09310215
Pembimbing :
dr. Ahmad Khuwailid, Sp.OG
• Menurut WHO 1998 abortus didefinisikan sebagai upaya
terminasi kehamilan yang dilakukan sebelum janin mampu hidup
di luar kandungan.
• Abortus merupakan penyebab kematian ibu yang muncul
dalam bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis
• WHO memperkirakan di seluruh dunia dari 46 juta kelahiran
pertahun terdapat 20 juta kejadian abortus
• Sekitar 13% dari jumlah total kematian ibu di seluruh dunia
diakibatkan oleh komplikasi abortus
• 800 wanita diantaranya meninggal karen komplikasi abortus
• Kejadian abortus di indonesia setiap tahun terjadi 2 juta kasus
• Menurut sensus penduduk tahun 2000 terdapat 53.783.717
perempuan usia 15-17 tahun dan dari jumlah tersebut terdapat
23 kasus abortus per 100 kelahiran hidup
abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun
sebelum janin mampu bertahan hidup pada usia kehamilan
sebelum 20 minggu didasarkan pada tanggal hari pertama
haid normal terakhir atau berat janin kurang dari 500 gram
Abortus imminens
Abortus insipiens
Missed abortion
Keadaan dimana janin sudah mati tetapi tetap berada dalam rahim dan
tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih
Abortus provokatus
Faktor Maternal
1. Infeksi
2. Penyakit-Penyakit Kronis yang
Melemahkan
3. Pengaruh endokrin
4. Nutrisi
5. Obat-Obatan dan Toksin Lingkungan
6. Faktor faktor imunologis
ETIOLOGI 7. Gamet yang menua
8. Laparotomi
9. Trauma fisik dan trauma emosional
10. Kelainan uterus
11. Inkompetensi serviks
Faktor parenteral
translokasi kromosom dalam sperma dalam
menimbulkan zigot yang mendapat bahan
kromosom terlalu sedikit atau terlalu banyak.
• Proses abortus inkomplit dapat berlangsung secara spontan maupun sebagai
komplikasi dari abortus provokatus kriminalis ataupun medisinalis.
• Proses terjadinya adalah berawal dari pendarahan pada desidua basalis
yang menyebabkan nekrosis jaringan diatasnya.
• Selanjutnya sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas dari dinding
uterus.
• Hasil konsepsi yang terlepas menjadi benda asing terhadap uterus sehingga
akan dikeluarkan langsung atau bertahan beberapa waktu.
• Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan
seluruhnya karena villi korialies belum menembus desidua secara mendalam.
• Pada kehamilan antara 8 minggu sampai 14 minggu villi koriales menembus
desidua lebih dalam sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna
yang dapat menyebabkan banyak perdarahan.
• Pada kehamilan lebih dari 14 minggu umumnya yang mula-mula dikeluarkan
setelah ketuban pecah adalah janin, disusul kemudian oleh plasenta yang
telah lengkap terbentuk.
Gambaran klinis
• Genitalia
Pemeriksaan luar
terlihat tali pusat berukuran ± 5 cm didepan vagina di klem
dengan forcep, perdarahan pervaginam (+) segar.
DIAGNOSA
RETENSIO PLASENTA + POST PARTUM LUAR
PENATALAKSANAAN
Lapor Supervisor dr. Muslich, Sp.OG, tgl 09 April 2015 pukul 00.35 WIB
Rencana Manual Plasenta
LAPORAN MANUAL PLASENTA
tgl 09 April 2015 pukul 00.40 WIB
• Ibu dibaringkan di meja ginekologi dengan infus terpasang dengan
baik.
• Dilakukan pengosongan kandung kemih
• Ibu telentang dengan posisi litotomi dalam oksitosin 10 iu/RL 500 cc.
• Dilakukan tindakan aseptik dengan larutan betadin dan alkohol 70%
pada genitalia eksterna daan sekitarnya lalu ditutup dengan duck
steril kecuali lapangan manual plasenta.
• Tali pusat diregangkan dengan tangan kiri. Tangan kanan masuk
secara tangan obstetrik ke vagina hingga kavum uteri sampai
tempat insersi tali pusat.
• Plasenta ditelusuri ke tepi.
• Plasenta dilepaskan dari tempat insersinya sampai terlepas
seluruhnya.
• Plasenta digenggam dengan tangan kanan dan dikeluarkan.
• Plasenta lahir manual tidak lengkap.
• Dilakukan manual plasenta ulang namun tidak berhasil.
Lapor Supervisor dr. Muslich, Sp.OG, tgl 09 April 2015 Pukul
02.00 WIB
R: -kuretase tgl 09 april 2015 pukul 08.30 WIB di
ruang operasi
-Observasi keadaan umum dan vital sign pasieN
-Cek darah rutin
P: -Inj.Ceftriaxone 1 gr
-Inj.ketorolac 30 mg 1 amp
Tanda Vital :
Sensorium : composmentis Anemis : -/-
Tensi : 110/70 mmHg Ikterik : -/-
Nadi : 88 x/menit Sianosis :-
RR : 22 x/menit Dypsnoe :-
Suhu : 36 ℃. Oedem : -/-
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 09 April 2015 pukul 02.30
WIB (setelah tindakan manual plasenta):
HB : 9,4 gr/dl (12-16 gr/dl)
HT : 27,9 % (36-47 %)
Eritrosit : 3,2 10ˆ6/µL (3,9-5,6 10ˆ6/µL )
Leukosit : 18,200 /µL (4000-11000 /µL)
Trombosit : 190.000 /µL (150.000-450.000/µL)
N. Stab :0% (2-6 %)
N. Seg : 88 % (53-75 %)
Limfosit :6% (20-45 %)
Gol. Darah : (A) RH (+)
LAPORAN KURETASE tgl 09 April 2015 Pukul 08.30 WIB
• Ibu dibaringkan di meja ginekologi dengan infus terpasang
dengan baik.
• Dilakukan pengosongan kandung kemih.
• Dilakukan tindakan aseptik dengan larutan betadin dan alkohol
70% pada genitalia eksterna daan sekitarnya lalu ditutup
dengan duck steril kecuali lapangan kuretase.
• Dibawah general anastesi dilakukan pemasangan sim atas dan
sim bawah, kemudian tenakulum dipasang, lalu sim atas
dilepas, dilakukan sundase, dilakukan pengambilan jaringan
dari liang vagina, dan dikeluarkan dengan sendok kuret
tumpul, dikuret dengan sesuai arah jarum jam dilanjutkan
dengan sendok kuret tajam, diputar searah jarum jam.
Kemudian evaluasi perdarahan, kesan bersih. Kemudian sim
bawah dilepas
• Liang vagina di bersihkan dengan kasa sublimat
• Ku ibu post kuretase baik
Terapi post kuretase
• IVFD. RL 20gtt/i
• Inj. Ceftriaxone 1gr/8jam
• Inj. Metronidazole 1fls/8jam
• Pondex 3x1tab
• Antasida 3x1 tab
• Metilergometrin 3x1 tab
Follow up (10 April 2015 )
• S : nyeri daerah simpisis
• O : SP: Sens : composmentis Anemis : (-/-)
TD : 130/80 mmHg Ikterik : (-/-)
HR : 100 x/menit Sianosis : (-)
RR : 20 x/menit Dyspnoe : (-)
T : 36,5 CO Oedem : (-/-)
SL: Abdomen: simetris, soepel, peristaltik (+) N
TFU : 1 jari di bawah pusat, kontraksi kuat
P/V : (-), ischia rubra (+)
L/O :-
BAK : (+) N
BAB : (-)
Flatus : (+)
ASI : (-)
Drain : (-)
• A : Plasenta rest + Post manual plasenta a/i Retensio plasenta + Post
• partum luar+NH1
• P: -IVFD. RL 20gtt/i
-Inj. Ceftriaxone 1gr/8jam
-Inj. Metronidazole 1fls/8jam
-Pondex 3x1 tab
-Antasida 3x1 tab
-Metilergometrin 3x1 tab
• R : Dilakukan pemeriksaan USG
Follow Up (11 April 2015)
• S : Nyeri daerah simpisis
• O : SP: Sens : composmentis Anemis : (-/-)
TD : 120/80 mmHg Ikterik : (-/-)
HR : 98 x/menit Sianosis : (-)
RR : 20 x/menit Dyspnoe : (-)
T : 36,5OC Oedem : (-/-)
SL : Abdomen : simetris, soepel, peristaltik (+) N
TFU : 2 jari di bawah pusat, kontraksi kuat
P/V : (-), ischia rubra (+)
L/O :-
BAK : (+) N
BAB : (+)
Flatus : (+)
ASI : (+)
Drain : (-)
• A : Plasenta rest + Post manual plasenta a/i Retensio plasenta + Post partum luar + NH2
• P: -IVFD. RL 20gtt/i
-Inj. Ceftriaxone 1gr/8jam
-Inj. Metronidazole 1fls/8jam
-Pondex 3x1 tab
-Antasida 3x1 tab
-Metilergometrin 3x1 tab
• R : Kuretase pada tanggal 12 april 2015
• Hasil USG : Uterus dengan gambaran adanya sisa plasenta ±2 kotiledone
•
Follow Up (12 April 2015)
• S : Nyeri daerah simpisis
• O : SP: Sens : composmentis Anemis : (-/-)
TD : 120/80 mmHg Ikterik : (-/-)
HR : 92 x/menit Sianosis : (-)
RR : 20 x/menit Dyspnoe : (-)
T : 36,6 CO Oedem : (-/-)
SL : Abdomen : simetris, soepel, peristaltik (+) N
TFU : 3 jari di bawah pusat, kontraksi kuat
P/V : (-), ischia rubra (+)
L/O :-
BAK : (+) N
BAB : (+)
Flatus : (+)
ASI : (-)
Drain : (-)
• A : Plasenta rest + Post manual plasenta a/i Retensio plasenta + Post partum luar + NH3
• P: -Transfusi PCR 2 bag
• -IVFD. RL 20gtt/i
-Inj. Ceftriaxone 1gr/8jam
-Inj. Metronidazole 1fls/8jam
-Pondex 3x1 tab
-Antasida 3x1 tab
-Metilergometrin 3x1 tab
• R : Kuretase hari ini