Anda di halaman 1dari 41

STROKE HEMORAGIK

Disusun oleh : BUDI ( 406152021 )


STROKE

Stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang secara


cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang
jelas selain vaskular.
(WHO)
STROKE HEMORAGIK

Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi


vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga
terjadiperdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung
ke dalam jaringan otak [3]
Anatomi Pembuluh Darah Otak

Secara anatomis, pembuluh darah serebral terdiri dari dua


sistem yaitu sistem karotis dan sistem vertebrobasiler.
Jatah darah ke otak 1/3 disalurkan melalui lintasan vaskuler
vertebrobasiler dan 2/3 melalui arteri karotis interna.
Anterior circulation (sistem karotis)
Anterior Hippocampus, globus pallidus, lower
choroidal internal capsule
Anterior cerebral Medial frontal dan parietal cortex cerebri
and subjacent white matter, anterior
corpus callosum
Middle cerebral Lateral frontal, parietal, occipital, and
temporal cortex and subjacent white
matter
Lenticulostriate Caudate nucleus, putamen, upper internal
branches capsule
Posterior circulation (sistem vertebrobasiler)
Posterior inferiorMedulla, lower cerebellum
cerebellar basilar
Anterior inferiorLower and mid pons, mid cerebellum
cerebellar
Superior cerebellar Upper pons, lower midbrain, upper cerebellum
Posterior cerebellar Medial occipital and temporal cortex and
subjacent white matter, posterior corpus
callosum, upper midbrain
Thalamoperforate Thalamus
branches
Thalamogeniculate Thalamus
branches
SISTEM SARAF MOTORIK

1. Sistem Piramidalis
2. Sistem Extrapiramidalis
Sistem Piramidalis
Sistem Extrapiramidalis
SISTEM SARAF
SENSORIS
Epidemiologi

10.1212/01.wnl.0000304042.05557.60
Epidemiologi

10.1212/01.wnl.0000304042.05557.60
ETIOLOGI
Perdarahan intraserebral primer
Ruptur kantung aneurisma
Trauma
Kelainan perdarahan
Perdarahan primer atau sekunder dari tumor otak
Septik embolisme
Penyakit inflamasi dari arteri dan vena
Obat-obatan
Perdarahan Intraserebral
Pecahnya pembuluh darah otak karena tekanan darah yang
tinggi

Perdarahan Subaraknoid
Pecahnya aneurisma atau malformasi pembuluh darah
Stroke diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya


Stroke Iskemik :
Trombosis serebri
Emboli serebri
Hipoperfusi sistemik
Stroke Hemoragik
Perdarahan intraserebral
Perdarahan subaraknoid
2. Berdasarkan stadium/ pertimbangan waktu
Transient Ischemic Attack (TIA)
Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)
Stroke in evolution / Progressing Stroke
Completed stroke
3. Berdasarkan sistem pembuluh darah
Sistem karotis
Sistem vertebro-basiler
Anterior circulation (sistem karotis)

Stroke yang disebabkan karena pembuluh darah ini


memberikan tanda dan gejala disfungsi hemisfer serebri
seperti afasia, apraxia, atau agnosia. Selain itu dapat juga
timbul hemiparese, gangguan hemisensoris, dan gangguan
lapang pandang.
Posterior circulation (sistem
vertebrobasiler)
Stroke yang disebabkan karena pembuluh darah ini
memberikan tanda dan gejala disfungsi batang otak termasuk
koma, drop attacks (jatuh tiba-tiba tanpa penurunan
kesadaran), vertigo, mual dan muntah, gangguan saraf otak,
ataxia, defisit sistem sensorimotorik kontralateral (hemiparese
alternans).
Selain itu dapat juga timbul hemiparese, gangguan
hemisensoris, dan gangguan lapang pandang tetapi tidak
spesifik untuk stroke yang disebabkan sistem vertebrobasiler.
Siriraj Hospital Score
Versi orisinal:
= (0.80 x kesadaran) + (0.66 x muntah) + (0.33 x sakit
kepala) + (0.33x tekanan darah diastolik) (0.99 x
atheromal) 3.71.

Versi disederhanakan:
= (2.5 x kesadaran) + (2 x muntah) + ( 2 x sakit kepala) +
(0.1 x tekanan darah diastolik) (3 x atheroma) 12.

Kesadaran:
Sadar = 0; mengantuk, stupor = 1; semikoma, koma = 2
Muntah: tidak = 0 ; ya = 1
Sakit kepala dalam 2 jam: tidak = 0 ; ya = 1
Tanda-tanda ateroma: tidak ada = 0 ; 1 atau lebih tanda ateroma = 1
(anamnesis diabetes; angina; klaudikasio intermitten)
Pembacaan:
Skor > 1 : Perdarahan otak
< -1: Infark otak
Sensivitas : Untuk perdarahan:
89.3%.
Untuk infark: 93.2%.
Ketepatan diagnostic : 90.3%.
Pemeriksaan Penunjang

1. CT scan : Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan baku


emas untuk membedakan stroke infark dengan stroke
perdarahan. Pada stroke karena infark, gambaran CT scannya
secara umum adalah didapatkan gambaran hipodense
sedangkan pada stroke perdarahan menunjukkan gambaran
hiperdens.
2. Pemeriksaan MRI : Pemeriksaan ini sangat baik untuk
menentukan adanya lesi di batang otak (sangat sensitif).
Pemeriksaan Penunjang

3. Pemeriksaan Angiografi : Pemeriksaan ini digunakan untuk


menentukan apakah lokasi pada sistem karotis atau
vertebrobasiler, menentukan ada tidaknya penyempitan,
oklusi atau aneurisma pada pembuluh darah.
Penatalaksanaan di Ruang Gawat
Darurat
1. Evaluasi cepat dan diagnosis
2. Terapi umum (suportif)
a. stabilisai jalan napas dan pernapasan
b. stabilisasi hemodinamik/sirkulasi
c. pemeriksaan awal fisik umum
d. pengendalian peninggian TIK
e. penanganan transformasi hemoragik
f. pengendalian kejang
g. pengendalian suhu tubuh
h. pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan Stroke PIS
1. Medikamentosa
a.Terapi Hemostatik
rF VIIa onset 3 jam pertama
Aminocaproic acid tidak bermakna
b.Reversal of anticoagulation
Pasien PIS akibat pemakaian warfarin harus secepatnya diberikan fresh frozen
plasma atau prothrombic complex concentrate dan vitamin K.
2.Bedah
Keputusan mengenai apakah dioperasi dan kapan dioperasi masih tetap kontroversial.
Tidak dioperasi bila:
Pasien dengan perdarahan kecil (<10cm3) atau defisit neurologis minimal.
Pasien dengan GCS <4. Meskipun pasien GCS <4 dengan perdarahan intraserebral disertai kompresi batang otak masih mungkin untuk life
saving.
Dioperasi bila:
Pasien dengan perdarahan serebelar >3cm dengan perburukan klinis atau kompresi batang otak dan hidrosefalus dari obstruksi ventrikel harus
secepatnya dibedah.
PIS dengan lesi struktural seperti aneurisma malformasi AV atau angioma cavernosa dibedah jika mempunyai harapan outcome yang baik dan
lesi strukturnya terjangkau.
Pasien usia muda dengan perdarahan lobar sedang s/d besar yang memburuk.
Pembedahan untuk mengevakuasi hematoma terhadap pasien usia muda dengan perdarahan lobar yang luas (>50cm3) masih menguntungkan.
Penatalaksanaan Stroke SAH
1. Pedoman Tatalaksana
a. Perdarahan dengan tanda-tanda Grade I atau II (H&H PSA):
Identifikasi yang dini dari nyeri kepala hebat merupakan petunjuk untuk upaya menurunkan angka mortalitas
dan morbiditas.
Bed rest total dengan posisi kepala ditinggikan 30 dalam ruangan dengan lingkungan yang tenang dan nyaman,
bila perlu diberikan O2 2-3 L/menit.
Hati-hati pemakaian obat-obat sedatif.
Pasang infus IV di ruang gawat darurat dan monitor ketat kelainan-kelainan neurologi yang timbul.
b. Penderita dengan grade III, IV, atau V (H&H PSA), perawatan harus lebih intensif: 1
Lakukan penatalaksanaan ABC sesuai dengan protocol pasien di ruang gawat darurat.
Intubasi endotrakheal untuk mencegah aspirasi dan menjamin jalang nafas yang adekuat.
Bila ada tanda-tanda herniasi maka dilakukan intubasi.
Hindari pemakaian sedatif yang berlebhan karena aan menyulitkan penilaian status neurologi.
Penatalaksanaan Stroke SAH
2. Tindakan untuk mencegah perdarahan ulang setelah PSA 1
a. Istirahat di tempat tidur secara teratur atau pengobatan dengan antihipertensi saja tidak
direkomendasikan untuk mencegah perdarahan ulang setelah terjadi PSA, namun kedua hal
tersebut sering dipakai dalam pengobatan pasien dengan PSA.
b. Terapi antifibrinolitik untuk mencegah perdarahan ulang direkomendasikan pada keadaan klinis
tertentu. Contohnya pasien dengan resiko rendah untuk terjadinya vasospasme atau memberikan
efek yang bermanfaat pada operasi yang ditunda.
c. Pengikatan karotis tidak bermanfaat pada pencegahan perdarahan ulang.
d. Penggunaan koil intra luminal dan balon masih uji coba.
Penatalaksanaan Stroke SAH
3. Operasi pada aneurisma yang rupture
a. Operasi clipping sangat direkomendasikan untuk mengurangi perdarahan ulang
setelah rupture aneurisma pada PSA.
b. Walaupun operasi yang segera mengurangi resiko perdarahan ulang setelah PSA,
banyak penelitian memperlihatkan bahwa secara keseluruhan hasil akhir tidak
berbeda dengan operasi yang ditunda. Operasi yang segera dianjurkan pada pasien
dengan grade yang lebih baik serta lokasi aneurisma yang tidak rumit. Untuk keadaan
klinis lain, operasi yang segera atau ditunda direkomendasikan tergantung pada
situasi klinik khusus.
c. Aneurisma yang incompletely clipped mempunyai resiko yang tinggi untuk
perdarahan ulang.
Penatalaksanaan Stroke SAH
4. Tatalaksana pencegahan vasospasme
5. Antifibrinolitik
6. Antihipertensi
7. Hiponatremi
8. anti-Kejang
9. tatalaksana untuk Hidrosefalus
10. tambahan berupa laxative dan analgesik
Semax
Semax merupakan heptapeptida, sintetik analog dari fragmen ACTH yang bekerja
sebagai kompetitif antagonis aksi melanocortin reseptor full antagonist alfa-
melanosit-stimulating hormon
Penggunaan Semax
SEMAX dapat digunakan untuk terapi stroke, TIA, gangguan memory dan cognitive,
ulkus peptik, penyakit saraf penglihatan dan meningkatkan sistem imun.
Semax adalah obat yang diproduksi sebagian besar di Russia dan Ukraine untuk
kondisi luas tetapi dominan untuk nootropic, neuroprotektif,
neurogenik/neurorestoratif.

Pharmacokinetics
Diserap oleh mukosa membran kavitas nasal, dengan diserap 60-70 persen dari
substansi aktif. Semax dengan cepat didistribusi ke semua organ dan jaringan,
menembus sawar darah otak. Ketika diinjeksi ke darah, Semax dengan cepat
mengalami degradasi dan diekskresi di urin.
Penggunaan SEMAX IN BRAIN STROKE
Stroke
50 150 mcg/kg BB

Mild Stroke :
Day 1 : 3 mg - 1 vial = 60 drops bolus, dalam 6 jam.
Maintenance : 4 x 6 drops/ hari (3 pada setiap nostril)

Moderate :
Day 1 : 3- 6 mg - 1 sampai 2 vial = 60 - 120 drops bolus, dalam 6 - 12 jam.
dapat dilanjutkan hingga hari ke-3.
Maintenance : 4 x 6 drops/ hari (3 pada tiap nostril)

Severe :
Day 1 : 6-12 mg - 2 sampai 3 vial = 120- 180 drops bolus, dalam 6 - 12 jam.
dapat dilanjutkan hingga hari ke-3.
Maintenance : 4 x 6 drops/ hari (3 pada tiap nostril)
Kontraindikasi
Semax nasal drops 0.1%
Hypersensitivitas terhadap obat;
Kehamilan;
Laktasi;
Psikosis akut;
Gangguan kepanikan;
Riwayat kejang;
Anak-anak berusia kurang dari 5 tahun
Semax nasal drops 1%
Hypersensitivity terhadap obat;
Kehamilan;
Laktasi;
Psikosis akut;
Gangguan kepanikan;
Riwayat Kejang

Efek Samping:Penggunaan yang diperlama memungkinkan terjadi iritasi berat pada


mukosa hidung.
KOMPLIKASI

Peningkatan tekanan intrakranial


Herniasi
Disorientasi
Disabilitas
Herniasi
Prognosis

10.1212/01.wnl.0000304042.05557.60

awokwok
Pencegahan

Mengatur pola makan


Melakukan olah raga
Menghentikan rokok
Menghindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat
Memelihara berat badan yang layak
Perhatikan pemakaian kontrasepsi oral bagi yang beresiko tinggi
Penanganan stres dan beristirahat yang cukup
Pemeriksaan kesehatan teratur Pemakaian antiplatelet
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai