2. Epidemiologi di indonesia dan kaitan dengan pola makan dan sosio ekonomi
Beban NCD
Selama beberapa dekade terakhir, Indonesia telah membuat kemajuan yang fenomenal.
Pendapatan per kapita telah meningkat dengan kecepatan yang sangat tinggi, sampai sekitar $ 3.000
per kapita pada tahun 2010. Pada saat yang sama, kesuburan telah menurun drastis, sementara
harapan hidup meningkat dengan mantap. Dari perspektif individu, perkembangan ini disambut
dengan baik. Namun, ini juga menyiratkan meningkatnya ancaman NCD terhadap kesehatan dan
kesejahteraan penduduk Indonesia. Ancaman ini diwujudkan melalui dua jalur. Pertama, penurunan
fertilitas dan mortalitas terus menerus menyebabkan penuaan masyarakat. Kedua, pertumbuhan
ekonomi disertai dengan urbanisasi yang cepat dan transisi menuju pekerjaan yang membutuhkan
aktivitas fisik yang kurang. Hal ini telah menyebabkan peningkatan yang mantap dalam prevalensi
faktor risiko NCD yang dapat dimodifikasi seperti penggunaan tembakau, penggunaan alkohol yang
berbahaya, pola makan yang buruk dan gaya hidup tidak berpindah-pindah (lihat Tabel 1).
Semua faktor ini berperan meningkatkan risiko kepekaan terhadap NCD seperti penyakit
kardiovaskular dan penyakit paru obstruktif kronik.Indonesia sedang menjalani transisi
epidemiologi, dengan beban penyakit yang bergeser dari penyakit menular dan kematian dini ke
NCD, meningkat dalam harapan hidup dan meningkat pada usia rata-rata saat kematian. Menurut
perkiraan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka kematian proporsional akibat NCD
meningkat dari 50,7% di tahun 2004 menjadi 71% pada tahun 2014 (lihat Gambar 1).
Prevalensi
NCD yang paling umum di Indonesia saat ini adalah penyakit kardiovaskular, kanker,
penyakit pernafasan kronis dan diabetes. Pada tahun 2012, penyakit tidak menular menyumbang
tahun-tahun kehidupan yang disesuaikan dengan kecacatan (DALYs) daripada yang menular -
sekitar 476 juta dan 240 juta DALYs (WHO, 2014).
Kondisi kesehatan mental, termasuk depresi, skizofrenia dan gangguan bipolar, juga
berkontribusi besar terhadap beban NCD negara tersebut. Gangguan neuropsikiatri diperkirakan
mencapai 10,7% dari total beban penyakit di Indonesia (WHO, 2011).
Pada tahun 2017, dilakukan monitor secara kasar oleh WHO dan didapatkan data dari 258
juta total populasi, didapatkan 1,34 juta kematian yang disumbang oleh NCD. 73% persentase
kematian dikarenakan NCD, sementara 27% resiko kematian lebiah awal dari target NCD