Anda di halaman 1dari 34

STROKE

HEMORAGIK
Herliana Widyant
030.08.1
Latar Belakang

 Stroke adalah penyebab kematian dan disabilitas utama.

 Pengkajian retrospektif terbaru menemukan bahwa 40,9%


dari 757 kasus stroke adalah stroke hemoragik

 Morbiditas yang lebih parah dan mortalitas yang lebih tinggi


terdapat pada stroke hemoragik dibandingkan stroke
iskemik.
Tujuan Penulisan
Anatomi Otak
 Telensefalon (endbrain)
 korteks serebri, system limbic,
basal ganglia (nucleus kaudatum,
nucleus klaustrum dan amigdala)

 Diensefalon (interbrain) 
epitalamus, thalamus,
subtalamus, dan hipotalamus.

 Mesensefalon (midbrain) 
corpora quadrigemina kolikulus
superior dan kolikulus inferior 
nucleus rubra dan substansia
nigra

 Metensefalon (afterbrain), pons


dan medulla oblongata

 Cerebellum
Pembuluh darah otak

 Arteri Karotis Interna

.
Pembuluh darah otak

 Arteri Vertebrobasilaris
Arteri Vertebralis kanan dan kiri  Arteri Basilaris

 Sirkulus willisi
Arteri karotis interna dan arteri vertebrobasilaris disatukan oleh pembuluh-
pembuluh darah anastomosis ya itu sirkulus arteriosus willisi
Fisiologi Otak

• Fungsi-fungsi dari otak adalah otak


• pusat gerakan atau motorik,
• pusat sensibilitas,
• area broca atau pusat bicara motorik,
• area Wernicke atau pusat bicara sensoris,
• visuosensoris,
• Cerebellum yang berfungsi sebagai pusat koordinasi
• batang otak : tempat jalan serabut-serabut saraf ke target organ
Stroke

 Stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang secara


cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang
jelas selain vaskular.
(WHO)
Stroke Hemoragik

 Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi


vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga
terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau
langsung ke dalam jaringan otak [3]
Etiologi
Faktor Resiko
Patogenesis Stroke Hemoragik

 Perdarahan Intraserebral
 Pecahnya pembuluh darah otak karena tekanan
darah yang tinggi

 Perdarahan Subaraknoid
 Pecahnya aneurisma atau malformasi pembuluh
darah
Patofisiologi

• Penyumbatan Arteri Serebri Media


• Penyumbatan Arteri Serebri Anterior
Penyumbatan Arteri Serebri Posterior
Penyumbatan Arteri Basilaris
Gejala Klinis
 Tingkat kesadaran yang berubah
 Defisit neurologis fokal
 Jika Cerebellum terlibat :
› ekstremitas ataksia,
› vertigo atau tinnitus,
› mual dan muntah,
› hemiparesis atau quadriparesis,
› hemisensori,
› gerakan mata yang mengakibatkan kelainan diplopia atau
nistagmus,
› kelemahan orofaringeal atau disfagia,
› wajah ipsilateral dan kontralateral tubuh.[2]
Diagnosis

 Berdasarkan Riwayat dan keluhan utama


 Perdarahan Intracerebral pembagian berdasarkan
Luessenhop et al.
Grade Kriteria
I Asimptomatik atau minimal sakit keoala atau leher kaku
 Sistem
II
Gradding Perdarahan Subaraknoid
Sakit kepala sedang hingga berat, kaku kuduk, tidak ada defisit
Hunt & Hess Grading of Sub-Arachnoid Hemorrhage
neurologis
III Mengantuk, kebingungan, atau gejala fokal ringan
IV Stupor, hemiparese sedang hingga berat, kadang ada gejala
deselerasi awal
V Koma
WFNS grade GCS Score Major facal deficit

0
 1 SAH grade
WFNS 15 -
2 13-14 -
3 13-14 +
4 7-12 + or -
5 3-6 + or -
Pemeriksaan Penunjang

 CT Scan Non Contras


 untuk membedakan stroke iskemik dan stroke
hemoragik

 MRI
 Untuk mendeteksi stroke secara cepat

 Siriraj Hospital Score


 Siriraj Hospital Score
 Versi orisinal:
= (0.80 x kesadaran) + (0.66 x muntah) + (0.33 x sakit kepala) + (0.33x tekanan
darah diastolik) – (0.99 x atheromal) – 3.71.

 Versi disederhanakan:
= (2.5 x kesadaran) + (2 x muntah) + ( 2 x sakit kepala) + (0.1 x tekanan darah
diastolik) – (3 x atheroma) – 12.

› Kesadaran:
Sadar = 0; mengantuk, stupor = 1; semikoma, koma = 2
› Muntah: tidak = 0 ; ya = 1
› Sakit kepala dalam 2 jam: tidak = 0 ; ya = 1
› Tanda-tanda ateroma: tidak ada = 0 ; 1 atau lebih tanda ateroma = 1
(anamnesis diabetes; angina; klaudikasio intermitten)

Pembacaan:
Skor > 1 : Perdarahan otak
< -1: Infark otak
Sensivitas : Untuk perdarahan: 89.3%.
Untuk infark: 93.2%.
Ketepatan diagnostic : 90.3%.
Penatalaksanaan
 A. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat
1. Evaluasi cepat dan diagnosis
2. Terapi umum (suportif)
› stabilisai jalan napas dan pernapasan
› stabilisasi hemodinamik/sirkulasi
› pemeriksaan awal fisik umum
› pengendalian peninggian TIK
› penanganan transformasi hemoragik
› pengendalian kejang
› pengendalian suhu tubuh
› pemeriksaan penunjang
 B. Penatalaksanaan Stroke Perdarahan Intra
Serebral (PIS)
Keputusan Operasi atau tidak
B. Penatalaksanaan Perdarahan Sub
Arakhnoid
1. Pedoman Tatalaksana
2. Tindakan untuk mencegah perdarahan ulang
setelah PSA 1

Istirahat di tempat tidur secara teratur atau


pengobatan dengan
Terapi antifibrinolitik.
Pengikatan karotis tidak bermanfaat pada
pencegahan perdarahan ulang.
Penggunaan koil intra luminal dan balon masih
uji coba.
Operasi pada aneurisma yang rupture 1

Operasi clipping.
Aneurisma yang incompletely clipped mempunyai resiko
yang tinggi untuk perdarahan ulang.
Komplikasi

 Peningkatan tekanan intrakranial


 Herniasi
 Deteorisasi
 Disabilitas Permanen
Prognosis

• Tergantung pada
• Tingkat keparahan stroke
• Lokasi perdarahan
• Ukuran dari perdarahan.
Pencegahan

 Mengatur pola makan


 Melakukan olah raga
 Menghentikan rokok
 Menghindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat
 Memelihara berat badan yang layak
 Perhatikan pemakaian kontrasepsi oral bagi yang beresiko
tinggi
 Penanganan stres dan beristirahat yang cukup
 Pemeriksaan kesehatan teratur Pemakaian antiplatelet
Daftar pustaka
1. Kelompok Studi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.Guideline Stroke 2007. Edisi Revisi.
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia: Jakarta, 2007.
2. Nasissi, Denise. Hemorrhagic Stroke Emedicine. Medscape, 2010. Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/793821-overview. Access on : September 29, 2012.
3. Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit ed.6.EGC, Jakarta. 2006
4. Sjahrir, Hasan. Stroke Iskemik. Yandira Agung: Medan, 2003
5. Ropper AH, Brown RH. Adams dan Victor’s Principles of Neurology. Edisi 8. BAB 4. Major Categories of
Neurological Disease: Cerebrovascular Disease. McGraw Hill: New York.2005
6. Sotirios AT,. Differential Diagnosis in Neurology and Neurosurgery.New York. Thieme Stuttgart. 2000.
7. Silbernagl, S., Florian Lang. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. EGC: Jakarta, 2007.
8. MERCK, 2007. Hemorrhagic Stroke. Available at: http://www.merck.com/mmhe/sec06/ch086/ch086d.html.
Access On : October 1, 2012
9. Samino. Perjalanan Penyakit Peredaran Darah Otak. FK UI/RSCM, 2006. Diunduh dari:
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13PerjalananPenyakitPeredaranDarahOtak021.pdf/
13PerjalananPenyakitPeredaranDarahOtak021.html [Tanggal: 2 Oktober 2012]
10. Mesiano, Taufik. Perdarahan Subarakhnoid Traumatik. FK UI/RSCM, 2007. Diunduh dari:
http://images.omynenny.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/R@uuzQoKCrsAAFbxtPE1/SAH
%20traumatik%20Neurona%20by%20Taufik%20M.doc?nmid=88307927 [Tanggal: 2 Oktober 2012]
11 Poungvarin, N. Skor Siriraj stroke dan studi validasi untuk membedakan perdarahan intraserebral
supratentorial dari infark. Diunduh dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1670347/. [Tanggal: 2
Oktober 2012]
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai