Pendahuluan
Definisi :
Akumulasi darah atau bekuan
darah diantara duramater dan
arakhnoidea
Pembagian :
Onset Jenis
Akut o Simpel
Subakut o Komplikata
Kronis
Subdural Hematoma
Epidemiologi
Terjadi 5-25% pada pasien dengan trauma kepala berat
Pria > wanita dengan rasio 3 : 1
Insiden dan prevalensi dari subdural hematoma telah meningkat akhir-
akhir ini, dengan peningkatan terbanyak pada inidividu yang lebih
tuayang dapat mencapai 80 per 100000 orang per tahun. Secara umum,
laki-laki memiliki angka insidensi dan prevalensi mengalami subdural
hematoma yang lebih tinggi daripada wanita, dan diprediksi sekitar 20%
SDH pada laki-laki terjadi bilateral.Insiden pada infants dan anak-anak
bisa mencapai 40 per 100000 orang per tahun.
Angka mortalitas pada SDH akut sebesar 36-79%, sedangkan angka
mortalitas pada SDH kronis yang dioperasi dalam 30 hari sebesar 3,2-6,5%.
Pada pasien yang lebih muda memiliki prognosis yang lebih baik.
Etiologi
Perdarahan
Trauma
Non-Trauma (Aneurisma Cerebral, Malformasi
Arteriovenosus, Tumor)
Koagulopati atau penggunaan anti koagulan
Hipotensi intrakranial
Post Operasi (Kraniotomi, CSF shunting)
Spontan atau idiopatik
Etiologi pada bayi dan anak-anak dapat berupa trauma saat
dilahirkan, penyakit hematologi, penyakit genetik, infeksi dan
sepsis, dan malformasi vaskular
Faktor Resiko
Penggunaan anti koagulan
Riwayat jatuh berulang
Riwayat konsumsi alkohol
Riwayat cedera kepala
Terlalu muda atau terlalu tua
Patofisiologi
Patofisiologi :
Trauma kecepatan tinggi akselerasi dan deselerasi otak
robekan p a d a bridging vein atau pemb. darah kortikal
perdarahan akumulasi darah memisahkan duramater
dan arakhnoidea
Cedera otak primer biasanya lebih ringan
Nyeri kepala
Dapat disertai “Lucid Interval”
Patofisiologi :
Laserasi parenkim otak perdarahan (tekanan rendah)
akumulasi darah (frontal/temporal) memisahkan duramater dan
arakhnoidea
Cedera otak primer lebih berat
Penurunan kesadaran
Tidak disertai “Lucid Interval” penurunan kesadaran secara c e p a t
Pemeriksaan Klinis