Anda di halaman 1dari 21

+ ANEURISMA CEREBRI

Dandan Adi
Metta Sari Septiany Djali
+
FISIOLOGI
+
FISIOLOGI
+
FISIOLOGI
+
PENDAHULUAN

Definisi adalah dilatasi abnormal dari arteri.


hampir tidak pemah menimbulkan gejala
+
EPIDEMIOLOGI
lima per 100.000 kasus,
pasien berusia 3 - 50 tahun.
otopsi ditemukan sebesar 5 %
Wanita dibandingkan pria, : 2 - 3 : 1,
Aneurisma multiple atau lebih dari
satu didapatkan antara 15 - 31%
+
KLASIFIKASI

Berdasarkan penyebabnya

Berdasarkan bentuknya

Berdasarkan diameternya aneurisma sakuler

Menurut besarnya
+
Berdasarkan penyebabnya

Kongenital (aneurisma sakuler) 4.9%

Aneurisma mikotik (septik) 2,6%

Aneurisma arteriosklerotik

Aneurisma traumatik 5--76,8%.


+
Berdasarkan bentuknya
+
Berdasarkan diameternya aneurisma
sakuler
Aneurisma sakuler kecil dengan diameter < 1 cm.
Aneurisma sakuler besar dengan diameter antara 1-
2.5 cm.
Aneurisma sakuler raksasa dengan diameter > 2.5 cm.
+
Menurut besarnya

baby (< 2 mm)

small (2-6 mm)

medium (6-15 mm)

large (15-25 mm)

giant (> 25 mm).


+
ETIOLOGI
Melemahnya struktur dinding
pembuluh darah arteri
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Aterosklerosis
Beberapa infeksi dalam darah
Bersifat genetik
Malformasi arteriovenosa,
+ Patofisologi

Terjadi pada pertemuan pembuluh darah

turbulen

tahanan aliran darah pada dinding arteri paling besar.

Defek pada tunika muskularis

Perubahan elastisitas

(lamina elastika interna)

melemahkan dinding pembuluh darah

mengurangi kerentanan untuk berubah pada tekanan


intraluminal.

Aneurisma
+
GEJALA KLINIS

Sebelum Ruptur

Ruptur
+
Gejala Klinis
apabila timbul gejala-gejala gangguan saraf.

Gejala: sakit kepala, penglihatan kabur/ ganda, mual, kaku leher


dan kesulitan berjalan.

Gejala (warning sign), : kelumpuhan,gangguan,penglihata,


kelopak mata tidak bisa membuka secara tiba-tiba, nyeri daerah
wajah, nyeri kepala sebelah gejala menyerupai gejala stroke.
+

Gambaran klinik pecahnya aneurisma dibagi dalam 5 tingkat ialah:

Tingkat I : Sefalgia ringan dan sedikit tanda perangsangan selaput otak atau tanpa
gejala.

Tingkat II : Sefalgia agak hebat atau ditambah kelumpuhan saraf otak.

Tingkat III : Kesadaran somnolent, bingung atau adanya kelainan neurologik fokal
sedikit.

Tingkat IV : Stupor, hemiparese sampai berat, mungkin adanya permulaan


deserebrasi dan gangguan sistim saraf otonom.

Tingkat V : Koma dalam, tanda rigiditas desebrasi dan tanda stadium paralisis
cerebral vasomotor.
+
Pemeriksaan penunjang

CT-SCAN DAN MRI


+
Penatalaksanaan

Dengan memasukkan kateter dari membedah otak,


pembuluh darah arteri di kaki, memasang klip logam kecil
dimasukkan terus sampai ke di dasar aneurisma,
pembuluh darah di otak yang sehingga bagian dari
terkena aneurisma, dan dengan
pembuluh darah yang
bantuan sinar X, dipasang koil
logam di tempat aneurisma
menggelembung itu
pembuluh darah otak tersebut. tertutup dan tidak bisa
Setelah itu dialirkan arus listrik ke dilalui oleh darah.
koil logam tersebut, dan diharapkan
darah di tempat aneurisma itu akan
membeku dan menutupi seluruh
aneurisma tersebut.
+
KOMPLIKASI

1. Perdarahan subarachnoid 5. Perdarahan subarachnoid dan


saja. hidrosephalus yang sebagian
kecil menjadi
2. Perdarahan subarachnoid
dan perdarahan intra hidrosephalus normotensif
serebral (60%). (30%)

3. Infark serebri (50%). 6. Aneurisma a. carotis interna


dapat menjadi fistula
4. Perdarahan subarachnoid caroticocavernosum.
dan subdural.
7. Masuk ke sinus sphenoid bisa
timbul epistaksis

8. Perdarahan subdural saja.


+
Prognosis

Aneurisma a. cerebri media, dengan clipping langsung pada


aneurismanya mortalitas 11%, sedang dengan istirahat ditempat
tidur mortalitas sebesar 36%.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai