Anda di halaman 1dari 32

CASE REPORT

Ruptur Uteri
Disusun Oleh :
Muthia Fadhilah
Nadya Rahmadhani
Novi Septiani
Regina Septiani

Pembimbing :
dr. Iman SFW. Sp. OG (K)
dr. Aditiyo Januajie Sp.OG. Mkes


KOAS OBGYN
RSUD SOREANG
2013/2014


Identitas Pasien :

Nama : Ny. Eni

No. Med Rec : 475878
Usia : 26 tahun
Alamat : Kp.Cibodas rt 014 rw 005 ds. Cisaranten, kec. Cikadu
R. Pernikahan 1 :ibu/17 th /SD / IRT
Suami/ 20 th / SD/ Petani
R. Obstetri 1 : Laki-laki/ Puskesmas / 3000 gram / IUFD
R. Pernikahan 2 : Ibu / 25 th / SD / IRT
Suami / 35 th / SMA / PLN
R. Obstetri 2 : Hamil ini
R. Imunisasi : 2 x ( TT )
R. Kb : Pil 1 tahun
ANC : 2 x / di Bidan
HPHT : 10 Agustus 2013
TP : 17 Mei 2014

Anamnesis :
Ibu G
2
P
1
A
0
merasa hamil 9 bulan mengeluh nyeri perut yang
hebat didaerah sekitar umbilikus sejak jam 04.00 WIB disertai
keluar darah sedikit-sedikit dari jalan lahir. Sebelumnya Ibu telah
dipimpin paraji meneran dan dilakukan perasat kristeller sejak
jam 01. 00 WIB, namun bayi belum juga bisa lahir. Jam 07.00 WIB
bidan datang dan memberikan infus RL serta augmentasi drip
oxytosin, kemudian bidan merujuk pasien ke RSUD Soreang. ibu
baru sampai di Rumah sakit jam 20.30 WIB dengan keadaan
lemas, pusing dan nyeri perut hebat. Saat diperiksa di bidan BJA
janin dan kontraksi tidak ada serta pembukaan sudah lengkap.
Gerakan bayi sudah tidak dirasakan ibu sejak jam 03.00 WIB.


Riwayat Penyakit Terdahulu :
R. Asma : (-)
R. DM : (-)
R. Hipertensi : (-)
R. Penyakit Jantung : (-)
R. Alergi Obat : (-)

Pemeriksaan Fisik :
a. Keadaan Umum :
Somnolen, tampak sakit
sedang
b. Pemeriksaan Tanda
Vital :
TD : 130/90
N : 112 x/ menit
R : 54 x/ menit
S : 36,7
o
C

c. Pemeriksaan Obstetri :
PL : - Tinggi Fundus Uteri : 29 cm
- Lingkar Perut : 98 cm
- Letak Anak : Kepala
- Bunyi Jantung Janin : ( - )
- Defans Muscular : ( + )

PD : - v/v : TAK
-pembukaan : Lengkap
-Ket : (-)
-Portio : tipis lunak
- Inspekulo : Fluksus (+)
pada OUE


Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium: kamis, 5 Juni 2014

HEMATOLOGI
a. Darah rutin :
Hb = 10,0 gr/dl
Ht = 32 %
Leukosit = 14.500 mm3
Trombosit = 204.000
mm3
Gol. Darah = A
Rhesus = Positif (+)
b. Homeostasis
CT = 8
BT = 1

c. Kimia Klinik
GDS = 118,0 mg/dl
SGOT = 68,5 U/L
SGPT = 21,6 U/L
Ureum = 38,6 mg/dl
Kreatinin = 0,74 mg/dl

Resume :
Ibu G
2
P
1
A
0
merasa hamil 9 bulan mengeluh nyeri
perut yang hebat sejak jam 04.00 WIB disertai keluar
darah sedikit-sedikit dari jalan lahir. Sebelumnya Ibu telah
dipimpin paraji meneran dan dilakukan perasat kristeller
sejak jam 01. 00 WIB, namun bayi belum juga bisa lahir.
Riwayat obstetrik, anak pertama IUFD,dibantu melahirkan
oleh paraji dan bidan. Pada PF didapatkan keadaan
umum somnolen tampak sakit sedang, TD130/90, Nadi
112x/menit, respirasi 54x/menit. Pada PL didapatkan
defans muscular (+). Pada PD didapatkan fluksus (+)
pada OUE. Pemeriksaan lab. Hb 10,0 gr/dl, Ht 32 %,
Leukosit 14.500 mm3 dan SGOT = 68,5 U/L.

Observasi TTV, KU, Pendarahan
Oksigen
Transfusi bila Hb < 8 gr %
Pasang Kateter
Cefotaxim 1 gr Inj 2x1
Rencana persalinan intraabdominal (SC Cito)
Histerektomi Supra Vaginal
Pro ICU
Terapi :
Diagnosis :
G2P1A0 parurient aterm kala II dengan IUFD dan
perdarahan pervaginam ec suspect Ruptur Uteri
Prognosis :
Ad Vitam : ad bonam
Ad Functionam : ad malam
Ad Sanationam : ad bonam
Laporan persalinan:
Kala I :
Jam 20.30 WIB Ibu datang dengan pembukaan lengkap

Kala II :
Jam 22.15 WIB : Ibu tiba di OK emergency
Jam 22.30 WIB : Operasi di Mulai
Jam 22.45 WIB : Lahir bayi laki laki dengan meluksir kepala dalam keadaan still
birth, BB = 3300 gram, PB = 52 cm, APGAR = 0
Disuntik Oksitosin 10 IU intramural, kontraksi baik.
Jam 22.46 WIB : Lahir Plasenta dengan tarikan ringan pada tali pusat
Jam WIB : Operasi Selesai
Perdarahan 650 cc
Diuresis 250 cc
Post HSV pada P2A0 Partus Maturus ai Stillbirth + Ruptur Uteri

Follow Up:
Analisis Kasus :
Diagnosis: G2P1A0
parurient aterm kala
II dengan IUFD dan
perdarahan
pervaginam ec
suspect Ruptur Uteri
nyeri perut disekitar
pusat, Pasien juga
mengalami nyeri di
dada pengeluaran
darah dari jalan lahir,
nyeri di dada
bagian tubuh
janin berada
dibawah dinding
abdomen
Dtak jantung janin
tidak terdengar,
gerak anak (-)
riwayat kehamilan
terdahulunya kehamilan
IUFD dikarenakan persalinan
kala II yang lama dan
dilakukan pendorongan
fundus oleh paraji
takikardi dan hipoksia
dikarenakan syok pada
pasien yang
merupakan indikasi
dari kehilangan darah
akut dikarenakan
terjadi perdarahan di
eksternal atau
intraabdomen.
nyeri perut
riwayat pendorongan fundus
oleh paraji dan pemberian
augmentasi drip oxytosin oleh
bidan
Dengan sudah adanya his yang
kuat dari ibu yang terjadi terus
menerus ditambah dengan
pendorongan fundus dan
perangsangan dengan
oksytosin maka akan terjadi
penipisan pada segmen bawah
Rahim yang parah sehingga
terjadi penipisan sampai
akhirnya robek dan dapat
menyebabkan pendarahan
karena arteri yang ikut terputus.
pengeluaran
darah sedikit
dari jalan lahir
sebagian besar
darah mengalir ke
peritoneum dan
hanya sedikit yang
keluar ke vagina
nyeri di
dada
terjadinya
hemoperitoneum yang
akan merangsang saraf-
saraf yang terletak di
diafragma sehingga
terjadi nyeri.
palpasi bagian
tubuh janin berada
dibawah dinding
abdomen
ketika terjadi his terakhir yang kuat,
janin terdorong kebawah namun
dikarenakan suatu sebab yang
menghalanginya sehingga janin tidak
dapat turun dan terjadi tahanan
pada serviks, maka setengah dari
tubuh janin akan kembali ke atas dan
dapat keluar melalui robekan uterus
menuju rongga abdomen .
takikardi dan
hipoksia
syok pada pasien yang
merupakan indikasi dari
kehilangan darah akut
dikarenakan terjadi
perdarahan di eksternal
atau intraabdomen
Penatalaksanaan :
histerktomi supravaginalis
pernikahan pasien yang kedua ini masih
muda, maka akan lebih baik mulut Rahim
dan saluran vagina masih tetap disisakan
untuk keberlangsungan seksual pasien
Tinjauan Pustaka RUPTUR UTERI

A. Definisi
Ruptur uteri merupakan peristiwa robeknya uterus.

B.Etiologi
Ruptur uteri dapat terjadi sebagai akibat cedera atau
anomali yang sudah ada sebelumnya, atau dapat menjadi
komplikasi dalam persalinan dengan uterus yang
sebelumnya tanpa parut.

C. Faktor Predisposisi
riwayat manipulasi atau operasi traumatic seperti histerofia,
misalnya kuretase, perforasi, dan miomektomi. Stimulasi
uterus yang berlebihan atau tidak tepat dengan oksitosin
dan dilakukannya pendorongan fundus

D.Klasifikasi

1. Menurut
sebab
Ruptur Uteri tanpa Jaringan Parut:
a. Ruptur Uteri Spontan
Terjadi pada uterus yang utuh (tanpa jaringan parut). Faktor
utama yang menjadi penyebab hal ini ialah persalinan yang tidak maju
karena adanya hambatan, misalnya panggul sempit (CPD), hidrosefalus,
janin letak lintang, dan sbg.

b. Ruptur Uteri Traumatik
Ruptur uteri traumatik merupakan ruptur uteri yang disebabkan
oleh trauma. Hal ini dapat terjadi karena pasien jatuh, kecelakaan lalu
lintas seperti tabrakan,dan lain sebagainya


Ruptur Uteri Dengan jaringan Parut:
Ruptur uteri tipe ini lebih sering terjadi pada bekas parut
seksio sesarea
2. Menurut
Lokasi
a. Korpus Uteri
Biasanya terjadi pada rahim yang sudah pernah mengalami
operasi, seperti seksio sesarea klasik (korporal) atau
miomektomi.
b. Segmen bawah Rahim
Biasanya terjadi pada partus yang sulit dan lama (tidak
maju). SBR tambah lama tambah regang dan tipis dan
akhirnya terjadilah ruptur uteri.

c. Serviks Uteri
Biasanya terjadi pada waktu melakukan ekstraksi forsep
atau versi dan ekstraksi, sedang pembukaan belum lengkap
d. Kolpoporeksis-Kolporeksis
Robekan robekan di antara serviks dan vagina
3. Waktu

4.Robekannya
1. Ruptur Uteri Kompleta
Robekan pada dinding uterus berikut
peritoneumnya (perimetrium), sehingga
terdapat hubungan langsung antara rongga
perut dan rongga uterus dengan bahaya
peritonitis.
2. Ruptur Uteri Inkompleta
Robekan otot rahim tetapi peritoneum tidak
ikut robek. Perdarahan terjadi subperitoneal dan
bisa meluas sampai ke ligamentum latum
5. Gejala Klinis
1. Ruptur uteri iminens
(membakat/mengancam)
2. Ruptur uteri sebenarnya

Bila ruptur uteri yang mengancam dibiarkan terus,
maka suatu saat akan terjadilah ruptur uteri
sebenarnya.
Kontraksi
Uterus kuat &
Berulang
Uterus
Retraksi
SAR
menebal
Vol.
Korpus
Uterus <<
Janin
terdorong ke
SBR
SBR menipis
karna
melebar
Lingkaran retraksi
antara 2 segmen
meninggi
Janin tidak
turun karna
suatu sebab (
CPD,
hidrosefalus,
dsb)
SBR makin
menipis
karna retraksi
ke atas
kearah pusat
E. Patofisiologi

His
berikutnya
datang
SBR
robek
spontan
Pembuluh
darah ikut
putus
Perdarahan
Darah mengalir ke
rongga peritoneum
Nyeri
Hebat
His terakhir
terjadi
bagian janin
terdorong
kebawah
namun tidak
bisa keluar
Janin
terdorong
keluar
uterus
E. Diagnosis
Ring van Bandl
Pada ruptura uteri komplit jari-jari tangan pemeriksa dapat menemukan
beberapa hal berikut :
1. jari jari tangan dalam bisa meraba permukaan rahim dan dinding perut
yang licin
2. dapat meraba pinggir robekan, biasanya terdapat pada bagian depan
di segmen bawah rahim
3. dapat memegang usus halus atau omentum melalui robekan
4. dinding perut ibu dapat ditekan menonjol ke atas oleh ujung-ujung jari-
jari
tangan dalam sehingga ujung jari-jari tangan luar saling mudah meraba
ujung jari-jari tangan dalam.
GEJALA KLINIS
Gejala
klinis
Nyeri Abdomen
dapat tiba-tiba,
tajam dan seperti
disayat pisau
Perdarahan
Pervaginam
berhentinya
persalinan dan
syok
Nyeri bahu dapat
berkaitan dengan
perdarahan
intraperitoneum
KOMPLIKASI
Syok
hipovolemik
sepsis
akibat
infeksi
PENANGANAN
infus cairan
kristaloid
transfusi
darah
antibiotika
spektrum
luas
Histerektomi
Histerektomi
parsial
(subtotal)
Histerektomi
total
Histerektomi
dan salfingo-
ooforektomi
bilateral
Histerektomi
radikal
Histerorafi

Anda mungkin juga menyukai