Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah lebih dari sama dengan 140/90 mmHg
pada dua kali pengukuran dalam selang waktu lima menit. Penyakit hipertensi
merupakan Silent Killer serta penyebab utama morbiditas dan mortalitas kardiovaskular
di dunia. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa penyakit hipertensi
merupakan penyebab utama dari kematian usia dini dengan perkiraan kematian
mencapai 7,5 juta atau 12,8% dari total penyebab kematian di dunia.1
Penelitian yang dilakukan oleh Katherine dkk menunjukkan bahwa pada tahun
2010 dari total sampel 1,39 miliar orang menderita hipertensi dengan 28,5% orang
berasal dari negara dengan pendapatan perkapita tinggi dan 31,5% orang dari negara
dengan pendapatan perkapita menengah dan rendah salah satunya Indonesia. Katherine
dkk mengamati terjadi penurunan kasus hipertensi di negara dengan pendapatan
perkapita tinggi sebanyak 2,6% pada tahun 2000 – 2010, namun pada negara dengan
pendapatan perkapita menengah dan ke bawah kasus hipertensi meningkat 7,7%.2
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi hipertensi di
Indonesia pada usia di atas 18 tahun sebesar 26,5% dengan prevalensi tertinggi di
Provinsi Bangka Belitung (30,9%) diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan
Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi penderita hipertensi yang
terdiagnosis oleh tenaga kesehatan ataupun yang telah mendapat pengobatan sebesar
9,5%.3
Prevalensi hipertensi di Kabupaten Banten berdasarkan data Riskesdas tahun
2013 adalah 23%.3 Angka kunjungan pasien dengan hipertensi di Puskesmas Legok
pada periode Januari hingga Desember 2016 menempati urutan ketiga dengan total 1332
kunjungan setelah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan dyspepsia. Angka
kunjungan pasien dengan hipertensi mengalami peningkatan menjadi urutan kedua
dalam 7 bulan terakhir dengan urutan pertama yaitu ISPA dan urutan ketiga adalah
myalgia. Total kunjungan pasien dengan hipertensi ke Puskesmas Legok berasal dari
lima desa yang berada di Kecamatan Legok yaitu desa Palasari, Rancagong, Babakan,
Serdang Wetan dan Legok. Jumlah kasus hipertensi tertinggi pada tahun 2016 terdapat

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 1
di Desa Rancagong yaitu 182 kasus dari total jumlah penduduk yang berusia di atas 18
tahun sebanyak 6.875 orang.4
Alasan dipilihnya penyakit hipertensi sebagai topik dalam diagnosis komunitas
karena tingginya angka kunjungan pasien dengan hipertensi di Puskesmas Legok
sehingga menarik minat penulis untuk mengambil tema ini. Desa Rancagong sebagai
target intervesi karena memiliki jumlah kasus tertinggi.
Intervensi dilakukan melalui pendekatan diagnosis komunitas yang merupakan
kegiatan identifikasi masalah kesehatan dalam hal tingkat mortalitas dan morbiditas dan
faktor yang mempengaruhi dalam suatu komunitas. Kegiatan diagnosis komunitas lebih
mengarah pada kegiatan promosi kesehatan dan perbaikan permasalahan kesehatan
dalam komunitas. Kegiatan promosi kesehatan dapat dalam bentuk penyuluhan
misalnya penyuluhan tentang hipertensi di balai kesehatan desa.5

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Diturunkannya kasus hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Legok.

1.2.2. Tujuan Khusus


1. Diketahuinya lokasi kasus hipertensi terbanyak di wilayah kerja Puskesmas
Legok periode Januari - Desember 2016
2. Diketahuinya masalah-masalah penyebab yang menyebabkan tingginya jumlah
kasus hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Legok.
3. Diketahuinya intervensi sebagai alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan dalam jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam
menunjang tujuan jangka menengah dan jangka panjang yang diharapkan.
4. Diketahuinya hasil dari intervensi yang dilakukan.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Diagnosis Komunitas


Diagnosis komunitas adalah suatu upaya sistematis untuk menentukan masalah
kesehatan yang ada di masyarakat dengan cara pengumpulan data dalam bentuk survey
di masyarakat sehingga dapat ditemukan solusi dari masalah-masalah tersebut.
Diagnosis komunitas merupakan diagnosis perorangan dan keluarga dengan jumlah data
yang jauh lebih banyak dan memerlukan analisis yang lebih panjang dan biasanya
membutuhkan proses mekanis. Data-data yang dapat disamakan dengan riwayat
penyakit, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium mencakup data demografi,
seperti : angka populasi berdasarkan usia serta jenis kelamin, angka-angka penting
lainnya dan data survey.5
Data yang harus diteliti dengan cermat dalam proses penyusunan diagnosis
komunitas antara lain:5
1. Demografi, termasuk semua angka penting.
2. Penyebab kesakitan/morbiditas dan kematian/mortalitas (bersadarkan kelompok
umur dan jenis kelamin).
3. Pemanfaatan pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan kesehatan ibu dan anak
(KIA).
4. Pola gizi, pemberian makanan serta penyapihan anak, dan pertumbuhan anak
prasekolah serta anak sekolah.
5. Keadaan komunitas, kebudayaan, dan stratifikasi sosio-ekonomi.
6. Pola-pola kepemimpinan dan komunikasi dalam komunitas.
7. Kesehatan mental bersama-sama penilaian sebab-sebab umum terjadinya stres.
8. Lingkungan ; khususnya penyediaan air, pemukimam dan vektor-vektor
penyakit.
9. Pengetahuan, sikap dan perbuatan penduduk berkenaan dengan kegiatan-
kegiatan yang ada hubungan dengan kesehatan.
10. Epidemiologi terinci dari setiap kondisi endemik.
11. Pelayanan dan sumber-sumber yang tersedia bagi perkembangan khususnya
perkembangan non-medis seperti pertanian, peternakan dan pelayanan sosial.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 3
12. Derajat keterlibatan penduduk dalam melayani kesehatannya sendiri, termasuk
penggunaan para dukun atau pengobatan tradisional.
13. Penyebab kegagalan program kesehatan pada masa lalu dan kesulitan yang
mungkin dihadapi.

2.1.1. Alur kerja diagnosis komunitas


Masalah yang ada harus dimengerti dan dipecahkan. Pemecahan masalah hanya dapat
dilakukan jika masalah-masalah yang ada telah diketahui dan dimengerti, untuk itu
perlu di lakukan identifikasi masalah; identifikasi masalah penyebab dan alternatif
pemecahan masalah; perencanaan intervensi; pelaksanaan, pengawasan, pecatatan,
pengolahan dan penyajian intervensi; evaluasi terhadap program intervensi; kesimpulan
dan saran. Penjabaran alur kerja diagnosis komunitas antara lain5:
1. Identifikasi masalah
a. Analisis situasi
 Data epidemiologis yang ada di lapangan (morbiditas, mortalitas, kejadian
luar biasa (KLB), prevalensi dan insiden).
 Penyakit yang termasuk dalam 10 besar penyakit terbanyak di puskesmas.
 Hasil Survey Basic Six Puskesmas yaitu promosi kesehatan; kesehatan
lingkungan; kesehatan ibu anak termasuk keluarga berencana; perbaikan
gizi masyarakat; penanggulangan penyakit dan pengobatan.
 Program kesehatan (adanya kesenjangan pencapaian/tolok ukur).
 Masalah spesifik yang ada di wilayah tersebut (diperoleh melalui
observasi, survey, wawancara dengan kepala puskesmas/pemegang
program/masyarakat).
b. Diagnosis komunitas
Paradigma Blum digunakan untuk mengidentifikasi masalah yang terdapat di
dalam komunitas. Paradigma Blum mencakup 4 faktor yaitu faktor genetik,
pelayanan kesehatan, perilaku individu/masyarakat dan lingkungan. Berikut
penjelasan mengenai keempat faktor yang berpengaruh pada status kesehatan
dalam Paradigma Blum
 Genetik
Faktor yang bisa mempengaruhi kondisi imunitas seseorang terhadap suatu
penyakit
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 4
 Pelayanan kesehatan
Mencakup kegiatan pencegahan, pengobatan, perawatan, rehabilitasi dan
peningkatan kesehatan
 Perilaku individu/masyarakat
Perilaku yang secara langsung/tidak langsung berkaitan dengan kesehatan.
 Lingkungan
Terbagi atas lingkungan fisik (kondisi air, tanah, udara, habitat dan cuaca),
biologis (populasi kuman, vektor, parasit dan karier) dan sosial-ekonomi-
budaya (legenda, kepercayaan dan tabu yang berkaitan dengan kesehatan)
Penentuan prioritas masalah dilakukan setelah ditemukan semua masalah
berdasarkan Paradigma Blum dengan cara non scoring technique (cara Delphi dan
Delbeq) dan scoring technique (cara Bryant).

2. Identifikasi masalah penyebab dan alternatif pemecahan masalah


 Analisis SWOT (Strenght/kekuatan, Weakness/kelemahan,
Opportunity/peluang, dan Threat/ancaman) digunakan jika terdapat masalah
di pelayanan kesehatan.
 Fishbone diagram digunakan jika terdapat masalah pada lifestyle dan
lingkungan.
 Pendekatan sistem digunakan jika terdapat masalah di program kesehatan.
 Brain storming digunakan jika diperlukan untuk menunjukkan bagaimana
intervensi diperoleh yang belum jelas ditemukan dengan ke 3 cara di atas.

3. Perencanaan intervensi
 Penetapan tujuan jangka pendek, menengah dan panjang. Untuk mengukur
keberhasilan tujuan jangka pendek diperlukan suatu indikator yang bisa
diperoleh dari Standar Operational Procedure (SOP) kegiatan di
puskesmas, indikator program, kepustakaan, wawancara dengan kepala
Puskesmas/pemegang program dan dapat ditentukan sendiri oleh anggota
kelompok dengan berkonsultasi dengan ahli dalam bidang tersebut.
 Menyusun rencana kegiatan.
 Menyusun jadwal kegiatan.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 5
4. Pelaksanaan, pengawasan, pencatatan, pengelolaan dan penyajian hasil
intervensi
Kegiatan yang telah direncanakan diaplikasikan, kemudian dilakukan
pencatatan, pengawasan dan evaluasi apakah sudah mencapai dari tujuan
dilakukannya kegiatan tersebut.
5. Evaluasi
Hasil akhir yang diperoleh setelah disesuaikan dengan indikator yang telah
ditetapkan.
6. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan berisikan jawaban dari tujuan khusus. Saran merupakan anjuran
kepada sasaran atau tempat dilakukannya intevensi, kepada puskesmas, lembaga
lain yang terlibat dan tim selanjutnya yang ingin melanjurkan diagnosis
komunitas dengant topik yang sama.

2.2. Hipertensi
2.2.1. Definisi
Definisi hipertensi berdasarkan The Eighth Joint National Committee (JNC-8) adalah
keadaan dimana tekanan darah ≥140/90 mmHg.1 Definisi lain berdasarkan Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia adalah peningkatan tekanan darah diatas 140/90 mmHg
pada dua kali pengukuran dalam selang waktu 5 menit dengan syarat pasien dalam
keadaan tenang dan istirahat.6

2.2.2. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan berdasarkan etiologinya yaitu hipertensi esensial dan
non-esensial.1,6,7 Penyebab pasti hipertensi esensial atau primer tidak diketahui atau
idiopatik, namun dikaitkan dengan beberapa faktor risiko, sedangkan hipertensi non-
esensial merupakan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit seperti gangguan ginjal,
gangguan metabolik, vaskular dan obat-obatan (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs
(NSAID), kontrasepsi hormonal, amfetamin, steroid).1,6,7 Sebanyak 90% pasien
hipertensi merupakan hipertensi esensial, sisanya merupakan hipertensi non-esensial
diantaranya 5-10% akibat penyakit ginjal dan 1-2% kelainan hormonal dan obat-
obatan.1,6

2.2.3. Faktor Risiko

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 6
Hipertensi memiliki faktor risiko yang dapat dikontrol dan tidak dapat dikontrol. Faktor
risiko yang tidak dapat dikontrol seperti usia, ras, keturunan, dan jenis kelamin.1,6
Faktor risiko yang dapat diubah adalah obesitas dan sindrom metabolik, gangguan
bernafas saat tidur, kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik, stres, pola makan
yang tidak sehat seperti konsumsi alkohol dan makanan tinggi garam.1,6,8

a. Usia dan Jenis Kelamin


Pria kurang dari 45 tahun lebih rentan mengalami tekanan darah tinggi dibandingkan
wanita, namun pada usia 65 tahun atau lebih wanita lebih rentan mengalami tekanan
darah tinggi dibanding pria.1

b. Ras
Ras kulit hitam memiliki risiko tekanan darah tinggi lebih sering (47% pada wanita,
43% pada pria) dan pada usia lebih muda. Ras kaukasia menempati posisi kedua
tersering (31% pada wanita, dan 33 % pada pria) diikuti ras Mexican-American (29%
pada wanita dan 30% pada wanita).1 Data National Health Interview Survey tahun 2015
didapatkan prevalensi hipertensi tertinggi pada ras kulit hitam sebanyak 34,4% diikuti
ras American-Indian (28,4%), ras kulit putih (23,8%), ras Hispanik (23%) dan ras Asia
(20,6%).9

c. Keturunan
Penelitian yang dilakukan oleh Bino dkk tahun 2002-2008 mendapatkan prevalensi
hipertensi genetik sebesar 30% dari total kasus hipertensi.10 Faktor genetik yang
mempengaruhi hipertensi antara lain mutasi dari epithelial sodium receptor (ENaC) di
distal tubulus ginjal (Liddle syndrome), mineralcorticoid receptor, chimeric CYP11B2
(familial hyperaldoseteronism type I).11

d. Obesitas dan sindrom metabolik


Obesitas, terutama obesitas sentral merupakan faktor risiko hipertensi.8 Resistensi
insulin, tingginya kadar trigliserida dan rendahnya kadar kolesterol High Density Lipid
(HDL) memiliki hubungan yang berkesinambungan dengan obesitas sentral yang
berdampak pada perubahan tekanan darah. Akumulasi lemak viseral meningkatkan
kadar angiotensinogen yang kemudian akan mengaktivasi sistem renin-angiotensin dan
meningkatkan tekanan darah.8,12,13

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 7
e. Gangguan bernafas saat tidur
Tekanan darah diregulasi oleh 2 sistem, yaitu sistem saraf simpatis untuk regulasi
jangka pendek dan sistem Renin Angiotensin Aldosteron (RAA) untuk regulasi jangka
panjang. Gangguan bernafas saat tidur (mengorok, henti nafas seketika diikuti bernafas
secara normal) menyebabkan stimulasi berlebihan dari sistem saraf simpatis yang
mengakibatkan peningkatan tekanan darah.12

f. Kebiasaan merokok
Hipertensi banyak dialami perokok yang mengkonsumsi 15 atau lebih batang rokok per
hari. Rokok sendiri menimbulkan efek sklerotik dari pembuluh darah. Penelitian oleh
Groppelli mengatakan bahwa perokok dengan tekanan darah normal akan meningkatkan
tekanan darah sistolik sebanyak 20 mmHg setelah mengkonsumsi 1 batang rokok.14
Penelitian lain yang dilakukan oleh Mikkelsen dan Green menyatakan bahwa perokok
aktif memiliki tekanan darah yang lebih rendah daripada orang yang tidak merokok, hal
ini dikarenakan adanya penurunan berat badan dari perokok.15 Penderita hipertensi
harus menghindari penggunaan rokok karena dapat meningkatkan risiko komplikasi
kardiovaskular dan gangguan ginjal. Peningkatan tekanan darah sistemik setelah
merokok dapat menyebabkan hipertensi glomerular.14

g. Kurangnya aktivitas fisik


Peningkatan aktivitas fisik merupakan pencegahan primer dari hipertensi.14 Orang
dengan aktivitas fisik rendah berisiko 30-50% berkembang menjadi hipertensi
dibanding dengan orang yang memiliki aktivitas fisik tinggi.12 Peningkatan aktivitas
fisik menurunkan risiko peningkatan tekanan darah.12,14

h. Stres
Kondisi stres merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan peningkatan
tekanan darah. Stres merangsang otak untuk mengeluarkan impuls yang mengakibatkan
peningkatan produksi beberapa hormon, salah satunya adalah adrenalin. Hormon
adrenalin akan meningkatkan frekuensi denyut jantung dan meningkatkan tekanan
darah.8

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 8
i. Pola makan yang tidak sehat
Konsumsi alkohol yang berlebihan berkontribusi terhadap hipertensi sebesar 5-7%.
Konsumsi whiskey (30-45% etanol) 3 oz atau 90 cc dapat meningkatkan tekanan darah
sistolik sebesar 3 mmHg, namun jika konsumsi alkohol kurang dari 24 oz bir (1-5%
etanol), kurang dari 10 oz wine (5-20% etanol), dan kurang dari 3 oz whiskey memiliki
efek baik terhadap tekanan darah.12
Asupan garam yang dibatasi dapat menurunkan tekanan darah. Penelitian dari
Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) menyatakan semakin rendah sodium
maka semakin rendah tekanan darah. DASH melakukan percobaan dengan 3 kadar
sodium (1500 mg per hari, 2300 mg per hari, 3300 mg per hari) yang berbeda terhadap
pasien hipertensi stage 1 didapatkan tekanan darah terendah pada pemberian asupan
sodium dengan kadar 1500 mg per hari.12

2.2.4. Diagnosis
Penegakkan diagnosis hipertensi dimulai dengan anamnesis lengkap mulai dari keluhan
pasien hingga pemeriksaan fisik, termasuk diantaranya berupa penggalian informasi
tentang faktor risiko hipertensi. Gejala dari hipertensi sendiri sebenarnya tidak spesifik,
peningkatan tekanan darah yang parah dapat menyebabkan sakit kepala, biasanya terjadi
pada pagi hari dan terlokalisir pada bagian oksipital. Keluhan lainnya yang menunjukan
peningkatan darah adalah palpitasi, mudah lelah, dizziness dan impotensi.8
Hasil pengukuran tekanan darah yang baik adalah pengukuran yang dilakukan
dengan cara yang benar, baik dari pengukur maupun dari posisi pasien serta ukuran
manset yang digunakan dan sfignomanometer yang rutin dikalibrasi. Pasien disarankan
untuk duduk tenang dalam 5 menit sebelum dilakukannya pemeriksaan tekanan darah
dengan keadaan ruang yang nyaman. Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali dengan
posisi manset setinggi jantung.8

2.2.5. Pengobatan
Terapi pada pasien hipertensi terdiri dari intervensi nonfarmakologi dan farmakologi
untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah komplikasi. JNC-8 mengungkapkan
panduan terapi farmakologi untuk hipertensi dimulai pada pasien dibawah 60 tahun
dengan tekanan darah sistolik persisten sama dengan atau di atas 140 mmHg dan
diastolik sama dengan atau di atas 90 mmHg. Pasien usia 60 tahun atau lebih,terapi

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 9
antihipertensi dimulai jika tekanan darah sistolik sama dengan atau di atas 150 mmHg
dan tekanan darah diastolik sama dengan atau di atas 90 mmHg.1
Semua pasien hipertensi perlu diberikan edukasi perubahan gaya hidup untuk
membantu menurunkan tekanan darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
kelompok dengan asupan garam yang tinggi, yaitu lebih dari 2,3 gram per hari lebih
banyak terdiagnosis hipertensi. American Heart Association (AHA) menyarankan
konsumsi garam yang dibatasi hingga kurang dari 1500 mg per hari.1
DASH menyarankan pola makan tinggi buah, sayuran, serealia, produk unggas,
dan ikan, disamping membatasi makanan manis, minuman dengan pemanis buatan,
serta daging merah. DASH juga merekomendasikan pembatasan konsumsi alkohol
untuk pria maksimal dua gelas dan wanita maksimal satu gelas1. Rekomendasi makanan
oleh DASH antara lain:12
 Dua kali lipat dari rata-rata konsumsi buah dan sayur per hari serta dairy product
 Membatasi intake daging sapi, babi, dan ham hingga sepertiga dari porsi sehari-
hari
 Membatasi intake atau jumlah lemak, minyak, dan salad dressing (mayonnaise,
thousand island)
 Membatasi intake snack dan pemanis hingga seperempat dari porsi sehari-hari
 Membatasi intake sodium kurang dari sama dengan 2300 mg per hari dan
turunkan perlahan hingga mencapai kurang dari sama dengan 2000 mg per hari
hingga mencapai 1500mg per hari.
 Jenis lemak serta mineral rendah lemak jenuh dan lemak trans, kaya akan
kalium, kalsium, magnesium, serat dan protein.

Tabel 1. Pola makan menurut DASH12


Menu/jenis Jumlah Jenis Contoh
Karbohidrat 55% Polisakarida Nasi, ubi, roti, kentang
Protein 18%
lemak 27%
<7% Saturated Fatty Daging berlemak, produk
Acid (SFA) susu, minyak kelapa
Bersambung ke hamalam 11

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 10
Sambungan dari halaman 10
Menu/jenis Jumlah Jenis Contoh
<20% Mono Unsaturated Minyak zaitun, minyak
Fatty Acid (MUFA) canola

<10% Poly Unsaturated Minyak ikan, salmon


Fatty Acid (PUFA)
<1% Trans Fatty Acid Margarin, mentega,
gorengan
Kolesterol <200 Kuning telur, udang, cumi
mg/hari
Kalsium 1250 Susu rendah lemak, kedelai,
mg/hari bandeng
Magnesium 500 mg/hari Sayur hijau, kacang-
kacangan, gandum
Kalium 4700 Jeruk, apel, pisang, alpukat,
mg/hari bayam
Serat 25-30 g/hari Larut air Buah-buahan, sayuran, oats
Sodium <1500 Ikan asin, makanan kaleng,
mg/hari sosis, ham, Vetsin
Garam < 6 g/hari
dapur (1sdt)

Olah raga juga disarankan oleh DASH untuk penderita hipertensi. Jenis olah
raga yang disarankan adalah aerobik (jalan santai, jogging, berenang dan bersepeda)
untuk menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan jantung. Olahraga
dilakukan sekitar 40 menit dengan intensitas sedang dengan frekuensi tiga hingga empat
kali per minggu untuk menurunkan tekanan darah.12
Terapi farmakologi diberikan untuk pasien yang tidak berespon terhadap terapi
nonfarmakologi. Terapi awal farmakologi untuk hipertensi yaitu golongan diuretik,
calcium channel blockers (CCB), angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors, dan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 11
angiotensin II receptor blockers (ARB). Contoh obat dapat dilihat pada tabel 1. Target
terapi untuk pasien hipertensi usia di atas 60 tahun adalah kurang dari 150/ 90 mmHg,
dan untuk usia kurang dari 60 tahun, hipertensi dengan penyakit ginjal kronis, dan
hipertensi dengan diabetes mellitus adalah kurang dari 140/ 90 mmHg.1
Peningkatan dosis dan kombinasi obat diberikan untuk pasien hipertensi yang
telah menjalani pengobatan selama satu bulan namun belum mencapai target tekanan
darah. Terapi kombinasi dengan golongan obat yang berbeda diberikan apabila tekanan
darah sistolik lebih dari atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan darah diastolik
lebih dari 100 mmHg atau tekanan darah sistolik 20 mmHg di atas target dan atau
tekanan darah diastolik 10 mmHg di atas target. Pemberian kombinasi tiga golongan
obat apabila dengan kombinasi dua golongan obat target tekanan darah tidak tercapai.

Tabel 2. Golongan Obat Hipertensi Lini 11


Nama Obat Dosis
Golongan Diuretik
Chlorthalidone 12,5 – 25 mg
Hydrochlorothiazide 12,5 – 50 mg
Indapamide 1,25 – 2,5 mg
Metolazone 2,5 – 5 mg
Golongan CCB
Amlodipine 2,5 – 10 mg
Felodipine 2,5 – 10 mg
Isradipine 5 – 10 mg
Nicardipine 50 - 120 mg
Nifedipine 30 – 90 mg
Nisoldipine 17 - 34 mg
Golongan ACE Inhibitor
Benazepril 20 – 80 mg
Captopril 25 – 50 mg
Enalapril 2,5 – 40 mg
Bersambung ke halaman 13

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 12
Sambungan dari halaman 12
Nama Obat Dosis
Fosinopril 10 – 80 mg
Lisinopril 10 – 40 mg
Moezipril 7,5 – 30 mg
Perindopril 4 – 16 mg
Quinapril 10 – 80 mg
Ramipril 2,5 – 20 mg
Trandolapril 1- 8 mg
Golongan ARB
Azilsartan 40 – 80 mg
Candesartan 8 – 32 mg
Eprosartan 400 – 800 mg
Irbesartan 150 - 300 mg
Losartan 25 -100 mg
Olmesartan 20 – 40 mg
Telmisartan 20 – 80 mg
Valsartan 80 – 320 mg

Terapi lini kedua untuk pasien hipertensi adalah golongan beta-blockers,


aldosterone antagonist, alpha-blockers dan direct renin inhibitors1. Contoh golongan
obat dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Golongan Obat Hipertensi Lini 21


Golongan Contoh Obat
Golongan Beta-blockers Atenolol
Bisoprolol
Betaxolol
Metoprolol tartrate
Nadolol
Bersambung ke halaman 14

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 13
Sambungan dari halaman 13
Propranolol
Timolol
Acebutolol
Penbutolol
Pindolol
Labetolol
Golongan lain Spironolactone
Eplerenone
Aliskerin
Clonidine
Guanfacine
Methyldopa
Doxazosin
Prazosin
Terazosin
Minoxidil
Hydralazine

2.2.6. Komplikasi
Hipertensi dapat menyebabkan kelainan pada beberapa organ tubuh diantaranya
jantung, otak, dan ginjal.8

2.2.6.1. Jantung
Penyakit hipertensi mengganggu fungsi dan strukutur jantung dan pembuluh darah
seperti hipertrofi ventrikel kiri, gagal jantung, aterosklerosis arteri koroner, dan aritmia.
Penyakit jantung hipertensi merupakan penyebab kematian terbanyak pada pasien
hipertensi.8

2.2.6.2. Otak
Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia. Hipertensi merupakan faktor
risiko utama stroke diikuti perdarahan intraserebral. Insiden stroke meningkat seiring
dengan peningkatan tekanan darah terutama tekanan darah sistolik.8

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 14
2.2.6.3. Ginjal
Organ ginjal selain sebagai penyebab hipertensi nonesensial juga sebagai target organ
dari penyakit hipertensi. Fungsi ginjal dalam mengeksresi sodium akan terganggu,
produksi renin juga meningkat sehingga mempengaruhi volume cairan tubuh dan
aktivitas berlebih dari system saraf simpatis. Gagal ginjal dapat terjadi jika hal ini
terjadi dalam jangka waktu yang lama.8

2.3 Kerangka Teori

OBESITAS DAN SINDROM


USIA DAN JENIS METABOLIK
KELAMIN
SLEEP APNEA
RAS
HIPERTENSI MEROKOK
KETURUNAN
KURANGNYA
POLA MAKAN TIDAK AKTIVITAS FISIK
SEHAT
STRES
KOMPLIKASI

OTAK JANTUNG GINJAL

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 15
BAB 3
IDENTIFIKASI MASALAH

3.1. Analisis Situasi


Hipertensi dipilih sebagai topik bahasan berdasarkan 1) data profil Puskesmas Legok
tahun 2016. Jumlah kasus hipertensi sebanyak 700 kasus, dengan jumlah kasus di Desa
Rancagong sebanyak 182 kasus, Desa Babakan sebanyak 148 kasus, Desa Legok
sebanyak 141 kasus, Desa Serdang Wetan sebanyak 124 kasus, dan Desa Palasari
sebanyak 105 kasus. 2) Tahun 2016 hipertensi menempati urutan ketiga dalam sepuluh
penyakit terbanyak di Puskesmas Legok, meningkat menjadi urutan kedua pada periode
Januari sampai Juli 2017. Data sepuluh penyakit terbanyak dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Data 10 Penyakit Terbanyak tahun 2016 dan Januari-Juli 2017 di


Puskesmas Legok4
Tahun 2016 Januari-Juli Tahun 2017
ISPA ISPA
Dyspepsia Hipertensi Esensial
Hipertensi esensial Myalgia
Myalgia Cephalgia
Dermatitis Dyspepsia
Cephalgia Diabetes mellitus
Diabetes melitus Asma
Asma Dermatitis
Heart failure Diare
Diare Heart failure

Dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Legok pada tahun 2016 dan Januari-
Juli 2017 apabila dilakukan pembagian berdasarkan Penyakit Menular (PM) dan
Penyakit Tidak Menular (PTM) didapatkan hipertensi menduduki urutan kedua pada
tahun 2016 dan menjadi urutan pertama pada Januari-Juli tahun 2017. Data PTM tahun
2016 dan Januari-Juli 2017 lihat tabel 5.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 16
Tabel 5. Data Penyakit Tidak Menular Terbanyak tahun 2016 dan Januari-Juli
2017 di Puskesmas Legok4
Tahun 2016 Januari-Juli Tahun 2017
Dyspepsia Hipertensi esensial
Hipertensi esensial Myalgia
Myalgia Cephalgia
Cephalgia Dyspepsia
Asma Diabetes melitus
Diabetes melitus Asma
Heart failure Heart failure

3) Hasil mini survey yang dilakukan pada hari Jumat, 18 Agustus 2017 di
Puskesmas Legok terhadap 30 orang pengunjung dewasa (usia 18 tahun ke atas) yang
dipilih secara consecutive sampling, terdiri dari 12 orang penderita hipertensi dan 18
orang bukan penderita hipertensi menunjukkan kurangnya pengetahuan tentang
hipertensi, sikap kurang positif, perilaku kurang baik, dan masih terpengaruh mitos.

3.2. Scope Tempat:


RW 05 Desa Rancagong dipilih karena memiliki jumlah kasus hipertensi terbanyak,
yaitu 182 kasus.

3.3. Identifikasi Masalah Tingginya Kasus Hipertensi di Desa Rancagong


dengan Paradigma Blum
1. Genetik : tidak dilakukan analisis situasi genetik
2. Medical care services : (Berdasarkan hasil diskusi dengan Bidan desa dan dokter
Puskesmas, serta hasil mini survey)
- Kurangnya kegiatan penyuluhan tentang penyakit hipertensi yang diadakan
di Puskesmas Legok.
- Kurangnya edukasi mengenai obat antihipertensi yang diberikan serta
modifikasi gaya hidup dan pola makan yang sesuai untuk pasien hipertensi.
- Masyarakat merasa puas terhadap pelayanan di Puskesmas Legok (28 dari 30
pengunjung dewasa)
- Jumlah tenaga kesehatan dan ketersediaan obat-obatan cukup.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 17
- Puskesmas memfasilitasi poskesdes 2 kali seminggu.
3. Life style
 Pengetahuan
- Sebanyak 16 orang pengunjung tidak mengetahui apa itu hipertensi,
sementara 12 orang mengetahui hipertensi hanya sebatas tekanan darah
tinggi dan 2 orang mengetahui hipertensi lebih jauh.
- Sebanyak 19 orang menganggap bahwa sakit kepala merupakan satu-
satunya gejala hipertensi dan 9 orang tidak mengetahui sama sekali
gejala hipertensi, sementara hanya 2 orang yang mengetahui beberapa
gejala hipertensi.
- Sebanyak 20 orang menganggap bahwa hipertensi hanya disebabkan oleh
konsumsi makanan tinggi garam sementara 10 orang tidak mengetahui
penyebab hipertensi.
- Sebanyak 18 orang menganggap bahwa stroke merupakan satu-satunya
akibat hipertensi dan 12 orang tidak mengetahui akibat hipertensi,
sementara hanya 1 orang yang mengetahui beberapa akibat hipertensi.
- Sebanyak 22 orang menganggap hipertensi dapat sembuh dan 8 orang
mengetahui hipertensi tidak dapat sembuh namun dapat terkontrol.

 Sikap
- Sebanyak 16 orang pengunjung belum memiliki keinginan untuk mencari
tahu tentang penyakit hipertensi.
- Sebanyak 28 orang pengunjung belum memiliki antusias terhadap
penyakit hipertensi.
- Sebanyak 14 orang memiliki kepedulian untuk berobat ke pusat
kesehatan dan rutin kontrol, serta modifikasi gaya hidup jika terkena
hipertensi dan 13 orang berobat hanya jika ada keluhan, sementara 3
orang memilih pengobatan alternatif.

 Perilaku
- Sebanyak 16 orang pengunjung sering mengkonsumsi makanan tinggi
garam (ikan asin, pindang) dan 9 orang kadang-kadang, sementara 5
orang mengaku tidak pernah mengkonsumsi makanan tinggi garam
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 18
- Sebanyak 12 orang tidak pernah berolah raga dan 10 orang kadang –
kadang berolah raga, sementara 8 orang rutin berolah raga 3 sampai 4
kali dalam seminggu

4. Lingkungan
 Fisik
- Desa Rancagong merupakan lingkungan padat penduduk yang terdiri dari
11 RW
- Jarak antara Desa Rancagong dengan Puskesmas Legok cukup jauh.
- Terdapat pelayanan poskesdes di RW 05 Desa Rancagong.
 Non – fisik
- Masyarakat percaya bahwa penyakit hipertensi dapat disembuhkan
dengan sekali minum obat dan tidak perlu kontrol berkala.
- Masyarakat percaya bahwa buah belimbing dapat menurunkan tekanan
darah dan tidak perlu minum obat lagi.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 19
Genetik Medical Care System
Lingkungan
Fisik : - Kurangnya kegiatan penyuluhan tentang penyakit
- Desa Rancagong merupakan lingkungan padat
penduduk yang terdiri dari 11 RW hipertensi yang diadakan di Puskesmas Legok.
- Jarak antara desa dengan Puskesmas Legok cukup - Kurangnya edukasi mengenai obat antihipertensi
jauh
- Terdapat pelayanan poskesdes di RW 05 Desa yang diberikan serta modifikasi gaya hidup dan pola
makan yang sesuai untuk pasien hipertensi.
Rancagong .
LINGKUNGAN Tingginya Jumlah - Masyarakat merasa puas terhadap pelayanan di
MEDICAL
Non fisik : Kasus Hipertensi di CARE Puskesmas Legok
- STYLE
Kepercayaan orang mengenai penyakit hipertensi yang Desa Rancagong SYSTEM - Jumlah tenaga kesehatan dan ketersediaan obat-
dapat disembuhkan dan tidak perlu kontrol berkala.
obatan cukup.
- Kepercayaan orang mengenai buah belimbing dapat
- Puskesmas memfasilitasi poskesdes 2 kali
menurunlan tekanan darah.
LIFE seminggu.
STYLE -
Pengetahuan Sikap Perilaku
 Sebagian besar pengunjung tidak mengetahui apa  Sebagian besar pengunjung belum memiliki  Sebagian besar pengunjung masih mengonsumsi
itu hipertensi. antusias terhadap penyakit hipertensi makanan tinggi garam (ikan asin dan pindang)

 Sebagian besar pengunjung menganggap sakit  Sebagian besar pengunjung belum memiliki sebagai menu sehari-hari
keinginan untuk mencari tahu tentang penyakit  Sebagian besar pengunjung tidak melakukan
kepala merupakan satu-satunya gejala hipertensi
hipertensi melakukan olahraga untuk menjaga kebugaran
 Sebagian besar pengunjung hanya mengetahui
 Sebagian besar pengunjung belum memiliki dirinya.
makanan asin sebagai penyebab hipertensi
kepedulian terhadap kondisi tubuhnya
 Sebagian besar pengunjung hanya mengetahui
stroke sebagai akibat hipertensi
 Sebagian besar pengunjung menganggap hipertensi Gambar 1. Identifikasi Masalah Tingginya Kasus Hipertensi di Desa Rancagong
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
dapat sembuh
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara dengan Paradigma Blum
Periode 31 Juli – 23 September 2017 20
3.4. Penentuan Prioritas Masalah
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan Paradigma Blum, dilakukan penentuan
prioritas masalah dengan cara non-scoring (Delphi), pada tanggal 19 Agustus 2017
dilakukan diskusi dengan :
 drg. Widya Anggraeni, sebagai Kepala Puskesmas Legok.
 dr. Linda Mayliana, sebagai dokter Puskesmas Legok.
 Bd. Beriana, sebagai Bidan Pembina Desa Rancagong, Kecamatan Legok.
Dari hasil diskusi, faktor lifestyle pada Paradigma Blum dipilih menjadi prioritas
masalah.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 21
BAB 4
IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB DAN
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Setelah dilakukan penetapan prioritas masalah, maka didapatkan permasalahan yang


akan diidentifikasi adalah faktor lifestyle. Teknik pemecahan dan alternatif jalan keluar
diperoleh setelah dilakukan identifikasi masalah penyebab dengan Fishbone.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 22
PENGETAHUAN
SIKAP

Pendidikan rendah

Kurangnya pengetahuan Kurangnya pengetahuan


masyarakat tentang faktor masyarakat tentang definisi dan
risiko dan gejala hipertensi akibat dari hipertensi

Kurangnya pengetauhan
Kurangnya pengetahuan Kurangnya
tentang pentingnya olahraga
masyarakat tentang jenis kepedulian
makanan tinggi sodium masyarakat Tingginya
mengenai hipertensi
jumlah
penderita
LIFESTYLE hipertensi di
Desa
Kurangnya olahraga Rancagong
Banyaknya masyarakat
mengonsumsi makanan tinggi
garam
Kurangnya waktu untuk
melakukan olahraga Ketersediaan bahan makanan
tinggi garam yang ekonomis
Ketidakteraturan di pasar
penderita hipertensi
memeriksa tekanan darah

Kebiasaan makanan keluarga


PERILAKU

Gambar 2. Diagram Fishbone


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 23
BAB 5
PERENCANAAN INTERVENSI

5.1. Penyusunan Intervensi


5.1.1. Intervensi 1: Penyuluhan kesehatan tentang hipertensi untuk warga RW 05 Desa
Rancagong.
a. Kegiatan: Penyuluhan kesehatan tentang hipertensi
b. Sasaran: diperkirakan 50 warga (dewasa di atas 18 tahun) RW 05 Desa
Rancagong.
c. Tempat: lapangan kantor kelurahan Desa Rancagong
d. Waktu: Bersamaan dengan penyelenggaraan Poskesdes
e. Indikator Penilaian: meningkatnya pengetahuan tentang hipertensi pada warga
RW 05 Desa Rancagong dengan peningkatan rerata pre-test dan post-test
sebesar 30%. Skor post-test minimal 70% tercapai oleh seluruh peserta
penyuluhan.

5.1.2. Intervensi 2 : Pengukuran tekanan darah dan pembagian kartu kontrol tekanan
darah untuk warga RW 05 Desa Rancagong yang menderita hipertensi
a. Kegiatan :
 Pengukuran tekanan darah
 Pengarahan tentang kartu kontrol tekanan darah (mencakup fungsi dan cara)
 Pembagian kartu kontrol tekanan darah
b. Sasaran: diperkirakan 50 warga (dewasa di atas 18 tahun) RW 05 Desa
Rancagong
c. Tempat : lapangan kantor kelurahan Desa Rancagong
d. Indikator Penilaian: setiap warga yang menderita hipertensi (tekanan darah di
atas sama dengan 140/90 mmHg) mendapat kartu kontrol tekanan darah

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 24
5.2. Log Frame Goals
Tabel 6. Log Frame Goals Intervensi 1: Penyuluhan tentang hipertensi untuk warga RW 05 Desa Rancagong
Tujuan
Masukan Kegiatan Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(6 minggu) (1 tahun) (5 tahun)
 Empat koas Untar 1. Perkenalan 1. Meningkatnya 1. Sebanyak 70% warga di 1. Menurunkan jumlah
 Satu Bidan Desa 2. Pembagian snack pengetahuan, sikap, dan RW 05 Desa Rancagong kasus hipertensi wilayah
Man

Rancagong 3. Pre-test perilaku warga RW 05 yang mengikuti kerja Puskesmas Legok


 Kader 4. Penyuluhan Desa Rancagong tentang penyuluhan dan menderita sebanyak 15%.
Pengeluaran: mengenai hipertensi hipertensi sebesar 30%. hipertensi teratur datang 2. Menurunkan komplikasi
Money

Rp 800.000,- pada warga dewasa dengan tekanan darah yang dari hipertensi warga di
5. Diskusi terkontrol. wilayah kerja
6. Post-test Puskesmas Legok
 Poster
 Mic 7. Pembagian hadiah sebanyak 15%.
 Tenda dan kursi dan kalender anti-
Material

 Kalender anti- hipertensi


hipertensi
 Pre-test dan post-test
 Ballpoint
 Hadiah
SOP intervensi 1
Method

(penyuluhan mengenai
hipertensi)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 25
Tabel 7. Log Frame Goals Intervensi 2: Pembagian kartu kontrol tekanan darah untuk warga RW 05 Desa Rancagong yang
menderita hipertensi
Tujuan
Masukan Kegiatan Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(6 minggu) (1 tahun) (5 tahun)
 Empat koas Untar 1. Pengukuran 1. Terpantaunya perubahan 1. Memantau keteraturan - Menurunkan jumlah
 Satu Bidan Desa
Man

tekanan darah tekanan darah pada 100% warga RW 05 kasus hipertensi


Rancagong
 Kader 2. Pengarahan 100% warga RW 05 Desa Rancagong yang wilayah kerja
Pengeluaran: tentang fungsi dan Desa Rancagong yang terjaring hipertensi dalam Puskesmas Legok
Money

Rp 150.000,-
penggunaan kartu terjaring hipertensi. mengontrol tekanan sebanyak 15%.
kontrol untuk darah dan mengetahui - Menurunkan
 Kartu kontrol tekanan warga RW 05 Desa ketepatan obat yang komplikasi dari
darah
Material

 Sfigmomanometer
Rancagong diberikan. hipertensi warga di
 Stetoskop 3. Pembagian kartu wilayah kerja
kontrol tekanan Puskesmas Legok
SOP intervensi 2
Method

(pengukuran tekanan darah darah sebanyak 15%.


dan pembagian kartu
kontrol tekanan darah)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 26
5.3. Planning of Action
Tabel 8. Planning of Action (POA)
Penanggung
No Kegiatan Tujuan & Target Sasaran Biaya Tempat Waktu Rencana Penilaian
jawab
1. Meminta izin kepada Didapatkannya Kepala  Puskesmas 23/08/20  Andreas Hans  Izin sudah didapatkan
Kepala Puskesmas, izin untuk Puskesmas, Legok, 17
 Fandi Apriyan
Bidan Desa, Kepala melakukan Bidan Kantor
Desa, Ketua RT Desa kegiatan intervensi Desa, Kelurahan  Fransiska
Rancagong Kepala Rancagong
Wibawa
Desa,
Ketua RT  Inggerit
Desa
Rancagong
Bersambung ke halaman 28

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 27
Sambungan dari halaman 27
N Tujuan & Penanggung
Kegiatan Sasaran Biaya Tempat Waktu Rencana Penilaian
o Target jawab
2. Intervensi 1 Terlaksana Lima  Poster lapangan 30 /08/  Andreas  Meningkatnya
Penyuluhan tentang edukasi sehingga puluh Rp kantor 2017 Hans pengetahuan tentang
hipertensi untuk warga pengetahuan warga 50.000,- kelurahan hipertensi pada warga
RW 05 Desa warga RW 05 (usia lebih  Kalender Desa  Fandi RW 05 Desa
Rancagong Desa Rancagong dari 18 Rp Rancagong Apriyan Rancagong, Desa
1. Perkenalan tentang tahun) 150.000,- Rancagong
 Fransiska
2. Pembagian snack hipertensi yang  pre-test  Nilai post-test
Wibawa
- Pre-test meningkat berkunjun dan post- diharapkan meningkat
- Penyuluhan g ke test  Inggerit 30%dari total seluruh
mengenai hipertensi Poskesdes Rp peserta penyuluhan.
pada warga dewasa RW 05 50.000,-
- Diskusi Desa  Ballpoint
- Post-test Rancagon Rp
- Pembagian hadiah g 100.000,-
dan kalender anti-  Hadiah Rp
hipertensi 50.000,-
 Snack Rp
350.000,-
 Air mineral
Rp
50.000,-
Bersambung ke halaman 29

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 28
Sambungan dari halaman 28
N Tujuan & Penanggung
Kegiatan Sasaran Biaya Tempat Waktu Rencana Penilaian
o Target jawab
3. Intervensi 2 Terpantaunya Lima puluh  Kartu lapangan 30/08/  Andreas setiap warga yang
Pembagian kartu perubahan Warga RW kontrol Rp kantor 2017 Hans menderita hipertensi (TD
kontrol tekanan darah tekanan darah 05 Desa 100.000,- kelurahan ≥ 140/90 mmHg)
untuk warga RW 05 pada warga RW Rancagong  Plastik Desa  Fandi mendapat kartu kontrol
Desa Rancagong yang 05 Desa yang diukur kartu Rancagong Apriyan tekanan darah
menderita hipertensi Rancagong tekanan Rp 50.000,-
 Fransiska
- Pengukuran darah.
Wibawa
tekanan darah
- Pengarahan tentang  Inggerit
fungsi dan  Bidan Desa
penggunaan kartu Rancagong
kontrol untuk warga
RW 05 Desa
Rancagong
- Pembagian kartu
kontrol tekanan
darah

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 29
5.4. Timeline (Gantt Chart)
Tabel 9. Timeline Kegiatan
No. Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6 7
1. Perencanaan

Identifikasi masalah dan


penyebab
Meminta izin kepada pihak
yang berwenang
Mini Survey

Rencana Intervensi

2. Pengorganisasian

Pembagian Tugas

3. Pelaksanaan

Intervensi 1 ¤
Penyuluhan tentang
hipertensi untuk warga RW
05 Desa Rancagong
Intervensi 2
Pembagian kartu kontrol
tekanan darah untuk warga
RW 05 Desa Rancagong
yang menderita hipertensi
4 Pengawasan

5 Evaluasi

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 30
BAB 6
PELAKSANAAN INTERVENSI

6.1. Flow Chart Kegiatan


6.1.1. Intervensi 1: Penyuluhan Kesehatan tentang Hipertensi untuk Warga RW 05
Desa Rancagong

Persiapan Perkenalan Koas


Pembagian snack
penyuluhan Untar kepada
untuk peserta
kesehatan tentang warga RW 05
penyuluhan
hipertensi Desa Rancagong

Diskusi dengan Penyuluhan


warga seputar kesehatan tentang Pretest
materi penyuluhan hipertensi

Pembagian
Posttest
souvenir

Gambar 3. Flow Chart Kegiatan Intervensi 1

6.1.2. Intervensi 2: Pengukuran Tekanan Darah dan Pembagian Kartu Kontrol Tekanan
Darah untuk Warga RW 05 Desa Rancagong yang Menderita Hipertensi

Pengukuran tekanan darah

Pengarahan tentang fungsi dan penggunaan kartu


kontrol tekanan darah

Pembagian kartu kontrol tekanan darah

Gambar 4. Flow Chart Kegiatan Intervensi 2


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 31
6.2. Deskripsi Proses Intervensi secara Detail
6.2.1. Intervensi 1: Penyuluhan Kesehatan tentang Hipertensi untuk Warga RW 05
Desa Rancagong
Penyuluhan kesehatan tentang hipertensi untuk warga RW 05 Desa Rancagong
dilaksanakan pada Hari Rabu, 30 Agustus 2017 bertempat di lapangan kantor kelurahan,
Jl. Kadaung no. 1, Desa Rancagong, pukul 11.00 – 12.00 WIB dengan sasaran 50 orang
dewasa (usia di atas 18 tahun) warga RW 05 Desa Rancagong. Kegiatan ini
dilaksanakan oleh 4 Koas Untar dibantu oleh 3 orang kader, sementara 1 orang bidan
desa berhalangan hadir. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap,
dan perilaku warga tentang penyakit hipertensi.
Kegiatan ini diawali dengan persiapan tempat, kursi, dan alat bantu penyuluhan,
dilanjutkan dengan pembagian snack untuk peserta penyuluhan. Kemudian dilakukan
perkenalan 4 Koas Untar kepada peserta penyuluhan, dilanjutkan pretest untuk
mengetahui pengetahuan awal warga tentang hipertensi. Penyuluhan dilakukan dengan
media poster dan penyuluh menggunakan pengeras suara. Materi penyuluhan berisi
penjelasan tentang pengertian, tanda dan gejala, faktor risiko, dampak, dan
penatalaksanaan hipertensi. Setelah itu dilanjutkan diskusi dengan peserta penyuluhan
seputar materi penyuluhan. Setelah berdiskusi, masyarakat diberikan posttest untuk
menilai pengetahuan warga setelah penyuluhan. Kegiatan ditutup dengan pembagian
souvenir berupa kalender antihipertensi yang di dalamnya terdapat materi penyuluhan.
Penilaian hasil post-test dibagi menjadi penilaian baik dan kurang. Penilaian
baik jika peserta penyuluhan menjawab minimal 7 pertanyaan benar dari total 10
pertanyaan, dan penilaian kurang jika peserta penyuluhan menjawab kurang dari 7
pertanyaan benar dari total 10 pertanyaan.

6.2.2. Intervensi 2: Pengukuran Tekanan Darah dan Pembagian Kartu Kontrol Tekanan
Darah untuk Warga RW 05 Desa Rancagong yang Menderita Hipertensi
Pengukuran tekanan darah dilakukan pada warga RW 05 Desa Rancagong bersamaan
dengan dilakukannya poskesdes hari Rabu, 30 Agustus 2017 bertempat di lapangan
kantor kelurahan, Jl. Kadaung no. 1, Desa Rancagong, pukul 9.00-11.00 WIB dengan
sasaran 50 orang dewasa (usia di atas 18 tahun) warga RW 05 Desa Rancagong.
Kegiatan ini dilakukan oleh 4 Koas Untar yang dibantu oleh 3 orang kader, sementara 1
orang bidan desa berhalangan hadir. Setelah dilakukan pengukuran darah, warga yang
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 32
memiliki tekanan darah di atas sama dengan 140/90 mmHg diberikan kartu kontrol dan
diberikan penjelasan tentang fungsi dan penggunaannya. Tujuan kegiatan ini untuk
memantau tekanan darah warga RW 05 Desa Rancagong.

6.3. Monitoring
Monitoring intervensi penyuluhan kesehatan tentang hipertensi dan pengukuran tekanan
darah terhadap warga RW 05 Desa Rancagong serta pembagian kartu kontrol tekanan
darah terhadap warga RW 05 Desa Rancagong yang menderita hipertensi dilakukan
melalui plan,do,check, action (PDCA) cycle.

6.3.1. Jadwal monitoring dan pelaksana


Monitoring dilakukan secara rutin seminggu sekali oleh bidan desa dan kader RW 05
Desa Rancagong.

6.3.2. Kendala yang dihadapi


 Bidan desa berhalangan hadir karena ada keperluan dinas di hari penyuluhan.
 Beberapa warga datang terlambat dan pulang terlebih dahulu

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 33
6.3.3. PDCA Cycle
6.3.3.1. PDCA Cycle Intervensi 1: Penyuluhan Kesehatan tentang Hipertensi untuk
Warga RW 05 Desa Rancagong

 Merencanakan penyuluhan Kesehatan


tentang Hipertensi untuk Warga RW
05 Desa Rancagong.
 Pelaksana : 4 koas Untar, 1 bidan
desa, 3 orang kader.
 Penyuluhan dapat terus  Sasaran : Warga (usia lebih dari 18
dilakukan di desa maupun tahun) sebanyak 50 orang.
di RT/RW yang berbeda  Tempat : Kantor Kelurahan Desa
 Bidan desa tidak hadir Rancagong
namun tidak ada kendala  Waktu : 30 Agustus 2017 pukul
selama acara berlangsung. 11.00-12.00 WIB
 Peserta penyuluhan lebih  Alat yang digunakan : Poster, Pointer,
dari target sebanyak 5 Speaker, kertas pre-test dan post-test,
orang namun tetap ikut ballpoint, kalender hipertensi, snacks
penyuluhan dan tidak yang sudah disiapkan untuk 70 orang,
terdapat kendala. hadiah.

Act Plan

Check Do
 Jumlah kader yang datang  Melaksanakan kegiatan penyuluhan
adalah 3 orang tepat waktu. Kesehatan tentang Hipertensi untuk
 Bidan desa tidak ikut karena Warga RW 05 Desa Rancagong
ada keperluan dinas berupa:
 meningkatnya pengetahuan tentang - Perkenalan,
hipertensi pada warga RW 05 Desa - Pembagian snack,
Rancagong dengan peningkatan - Pre-test,
rerata pre-test dan post-test sebesar - Penyuluhan,
20%. Skor post-test minimal 70% - Diskusi
tercapai oleh seluruh peserta - Post-test
penyuluhan - Pembagian hadiah dan kalender
 Peserta yang hadir sebanyak 55
orang.

Gambar 5. PDCA Cycle Intervensi 1

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 34
6.3.3.2. PDCA Cycle Intervensi 2 : Pengukuran Tekanan Darah dan Pembagian Kartu
Kontrol Tekanan Darah untuk Warga RW 05 Desa Rancagong yang Menderita
Hipertensi

 Merencanakan pengukuran tekanan


darah dan pembagian kartu kontrol
tekanan darah untuk warga yang
menderita hipertensi (TD ≥ 140/90
 Kartu kontrol dapat terus mmHg).
digunakan di desa maupun di  Pelaksana : 4 koas Untar, 1 bidan
RT/RW yang berbeda. desa, 3 orang kader.
 Bidan desa tidak hadir  Sasaran : 50 warga RW 05 Desa
namun tidak ada kendala Rancagong
selama acara berlangsung.  Tempat : Kantor Kelurahan Desa
 Peserta penyuluhan lebih Rancagong
dari target sebanyak 5  Waktu : 30 Agustus 2017 pukul
orang namun tetap ikut 09.00-11.00 WIB
berpartisipasi dalam  Alat yang digunakan :
pengukuran tekanan darah Sfignomanometer, Stetoskop, Kartu
dan tidak terdapat kendala. kontrol tekanan darah yang sudah
disiapkan untuk 50 orang.

Act Plan

Check Do
 Jumlah kader yang datang  Melaksanakan kegiatan pengukuran
adalah 3 orang tepat waktu. tekanan darah dan pembagian kartu
 Bidan desa tidak ikut karena kontrol tekanan darah untuk Warga
ada keperluan dinas RW 05 Desa Rancagong yang
 Semua penderita hipertensi menderita hipertensi berupa:
mendapatkan kartu kontrol - Pengukuran tekanan darah,
tekanan darah dan mengerti - Pengarahan tentang fungsi dan
fungsi dan penggunaan kartu penggunaaan kartu kontrol,
kontrol. - Pembagian kartu kontrol tekanan
 Peserta yang hadir sebanyak 55 darah
orang.

Gambar 6. PDCA Cycle Intervensi 2

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 35
BAB 7
Hasil Intervensi

7.1 Pengolahan Data


7.1.1. Intervensi 1
Data diperoleh melalui pre-test dan post-test yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan
bobot nilai 10 untuk setiap pertanyaan. Setiap pertanyaan memiliki 2 pilihan jawaban.
Rerata hasil pre-test dari total peserta sebanyak 55 orang adalah 46,18 dengan peserta
yang mendapat nilai 70 atau lebih sebanyak 6 orang (10,9%). Rerata nilai post-test yaitu
79,45. Peserta yang mendapat nilai 70 atau lebih sebanyak 43 orang (78,18%).
Peningkatan rata-rata nilai sebesar 33,27. Rincian hasil pre-test dan post-test terdapat
pada tabel 10.

Tabel 10. Hasil pre-test dan post-test

Nilai Pre-test Post-test

10 2 0
20 3 0
30 10 0
40 8 3
50 16 2
60 10 7
70 4 12
80 2 7
90 0 7
100 0 17

7.1.2. Intervensi 2
Hasil pengukuran tekanan darah terhadap 55 peserta didapatkan penderita hipertensi
sebanyak 25 orang. Semua penderita hipertensi mendapatkan kartu kontrol tekanan
darah dan mendapat penjelasan mengenai penggunaan kartu kontrol tekanan darah.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 36
7.2. Penyajian Data
7.2.1. Intervensi 1
Terdapat peningkatan rerata hasil pre-test dan post-test dari 46,18 menjadi
79,45. Jumlah peserta yang mendapat nilai lebih dari sama dengan 70 pada pre-
test sebanyak 6 orang (10,9%) dan pada post-test sebanyak 43 orang (78,18%).
18
Rata-rata 46,18 Rata-rata 79,45
16
14
12
10
8 Pre-test

6 Post-test

4
2
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Nilai

Gambar 7. Grafik Hasil Intervensi 1

7.2.2. Intervensi 2

N = 55

Hipertensi

Tidak
Hipertensi

Gambar 8. Diagram Hasil Intervensi 2


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 37
BAB 8
Evaluasi Kegiatan

8.1. Metode Evaluasi


Metode yang digunakan dalam evaluasi program ini menggunakan Pendekatan Sistem

Lingkungan

Input Process Output Dampak

Umpan Balik

Gambar 9. Pendekatan Sistem16

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 38
8.2 Hasil Evaluasi
Tabel 10. Evaluasi Program Intervensi
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
1. Input
a) Man
- Dokter muda - 4 orang - 4 orang  Tidak ada
- Kader - 3 orang - 3 orang  Tidak ada
- Bidan Desa - 1 orang - 0 orang  Ada, bidan desa berhalangan hadir.
- Warga RW.05 Desa Rancagong - 50 orang - 55 orang  Ada, lebih dari target sebanyak 5 orang.
b) Money
Tersedia dana Pemakaian dana Rp Ada, terdapat sisa Rp 167.000,-
Rp 950.000,- 783.000,-
c) Material
- Poster - 1 buah - 1 buah - Ada, terdapat sisa kertas pre-test dan post-test
- Pointer - 1 buah - 1 buah sebanyak 30 rangkap.
- Speaker - 1 buah - 1 buah - Ada, sisa ballpoint 12 buah.
- Mic - 1 buah - 1 buah - Ada. sisa snack 7 box.
- Kertas pre-test dan post-test - 140 rangkap - 110 rangkap - Ada, sisa kalender hipertensi 10 lembar
- Ballpoint - 72 buah - 60 buah - Ada, sisa Kartu kontrol 25 lembar
- Snacks - 70 box - 63 buah - Ada, sisa plastik sampul kartu 25 buah
- Hadiah - 2 buah - 2 buah - Tidak ada
- Kalender hipertensi - 70 lembar - 60 lembar
- Kartu kontrol - 50 lembar - 25 lembar
- Plastik sampul kartu - 50 buah - 25 buah
- Tersedianya alat - 2 buah - 2 buah
sfigmomanometer.
Bersambung ke halaman 40
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 39
Sambungan dari halaman 39
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
- Tersedianya stetoskop - 2 buah - 2 buah - Tidak ada
- Ruangan yang digunakan dapat - Tersedia - Tersedia - Tidak ada
menampung seluruh peserta
d) Method
SOP Intervensi 1 (penyuluhan Intervensi 1 Intervensi 1 Intervensi 1
tentang hipertensi) Tersedianya SOP Ada Tidak ada
penyuluhan tentang
SOP Intervensi 2 (pengukuran hipertensi. Intervensi 2 Intervensi 2
tekanan darah dan pembagian Ada Tidak ada
Intervensi 2
kartu kontrol tekanan darah)
Tersedianya SOP
pengukuran tekanan
darah dan pembagian
kartu kontrol tekanan
darah.
2. Process
a) Planning
1. Merencanakan sasaran, lokasi, 1. Ditentukannya 1. Dilakukan 1. Tidak ada
dan bentuk intervensi sasaran, lokasi, dan
bentuk intervensi
2. Merencanakan jadwal intervensi 2. Dilakukannya 2. Dilakukan 2. Tidak ada
perencanaan jadwal
intervensi

Bersambung ke halaman 41

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 40
Sambungan dari halaman 40
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
3. Mempersiapkan poster, 3. Disiapkannya poster 3. Dilakukan 3. Tidak ada
kalender hipertensi dan kalender
hipertensi
4. Mempersiapkan soal pre-test 4. Disiapkannya soal 4. Dilakukan 4. Tidak ada
dan post-test pre-test dan post-
test
5. Mempersiapkan kartu kontrol 5. Disiapkannya kartu 5. Dilakukan 5. Tidak ada
tekanan darah kontrol tekanan
darah
b) Organizing
1. Membuat materi penyuluhan 1. Dibuatnya materi 1. Dilakukan 1. Tidak ada
hipertensi penyuluhan hipertensi
2. Membuat soal pre-test dan post- 2. Dibuatnya soal pre- 2. Dilakukan 2. Tidak ada
test test dan post-test
3. Membuat poster, kalender 3. Dibuatnya poster, 3. Dilakukan 3. Tidak ada
hipertensi, dan kartu kontrol kalender hipertensi,
dan kartu kontrol
4. Mempersiapkan kegiatan 4. Dipersiapkannya 4. Dilakukan 4. Tidak ada
penyuluhan kegiatan penyuluhan 5. Tidak ada
5. Mempersiapkan snack dan 5. Dipersiapkannya 5. Dilakukan
hadiah snacks dan hadiah 6. Tidak ada
6. Mempersiapkan alat-alat yang 6. Dipersiapkannya alat- 6. Dilakukan
diperlukan alat yang diperlukan
Bersambung ke halaman 42

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 41
Sambungan dari halaman 41
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
c) Actuating
Intervensi 1 Intervensi 1 Intervensi 1 Intervensi 1
1. Perkenalan dan pembagian 1. Dilakukan perkenalan 1. Dilakukan 1. Tidak ada
snacks kepada peserta. dan pembagian snacks
kepada peserta.
2. Melakukan pre-test mengenai 2. Dilaksanakannya pre- 2. Dilakukan 2. Tidak ada
hipertensi test mengenai
hipertensi
3. Melakukan penyuluhan 3. Dilaksanakannya 3. Dilakukan 3. Tidak ada
mengenai hipertensi. penyuluhan mengenai
hipertensi.
4. Melakukan diskusi. 4. Dilakukannya
diskusi. 4. Dilakukan 4. Tidak ada
5. Melakukan post-test mengenai 5. Dilaksanakannya post-
hipertensi test mengenai 5. Dilakukan 5. Tidak ada
hipertensi.
6. Melakukan pembagian hadiah 6. Dibagikan hadiah
dan kalender kepada 2 orang
peserta yang dapat 6. Dilakukan 6. Tidak ada
menjawab pertanyaan
dengan benar dan
kalender kepada
semua peserta

Bersambung ke halaman 43

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 42
Sambungan dari halaman 42
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
Intervensi 2 Intervensi 2 Intervensi 2 Intervensi 2
1. Pengukuran tekanan darah. 1. Dilakukannya 1. Dilakukan 1. Tidak ada
pengukuran tekanan
darah
2. Pengarahan tentang fungsi dan 2. Dilaksanakannya 2. Dilakukan 2. Tidak ada
penggunaaan kartu kontrol pengarahan tentang
fungsi dan
penggunaan kartu
kontrol
3. Pembagian kartu kontrol 3. Dibagikannya kartu 3. Dilakukan 3. Tidak ada
tekanan darah kontrol tekanan
darah
d) Controlling
1. Mengevaluasi hasil pre-test dan 1. Adanya evaluasi hasil 1.Dilakukan 1. Tidak ada
post-testsesuai dengan jawaban pre-test dan post-test
yang benar sesuai dengan jawaban
yang benar
2. Penderita hipertensi 2. Semua penderita 2.Dilakukan 2. Tidak ada
mendapatkan kartu kontrol hipertensi telah
tekanan darah dan mengerti mendapat kartu
fungsi dan penggunaan kartu kontrol dan mengerti
kontrol fungsi serta
penggunaan kartu
kontrol
Bersambung ke halaman 44

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 43
Sambungan dari halaman 43
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
3. Output
1. Meningkatnya pengetahuan 1. 70% peserta 1. Sebanyak 43 orang 1. Tidak ada
warga RW 05 Desa Rancagong mendapat nilai post- peserta (79,45%)
tentang hipertensi test 70 atau lebih. mendapat nilai 70
atau lebih.
2. Terpantaunya perubahan 2. Penderita hipertensi 2. Dilakukan 2. Tidak ada
tekanan darah membawa kartu
kontrol tekanan
darah setiap
kunjungan
4. Environment
1. Lokasi dapat diakses 1. Tersedia 1. Tidak ada
dengan mudah oleh
peserta
2. Tersedia 2. Tidak ada
3. Tersedia 3. Tidak ada
5. Feedback
1. Pencatatan dan pelaporan 1. Dilakukan 1. Dilakukan 1. Tidak ada
pencatatan dan
pelaporan
2. Hasil feedback dapat digunakan 2. Dilakukan feedback 2. Dilakukan 2. Tidak ada
untuk perbaikan selanjutnya

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 44
BAB 9
KESIMPULAN

1. Lokasi kasus hipertensi terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Legok periode


Januari – Desember 2016 adalah pada Desa Rancagong
2. Masalah-masalah penyebab yang menyebabkan tingginya kasus hipertensi di
wilayah kerja puskesmas adalah :
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hipertensi
 Kurangnya kepedulian masyarakat mengenai hipertensi
 Banyaknya masyarakat mengonsumsi tinggi garam seperti ikan asin yang
mnejadi kebiasaan makanan keluarga dan harganya yang ekonomis.
3. Intervensi yang dilakukan yaitu :
 Penyuluhan massal mengenai penyakit hipertensi
 Pengukuran tekanan darah dan pembagian kartu kontrol tekanan darah pada
warga penderita hipertensi
4. Hasil dari intervensi yang dilakukan adalah peningkatan pengetahuan peserta
penyuluhan ditandai dengan peningkatan rerata nilai pre-test dan post-test
sebesar 33,27, dari 46,18 menjadi 79,45 dengan jumlah peserta yang mendapat
nilai di atas sama dengan 70 dari 6 orang menjadi 43 orang. Semua penderita
hipertensi mendapat serta mengerti fungsi kartu kontrol tekanan darah.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 45
BAB 10
SARAN

10.1 Saran bagi sasaran atau tempat dilakukannya intervensi


 Mendorong pelayanan kesehatan untuk mengadakan penyuluhan kesehatan lebih
rutin.

10.2 Saran bagi Puskesmas


 Dilakukan penyuluhan terhadap penyakit hipertensi dan penyakit-penyakit lain
secara berkala

10.3 Saran bagi stakeholders lain selain puskesmas


 Memotivasi warga terutama penderita hipertensi agar rutin mengontrol tekanan
darah

10.4 Saran bagi tim selanjutnya


 Melanjutkan sosialisasi, menerapkan, dan mengontrol pasien yang telah
mendapatkan kartu kontrol tekanan darah

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 46
DAFTAR PUSTAKA

1. Bell K, Twiggs J. Hypertension: The silent killer: updated JNC-8 guideline


recommendations. 2015. [cited 10 Agustus 2017 at 16.00 WIB]. Available from:
http://www.google.co.id/search?q=Hypertension%3A+Silent+Killer%3A+Updated+
JNC-8+Guideline+Recommendations&rlz=1C1CHFX
2. Mills KT, et.al. Global disparities of hypertension prevalence and control. 2010.
[cited 10 Agustus 2017 at 16.45 WIB]. Available from:
http://circ.ahajournals.org/content/circulationaha/134/6/441.full.pdf
3. RISKESDAS. Riset kesehatan dasar. Jakarta : Menteri Kesehatan RI ; 2013. [dikutip
pada 10 Agustus 2017 pukul 17.00 WIB]. Available from:
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.
pdf
4. Puskesmas Legok. Profil kesehatan puskesmas legok Tahun 2016. Tangerang. 2016.
5. Bennet FJ.Diagnosis Komunitas dan Program Kesehatan. Jakarta: Yayasan Essentia
Medica; 1987: p.5-6
6. Kemenkes RI. InfoDATIN hipertensi. 2014. [cited 10 Agustus 2017 at 19.30 WIB].
Available from: http://www.depkes.go.id/download.php?/infodatin-hipertensi
7. Alexander MR, Yang EH. Hypertension. 2017. [cited 10 Agustus 2017 at 17.30
WIB]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/241381-overview
8. Kotchen TA. Hypertensive vascular disease. In : Kasper DL, Harrison’s Principles
of Internal Medicine. America : McGrawHill. 2012: p.1613 – 17.
9. CDC. National Health Interview Survey. 2015. [cited 10 Agustus 2017 at 18.00
WIB]. Available from:
http://ftp.cdc.gov/pub/Health_Statistics/NCHS/NHIS/SHS/2015_SHS_Table_A-
1.pdf
10. Dreisbach AW, Batuman V. Epidemiology of hypertension. 2014. [cited 10 Agustus
2017 at 18.30 WIB]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1928048-overview#a7
11. Biino G, Parati G, Concas P. Environmental and genetic contribution to
hypertension prevalence : data from epidemiological survey on sardinian genetic
isolates. 2013. [cited 10 Agustus 2017 at 16.30 WIB]. Available from:
http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0059612
12. Mahan KL, Stump SE, Raymond JL. Krause’s food and the nutrition care process.
13th Edition. America : Saunders ; 2012: p.760 – 1, 3.
13. Landsberg L, Arinne LJ. Obesity – Related hypertension : pathogenesis,
cardiovascular risk, and treatment. 2012. [cited 10 Agustus 2017 at 19.00 WIB].
Available from: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/jch.120949/full
14. Diaz KM, Shimbo D. Physical activity and the prevention of hypertension. 2014.
[cited 10 Agustus 2017 at 19.40 WIB]. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3901083
15. Kaplan, NM. Smoking and hypetension. 2015. [cited 10 Agustus 2017 at 19.15
WIB]. Available from: http://www.uptodet.com/contents/smoking-and-
hypertension#subscribeMessage
16. Azwar A, Basuki E, Soerawidjaja RA. Buku keterampilan klinis ilmu kedokteran
komunitas. Jakarta : Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI. 2014: hal. 26.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 47
Lampiran 1: Mini survey
MINI SURVEY

Idientitas Responden

1. Nama :
2. Umur :
3. HP/Telp :
4. Alamat :
5. Pekerjaan :
6. Agama :
7. Suku :
8. Pendidikan :

HIPERTENSI YA / TIDAK

PENGETAHUAN
NO. PERTANYAAN SKOR
Apa itu HIPERTENSI?
Darah tinggi, peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg 2
1
Darah tinggi 1
Selain di atas 0
Berapa batas tekanan darah normal?
≤ 120/80 mmHg 2
2
≤ 140/90 mmHg 1
Selain di atas 0
Apa gejala hipertensi? (sakit kepala, berdebar-debar, mudah lelah)
Benar semua 2
3
Sebagian benar 1
Salah semua 0
Apa yang menyebabkan peningkatan tekanan darah? (makanan asin
dan tinggi garam, obesitas/kegemukan, kurang aktivitas, stress,
rokok)
4
Benar semua 2
Sebagian benar 1
Salah semua 0
Siapa saja yang dapat terkena hipertensi? (laki-laki dan perempuan, >
5
18 tahun)
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 48
Benar semua 2
Sebagian benar 1
Salah semua 0
Apa akibat dari hipertensi? (stroke, penyakit jantung, gagal ginjal)
Benar semua 2
6
Sebagian benar 1
Salah semua 0
Bagaimana cara mengobati hipertensi?
Modifikasi gaya hidup DAN obat antihipertensi setiap hari 2
7
Modifikasi gaya hidup ATAU obat antihipertensi saat sakit 1
Selain di atas 0
Apakah hipertensi dapat sembuh?
Tidak dapat sembuh namun dapat terkontrol 2
8
Dapat sembuh dan kambuh lagi 1
Dapat sembuh 0
Dimana tempat mengobati hipertensi? (Puskesmas, klinik, rumah
sakit)
9 Benar semua 2
Sebagian benar 1
Lain-lain: dukun, tukang jamu, herbalist, dsb 0
TOTAL SKOR

Skor 13 – 18  Pengetahuan cukup


Skor 6 – 12  Pengetahuan kurang
Skor 0 – 5  Pengetahuan sangat kurang

SIKAP
NO. PERTANYAAN SKOR
Apakah anda mencari tahu tentang hipertensi?
Ya, Tanya dokter/bidan/perawat, mencari di internet, ikut penyuluhan 2
1
Hanya dengar-dengar saja 1
Tidak pernah 0
Apakah anda pernah mengikuti penyuluhan?
Ya selalu 2
2
Hanya jika ada waktu 1
Tidak pernah 0
Seberapa sering anda memeriksa tekanan darah?
Rutin 1 minggu hingga 1 bulan sekali 2
3
Kadang-kadang, hanya pada saat sakit 1
Tidak pernah 0
4 Jika anda terkena hipertensi, apa yang anda lakukan?
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 49
Berobat ke pusat kesahatan dan rutin kontrol, modifikasi gaya hidup 2
Hanya berobat jika ada keluhan 1
Tidak berobat, mencari alternatif, minum jamu, dsb 0
Jika ada kerabat yang terkena hipertensi apa yang anda lakukan?
Menyarankan berobat ke pusat kesehatan dan rutin kontrol 2
5 Menyarankan hanya berobat jika ada keluhan 1
Menyarankan tidak perlu berobat, mencari alternatif, atau minum
0
jamu-jamuan.
TOTAL SKOR

Skor 8 – 10  Sikap cukup


Skor 4 – 7  Sikap kurang
Skor 0 – 3  Sikap sangat kurang

PERILAKU
NO. PERTANYAAN SKOR
Seberapa sering anda makan ikan asin/pindang/sarden/kornet/dll
(makanan tinggi garam)?
1 Tidak pernah 2
Kadang-kadang 1
Setiap hari/hampir setiap hari 0
Seberapa sering anda berolahraga?
3-4 kali dalam seminggu 2
2
Kadang-kadang 1
Tidak pernah 0
Jika anda terkena hipertensi, apakah anda akan berobat teratur?
Ya, minum obat setiap hari 2
3
Hanya minum obat jika ada keluhan 1
Tidak minum obat 0
Jika anda terkena hipertensi, obat apa yang akan anda minum?
Obat yang diberikan dokter 2
4
Obat dan jamu/herbal 1
Jamu-jamuan/herbal 0
Seberapa sering anda makan buah dan sayur?
Setiap hari 2
5
Kadang-kadang 1
Tidak pernah/sesekali 0
Seberapa banyak anda minum air putih dalam sehari
Cukup, 1,5 – 2 liter (± 8 gelas) 2
6
Kurang, < 1,5 liter 1
Sangat kurang, < 1 liter 0
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 50
TOTAL SKOR

Skor 9 – 12  Perilaku cukup


Skor 4 – 8  Perilaku kurang
Skor 0 – 3  Perilaku sangat kurang

MITOS/KEPERCAYAAN
NO. PERTANYAAN SKOR
Apakah anda mempercayai mitos atau kepercayaan tentang
hipertensi?
1
Tidak 2
Ya, sebutkan … 0
Menurut anda apakah penyakit hipertensi menular?
2 Tidak 2
Ya 0
Menurut anda apakah anda pasti terkena hipertensi jika orangtua
menderita hipertensi?
3
Tidak 2
Ya 0
Menurut anda apakah marah-marah dapat menyebabkan hipertensi?
4 Tidak 2
Ya 0
Menurut anda, apakah anda dapat terkena hipertensi?
5 Ya 2
Tidak akan 0
TOTAL SKOR

Skor 8 – 10  tidak terpengaruh mitos


Skor 4 – 6  terpengaruh mitos
Skor 0 – 2 sangat terpengaruh mitos

PELAYANAN KESEHATAN
NO. PERTANYAAN SKOR
Apakah tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan) di Puskesmas
cukup?
1
Ya 2
Tidak 0
Apakah obat selalu tersedia atau cukup?
2 Ya 2
Tidak 0
3 Apakah Poskesdes selalu diadakan sesuai jadwal?
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 51
Ya 2
Tidak 0
Apakah anda puas dengan pelayanan di Puskesmas/Poskesdes?
4 Ya 2
Tidak 0
TOTAL SKOR

Skor 6 – 8  Pelkes baik


Skor 3 – 5  Pelkes kurang baik
Skor 0 – 2  Pelkes sangat kurang baik

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 52
Lampiran 2: Soal pre-test dan post-test tentang hipertensi
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang menurut Bapak/Ibu benar!

1. Apa itu hipertensi?

a. Darah tinggi, tekanan darah di atas 140/90 mmHg

b. Sakit kepala

2. Berapa tekanan darah normal?

a. Di atas 140/90 mmHg

b. Di bawah 120/80 mmHg

3. Siapa saja yang dapat terkena hipertensi?

a. Laki-laki yang berusia di atas 50 tahun

b. Siapa saja yang berusia di atas 18 tahun

4. Apa yang menyebabkan hipertensi?

a. Makanan asin, kegemukan, stress, merokok, kurang aktivitas

b. Es krim, kue, coklat, permen, tidur

5. Apa gejala hipertensi?

a. Nyeri punggung, nyeri pinggang, nyeri kaki

b. Nyeri kepala, leher kaku, mudah lelah

6. Bagaimana cara menurunkan tekanan darah?

a. Minum obat anti hipertensi, mengurangi makanan asin, olahraga

b. Minum jamu, makan buah belimbing dan timun

7. Apa saja makanan yang TIDAK BOLEH dimakan oleh penderita


hipertensi?

a. Ikan asin, mie instan, sarden kaleng, pindang tongkol


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 53
b. Jeruk, papaya, pisang, bayam, kangkung

8. Apa bahaya dari hipertensi?

a. Rambut rontok, ngantuk terus, gatal-gatal

b. Stroke, penyakit jantung, gangguan ginjal

9. Bagaimana mencegah bahaya dari hipertensi?

a. Minum obat teratur dan rutin kontrol, menjaga pola makan,


meningkatkan aktivitas fisik

b. Minum obat hanya jika ada keluhan

10. Bagaimana cara minum obat anti hipertensi yang benar?

a. Minum jika ada keluhan

b. Minum rutin setiap hari meskipun tidak ada keluhan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 54
Lampiran 3: Data tekanan darah peserta penyuluhan hipertensi.
Peserta Tekanan Peserta Tekanan
penyuluhan darah (mmHg) penyuluhan darah (mmHg)
Peserta 1 140/90 Peserta 29 120/80
Peserta 2 120/80 Peserta 30 140/90
Peserta 3 150/100 Peserta 31 140/90

Peserta 4 140/90 Peserta 32 100/70

Peserta 5 110/80 Peserta 33 120/80

Peserta 6 100/70 Peserta 34 90/60

Peserta 7 140/90 Peserta 35 200/100

Peserta 8 160/100 Peserta 36 110/70

Peserta 9 120/80 Peserta 37 100/70

Peserta 10 90/60 Peserta 38 140/90

Peserta 11 140/90 Peserta 39 140/90

Peserta 12 150/100 Peserta 40 150/100

Peserta 13 150/90 Peserta 41 100/70

Peserta 14 110/70 Peserta 42 100/70

Peserta 15 140/90 Peserta 43 120/80

Peserta 16 110/70 Peserta 44 150/100

Peserta 17 110/80 Peserta 45 100/70

Peserta 18 140/100 Peserta 46 110/80

Peserta 19 170/100 Peserta 47 120/80

Peserta 20 100/70 Peserta 48 150/100

Peserta 21 100/70 Peserta 49 100/70

Peserta 22 140/90 Peserta 50 100/80

Peserta 23 140/90 Peserta 51 110/70

Peserta 24 90/60 Peserta 52 140/90

Peserta 25 90/60 Peserta 53 140/90

Peserta 26 120/80 Peserta 54 110/80

Peserta 27 190/100 Peserta 55 150/100

Peserta 28 120/80

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 55
Lampiran 5: Kartu kontrol tekanan darah
KARTU KONTROL TEKANAN DARAH
PUSKESMAS LEGOK
Nama :
Umur :
Desa :

TGL
TGL TD Terapi
Kontrol

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 56
Lampiran 6: Foto kegiatan intervensi

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 57
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 58
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 59
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 31 Juli – 23 September 2017 60

Anda mungkin juga menyukai