CRS
3
Patient’s Identity
5 hari SMRS, pasien sedang bekerja di atas pohon di daerah Garut, tiba-tiba pasien kehilangan
keseimbangan dan terjatuh dari ketinggian 4 meter dengan kepala membentur tanah terlebih
dahulu.
Setelah kejadian tersebut, pasien mengeluhkan kelumpuhan pada seluruh anggota tubuh
disertai mati rasa dari leher ke tubuh. Keluhan disertai dengan gangguan BAK dan BAB, pasien
tidak bisa menahan BAK dan BAB. Pasien kemudian dibawa ke RS Pamengpeuk. Tetapi karena
tidak ada fasilitas penunjang, kemudian pasien dirujuk ke RS Nurhayati Garut dan dirawat
inap selama 3 hari, kemudian dirujuk ke RS Kiwari Bandung untuk di X-ray bagian cervical dan
thorax, rawat inap selama 2 hari kemudian dirujuk ke IGD Bedah Saraf RS Hasan Sadikin.
5
7
8
9
Laboratory Findings
At Hasan Sadikin Hospital, Bandung
Labs Result
pCO2 48.1
Labs Result Labs Result
pO2 158.0
Hb 12.5 RBG 123
HCO3 27.1
Ht 38.1 Ur/Cr 43.3/0.73
tCO2 28.5
L 12.910 Na/K 136/4.3
BE 1.5
Tr 242.000 PT/APTT/INR 16.6/28.6/1.17
SaO2 99.8
Thorax X-Ray
At Bandung Kiwari Hospital, Bandung
December 4th 2022
- Malalignment (+)
- Anterior Subluxation at Vertebrae
C5-C6
- Spondylolisthesis Meyerding grade 4
at Vertebrae C5-C6
- Bilateral facet lock at C5-C6
- SLIC Score: 8
- Morphology: Translation 4
- Integrity of DLC: disrupted 2
Neurological status:
Complete Cord Injury: 2
Total 7 (surgical)
Cervical X-Ray
At Hasan Sadikin Hospital, Bandung
December 5th 2022
- Malalignment (+)
- Anterior Subluxation at Vertebrae
C5-C6
- Spondylolisthesis Vertebrae C5-C6
- Cobbs angle 4.9°
- Retropharyngeal soft tissue space
4.6 mm
- Retrotracheal soft tissue space 24.9
mm
- C2-C7 Sagittal Vertical Axis 21.1 mm
- Interpendicular distance:
C3: 28.7 mm
C4: 27.4 mm
C5: 29.1 mm
C6: 30.1 mm
C7: 27.7 mm 12
Non Contrast Cervical CT Scan
At Hasan Sadikin Hospital,
Bandung
December 5th 2022
- Canal compromise
(+)
- Spondilolisthesis
C5-C6, Meyerding
grade 4
- Fracture of left
lamina, left pedicle,
left transverse
process from C5
- Reverse Humberger
sign (+) at bilateral
facet C5-C6
14
Diagnosis
Spinal Cord Injury ASIA Impairment Scale A
15
Terapi
● Traksi Serviks
● Analisis gas darah
● Vasopresor dosis rendah
● Korpektomi Serviks Anterior C5, C4 Inferior, C6 Superior dengan Fusi
● Trakeostomi, dengan persiapan intubasi jika terjadi depresi pernapasan
● Masuk perawatan intensif
16
Cervical Traction
17
Pra Traksi Pasca Traksi
18
19
CSS
20
Definition
Spinal cord injury (SCI) is defined as damage to the spinal cord that temporarily or permanently
causes changes in its function.
Etiology
● SCI is divided into traumatic and non-traumatic aetiologies
Traumatic Non-traumatic
Ahuja, C., Wilson, J., Nori, S. et al. Traumatic spinal cord injury. Nat Rev Dis Primers 3, 17018 (2017). https://doi.org/10.1038/nrdp.2017.18
21
Epidemiology
● Setiap tahun, di seluruh dunia, antara 250.000 dan 500.000 orang menderita cedera tulang
belakang (SCI).
● Istilah 'cedera tulang belakang' mengacu pada kerusakan pada sumsum tulang belakang akibat
trauma (misalnya kecelakaan mobil) atau dari penyakit atau degenerasi (misalnya kanker).
● Tidak ada perkiraan prevalensi global yang dapat diandalkan, tetapi perkiraan kejadian global
tahunan adalah 40 hingga 80 kasus per juta populasi.
● Sebanyak 90% dari kasus ini disebabkan oleh penyebab traumatis, meskipun proporsi cedera
tulang belakang non-trauma terus meningkat.
22
Pathogenesis &
Pathophysiology
23
Symptoms
Tingkat kecacatan tergantung pada letak di mana sumsum tulang belakang cedera terjadi dan tingkat keparahan
cedera. Cedera yang lebih tinggi pada sumsum tulang belakang dapat menyebabkan kelumpuhan di sebagian besar
tubuh (tetraplegia atau quadriplegia). Cedera yang lebih rendah pada sumsum tulang belakang dapat menyebabkan
kelumpuhan yang mempengaruhi kaki dan tubuh bagian bawah (paraplegia).
● Semua pasien yang dicurigai cedera spinal ● Cobb angle → menilai deformitas. Cobb angle
harus diimmobilisasi hingga evaluasi detail biasanya digunakan untuk mengevaluasi kurvatur
spinal dapat dilakukan. coronal spinal pada skoliosis di proyeksi AP
● jika appropriate stabilization tidak dilakukan,
dapat menyebabkan neurologic compromise
yang tidak terduga.
● Initial radiographic assessment meliputi::
○ Anteroposterior (AP) dan lateral spine film
untuk menilai loss of vertical body height,
fraktur pedikel, peningkatan jarak
interpedicular, fraktur prosesus transversus
atau rib, dan malalignment dari vertebral
bodies.
MRI
3. MRI lebih maju dalam memvisualisasi dan mengkomprehensikan patologis anatomi dari jaringan lunak,
ligament, diskus intervertebral, dan kerusakan neural element yang terjadi setelah trauma spinal.
4. Evaluasi MRI khususnya sangat baik pada pemeriksaan thoracolumbar junction karna lokasi cauda equina
dan conus medullaris orang dewasa berada di level tersebut.
4. Rectal exam
5. Bulbocavernosus(BC) reflex
Komplikasi
Pressure Sores
Autonomic Dysreflexia
Differential Diagnosis
1. bed rest
2. early mobilization in a thoracolumbosacral orthotic (TLSO) brace
3. continued close monitoring untuk kifosis dan perubahan neurologis
Perburukan neurologis ditemukan 0-20%. Potensi instabilitas glasial dan kronis tetap ada. Glacial
instability biasanya ditandai dengan gejala mechanical pain namun bisa juga dengan gejala defisit
neurologis.
Prognosis
1. Pasien dengan cedera tulang belakang lengkap (SCI) memiliki peluang
pemulihan kurang dari 5%. Jika kelumpuhan total berlanjut pada 72 jam setelah
cedera, pemulihan pada dasarnya nol. Pada awal 1900-an, angka kematian 1
tahun setelah cedera pada pasien dengan lesi lengkap mendekati 100%
2. Pasien dengan cedera spinal cord memiliki kematian 4-20%
a. Cedera pada bagian C1-C3 6.6 kali
b. Cedera pada bagian C4-C5 2.5 kali
c. Cedera pada bagian C6-C8 1.5 kali
THANKS!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik