dr. Reza Mawardy INTRODUKSI • Kumpulan pembuluh darah abnormal, yang biasanya ditemukan di otak dan medulla spinalis • Nama lain: cavernous angiomas, cavernous hemangiomas, cerebral cavernous malformation (CCM) EPIDEMIOLOGI • Berkontribusi 10% dari seluruh kelainan malformasi serebrovaskular • Prevalensi 0.5% – Pada series autopsy: frekuensi 0.5% – Frekuensi pada MRI Kepala: 0.4-0.5% • Ditemukan multiple pada 50% kasus • Prevalensi berdasarkan jenis kelamin sama • 48-86% supratentorial, 4-35% brainstem, 5- 10% basal ganglia FAKTOR RESIKO • Riwayat keluarga • Radiasi (pada medulloblastoma, glioma, Acute lymphoblastic lymphoma) KARAKTERISTIK • Cavernoma memiliki karakteristik: – Berbatas tegas – Lesi berlobus – Berukuran dari <1mm sampai 9 cm (diameter) – Bentuk mulberry (haemorrhoid otak) PATOFISIOLOGI • Terbentuk dari dinding vaskuler yang tipis (“caverns”) yang mengalami dilatasi, dengan lapisan endotel dan lapisan fibrous adventitia • Elastic fibers dapat ditemukan, namun biasanya jarang • Penumpukan hemosiderin ekstensif menandakan riwayat perdarahan, dan dapat ditemukan thrombosis • Dapat ditemukan kalsifikasi pada 11-40% kasus PATOFISIOLOGI • Terbentuk atas defek pada tight junction antara endotel yang membentuk blood brain barrier kebocoran elemen darah pada daerah sekitarnya • Proses pertumbuhan kavernoma: proses proliferasi dari lesi perdarahan berulang + morfologi vascular yang rapuh + tanpa adanya elemen pembuluh darah matur Hubungan dengan Venous Angioma • 25% Pasien dengan cavernoma memiliki venous angioma pada temuan MRI • 18% pasien dengan venous angioma yang memiliki asosiasi dengan cavernoma pada MRI • Temuan MRI lebih rendah daripada temuan saat pembedahan, pada surgical series pada 86 pasien yang menjalani reseksi kavernoma brainstem venous angioma ditemukan pada seluruh kasus • Hubungan langsung: hemodinamik abnormal pada venous angioma menyebabkan terbentuknya cavernoma Hubungan dengan Venous Angioma • Hubungan langsung – Hemodinamik abnormal pada venous angioma menyebabkan terbentuknya cavernoma – Hipertensi venous local dengan venous angioma proliferatif angiogenik hemoragik (berkontribusi dalam formasi cavernoma) • Pembentukan cavernoma setelah terapi radiasi perubahan vena dan menstimulasi venous angioma berdasarkan pemeriksaan histologic Jenis • Sporadik • familial Bentuk Familial • Definisi: 1 / beberapa lesi pada minimal 2 anggota keluarga – Patognomik: >= 3 lesi • 6-50% dari seluruh kasus kavernoma • Etnis hispanik keturunan meksiko insidensi tertinggi • Jumlah lesi meningkat seiring bertambah umur (50- 84%) • Biasanya tidak berhubungan dengan venous angioma • 40% asimptomatik GENETIK • 3 gen yang berperan pada pembentukan cavernoma otak: – CCM1 pada kromosom 7q • Dikenal juga sebagai KRIT1 berhubungan dengan perkembangan arteri – CCM2 pada kromosom 7p – CCM3 pada kromosom 3q IMAGING (MRI) • Paling akurat untuk identifikasi dan follow up • Temuan pada MRI: – T2 dan T1 weighted ”popcorn lesions” area kelainan memiliki intesitas sinyal campuran + pinggiran hitam (intensitas sinyal berkurang) / “black dot lesions” bila lesi kecil • Sekuens gradient echo memiliki tingkat sensitivitas lebih tinggi dibandingkan T1 / T2 • 25% pada tipe sporadic berasosiasi dengan venous angioma, tapi tidak pada tipe familial IMAGING (MRI) • Jika diagnosis meragukan adanya venous angioma dapat membantu untuk konfirmasi adanya kavernoma • Lesi lain mirip kavernoma pada MRI : AVM, calcified neoplasm (oligodendroglioma), infeksi, lesi inflammasi dan granuloma, tumor hemoragik, dan tumor dengan melanin atau lemak • High intensity T1 signal sekitar lesi menggambarkan kemungkinan besar lesi kavernoma dan dapat membantu membedakan dari tumor hemoragik / perdarahan lainnya Tipe lesi pada MRI (Zabramski et al) • Tipe I (hemoragik subakut dikelilingi pinggiran hemosiderin-stained macrophages dan gliotic brain – T1: inti hiperintens – T2: inti hiper/hipointens dengan pinggirian hipointens • Tipe II ( area perdarahan terlokalisasi, dikelilingi gliotic, hemosiderin-stained brain gambaran umum cavernoma) – T1: reticulated mixed signal core – T2: reticulated mixed signal core dengan pinggiran hipointens Tipe lesi pada MRI (Zabramski et al) • Tipe III (chronic, resolved haemorrhage dengan hemosiderin di dalam dan sekeliling lesi – T1: iso/ hipointens – T2: hipointens dengan pinggiran hipointens – Gradient echo: hipointens • Tipe IV (untuk lesi yang sangat kecil / teleangietaksis) – T1: sulit diidentifikasi / tidak teridentivikasi – T2: sulit diidentifikasi / tidak teridentivikasi – Gradient echo: punctate hypointens lesions IMAGING (CT) • Focal area of increased density, with or without enhancement • Ditemukan kalsifikasi pada 40% kasus IMAGING (Angiography) • “angio-occult” walaupun “venous pooling” dapat dilihat pada kasus langka MANIFESTASI KLINIS • Umur – tersering pada 30-50 tahun – 25% <18 tahun (tertinggi pada umur 3 dan 11 tahun) • Gejala klinis : – Kejang (55%) – Defisit neurologis focal (12-45%) – Nyeri kepala (25%), riwayat nyeri kepala kronis 3- 52% MANIFESTASI KLINIS • Sama pada tipe sporadik dan familial • Cavernoma pada kehamilan – Terjadi peningkatan ukuran cavernoma – Kehamilan menstimulasi hormon berasosiasi dengan munculnya lesi baru + meningkatkan resiko perdarahan dari cavernoma – Reseksi lesi asimtomatik opsi yang dapat dipertimbangkan pada pasien yang menanti kehamilan Perjalanan Penyakit • Penelitian retrospektif selama 24 bulan: – 43% ukuran membesar – 35% ukuran mengecil – 22% tetap • Resiko terjadi hemoragik simptomatis: – 0.5% tanpa riwayat perdarahan simtomatik – 4.5% dengan riwayat perdarahan simtomatik (penelitian di jepang: 22.9%) Perjalanan PenyakitP • Penelitian lain: 3.1% angka kejadian hemoragik tanpa memperhatikan riwayat perdarahan simtomatik • Faktor resiko untuk hemoragik simtomatik: – Riwayat hemoragik sebelumnya – Perempuan – Terdapat venous angioma – Lokasi lesi tidak mempengaruhi resiko terjadinya hemoragik simtomatik Managemen • Cavernoma asimtomatik – Tidak memerlukan tatalaksana – Imaging serial – Pembedahan relative muda, perempuan, ingin hamil, memiliki riwayat keluarga kavernoma Managemen • Kejang yang berkaitan dengan kavernoma – Lokasi lesi dengan resiko tertinggi untuk kejang: korteks cerebri dan temporal, frontal, perilimbik – Memiliki resiko 2x untuk kejang dibanding lesi lain seperti avm dan tumor, dilokasi yang sama • Terapi: antikonvulsan dan pembedahan • Pembedahan 60-80% bebas kejang. Prediktor Good outcome: >30 tahun, ukuran kurang dari 1.5 cm, tanpa secondary generalized seizures Managemen • Cavernoma hemoragik simptomatis – Definisi: riwayat apoplectic haemorrhage atau gejala neurologis yang berkaitan dengan massa cerebral, dengan adanya hemoragik diluar lesi pada imaging – Resiko hemoragik ulang tinggi • Pembedahan pada pasien dengan letak hemoragik yang dapat diakses • Pertimbangan pembedahan: – Frameless stereotactic guidance dan mapping kortikal intraoperative – Ultrasound intraoperative – Hindari venous angioma Managemen • Kavernoma brainstem – 20% paling sering pada pons, diikuti midbrain dan medulla – pembedahan: • Timing: 3-5 hari setelah perdarahan memastikan bekuan dapat dicairkan • Frameless streotactic guidance dan monitoring intraoperative • Antisipasi anomali vena yang dapat ditemukan – Post operatif: intubasi 24 jam setelah operasi. ekstubasi saat ada reflex batuk dan reflex mual yang adekuat – Trakeostomi dan ngt dapat dipertimbangkan dan dilepas saat fungsi nervus cranial membaik – MRI post operative awal (<48 jam) untuk melihat lesi residual – Outcome: • Komplikasi: morbiditas 35%, deficit neurologis berat permanen: 12%, mortalitas 8% • Jangka panjang (rerata follow up 35 bulan) 87% melaporkan lebih baik atau sama dibandingkan sebelum pembedahan. Rerata GOS score 4.53 Managemen • Radiosurgery – Masih kontroversial dan membutuhkan investigasi lanjutan