) Wheel method
13
a) Setiap terjadi kontak fisik antara 2 obyek akan selalu terjadi perpindahan
material dari masing-masing obyek,walaupun besar jumlahnya mungkin
sangat kecil/sedikit.Karenanya pelaku pasti meninggalkan jejak/bekas di TKP
dan pada tubuh korban
b) Makin jarang dan tidak wajar suatu barang di tempat kejadian,makin tinggi
nilainya sebagai barang bukti.
c) Harus selalu beranggapan bahwa barang yang tidak berarti bagi kita,mungkin
sangat berharga sebagai barang bukti bagi orang yang ahli.
d) Barang-barang bukti yang di kumpulkan apabila di peroleh secara bersama-
sama dan sebanyak mungkin macamnya serta di hubungkan satu sama lain
dapat menghasilkan bukti yang berharga4.
Table 1. Petunjuk pengumpulan barang bukti2
14
kemasan yang
terpisah beri tanda
pada kemasan dari
jari yang mana
Rambut Druggist fold kotak Semua yang ada Kemasan terpisah
obat,jangan dalam harus utuh di cabut untuk rambut yang
amplop berasal dari masing-
masing tempat.beri
label tempat daerah
pengambilan
Organ tubuh
(hidup)
Darah Tabung reaksi 5 ml untuk Dokter yang
bersih atau botol pemeriksaan, 5 ml mengambil,dapat di
untuk alkohol beri pengawet,taruh
dalam lemari
pendingin,sampai di
kirim
kelaboratorium
Urine Botol bersih Semua yang di Simpan dalam
keluarkan lemari pendingin
sampai di kirim ke
laboratorium
Bilasan lambung Seperti diatas Semuanya Seperti di atas
15
Otak Kemasan dari 300 gram Simpan dalam
plastic lemari pendingin
sampai di kirim
kelaboratorium
Bukti-bukti biologi terdiri dari serat benang,rambut,benda cair (darah,air mani,air liur
dan sebagainya) dan sampel tumbuh-tumbuhan.Bukti-bukti ini perlu di ambil sebagai
pembanding kelak5.
2.6.1 Rambut
Rambut,baik rambut kepala atau pun kelamin,merupakan bagian tubuh manusia yang
dapat memberikan informasi bagi kepentingan peradilan,antara lain tentang:
Saat korban meninggal
Sebab kematian
Jenis kejahatan
Identitas korban
Identitas pelaku
Benda/senjata yang di gunakan
Pemeriksaan rambut
Jika di temukan rambut yang di duga ada kaitan dengan kejahatan,hendaknya rambut
di periksa dengan teliti untuk mengetahui:
Keasliannya,rambut yang utuh biasanya terdiri dari akar,batang dan
ujung.Akar rambut terdiri atas jaringan ikat longgar sedang batang rambut
terdiri atas kutikula,kortek dan medulla.Sedangkan pada serat sintetis
misalnya,gambaran mikrokopiknya terlihat homogen.
Rambut itu rambut manusia atau bukan,Ciri rambut manusia yaitu halus dan
tipis,kutikula mempunyai sisik kecil dan bergerigi,medulla sempit atau
kadang-kadang tidak ada,kortek tebal,indek medulla kurang dari 0,3 mikron
dan pigmen lebih kearah perifer.Sedang rambut binatang kasar dan
16
tebal,kutikula mempunyai sisik lebar dan polihidral,medulla lebar,kortek
tipis,indek medulla lebih dari 0,5 mikron dan pigmennya di perifer maupun di
sentral.
Dengan tes presipitasi akan dapat di bedakan dengan tepat antara rambut manusia
dan rambut binatang1.
Identifikasi pemilik rambut,meskipun tidak dapat memberikan identitas
personal seperti sidik jari rambut dapat memberikan identitas umum,antara
lain:
a. Umur,tumbuhnya rambut di berbagai bagian tubuh berbeda-beda
waktunya.Rambut pubis dan ketiak misalnya pada masa adolesen.pada
orang tua warna rambut akan berubah menjadi putih.
b. Jenis kelamin,rambut laki-laki umumnya lebih kaku,kasar dan gelap
sedang rambut wanita umumnya halus,panjang dan meruncing kearah
ujung.
c. Ras,untuk menentukannya dapat dilihat dari warna,panjang,bentuk,dan
susunan rambut.
d. Golongan darah,penentuan golongan darah dapat di lakukan dengan
memeriksa sehelai rambut melalui system ABO,PGM,EsD ataupun
GLO-I1.
17
2.6.2 Sidik Jari
Sampai saat ini, pemeriksaan sidik jari merupakan pemeriksaan yang di akui
paling tinggi ketepatannya untuk menentukan identitas seseorang.kita jarang
menemukan sidik jari yang tampak.
Sidik jari adalah hasil reproduksi tapak-tapak jari, baik yang sengaja diambil atau
dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah
terpegang atau tersentuh dengan kulit telapak tangan atau kaki. Biasanya sidik jari hanya
tampak samar, kecuali kalau kita menaburinya dengan serbuk atau bahan kimia
tertentu. Sidik jari juga mengandung apapun yang baru di sentuh seseorang; debu,
noda pensil, makanan, pelembab atau darah. Pola sidik jari seseorang berbeda.
Berbeda dengan rambut, sidik jari bisa langsung menghubungkan seseorang dengan
TKP.
Ada tiga macam pola sidik jari:putaran,lingkaran dan busur, sebuah sidik jari
bisa merupakan campuran pola-pola ini, seperti putaran di sekeliling atasnya dan
lingkaran di bagian tengahnya.
Bentuk putaran berawal dan berakhir pada sidik jari yang sama. Bisa miring
ke kanan bisa miring ke kiri. Sekitar 60-65 dari sekitar 100 orang memiliki
tipe putaran.
Bentuk busur tampak seperti gelombang. Ber awal dan berakhir di sisi sidik
jari yang berlawanan. Hanya sekitar 5 dari 100 orang yang memiliki bentuk
ini.
18
Jari-jari yang berbeda pada tangan yang sama, memiliki pola atau golongan
sidik jari yang berbeda. Inilah sebabnya sidik jari di ambil dari ke sepuluh jari milik
satu orang.
JENIS SIDIK JARI
Visible impression (langsung terlihat)
Setiap sidik jari yang diambil, direkam dalam kartu sidik jari AK-23, yang di
dalamnya memuat rumus sidik jari. AK-23 yang sudah dianalisis direkam dalam kartu
sidik jari AK-24. Pengambilan sidik jari dilakukan dengan menggunakan ransel kit
identifikasi yang berisi 24 alat diantaranya:
9. Powder magnetic black: benda tidak berpori berwarna terang/ kertas, kaca.
10. Powder magnetic grey: benda tidak berpori bukan logam berwarna gelap.
12. Pinset.
19
13. Gunting.
14. Nomor.
16. Rubber filter whrite: untuk mengankat sidik jari pada permukaan yang bulat.
17. Hinger filter whrite: untuk mengangkat sidik jari pada permukaan biasa.
23. AK-23.
24. Polilight alat pendeteksi sidik jari. Berupa cahaya 300 watt lampu xenon.
2.6.3 Sperma
20
-sorbitol
-inositol
-gliserilfosforilkholin
-ergotionein
-protease dan fosfokinase (ensim aktif)
Spermatozoa mempunyai bentuk khas untuk spesies tertentu dengan jumlah yang
bervariasi, biasanya 60 sampai 120 juta per ml.
Spesimen basah:
Dapat di ambil dari liang senggama dengan ose platina atau pipet.Jika dengan
cara ini tidak ada cairan yang ter ambil maka perlu di lakukan penyemprotan dengan
cairan fisiologis kedalam liang senggama (fornix posterior),kemudian cairan tersebut
diambil dan di pusingkan(disentrifusir).endapannya di teteskan di atas gelas objek,di
tutup dengan deck-glass dan diperiksa di bawah mikroskop secara langsung atau di
cat lebih dulu dengan methylen blue atau hematoxylin eosin1.
Spesimen kering:
Diambil dari bercak-bercak yang telah kering.sesudah bercak itu di kerok,di
tetesi dengan cairan fisiologis atau asam asetat glacial.Jika bercak menempel pada
pakaian dan sulit di kerok maka bercak yang masih menempel itu di letakkan di atas
gelas objek dan di tetesi cairan HCL 1 % atau asam asetat glacial 0,3 %.sesudah itu di
lihat di bawah mikroskop secara langsung atau di lakukan pengecetan terlebih
dahulu1.
adanya sperma dalam cairan mani. Cara: mirip dengan reaksi Florence,hanya
reagensnya diganti larutan pikrat jenuh4.
Identifikasi Bercak Mani Pada Pakaian
Bercak mani berbatas tegas dan lebih gelap dari sekitarnya. Bercak yang sudah
agak tua berwarna agak kekuning-kuningan. Pada bahan sutera atau nilon batasnya
sering tidak jelas, tetapi selalu lebih gelap dari sekitarnya. Pada tekstil yang tidak
menyerap, bercak yang segar akan menunjukkan permukaan kilat dan translusen,
kemudian akan mengering. Dalam waktu kira-kira 1 bulan akan berwarna kuning
sampai coklat. Pada tekstil yang menyerap, bercak yang segar tidak berwarna atau
21
bertepi kelabu yang berangsur-angsur akan berwarna kuning sampai coklat dalam
waktu 1 bulan3.
22
1998: , 198.)
Keterangan gambar :
1. Tabrakan kecepatan tinggi,seperti tembakan senjata, memiliki energy kinetik
yang cukup besar. Energy itu memecah darah menjadi tetesan-tetesan darah
yang sangat kecil.
2. Serangan dengan kecepatan sedang,seperti pukulan di kepala,menghasilkan
cucuran darah yang sedikit.serangan itu memiliki energy kinetik yang lebih
kecil.
3. Sebuah sapuan bisa berasal dari tangan yang penuh darah yang menyentuh
dinding yang bersih.
4. Sebuah sekaan bisa berasal dari tangan bersih,yang menyentuh genangan
darah.
5. Tetesan darah berbentuk seperti bola saat menetes.saat jatuh lurus
kebawah,darah membentuk lingkaran,pada kondisi jatuh dari jarak jauh,bisa
mencapai 7,5 meter/detik.darah yang jatuh sangat cepat dan memantul
kesegala arah akan menghasilkan bentuk mahkota.
6. Darah yang mendarat di sebuah sudut menghasilkan bentuk oval.semakin
besar sudutnya,semakin lebar bentuk ovalnya.darah dengan kecepatan tinggi
membentuk aliran kecil setelah bentuk oval.tetesan itu seperti berudu.panah
menunjukkan arah gerakan darah12.
23
berwarna merah-coklat akibat dari bercampurnya darah dengan asam
lambung.Perkiraan umur /tuanya bercak darah.Darah yang masih baru
bentuknya cair dengan bau amis,dalam waktu 12-36 jam akan mengering
sedangkan warna merah akan menjadi coklat dalam waktu 10-12 hari2.
Dari distribusi bercak darah pada pakaian dapat di perkirakan posisi korban
sewaktu terjadinya perdarahan.
Pada orang yang bunuh diri dengan memotong leher dalam posisi tegak atau pada
kasus pembunuhan di mana korbannya sedang berdiri,maka bercak darah/aliran darah
tampak berjalan dari atas kebawah.
Dari distribusi darah yang terdapat di lantai
Dapat di duga kasusnya bunuh diri (tergenang,setempat) ataukah pembunuhan(bercak
dan genangan darah tidak beraturan,sering tampak tanda-tanda bahwa korban
berusaha menghindar atau tampak bekas di seret).
Pada kasus tabrak lari
Pemeriksaan bercak darah dalam hal ini golongan darahnya yang terdapat pada
kendaraan yang di duga sebagai penabrak di bandingkan dengan golongan darah
korban akan bermakna dan memudahkan proses penyidik2.
Pemeriksaan Umum Dengan Mata Telanjang
Bercak darah bisa berwarna merah, merah kecoklatan atau hitam, tergantung dari
lamanya atau usia bercak darah tersebut.
Tabel 4.
Bercak darah Perubahan warna
Bercak darah yang masih segar Merah terang
24 jam Merah kecoklatan
Lebih dari 24 jam Kehitaman
24
endometrium dan sel epitel vagina
Hidung Mengandung mukosa dan bulu hidung
Tabel 5.
Darah antemortem bisa dibedakan dari darah post mortem berdasarkan
beberapa hal dibawah ini :
Pada hemoglobin terdapat suatu enzim yang disebut peroksidase. Enzim ini akan
mengoksidasi unsur yang terdapat pada bercak darah jika terdapat hidrogen peroksida,
dan akan menghasilkan warna yang khas9. Pemeriksaan kimiawi dilakukan bila
ternyata sel darah merah sudah dalam keadaan rusak sehingga pemeriksaan
mikroskopik tidak bermanfaat lagi7.
Tidak semua bercak berwarna merah itu darah.Oleh sebab itu di lakukan pemeriksaan
guna menentukan:
Bercak itu darah atau bukan
Darah manusia atau bukan
Jenis golongan darahnya
25
kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari
luar masyarakat atau wilayah yang terkena.
Sedangkan menurut Departemen Kesehatan RI, Bencana adalah peristiwa /
kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian
kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang
bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar.
Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 mendefinisikan Bencana sebagai
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Secara
singkat, bencana adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang dapat
menimbulkan korban luka atau meninggal dengan jumlah cukup banyak.
Rincian yang harus dilakukan pada saat di TKP adalah sebagai berikut:
26
harus memuat informasi tim pemeriksa, lokasi penemuan, dan nomor
tubuh/mayat.
( gambar label nya )
4. Memberikan label hijau (property label) pada barangbarang pemilik yang
tercecer;
5. Membuat sketsa dan foto setiap sektor;
6. Foto mayat dari jarak jauh, sedang dan dekat beserta label jenasahnya;
7. Isi dan lengkapi pada formulir Interpol DVI PM halaman B dengan keterangan
sebagai berikut :
a. Pada setiap jenazah yang ditemukan, maka tentukan perkiraan umur,
tanggal dan tempat tubuh ditemukan, akan lebih baik apabila difoto pada
lokasi dengan referensi koordinat dan sektor TKP;
b. Selanjutnya tentukan apakah jenazah lengkap/tidak lengkap, dapat dikenali
atau tidak, atau hanya bagian tubuh saja yang ditemukan;
c. Deskripsikan keadaannya apakah rusak, terbelah, dekomposisi/membusuk,
menulang, hilang atau terlepas;
d. Keterangan informasi lainnya sesuai dengan isi dari formulir Interpol DVI
PM halaman B.
8. Masukkan jenazah dalam kantung jenazah dan atau potongan jenazah di dalam
karung plastik dan diberi label sesuai jenazah;
9. Mengelompokkan kiriman tersebut berdasarkan jenazah utuh, tidak utuh,
potongan jenazah dan barangbarang
10. Formulir interpol DVI PM turut dimasukkan ke dalam kantong jenasah dengan
sebelumnya masukkan plastik agar terlindung dari basah dan robek;
11. Masukkan barangbarang yang terlepas dari tubuh korban ke dalam kantung
plastik dan diberi label sesuai nomor properti;
12. Evakuasi jenasah dan barang kepemilikan ke tempat pemeriksaan dan
penyimpanan jenazah kemudian dibuatkan berita acara penyerahan kolektif.
27
penjeratan, tenaga tersebut datang dari luar, sedangkan pada kasus gantung, tenaga
tersebut berasal dari berat badan korban sendiri, meskipun tidak perlu seluruh berat
badan digunakan.
Pada Pemeriksaan ini kita harus bias membedakan korban meninggal karena
bunuh diri atau terjadinya pembunuhan. Sebelum kita memeriksa terlebih jauh jangan
merusak barang sekitar dan foto terlebih dahulu sebelum melakukan pemindahan
korban dari tempat kejadian.
Pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk memperkirakan cara
kematian memberikan gambaran sebagai berikut:
Korban
Luka Perlawanan + -
Luka-luka lain Ada,sering di daerah leher Biasanya tidak ada,mungkin luka percobaan
lain
Jarak dari lantai Jauh
Dekat
TKP
28
Lokasi Bervariasi Tersembunyi
Pada peristiwa peristiwa dan ditemukan korban yang tergeletak dan masih
hidup di tempat kejadian perkara, maka korban harus dibawa ke Rumah Sakit untuk
dilakukan perawatan medis tetapi sebelum diangkat harus di tandai dahulu posisi
29
korban dengan kapur. Dan apabila bekas nya dianggap akan menjadi rusak maka
terlebih dahulu di foto
2.10 PEMERIKSAAN TKP PADA PROSES EXHUMATION ( PENGGALIAN
MAYAT )
Di negara kita ini sering kali ada suatu laporan tentang telah terjadimya
peristiwa pembunuhan yang terlambat disampaikan kepada penyidik, sehingga dapat
menimbulkan kesulitan, baik bagi pihak penyidik maupun bagi pihak dokter untuk
melakukan tugasnya memeriksa mayat oleh karena korban telah dikubur.
Keterlambatan laporan tentang kecurigaan kejadian/ kematian bisa disebabkan
oleh berbagai faktor, misalnya karena kebutaan tentang hukum, masalah transportasi,
saksi dibawah tekanan/ ancaman serta anggapan yang tidak tepat tentang pemeriksaan
mayat yang dilakukan sebelumnya.
Kasus yang umumnya mengakibatkan penggalian mayat dilakukan adalah
menyangkut:
30
Pada pemeriksaan mayat sebaiknya dilakukan ditempat penggalian tersebut
mengingat masalah waktu dan transportasi,dan mempermudah dalam penguburan
kembali,
Sewaktu mayat diangkat dari kuburan kita harus melihat sekitar tanah
pemakaman mayat yang dikubur tersebut,dan di ambil sampel tanah sebanyak 500
gram dari keempat sisi mayat dan setentang dengan lambung mayat ( di bawah
lambung ). Sebagai pembanding diambil juga tanah di skeitar kuburan lalu di
masukan dalam plastic yang bersih dan kering untuk dilakukan pemeriksaan
laboratotium, dan apabila sudah mulai pembusukan di ambil kain kafan di sekitar
daerah punggung mayat.
Pemeriksaan pertama yang ditujukan pada daerah leher,perhatikan apakah ada
fraktur tulang lidah,hematom dan tanda kekerasan lainnya.Rambut,gigi,kuku,kulit
dan organ yang merasa penting juga di kumpulkan untuk pemeriksaan lanjutan.
BAB 3
PENUTUP
Dalam proses penyidikan untuk mengungkapkan suatu perkara pidana yang
menyangkut nyawa manusia, pemeriksaan di TKP merupakan hal yang penting dalam
penyidikan. Selama melakukan pemeriksaan sebaiknya hindari tindakan-tindakan
yang dapat merubah, menganggu atau merusak keadaan di TKP.
Pengambilan dan pengumpulan barang bukti harus di lakukan dengan cara
yang benar di sesuaikan dengan bentuk/ macam barang bukti yang akan di ambil/ di
kumpulkan yang dapat berupa benda padat, cair dan gas. Pengolahan tempat kejadian
perkara adalah tindakan atau kegiatan-kegiatan setelah tindakan pertama di tempat
kejadian perkara di lakukan dengan maksud untuk mencari, mengumpulkan,
menganalisa, mengevaluasi petunjuk-petunjuk, keterangan dan bukti serta identitas
tersangka menurut teori bukti segi tiga guna memberi arah terhadap penyidikan
selanjutnya.
31
DAFTAR PUSTAKA
32