Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

A. Pengertian Truma
Pengertian trauma (injury) dari aspek medikolegal sedikit berbeda dengan
pengertian medis. Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah
hilangnya kontuinitas jaringan. Dalam perngertian medikolegal trauma adalah
pengetahuan tentang alat atau benda yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan seseorang.2
B. KLASIFIKASI TRAUMA
Ditinjau dari sudut kepentingan, luka dapat diklasifikasikan berdasarkan:
Etiologi
A. Trauma Mekanik
A.1. Kekerasan Tumpul
A.1.1. Luka memar (bruise,contusion)
A.1.2. Luka lecet (abration)
A.1.3. Luka robek (laceration)
A.1.4. Patah tulang pergeseran sendi (fraktur,dislocation)
A.2. Kekerasan tajam
A.2.1. Luka sayat (incised wound)
A.2.2. Luka tusuk,tikam (punctured wound)
A.2.3. Luka bacok (chopped wound)
A.3. Luka tembak (fire arm wound)
A.4. Luka thermis (suhu)
A.5. Temperatur panas
A.5.1. Terpapar suhu panas (heat stroke, heat exhaustion, heat cramp)
A.5.2. Benda panas (luka bakar dan scald)
A.6. Temperatur dingin
A.6.1. Terpapar dingin (hipothermia)
A.6.2. Efek local (frost bite)
A.7. Luka kimiawi
A.7.1. Zat korosif
A.7.2. Zat iritatif
A.8. Luka listrik, radiasi, ledakan, dan petir2
TRAUMA TUMPUL
Secara definisi bahwa trauma tumpul ( blunt force trauma ) adalah suatu
ruda paksa yang diakibatkan oleh benda tumpul pada permukaan tubuh yang
mengakibatkan luka (6,8,10).
Trauma tumpul dapat disebabkan oleh benda-benda yang mempunyai
permukaan tumpul seperti batu, kayu, martil, kepalan tinju dan sebagainya,
dimana termasuk juga jatuh dari tempat yang tinggi, kecelakaan lalu lintas, luka
tembak dan lain-lain.

Dua variasi utama dalam trauma tumpul adalah:


1. Benda tumpul yang bergerak pada korban yang diam.
Contoh: pada sebuah pukulan
2. Korban yang bergerak pada benda tumpul yang diam.
Contoh: jatuh ke aspal atau dari ketinggian
Sekilas nampak sama dalam hasil lukanya namun jika diperhatikan lebih lanjut
terdapat perbedaan hasil pada kedua mekanisme itu.
Bentuk lain yang ada yaitu benda dan korban sama-sama bergerak. Pada beberapa
kasus yang berbeda, gambaran lukanya kadang hampir sama hingga sulit untuk
membedakannya. Dalam kasus yang sama kadang jenis luka yang ditunjukkan
bisa berbeda hingga dalam pemeriksaan kadang sulit untuk menentukan apakah
luka yang ada diakibatkan oleh situasinya yang bagaimana (7,9-11) .
Kelalaian dalam penggunaan alat dapat menyebabkan luka, dimana ditunjukkan
dengan adanya jaringan yang rusak. Sebuah luka karena kekuatan mekanik dapat
berakibat pada keadaan seperti : (6,10-11)
1. Abrasion ( luka lecet / luka kikis )
2. Laceration ( luka robek )
3. Contusion or rupture ( luka memar atau patah / pecah )
4. Fracture ( patah )
5. Compression ( tertekan )
6. Bleeding ( perdarahan )
Perbedaan trauma tumpul dengan trauma tajam
No TRAUMA TUMPUL TRAUMA TAJAM
.
01. Bentuk luka Tidak teratur Teratur
02. Tepi luka Tidak rata Rata
03. Jembatan jaringan Ada Tidak ada
04. Rambut Tidak terpotong Terpotong
05. Dasar luka Tidak teratur Teratur
06. Sekitar luka Luka lecet positif, luka Luka lecet negatif,
memar positif luka memar negatif.

Secara umum bahwa ketiga jenis luka yang ada yaitu luka lecet, luka memar dan
luka robek memiliki arti yang cukup penting dalam ilmu kedokteran kehakiman,
walaupun nilai klinisnya kurang begitu penting.
Kepentingan itu didasari atas :
1. Menentukan arah trauma
2. Menentukan kuat ringannya tenaga trauma
3. Menentukan penyebab luka, apakah kecelakaan, bunuh diri atau dibunuh
(perkelahian )
4. Menentukan penyebab kematian
5. Menentukan berat ringannya keadaan pasien
6. Menentukan secara kasar benda penyebab luka
7. Menentukan secara kasar lokasi / tempat kejadian berlangsung.

Kombinasi dari luka lecet, memar dan laserasi


Luka lecet, memar dan laserasi dapat terjadi bersamaan. Benda yang sama dapat
menyebabkan memar pada pukulan pertama, laserasi pada pukulan selanjutnya
dan lecet pada pukulan selanjutnya.  Tetapi ketiga jenis luka tersebut dapat terjadi
bersamaan pada satu pukulan.

Fraktur
Fraktur adalah suatu diskontinuitas tulang. Istilah fraktur pada bedah hanya
memiliki sedikit makna pada ilmu forensik.  Pada bedah, fraktur dibagi menjadi
fraktur sederhana dan komplit atau terbuka.
Terjadinya fraktur selain disebabkan suatu trauma juga dipengaruhi beberapa
faktor seperti komposisi tulang tersebut.
Fraktur mempunyai makna pada pemeriksaan forensik.
Bentuk dari fraktur dapat menggambarkan benda penyebabnya (khususnya fraktur
tulang tengkorak), arah kekerasan. Fraktur yang terjadi pada tulang yang sedang
mengalami penyembuhan berbeda dengan fraktur biasanya. Jangka waktu
penyembuhan tulang berbeda-beda setiap orang.
Dari penampang makros dapat dibedakan
 fraktur yang baru,
 sedang dalam penyembuhan
 sebagian telah sembuh
 telah sembuh sempurna.
Secara radiologis
dibedakan berdasarkan akumulasi kalsium pada kalus.
Mikroskopis
dibedakan daerah yang fraktur dan daerah penyembuhan.
Penggabungan dari metode diatas menjadikan akurasi yang cukup tinggi. Daerah
fraktur yang sudah sembuh tidaklah dapat menjadi seperti tulang aslinya.12 
komplikasi dari fraktur
perdarahan contohnya:perdarahan subperiosteum menyebabkan nyeri yang hebat
dan disfungsi organ tersebut,robek pembuluh darah kecil,robekan pada arteri yang
besar,emboli lemak di serebral,emboli lemak di paru.
Emboli sumsum tulang atau lemak merupakan tanda antemortem dari sebuah
fraktur.
Fraktur linier yang terjadi pada tulang tengkorak tanpa adanya fraktur depresi
tidaklah begitu berat kecuali terdapat robekan pembuluh darah yang dapat
membuat hematom ekstra dural, sehingga diperlukan depresi tulang secepatnya.
Apabila ujung tulang mengenai otak dapat merusak otak tersebut, sehingga dapat
terjadi penurunan kesadaran, kejang, koma hingga kematian.
Kompresi
Kompresi yang terjadi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan efek lokal
maupun sistemik yaitu asfiksia traumatik sehingga dapat terjadi kematiaan akibat
tidak terjadi pertukaran udara.  
Perdarahan
Perdarahan dapat muncul setelah terjadi kontusio, laserasi, fraktur, dan kompresi.
Kehilangan 1/10 volume darah tidak menyebabkan gangguan yang bermakna.
Kehilangan ¼ volume darah dapat menyebabkan pingsan meskipun dalam kondisi
berbaring. Kehilangan ½ volume darah dan mendadak dapat menyebabkan syok
yang berakhir pada kematian.

Akibat-Akibat Dari Trauma Tumpul (10-11)


1. Pada kepala
Benturan pada kepala dengan kecepatan ± 20 km/jam, sudah cukup untuk
membuat patah tulang impressi atau retaknya tulang tengkorak kepala. Sedangkan
benturan antara dua kepala, maka akan menyebabkan pecahnya tulang tengkorak
kepala salah satunya yaitu kepala dengan kecepatan yang lebih rendah. Cedera
kepala dapat menyebabkan perdarahan pada epidural, subdural, subarakhnoid.
a. Cedera Kepala pada Penutup Otak
 Hematoma Epidural
 Perdarahan epidural
b. Perdarahan Subdural (Hematoma)
 Perdarahan subdural
c. Perdarahan Subarakhnoid
 Nontraumatik:
 Ruptur aneurisma pada arteri yang memperdarahi otak
 Perdarahan intraserebral akibat stroke yang memasuki subarakhnoid
 Traumatik:
 Trauma langsung pada daerah fokal otak yang akhirnya menyebabkan
perdarahan subarachnoid
 Trauma pada wajah atau leher dengan fraktur pada tulang servikal yang
menyebabkan robeknya arteri vertebralis
 Robeknya salah satu arteri berdinding tipis pada dasar otak yang
diakibatkan gerakan hiperekstensi yang tiba-tiba dari kepala.
d. Perdarahan subarakhnoid
e. Fraktura Basis Cranii ( patah dasar tengkorak )
f. Gegar Otak / Commotio Cerebri / Cerebral Contussion
g. .Memar Otak / Contusio Cerebri
h. Robek Otak ( Laceratio Cerebri )
i. Sembab Otak ( Edema Cerebri )
j. Black Eye
k. Perdarahan intraserebral tipe apopletik
l. Edema paru tipe neurogenik
m. Perdarahan subdural dan subarachnoid
n. Perdarahan subarachnoid
o. Emboli Lemak
Bentuk perdarahan yang terjadi dapat berupa :
 Coup : merupakan perdarahan pada bagian otak yang mana perdarahan
sesuai dengan tempat persentuhan pada kepala atau di sekitar benturan
juga cedera otak pada daerah yang bersesuaian dengan benturan.
 Contra Coup : merupakan perdarahan pada otak yang terjadi pada daerah
yang berlawanan dengan tempat persentuhan / benturan. Hal tersebut
terjadi karena adanya liquor, sehingga otak dapat bergerak bebas. Bisa
pula akibat deformitas tulang tengkorak yang berlebihan sehingga
menimbulkan tekanan negatif pada sisi lawan benturan. Tekanan negatif
minimal 1 atau lebih baru dapat terjadi contra coup.
2. Pada leher
a. Patah tulang leher
b. Cedera batang otak
c. Patah tulang lidah ( os hyoid )
3. Pada dada
Fraktur tulang dada dan tulang iga sering terjadi akibat benturan dengan benda
keras. Robek jantung dan robek paru-paru dapat terjadi bila tekanan akibat beban
berat ( tergilas ban mobil ) dapat terjadi disertai patah tulang iga dan merobek
jantung dan paru-paru.
4. Pada perut dan panggul
5. Pada tungkai tubuh ( ekstremitas atas dan bawah )

BAB II
LAPORAN KASUS
Diperiksa sesosok jenazah dikenal, jenis kelamin Perempuan, umur 20
tahun, perawakan kecil , warna kuning langsat, panjang badan 140 cm, rambut
pendek lurus berwarna hitam, panjang rambut depan 28 cm, samping kanan 40
cm, samping kiri 40 cm, belakang 45 cm.
PEMERIKSAAN LUAR :
- Kepala : Rambut panjang berwarna hitam. Panjang rambut depan
dua puluh delapan sentimeter, samping kanan empat puluh sentimeter,
samping kiri empat puluh sentimeter, belakang empat puluh lima
sentimeter. Dijumpai Pecah tulang kepala berkeping – keping dari depan
sampai kebelakang membelah kepala,disertai keluarnya sebagian besar
jaringan otak keluar

- Leher : Leher depan dijumpai luka lecet sejajar dengan garis tengah
tubuh dengan panjang satu koma lima sentimeter, lebar satu
sentimeter.Leher belakang luka lecet.

- Dahi : Dijumpai patah tulang berkeping-keping yang disertai


keluarnya sebagian besar jaringan otak sampai dahi, hidung, pipi kanan
dan pipi kiri.
- Hidung : Dijumpai Tulang hidung pecah berkeping-keping
- Pipi : Dijumpau pecah tulang pipi berkeping-keping, pada pipi
kanan dan kiri.
- Mulut : Dijumpai mulut terbuka dua setengah senti meter, bibir
tampak pucat.
- Gigi : Jumlah gigi Tiga puluh ( Tidak Lengkap)

PEMERIKSAAN DALAM :
Tidak dilakukan pemeriksaan dalam sesuai dengan surat permintaan kepolisian
Negara Republik Indonesia Sektor Pancur Batu,Nomor Surat :
B/171/X/2019/Lantas, tertanggal delapan belas Okteober dua ribu Sembilan belas,
yang ditandatangani oleh Sehat Sinulingga, pangkat IPDA,NRP.66070203.

KESIMPULAN
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap sesosok mayat, dikenal, Perempuan dari
hasil pemeriksaan penyebab kematian korban oleh karena pecah tulang kepala
berkeping-keping disertai keluarnya sebagian besar jaringan otak yang
menyebabkan perdarahan yang banyak
BAB III
PEMBAHASAN
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap sesosok mayat, dikenal, Perempuan
dari hasil pemeriksaan penyebab kematian korban oleh karena pecah tulang
kepala berkeping - keping disertai keluarnya sebagian besar jaringan otak yang
menyebabkan perdarahan yang banyak.
DAFTAR PUSTAKA

1. Amir. A. Kapita Selekta Kedokteran Forensik, Fakultas Kedokteran


Universitas Sumatera Utara, Medan, 1995. Hal.101-9.
2. Purba DM, Syarif HN. Trauma tumpul dan trauma tajam. Dalam : Amri A.
(Ed). Ilmu Kedokteran Kehakiman, Edisi II, Balai Penerbit Universitas
Sumatera Utara Press, Medan, 1989. Hal. 29-35.
3. Knight B, Simpson’s Forensic Medicine, 11th edition, Oxford University
Press. Inc, New York, 1977. p. 104-14.
4. Chadha PV. Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi, Edisi V, alih
bahasa J.Hutauruk, Widya Medika, Jakarta, 1995. Hal. 66-70.
5. Gani MH. Catatan Materi Kuliah Ilmu Kedokteran Forensik, Bagian
Pertama, Bagian Kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas, Padang, 1997, Hal. 46-60.
6. Hamdani N. Ilmu Kedokteran Kehakiman, Edisi II, PT. Gramedia, Jakarta,
1992. Hal. 102-8.
7. Petty Cs, Death by trauma : Blunt and sharp instruments and firearms. In :
Currtan WJ, Mc.Garry AL, Petty Cs (Eds). Modern Legal Medicine,
Psychiatry and forensic science., F.A. Davis Company, Philadelphia,
1980 : 363-75.
8. Franklin CA ( Ed ). Modi’s Textbook of Medical Jurisprudence and
Toxicology, 21st edition, NM.Tripathi Private Limited Bombay,
1988 : 250-4.
9. Nandy A, Principles of Forensic Medicine, New Central Book Agency (P).
Ltd, Calcuta, 1996. p. 204-20.
10. Alpatih Muhammad II . Luka memar (contusio). Available from: URL
Google http://www.klinikindonesia.com/forensik-lukatusuk.php
11. Alpatih Muhammad II . Luka lecet (abration). Available from: URL
Google http://www.klinikindonesia.com/forensik-lukalecet .php
12. http://www.freewebs.com/traumatologi2/traumatologi.htm

Anda mungkin juga menyukai