Anda di halaman 1dari 24

PRESENTASI KASUS

BRONKIOLITIS, DIARE AKUT, INFEKSI


SEKUNDER

Pembimbing:
dr. Dedet Hidayati, Sp.A

Disusun oleh:
Budi
406152021

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak
RSPI Prof Dr Sulianti Saroso
Periode 06 Juni 2016 13 Agustus 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan kuasa-Nya
yang dilimpahkan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan kasus yang
berjudul BRONKIOLITIS, DIARE AKUT, INFEKSI SEKUNDER.
Tugas laporan kasus ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara periode 06 Juni 2016 13 Agustus
2016 di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso dan untuk menambah kemampuan dan ilmu pengetahuan
bagi para pembacanya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada:
- dr. Dedet Hidayati, Sp.A, sebagai pembimbing
- dr. Dyani Kusumowardhani, Sp.A
- dr. Sri Sulastri, Sp.A
- dr. Dewi Murniati, Sp.A
- dr. Ernie Setyawati, Sp.A
- dr. Desrinawati, Sp.A
Saya menyadari bahwa tugas laporan kasus ini jauh dari sempurna dan untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga tugas case ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Akhir kata, atas perhatian dan dukungannya, saya mengucapkan terima kasih.

Jakarta, Juli 2016


LAPORAN KASUS
KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
RSPI PROF DR SULIANTI SAROSO

IDENTITAS MAHASISWA

Nama : Budi
NIM : 406152021
Periode : 06 Juni 2016 13 Agustus 2016
Pembimbing : dr. Dedet Hidayati, Sp.A
Topik : BRONKIOLITIS, DIARE AKUT, INFEKSI SEKUNDER
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. ASH
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 01 April 2015
Umur : 1 tahun 2 bulan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Sungai Tirem RT 10 RW 08, Sunter, Jakarta Utara, Jakarta
BB : 8 kg
TB : 73 cm
LK : 49 cm
Pendidikan : Belum sekolah
Anak ke : 3 dari 3 bersaudara

IDENTITAS ORANG TUA


Nama Ayah : Tn. JH

Umur : 35 tahun

Pekerjaan : Supir pegawai swasta


Pendidikan terakhir : SMA

Alamat : Jl. Sungai Tirem RT 10 RW 08, Sunter, Jakarta Utara, Jakarta

Agama : Kristen Protestan

Bangsa/ Suku : Batak

Nama Ibu : Ny. RS


Umur : 37 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah tangga

Pendidikan : SMA

Alamat : Jl. Sungai Tirem RT 10 RW 08, Sunter, Jakarta Utara, Jakarta


Agama : Kristen Protestan

Bangsa/ Suku : Batak

Hubungan dengan orang tua : anak kandung.


ANAMNESIS
Tanggal masuk rumah sakit : 20 Juni 2016
Tanggal pemeriksaan : 22 Juni 2016
Diambil dari : Alloanamnesa (Ibu pasien)
Keluhan Utama : Demam naik turun sejak hari ke-2 sebelum masuk rumah sakit
Keluhan Tambahan : Sesak nafas disertai batuk lebih kurang satu minggu sebelum masuk
rumah sakit.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Seorang anak laki-laki berumur 1 tahun 2 bulan dibawa oleh ibunya ke IGD Sulianti Saroso
dengan keluhan utama berupa sesak nafas. Keluhan ini dimulai sejak 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit, timbul di saat suhu ruangan dingin maupun terkena air dingin. Sesak berlangsung
terus-menerus sepanjang hari. Selain itu, ibu pasien juga mengeluh anaknya sering batuk. Keluhan
ini dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk berdahak tetapi sulit untuk
dikeluarkan. Tidak terdapat keluhan seperti pilek, mual dan muntah. Nafsu makan mulai berkurang
karena sesak dan batuk. Riwayat buang air besar seperti biasa (2x/hari), lunak, tidak berlendir, tidak
berdarah. Buang air kecil seperti biasa (3 pempers penuh/hari) warna kuning jernih. Satu hari
sebelum dibawa ke rumah sakit, pasien dibawa oleh ibunya ke posyandu untuk berobat demam dan
sesaknya, kemudian diberikan obat penurun panas tetapi sesaknya tidak mengalami perbaikan.
Selama dirawat di RSPI Sulianti Saroso, hari ke-1 dan ke-2 terlihat adanya perbaikan tetapi tetap
sesak. Pada hari ke-3 dirawat terlihat pasien membaik, sesak semakin berkurang tetapi anaknya
mulai mengalami diare dan pasien masih mengalami batuk. Pada hari ke-4 di rumah sakit, diare
pasien mulai membaik, sesak semakin berkurang tetapi pasien masih batuk. Pada hari ke-5 di rumah
sakit, pasien sudah tidak diare dan sesak sudah membaik tetapi pasien masih batuk.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Ibu pasien mengatakan anaknya sebelumnya pernah dirawat di RSPI Sulianti Saroso
sebanyak sekali dengan keluhan demam dan sesak pada saat pasien berusia 8 bulan. Ibu pasien
mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat asma, kejang atau alergi obat sebelumnya.

RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Ayah pasien bernama Tn. JH berusia 35
tahun dan bekerja sebagai supir pegawai swasta. Ibu pasien bernama Ny. RS berusia 37 tahun dan
bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasien memiliki 2 orang kakak. Kakak yang pertama berusia 5
tahun 5 bulan dan kakak yang kedua berusia 2 tahun. Menurut ibu pasien, kedua kakak pasien
jarang sakit-sakitan dan tidak pernah memiliki keluhan yang serupa dengan pasien.

DATA PERUMAHAN
Pasien tinggal di Jalan Tiren RT 10 RW 08, Sunter, Jakarta Utara, Jakarta bersama orang
tua dan kedua kakaknya. Rumah pasien merupakan rumah sendiri dengan ukuran 4 x 9 meter
dengan 2 kamar tidur, 1 kamar kosong dan 1 ruangan dapur. Rumah pasien memiliki keadaan
ventilasi yang baik serta pencahayaan yang cukup. Sumber air bersih berasal dari air PDAM. Pasien
tinggal di lingkungan yang bersih dan padat penduduk.

RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN


Kehamilan
Ibu pasien G3P3A0, selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya setiap bulan ke
bidan. Ibu pasien tidak pernah menderitas sakit berat selama kehamilan. Ibu pasien tidak pernah
mengkonsumsi obat selama kehamilannya, ibu pasien hanya mengkonsumsi vitamin dan tablet besi
yang didapat dari puskesmas saja.

Kelahiran
Tempat kelahiran : Rumah
Penolong persalinan : Dukun beranak
Cara persalinan : Spontan
Masa gestasi : 38 minggu

Keadaan bayi
Berat badan lahir : 2.850 gram
Panjang badan lahir : Ibu pasien tidak ingat
Lingkar kepala : Ibu pasien tidak ingat
Langsung menangis : Langsung menangis
Nilai APGAR : Tidak dihitung
Kelainan bawaan : Tidak ada

RIWAYAT PERTUMBUHAN
Ibu pasien tidak rutin ke puskesmas untuk memeriksa pertumbuhan bayi secara berkala.
Menurut ibu pasien, berat dan panjang badan anaknya terus bertambah dengan cepat hingga usia 5
bulan, dan mulai lambat bertambah panjang badannya serta berat badannya sejak usia 5 bulan
karena pasien sering sakit.

RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi pertama : 6 bulan
Tengkurap : 5 bulan
Duduk : 6 bulan
Merangkak : 7 bulan
Berdiri dengan berpegangan : 9 bulan
Berdiri tanpa berpegangan : Belum dapat
Berjalan : 1 tahun
Memanggil papa dan mama : 6 bulan

RIWAYAT IMUNISASI DASAR


Ibu pasien mengaku riwayat imunisasi dasar sudah sesuai jadwal imunisasi dasar, tetapi
khusus imunisasi Hepatitis B 0 mengalami keterlambatan hingga pasien berusia 1 minggu karena
ibu pasien pergi ke puskesmas untuk imunisasi pada saat 1 minggu setelah melahirkan.

Usia (bulan)
Vaksin
0 1 2 3 4 9
BCG +
Hepatitis B + + + +
DPT + + +
Polio + + + +
Campak +

RIWAYAT MAKANAN

Ibu pasien mengatakan anaknya mengkonsumsi ASI dan susu formula hingga sekarang.
Menurut ibu pasien, anaknya sudah mengkonsumsi bubur saring sejak usia 8 bulan hingga
sekarang, serta memulai mengkonsumsi buah-buahan dan makanan keluarga sejak pasien berusia 10
bulan hingga sekarang. Buah-buahan yang suka dikonsumsi pasien berupa pisang dan jeruk.
Menurut ibu pasien, nafsu makan anak baik.
Umur (bulan) ASI Susu Formula Bubur saring Buah - buahan Makanan Keluarga
0-2 + + - - -
2-4 + + - - -
4-6 + + - - -
6-8 + + - - -
8-10 + + + - -
10-12 + + + + +
12-14 + + + + +

Jenis makanan Frekuensi


Pola makan 3x/hari
Nasi 5-6 sendok / makan
Daging 1x / minggu
Ikan 2-3x / minggu
Telur 2-3x / minggu
Tempe / tahu 2-3x / minggu
Sayur setiap hari (bayam dan singkong)
Buah 2-3x / minggu (pisang dan jeruk dominan)
Susu 8 - 12x / hari

PEMERIKSAAN

Dilakukan pada tanggal : 22 Juni 2016

PEMERIKSAAN UMUM

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis


Suhu : 36,9 C

Frekuensi Nadi : 130 x/menit, kuat angkat, isi cukup, dan reguler

Frekuensi napas : 37 x/menit


DATA ANTOPOMETRI
Berat badan : 8 kg
Tinggi badan : 73 cm
Lingkar kepala : 49 cm
Berdasarkan Z - score :
Tinggi badan terhadap umur (TB/U) : di antara -1SD dan -2SD
Kesan : Normal
Berat badan terhadap umur (BB/U) : diantara -2SD dan -3SD
Kesan : Berat badan kurang

Berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) : diantara 0 dan -1SD


Kesan : Normal
Lingkar kepala : diantara 1 dan 2 SD
Kesan : Normocephale

PEMERIKSAAN FISIK 3 Mei 2016


Kepala : Normosefal
Rambut : Terdistribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, edema palpebra -/-, mata cekung -/-
Telinga : sekret -/-, serumen +/+ sedikit, normotia
Hidung : pernapasan cuping hidung (pch) -, sekret -/-, epixtaksis -/-
Mulut : mukosa lembab, lidah kotor -, faring hiperemis -, tonsil T1/T1 tidak hiperemis
Leher : pembesaran KGB -, retraksi suprasternal -
Thorax : bentuk dan gerak simetris, retraksi intercostae +/+.
Jantung : BJ I/II normal, regular, murmur -, gallop -.
Paru : SDV +/+ kanan = kiri, ronkhi -/-, wheezing +/+, ekspirasi memanjang +.
Abdomen : Supel, datar, lembut, retraksi epigastrik -, nyeri tekan -, nyeri lepas -, bising usus +
normal, hepar dan lien tidak teraba, turgor kembali cepat
Genitalia : bentuk normal, fimosis -, parafimosis -, ruam popok -
Anorektal : perienal hiperemis -.
Ekstremitas : akral hangat, sianosis -, edema -, capillary refill time < 2
Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan 20/06/2016 23/06/2016 Nilai normal Satuan

HEMATOLOGI

Lekosit 20,8 9,4 5,5 - 17,0 10^3/L

Eritrosit 5,31 4,87 3,60 - 5,20 10^6/L

Hemoglobin 12,7 12,0 10,7 - 12,8 g/dL

Hematokirt 39 37 35 - 43 %

Trombosit 482 419 217 - 497 10^3/L

M.C.V 73 76 73 - 101 fL

M.C.H 24 25 23 - 31 pg

M.C.H.C 33 32 26 - 34 g/dL

HITUNG JENIS

Basofil 0 0 0-1 %

Eosinofil 1 1 1-5 %

Batang 3 2 3-6 %

Segmen 68 30 25 - 60 %

Limfosit 26 60 25 - 50 %

Monosit 2 7 1-6 %

LED 9 10 0 - 10 mm
FOLLOW UP
Tanggal/Jam 20-06-2016 21-06-2016 22-06-2016
Keterangan Rawat hari 1 Rawat hari 2 Rawat hari 3
Demam hari ke-2, Demam hari ke-3, Demam hari ke-4,
demam naik turun, demam naik turun, sudah tidak demam,
batuk berdahak tetapi batuk berdahak tetapi batuk berdahak tetapi
tidak dapat tidak dapat tidak dapat
dikeluarkan, pilek tidak dikeluarkan, pilek tidak dikeluarkan, pilek
ada, sesak sejak 1 ada, masih sesak, BAB tidak ada, sesak
minggu sebelum masuk dan BAK normal berkurang, mual dan
S rumah sakit, muntah tidak
ditemukan, nafsu
makan menurun,
ditemukan diare, BAB
5x/hari, cair, kuning
kehijauan, lendir -,
ampas sedikit, BAK
6x/hari (+/- 1100cc)
O
TSS, CM, takipneu, TSS, CM, takipneu,
KU/Kesadaran TSS, CM, sianosis -
sianosis - sianosis -
Suhu 36,9 oC 37,1 oC 36,9 oC
155 x/mnt, kuat angkat, 155 x/mnt, kuat angkat, 130x/mnt, kuat angkat,
Frekuensi nadi
isi cukup, regular isi cukup, regular isi cukup, regular
Frekuensi
52 x/mnt 50 x/mnt 37 x/mnt
napas
SI -/-, CA -/-, cekung -, SI -/-, CA -/-, cekung -, SI -/-, CA -/-, cekung -,
Mata
edem - edem - edem -
Telinga Sekret -, serumen - Sekret -, serumen - Sekret -, serumen -
Hidung Sekret -, pch - Sekret -, pch - Sekret -, pch -
mukosa lembab, faring mukosa lembab, faring mukosa lembab, faring
Mulut hiperemis -, tonsil T1/ hiperemis -, tonsil T1/ hiperemis -, tonsil T1/
T1 tidak hiperemis T1 tidak hiperemis T1 tidak hiperemis
pembesaran KGB -, pembesaran KGB -, pembesaran KGB -,
Leher
retraksi suprasternal + retraksi suprasternal + retraksi suprasternal -
Bentuk dan gerak Bentuk dan gerak Bentuk dan gerak
Thorax simetris, retraksi simetris, retraksi simetris, retraksi
intercostae + intercostae + intercostae +
Jantung BJ I/II normal regular BJ I/II normal regular BJ I/II normal regular
SDV +/+ kanan = kiri, SDV +/+ kanan = kiri, SDV +/+ kanan = kiri,
ronkhi +/+, wheezing ronkhi -/-, wheezing +/ ronkhi -/-, wheezing +/
Paru
+/+, ekspirasi +, ekspirasi memanjang +, ekspirasi
memanjang + + memanjang +
Supel, datar, lembut, Supel, datar, lembut, Supel, datar, lembut,
retraksi epigastrik -, retraksi epigastrik +, retraksi epigastrik -,
nyeri tekan -, bising nyeri tekan -, bising nyeri tekan -, bising
Abdomen
usus + normal, hepar usus + normal, hepar usus + normal, hepar
dan lien tidak teraba, dan lien tidak teraba, dan lien tidak teraba,
turgor kembali cepat turgor kembali cepat turgor kembali cepat
Anus dan
Ruam popok - Ruam popok - Ruam popok -
Genitalia
akral hangat, CRT <
Ekstremitas akral hangat, CRT < 2, akral hangat, CRT < 2,
2,
Bronkiolitis DD
Suspect Suspek bronkiolitis DD
A bronkopneumonia,
bronkopneumonia bronkopneumonia
Diare akut
- IVFD KaEn 3B - IVFD KaEn 3B - IVFD KaEn 3B
800cc/24 jam 800cc/24 jam
- O2 2 liter/menit - O2 2 liter/menit 500cc/24 jam
- PCT drop 3x1 ml bila
- PCT drop 4x1 ml bila - PCT drop 3x1 ml bila
suhu >37,5 oC
suhu >37,5 oC suhu >37,5 oC - Cefotaxim 2x400
- Cotrimoxazol drop - Cefotaxim 2x400 mg
P mg IV
2x4 ml IV -
- Ambroxol 2x1/2 cth - Ambroxol 2x1/2 cth - Ambroxol 2x1/2 cth
- Cetrizine puyer 2x1 - Salbutamol puyer Salbutamol puyer
3x1
bungkus 3x1 - Zinkid syrup 1x1
- Nebul Ventolin 1cc : - Nebul Ventolin 1cc :
cth
NaCl 2cc 2x1 NaCl 2cc 2x1
Tanggal/Jam 23-06-2016 24-03-2016
Keterangan Rawat hari ke 4 Demam hari ke-5
Demam hari ke-5, sudah tidak Demam hari ke-5, sudah tidak
demam, batuk berdahak tetapi demam, batuk berdahak tetapi
tidak dapat dikeluarkan, pilek tidak dapat dikeluarkan, pilek
tidak ada, sesak tidak ada, mual tidak ada, sesak tidak ada, mual
dan muntah tidak ditemukan, dan muntah tidak ditemukan,
nafsu makan membaik, biskuit nafsu makan membaik, makan
S
regal 5 buah, ASI 5x, bubur makanan rumah sakit, makan pagi
sore habis, minum sudah baik 1/2 porsi, makan siang habis,
+/- 1000 cc/hari, BAB dan makan malam 1/2 porsi, biskuit 6
BAK normal buah, ASI 8x, minum air 1/2
botol (+/- 400cc), BAB dan BAK
normal
O
KU/Kesadaran TSS, CM, sianosis - TSR, CM, sianosis -
Suhu 37 oC 36,4 oC
116 x/mnt, kuat angkat, isi 121 x/mnt, kuat angkat, isi cukup,
Frekuensi nadi
cukup, regular regular
Frekuensi napas 34 x/mnt 33 x/mnt
Mata SI -/-, CA -/-, cekung -, edem - SI -/-, CA -/-, cekung -, edem -
Telinga Sekret -, serumen - Sekret -, serumen -
Hidung Sekret -, pch - Sekret -, pch -
mukosa lembab, faring
mukosa lembab, faring hiperemis
Mulut hiperemis -, tonsil T1/T1 tidak
-, tonsil T1/T1 tidak hiperemis
hiperemis
pembesaran KGB -, retraksi pembesaran KGB -, retraksi
Leher
suprasternal - suprasternal -
Bentuk dan gerak simetris, Bentuk dan gerak simetris,
Thorax
retraksi intercostae - retraksi intercostae -
Jantung BJ I/II normal regular BJ I/II normal regular
SDV +/+ kanan = kiri, ronkhi SDV +/+ kanan = kiri, ronkhi -/-,
Paru -/-, wheezing -/-, slem +/+, wheezing +/+, slem +/+, ekspirasi
ekspirasi memanjang - memanjang -
Supel, datar, lembut, retraksi Supel, datar, lembut, retraksi
epigastrik -, nyeri tekan -, epigastrik -, nyeri tekan -, bising
Abdomen bising usus + normal, hepar usus + normal, hepar dan lien
dan lien tidak teraba, turgor tidak teraba, turgor kembali
kembali cepat cepat
Anus dan genitalia Ruam popok - Ruam popok -
Ekstremitas akral hangat, CRT < 2, akral hangat, CRT < 2,
Bronkiolitis perbaikan + infeksi
A Bronkiolitis perbaikan
sekunder
- PCT drop 3x1 ml bila suhu - PCT drop 3x1 ml bila suhu
>37,5 oC >37,5 oC
- Cefotaxim 2x400 mg IV - Cotrimoxazol 2x1/2 cth
- Ambroxol 2x1/2 cth - Ambroxol 2x1/2 cth
- Salbutamol puyer 3x1 - Zinkid syrup 1x1 cth
P - Zinkid syrup 1x1 cth
ANALISIS KASUS

1. Bronkiolitis

TEORI KASUS
Definisi
- Magdalena Sidhartani Zain (IDAI):

Penyakit infeksi respiratorik akut bawah yang ditandai dengan adanya inflamasi pada

bronkiolus.

- Wohl (PPM):

inflamasi bronkioli pada bayi <2 tahun

- U.K guideline (PPM) :

penyakit seasonal viral yang ditandai dengan adanya panas, pilek, batuk dan mengi.

- WHO:

Infeksi saluran respiratorik bawah yang disebabkan virus, yang biasanya lebih berat pada bayi

muda, terjadi epidemik setiap tahun dan ditandai dengan obstruksi saluran pernapasan dan

wheezing.
Insidensi
Bronkiolitis merupakan infeksi saluran respiratori tersering pada bayi. Paling sering terjadi pada
usia 224 bulan , puncaknya pada usia 28 bulan. Sembilan puluh lima persen kasus terjadi pada
anak berusia di bawah 2 tahun dan 75% di antaranya terjadi pada anak berusia di bawah 1 tahun. .
Louden meneliti bahwa bronkiolitis terjadi 1,25 kali lebih banyak pada anak laki-laki daripada
anak perempuan. Orenstein menyatakan bahwa bronkiolitis paling sering terjadi pada bayi laki-
laki berusia 36 bulan yang tidak mendapatkan ASI, dan hidup di lingkungan padat penduduk.
Selain Orenstein, Dominasi pada anak laki-laki yang dirawat juga disebutkan oleh Shay, yaitu 1,6
kali lebih banyak daripada anak perempuan; sedangkan Fjaerli menyebutkan 63% kasus
bronkiolitis adalah laki-laki.
Etiologi
Sekitar 95% dari kasus-kasus tersebut secara serologis terbukti disebabkan oleh invasi RSV.
Orenstein menyebutkan pula beberapa penyebab lain seperti Adenovirus, virus Influenza, virus
Parainfluenza, Rhinovirus, dan mikoplasma, tetapi belum ada bukti kuat bahwa bronkiolitis
disebabkan oleh bakteri.
Faktor Resiko
Menurut PPM : Pada pasien ini terdapat beberapa faktor resiko
faktor resiko bronkiolitis berat bronkiolitis berat :
- Usia - Pasien berusia 2-24 bulan
- Prematuritas - Sosioekonomi rendah
- Kelainan jantung bawaan
- Chronic lung disease of prematurity
- Orang tua perokok
- Jumlah saudara/berada di tempat penitipan
- Sosioekonomi rendah
Gejala Klinis
Menurut Nelson : - Pada pasien ini terdapat takipnea, wheezing
-Auskultasi dapat menemukan crackles atau dengan ekspirasi memanjang
wheezing dengan ekspirasi memanjang - Terdapat expiratory effort berupa retraksi
-takipnea dapat disertaiexpiratory effort. suprasternal, retraksi intercostal dan retraksi
-respons kurang/tidak ada respons dengan epigastrium
bronkodilator
- Respons kurang dengan bronkodilator
- dapat disertai penurunan nafsu makan dan
- Mengalami penurunan nafsu makan
demam 38,5 - 39 dan dapat juga berkisar di suhu
subfebris.
Menurut IDAI :
-takipnea, takikardi
-peningkatan suhu di atas 38,5 C.
-Obstruksi saluran respiratori-bawah akibat
respons inflamasi akut akan menimbulkan gejala
ekspirasi memanjang hingga wheezing.
-Usaha-usaha pernapasan yang dilakukan anak
untuk mengatasi obstruksi akan menimbulkan
napas cuping hidung dan retraksi interkostal.
-Dapat juga ditemukan ronki dari pemeriksaan
auskultasi paru.
Menurut WHO :
-Wheezing
-Ekspirasi memanjang/ expiratory effort.
-hiperinflasi dinding dada, dengan hipersonor
pada perkusi
-crackles atau ronki pada auskultasi dada.
-respons kurang/tidak ada respons dengan
bronkodilator
Pemeriksaan Penunjang
Menurut IDAI dan Nelson - Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan
- Pemeriksaan darah rutin kurang bermakna darah rutin pada saat masuk IGD untuk
karena jumlah leukosit biasanya normal, memastikan adanya infeksi selain
demikian pula dengan elektrolit bronkiolitis.
- Analisis gas darah (AGD) diperlukan untuk - Pulse oximetri dilakukan pada hari ke-2
anak dengan sakit berat, khususnya yang dan ke-3 dan didapatkan saturasi oksigen
membutuhkan ventilator mekanik. 99%
- Pada foto rontgen toraks didapatkan gambaran
hiperinflasi dan infiltrat (patchy infiltrates),
tetapi gambaran ini tidak spesifik dan dapat
ditemukan pada asma, pneumonia viral atau
atipikal, dan aspirasi. Dapat pula ditemukan
gambaran atelektasis, terutama pada saat
konvalesens akibat sekret pekat bercampur sel-
sel mati yang menyumbat, air trapping,
diafragma datar, dan peningkatan diameter
antero-posterior.
- Untuk menemukan RSV dilakukan kultur
virus, rapid antigen detection tests (direct
immunofluoresence assay dan enzyme-linked
immunosorbent assays, ELISA) atau polymerase
chain reaction (PCR), dan pengukuran titer
antibodi pada fase akut dan konvalesens.
Menurut PPM :
- Pulse oximetry, saturasi oksigen <92% harus
dirawat diruang intensif dan jika >94%
dipertimbangkan untuk dipulangkan
- Foto thoraks dipertimbangkan pada bayi
dengan diagnosis meragukan atau atipikal
- Pemeriksaan virologi
- Analisis gas darah, pemeriksaan bakteriologi,
hematologi, CRP tidak diindikasikan.
Tata Laksana
Menurut IDAI, Nelson : - IVFD KaEn 3B 800cc/24 jam
Sebagian besar tatalaksana bronkiolitis pada - O2 2 liter/menit
- PCT drop 3x1 ml bila suhu >37,5 oC
bayi bersifat suportif, yaitu:
- Cefotaxim 2x400 mg IV
- obat sedative dihindar karena dapat menekan - Ambroxol 2x1/2 cth
pernapasan - Salbutamol puyer 3x1
- pemberian oksigen - Nebul Ventolin 1cc : NaCl 2cc 2x1
- cairan intravena dan kecukupan cairan
- penyesuaian suhu lingkungan agar konsumsi
oksigen minimal, tunjangan respirasi bila perlu,
dan nutrisi.
- Setelah itu barulah digunakan :
b r o n k o d i l a t o r, a n t i - i n f l a m a s i s e p e r t i
kortikosteroid, antiviral seperti ribavirin, dan
pencegahan dengan vaksin RSV, RSV
immunoglobuline (polyclonal), atau humanized
RSV monoclonal antibody (Palivizumab).
American Academy of Pediatric 2006 :
- bronkodilator tidak rutin digunakan pada
penatalaksanaan bronkiolitis
- terapi alfa-adrenergik atau beta-adrenergik
dengan pengawasan ketat dan dilanjutkan jika
terdapat respons klinis positif
-terapi kortikosteroid tidak rutin digunakan
-bila diberi palivizumab profilasis harus
diberikan setiap bulan sampai 5x dengan dosis
15mg/kgBB/x IM dan dimulai pada bulan
November atau Desember.
- Penilaian hidrasi dan kemampuan minum per
oral
- Fisioterapi dada tidak rutin digunakan
- Indikasi pemberian O2 apabila SpO2 selalu
dibawah 90%, bila terjadi perbaikan klinis,
monitoring oksigen boleh dihentikan.
- Pemberian ASI dilanjutkan
- Bayi dihindarkan dari asap rokok.
- Jaga kebersihan orang disekitar yang
melakukan kontak termasuk petugas medis.
Prognosis
-Ad vitam : bonam
-Ad functionam : dubia ad bonam
-Ad sanationam : dubia ad bonam
Pencegahan
Menurut Nelson :
- pemberian Ig RSV IV dan palivizumab IM selama musim RSV.
-Pertimbangkan palivizumab pada bayi <2 tahun dengan penyakit paru kronik, prematur, dan
penyakit jantung kongenital
- Kebersihan tangan jalan terbaik untuk mencegah transmisi nosokomial.
Menurut IDAI :
- Dianjurkan pemberian live- attenuated RSV dan PIV3 sebagai vaksin kombinasi sebanyak dua
atau tiga kali, dengan dosis pertama sebelum atau pada usia 1 bulan, diikuti dengan vaksin
bivalen PIV1 dan PIV2 pada usia 4 dan 6 bulan

2. Diare Akut

TEORI KASUS
Definisi
Menurut Nelson :
Diare akut didefinisikan sebagai onset tiba-tiba dari kehilangan cairan dan eletrolit yang
berlebihan dalam tinja 10 mL/kg/hari pada bayi dan >200 gr/24 jam pada anak-anak yang lebih
dewasa, dimana berlangsung kurang dari 14 hari
Menurut IDAI :
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan
konsistensi tinja mejadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari
satu minggu.
Untuk bayi yang minum ASI secara eksklusif definisi diare yang praktis adalah meningkatnya
frekuensi buang air besar atau konsistensinya menjadi cair yang menurut ibunya abnormal atau
tidak seperti biasanya.
Insidensi
Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian
tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia
disebabkan oleh diare sedangkan di Indonesia, hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih
merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk
golongan 1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5%.

Etiologi
- Infeksi karena virus, bakteri atau parasit
- Defek anatomis
- Malabsorbsi
- Endokrinopati
- Keracunan makanan
- Infeksi non gastrointestinal
- Alergi susu sapi
- Penyakit Crohm
- Defisiensi imun
- Colitis ulserosa
- Gangguan motilitas usus
- Pellagra
Faktor Resiko
Faktor umur, sebagian besar terjadi pada umur - Pasien berusia 2 tahun 1 bulan
dibawah 2 tahun - Pasien tinggal di negara tropis dan penyakit
Infeksi asimptomatik timbul pada saat musim panas
Faktor musim, sering terjadi pada negara tropis
saat musim panas
Faktor epidemi dan pandemi

Gejala Klinis
Infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala - Pasien mengalami buang air besar sebanyak
gastrointestinal serta gejala lainnya bila terjadi 5x/hari, dengan konsistensi cair, ampas sedikit,
komplikasi ekstra intestinal termasuk warna kuning kehijauan.
manifestasi neurologik. Gejala gastrointestinal
bisa berupa diare, kram perut dan muntah.
Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi
tergantung pada penyebabnya.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare - Pasien tidak dilakukan pemeriksaan
akut pada umumnya tidak diperlukan, hanya laboratorium saat mengalami diare.
pada keadaan tertentu mungkin diperlukan
misalnya penyebab dasarnya tidak diketahui
atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau
pada penderita dengan dehidrasi berat.
Tata Laksana
Menurut Depkes : - IVFD KaEn 3B 500cc/24 jam
- PCT drop 3x1 ml bila suhu >37,5 oC
- Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru - Cefotaxim 2x400 mg IV
- Ambroxol 2x1/2 cth
- Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut - Salbutamol puyer 3x1
- Zinkid syrup 1x1 cth
- ASI dan makanan tetap diteruskan

- Antibiotik selektif

- Nasihat kepada orang tua


Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA

1. Watts KD, Goodman DM. Wheezing in Infants:Bronchiolitis. Nelson textbook of


PEDIATRICS. 19th ed : ELSEVIER SAUNDERS ; 2011. p1456-1459.

2. Zain MS. Bronkiolitis. Buku Ajar Respirologi. 1st Ed : Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2010.
p333-348.

3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Bronkiolitis. Pedoman Pelayanan Medis. 1st Ed : Ikatan
Dokter Anak Indonesia; 2009. p30-32

4. Sreedharan R, Liacouras CA. Major Symptoms and Signs of Digestive Tract Disorders.
Nelson textbook of PEDIATRICS. 19th Ed : ELSEVIER SAUNDERS ; 2011. p1243-1245.

5. Subagyo B, Santoso NB. Diare Akut. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. 2nd Ed : Ikatan
Dokter Anak Indonesia; 2011. p87-120

6. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diare Akut. Pedoman Pelayanan Medis. 1st Ed : Ikatan Dokter
Anak Indonesia; 2009. p58-62

Anda mungkin juga menyukai