Anda di halaman 1dari 56

PENGERTIAN

Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala


gangguan fisik otak secara fokal dan atau global yang
berlangsung 24 jam atau lebih dan dapat
mengakibatkan kematian atau kecacatan yang menetap
lebih dari 24 jam tanpa penyebab lain kecuali
gangguan pembuluh darah otak (WHO,1983).

Stroke adalah istilah yang digunakan untuk


menggambarkan perubahan neurologis yang
disebabkan oleh adanya gangguan suplai
darah ke bagian dari otak
Stoke merupakan urutan kedua penyakit
mematikan setelah penyakit jantung. Angka
kejadian stroke didunia kira-kira 200 per
100.000 penduduk dalam setahun. Di Indonesia
diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000
penduduk terkana serangan stroke dan sekitar
25% atau 125.000 orang meninggal sedangkan
sisanya mengalami kecacatan ringan bahkan
bisa menjadi berat.
Stroke Iskemik

Iskemik terjadi akibat suplai darah ke jaringan otak


berkurang, hal ini disebabkan karena obstruksi total atau
sebagian pembuluh darah otak.

Thrombosis embolisis

Hipoperfusi Penyempitan
sistemik lumen arteri
Stroke hemoragik
Perdarahan intraserebral terjadi karena
pecahnya arteri-arteri kecil pada serebral..
Perdarahan Pasien dengan stroke hemoragik karena
intraserebral perdarahan intraserebral kejadiannya akut,
dengan nyeri kepala berat dan penurunan
kesadaran

Perdarahan subarachnoid terjadi akibat


aneurisme atau malformasi vaskuler.
Perdarahan
Kerusakan otak terjadi karena adanya darah
subarachnoid
yang keluar dan menggumpal sehingga
mendorong ke area otak dan pembuluh darah
Aneurisma merupakan dilatasi pada
pembuluh darah arteri otak yang
kemuadian berkembang menjadi
Perdarahan kelemahan pada dinding pembuluh
subarachnoid darahnya. Penyebab aneurisma belum
diketahui, namun diduga karena
arterioklerosis, keturunan, hipertensi,
trauma kepala
PEMERIKSAAN PENUNJANG

VIDYA GAYATRI(1710711106)
NOVITASARI (1710711006)
Pemeriksaan Radiologi
 CT-Scan
Mengetahui area infark, edema, hematoma, struktur,
dan sistem ventrikel otak.
 MRI
Menunjukkan daerah yang mengalami infark,
hemoragik.
 EEG
Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang
otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang
spesifik.
 Angiografi serebral
Membantu menetukan penyebab stroke
secara spesifik seperti perdarahan, obstruksi
arteri, rupture.
 Sinar X Tengkorak
Mengetahui adanya klasifikasi karotis interna
pada thrombosis serebral.
 Fungsi Lumbal
Menunjukkan adanya tekanan normal, jika
tekanan meningkat dan cairan mengandung
darah menunjukkan hemoragik subarachoid
atau perdarahan intracranial.
Elektro Kardiogram: Mengetahui adanya kelainan jantung
yang juga menjadi faktor penyebab stroke

2. Labolatorium
 Pemeriksaan darah lengkap seperti Hb, Leukosit,

Trombosit, Eritrosit, LED.


 Pemeriksaan gula darah sewaktu

 Kolestrol, Lipid

 Elektrolit

 Masa Pembekuan dan masa perdarahan


PENATALAKSANAAN
MEDIS STROKE
IDENTIFIKASI AWAL STROKE
Glasgow Tingkat Respons
Coma Kesadara Pupil Lapang
Scale n, terhadap Pandang
(GCS)
Pergeraka Cahaya
n Cara Sensasi Refleks
Ekstremita Berbicara
s Riwayat
Tanda- Monitor Hipertensi
Ataksia Tanda Tekanan atau
Vital Intrakrani Gangguan
al Katup
Jantung
Skal
a
Stro Kesadaran
Tingkat
Perintah
Kesadaran
Pertanyaan Tingkat
Tingkat
ke Kesadaran
Kesadaran
Nasi Pandangan
onal Penglihatan
Instit Kelumpuhan
ut Wajah
of Gerakan Lengan Kanan

Hea Lengan Lengan Kiri


Gerakan Tungkai Kanan
lth Tungkai Tungka Kiri

(NIH
)
Skal
a
Stro Kehilangan Kontrol Gerakan
(Ataksia) pada Anggota Gerak
ke Tubuh Bagian Atas
Nasi Sensori
Untuk skor total, 0 =
onal Bahasa
Pemeriksaan Normal, > 4 =
Menggambarkan Stroke Akut,
Instit dan > 20 = Menggambarkan

ut Disatria Penurunan Neurologis yang Kuat

Extinction (Gangguan Penglihatan


of Neurologis) & Inattention (Tidak
Hea Ada Perhatian)
Fungsi Motorik Distal
lth
(NIH
)
MEMPERTAHANKAN OKSIGENISASI SEREBRAL

• Klien yang tidak sadar harus dibaringkan ke bagian yang


terkena stroke untuk meningkatkan penyaluran saliva dari jalan
nafas.
• Kepala harus dielevasi, tetapi leher tidak boleh tertekuk.
• Kerah baju dilonggarkan untuk memfasilitasi aliran balik vena.
• Pemberian oksigen
• Jika usaha ventilasi klien tetap buruk, intubasi dan ventilasi
mekanis dibutuhkan
• EKG dilakukan untuk mengkaji adanya gangguan pada jantung
MEMPERBAIKI ALIRAN DARAH SEREBRA
Terapi trombolisis bertujuan untuk
membuat kembali saluran pada
pembuluh darah yang tersumbat
Pemberian aktivator rekombinasi
jaringan plasminogen (recombinant
tissue plasminogen activator [rt-PA])
Dosis untuk rt-PA untuk stroke iskemik
akut adalah 0,9 mg/kg diberikan
secara intravena selama satu jam,
namun 10% dari total dosis harus
diberikan terdahulu selama satu
menit per-bolusZ
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI PERDARAHAN
Untuk menurunkan resiko terjadinya perdarahan intrakranial atau sistemik,
pemberian obat antikoagulan dan antiplatelet tidak direkomendasikan sampai 24
jam setelah pemberian rt-PA serta perlu dimonitor untuk potensi komplikasi dari rt-
PA. Pemeriksaan neurologis dan tanda-tanda vital, khususnya tekanan darah yang
rutin merupakan hal penting untuk mencegah hipertensi dan mendeteksi tanda-tanda
perdarahan.
Perdarahan intrakranial harus diasumsikan dengan memburuknya fungsi
neurologis yang akut sampai asumsi tersebut disingkirkan dengan pemindaian CT-
Scan. Pemeriksaan darah lengkap, nilai koagulasi, serta tipe dan silang-padan darah
akan dilakukan. Jika ditemukan peradarahan intrakranial, plasma beku segar
dengan fibrinogen atau cyoprecitate diberikan untuk memperbaiki koagulapati.
EDEMA SEREBRAL

Peningkatan TIK adalah komplikasi potensial dari stroke iskemik yang luas.
Peningkatan ini juga merupakan komplikasi potensial untuk perdarahan
intraserebral. Jadi, monitor secara invasif pada TIK dilakukan pada klien dengan
penurunan tingkat kesadaran yang memiliki kondisi berisiko tinggi mengalami
TIK. Semua klien dibaringkan dengan kepala ditinggikan 30 derajat untuk
menurunkan TIK & memfasilitasialiran vena.
Drainase ventrikulostomi external juga digunakan untuk menurunkan tekanan
akibat akumulasi cairan serebrospinal (CSS). Lubang dibuat di bagian
tempurung kepala dan selang dimasukkan ke dalam ventrikal lateral untuk bias
mengontrol drainase dari CSF.
STROKE BERULANG

 Penggunaan heparin pada semua klien stroke iskemik akut secara umum tidak lagi
direkomendasikan. Heparin diindikasikan untuk mencegah stroke berulang pada klien
yang beresiko emboli kardiogenik. Heparin IV diberikan dengan pompa infus untuk
pemberian yang akurat dan aman. Dan monitor pembekuan merupakan hal yang
penting untuk mendeteksi adanya antikoagulasi yang berlebihan, yang biasa
meningkatkan resiko perdarahan.
 Setelah pemberian heparin, pemberian warfarin dimulai. Wafarin diberikan ketika
klien masih menerima heparin IV.
 Klien yang menerima terapi antikoagulan harus dikaji adanya lebam, hematuria, darah
pada feses, perdarahan pada membran mukus, dan serangan sakit kepala.
 Agen antiplatelet : aspirin, tikolpidin, pemberian dipridamol menurunkan risiko stroke
sekunder yaitu menghambat fungsi trombosit untuk menurunkan risiko pembentukan
thrombus.
ASPIRASI

 Aspirasi sering terjadi pada periode awal dengan hilangnya


sensai faringeal, hilangnya kontrol motoric orifaringeal, dan
penurunan tingkat kesadaran. Pemberian makanan dan minuman
secara oral biasanya ditunda antara 24-48 jam.
 Jika klien tidak bisa makan minum oral lebih dari 48 jam, maka
lakukan pemberian melalui selang.
KOMPLIKASI LAINNYA

 Koma , terjadi akibat suplai darah ke batang otak atau ke system aktivitas
retikularis yang mengontrol kesadaran tersumbat. Jika kurang dari 4,5 jam
sejak terjadinya sumbatan, sangat baik diberikan obat trombolisis intravena,
yakni obat untuk menghancurkan sumbatan yang dimasukkan melalui
pembuluh darah. Untuk kasus stroke sumbatan di atas 4.5 jam- 6 jam, masih
dapat dilakukan metode mekanikal trombektomi, yakni menggunakan alat
khusus untuk menarik atau melepaskan sumbatan dari pembuluh darah di
otak tersebut.
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
PENGKAJIAN

1. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama : parese pada tangan dan kaki kanan, pusing, dysphasia
dan dhysphagia. Keluarga mengatakan 8 jam sebelum dibawa ke RS klien
mengeluh sakit kepala, mual, lemas dan tampak berjalan sempoyongan
Penyebab : Klien sudah lama menderita hipertensi dan suka sekali
memakan ikan asin.
Riwayat Kesehatan masa lalu : Klien pernah dirawat sebelumnya karena
hipertensi dan aterosklerosis.
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum : Composmentis
TTV : TD :180 /100 mmHg
N : 100 x/mnt
RR : 24 x/mnt
T : 37 ℃
b. Terdapat gangguan pada nervus V (Trigeminus), VII (Fasialis), X
(Vagus) dan XII (Hipoglosus)
c. Pengkajian Kekuatan otot:
2222 4444
2222 4444

3. Pemeriksaan Diagnostic:
Menunjukkan: Lab: Hypercholesterolemia

 Pasien didiagnosa Total Anterior Circulation Stroke-Infark (TACI)/


stroke infark sirkulasi anterior total sesuai dengan gambaran pada CT
Brain pasien
ANALISA DATA
Data Masalah Etiologi
Ds : Resiko d.d Hipertensi,
- Pasien mengatakan susah menggerakkan ketidakef tidak
tangan dan kaki kanan
- Pasien mengatakan pusing,sakit kepala
ektifan adekuatnya
- Pasien mengatakan gangguan dalam perfusi sirkulasi darah
berkomunikasi jaringan serebral.
- Pasien mengatakn sulit menelan otak
- Pasien mengatakan lemas (serebral)
- Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk
rumah sakit jalannya sempoyongan
- Keluarga mengatakan pasien sudah lama
menderita hipertensi
Pasien mengatakan suka makan ikan asin

Do :
- TD ; Nadi : 100x/menit , RR : 24 X/menit,
suhu 37˚C
- Kesadara Composmentis
- Riwayat Hipertensi dan aterosklerosis
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa TGL. TGL. Paraf
Keperawatan ditemukan teratasi
Domain 4.
Aktifitas/ Istirahat

Resiko
ketidakefektifan
perfusi jaringan
otak (serebral)
(00201) d.d
Hipertensi, tidak
adekuatnya
sirkulasi darah
serebral.
INTERVENSI
Diagnos Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
a
Domain Setelah dilakukan tindakan Monitor tekanan intrakranial (TIK) (NIC
4. keperawatan diharapkan suplai aliran 238)
Aktifitas/ darah keotak lancar dengan kriteria 1.Monitor status neurologis
hasil: 2.Letakkan kepala dan leher pasien
Istirahat
dalamposisi netral, hindari
Perfusi jaringan: Serebral (NOC 451) fleksi/menekuk pinggang yang
Resiko
V Tekanan darah sistolik dalam batas berlebihan R/memfasilitasi drainasi
ketidakefe
nornal (110-130 mmHg) vena dari otak
ktifan
V Tekanan darah diastolik dalam batas 3.Sesuaikan kepala tempat tidur untuk
perfusi
normal (70-80 mmHg) mengoptimalkan perfusi serebral
jaringan
V Tidak sakit kepala atau sakit kepala Monitor Tanda-tanda vital (NIC 237)
otak
dapat dikontrol 1.Monitor tekanan
(serebral)
V Kesadaran (composmentis) tetap darah,nadi,suhu,dan status
(00201)
dipertahankan pernafasan dengan tepat
d.d
V Refleks syaraf tidak terganggu Monitor Neurologi (NIC 235)
Hipertensi
V Tidak lesu/lemas 1.Pantau ukuran
, tidak
pupil,bentuk,kesimetrisan,dan
adekuatny
Status sirkulasi (NOC 561) reaktivitas
a sirkulasi
V Tekanan nadi dalam batas normal 2.Monitor tingkat kesadaran
darah
INTERVENSI
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi dan Rasional
Keperawat
an
Domain 4. Status Neurologi (NOC 545) Identifikasi resiko (NIC 115)
Aktifitas/ V Fungsi sensorik dan motorik 1.Kaji ulang data yang didapatkan
Istirahat kranial tidak terganggu (dapat dari pengkajian resiko
2.Intruksikan faktor resiko untuk
berkomunikasi,menelan,menguny
mengurangi resiko
Resiko ah,mengecap,dapat
ketidakefekti menggerakkan bola mata)
Pengajaran :peresepan obat-obatan
fan perfusi V gerakan mata, ukuran,respon (NIC 297))
jaringan pupil terhadap cahaya baik 1.Tentukan obat apa yang
otak diperlukan, dan kelola menurut
(serebral) Kontrol resiko : stroke (NOC 268) resep/atau protokol
(00201) d.d V Dapat mengenali faktor resiko
Hipertensi, stroke pada diri
tidak V Dapat merubah perilaku yang
adekuatnya tidak baik (mengurangi makan
sirkulasi ikan asin atau makan makanan
darah yang mengandung garam)
IMPLEMENTA
SI
Diagnosa 1: Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak (serebral) (00201) d.d
Hipertensi, tidak adekuatnya sirkulasi darah serebral.
Memonitor TTV pasien.
Mengkaji keluhan-keluhan pasien
Mengkaji tingkat kesdaran pasien
Mengkaji pupil,ukuran,respon terhadap cahaya,dan gerakan mata
Mengkaji kekuatan tangan dan kaki kanan
Mengkaji kekuatan otot dalam berbicara,mengunyah,mengecap,menelan
Mmberikkan posisi kepala pasien pada tempat tidur 35-45̊ dengan posisi leher tidak
menekuk
Memberikan posisi yang nyaman bagi pasien
Menurunkan ketinggian tempat tidur pasien untuk menurunkan resiko jatoh
Mmberikkan oksigen pada pasien (nasal)
Memonitor AGD
Memberitahukan pasien untuk mengurangi makan ikan asin atau makan makanan yang
mengandung garam
ANALISA DATA
Data Masalah Etiologi
DS : Gangguan Gangguan
1. Pasien mengeluh parese pada tangan dan imobilitas fisik neuromuskular
kaki kanan, pusing, dysphasia dan
dysphagia
2. Keluarga mengatakan 8 jam sebelum di
bawa ke Rs klien mengeluh sakit kepala,
lemas dan tampak berjalan sempoyongan
DO :
1. Kesadaran composmentis
2. TD : 180/100, N : 100 x/mnt, RR : 24
x/mnt, T : 37 ℃
3. Kekuatan otot 2 2 2 2 4 4 4 4
2 2 2 2 4 4 4 4
4. Lab : hypercholesterolemia
5. Diagnosa medis Total anterior circulation
stroke-infarct (TACI)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil intervensi

Gangguan imobilitas fisik Tujuan : Mandiri :


b.d gangguan neuromuskular Setelah perawat melakukan 1. Kaji kekuatan otot
tindakan kepada klien selama 2. Kaji kemampuan klien dalam
2 x 24 jam diharapkan pasien melaukan aktivitas
mendapatkan 3. Dorong latihan ROM aktif &
Kriteria Hasil sebagai berikut : pasif
• Kekuatan otot meningkat 4. Ubah posisi minimal setiap 2
• Kebutuhan klien terhadap jam
pergerakkan dapat 5. Dorong klien melakukan
dipenuhi aktivitas normal keseharian
• Klien mampu sesuai kemampuan
mempertahankan & 6. Anjurkan keluarga pasien
menigkatkan kekuatan & untuk membantu pergerakkan
fungsi bagian tubuh yang dan latihan pasien dengan
terganggu menggunakan ekstremitas
• Klien dapat melakukan yang tidak sakit
ROM aktif & pasif sesuai 7. Berikan penguatan positif
dengan kemampuan selama aktivitas
Kolaborasi :
1. Konsultasikan dengan ahli
fisioterapi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa Implementasi
Gangguan imobilitas fisik Mandiri :
b.d gangguan neuromuskular 1. Mengkaji kemampuan klien terhadap
pergerakkan
2. Mengkaji kekuatan otot
3. Menganjurkan pasien mengubah posisi setiap
2 jam sekali
4. Menganjurkan keluarga klien untuk membantu
pergerakkan dan latihan dengan menggunakan
ekstremitas yang tidak sakit
5. Mengukur TTV klien
6. Melakukan ROM aktif maupun pasif pada
klien
7. Memberikan penguatan positif selama
aktivitas

Kolaborasi
1. Konsultasi dengan ahli fisioterapi
DIAGNOSA 3
C H R I S T I N M A R I A ( 171071 1 10 2 )
Data Masalah Etiologi

DS : Hambatan Komunikasi Gangguan


1. Pasien mengatakan sulit untuk berbicara. Verbal Sistem Saraf
2. Pasien mengatakan sulit untuk Pusat
berkomunikasi dengan orang lain.
3. Pasien mengeluh sakit kepala.

DO :
- Kesadaran Composmentis
- TTV : TD :180 /100 mmHg
N : 100 x/mnt
RR : 24 x/mnt
T : 37 ℃
- Pasien tampak parese pada tangan dan kaki
kanan.
- Terdapat gangguan pada nervus V
(Trigeminus), VII (Fasialis), X (Vagus) dan XII
(Hipoglosus)
- Pasien tampak berjalan sempoyongan.
- Pasien tampak dysphasia dan dhysphagia.
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Hambatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 3 1. Monitor Neurologi (NIC: 235)
- Monitor TTV (suhu, tekanan darah, denyut nadi dan respirasi).
Komunikasi x 24 jam diharapkan masalah Hambatan - Monitor status pernapasan (pola, kedalaman, dsb).
Komunikasi Verbal dapat teratasi dengan kriteria - Monitor respon cara berjalan
Verbal b.d - Monitor karakteristik berbicara (kelancaran, adanya
hasil : aphasia/kesulitan menemukan kata).
Gangguan - Catat keluhan sakit kepala.
1. Status Pernapasan (NOC, 556):
Sistem 2. Peningkatan Komunikasi: Kurang Bicara (NIC: 335)
- Frekuensi pernapasan normal (16-20x menit)
- Monitor kecepatan bicara, tekanan, kecepatan, kuantitas,
Saraf Pusat - Tidak ada dispneu.
volume dan diksi.
2. Status Neurologi (NOC, 545):
- Monitor proses kognitif, anatomis, fisiologis terkait kemampuan
- Meningkatnya fungsi sensorik dan motorik
berbicara (misalnya: memori, pendengaran dan bahasa).
kranial.
Tekanan darah dalam rentang normal (Tekanan - Instruksikan pasien untuk bicara pelan.
darah sistolik (110-130 mmHg), Tekanan darah - Ungkapkan pertanyaan dimana pasien dapat menjawab
diastolik (70-80 mmHg)
ya/tidak.
- Kolaborasi dengan keluarga dan ahli terapis patologis untuk
3. Status Neurologi: Sensori Kranial/ Fungsi
mengembangkan rencana agar dapat berkomunikasi secara
Motorik (NOC, 550):
efektif.
- Tidak ada pusing
3. Manajemen Pengobatan (NIC: 199)
- Meningkatnya kemampuan menelan.
- Tentukan obat apa yang diperlukan dan kelola menurut
- Meningkatnya kemampuan berbicara.
resep/protokol (Pemberian terapi catopril 12,5 mg, amlodipin 5
mg, simvastatin 40 mg.)
4. Manajemen Nutrisi (NIC: 197)
- Anjurkan pasien untuk diet rendah garam dan rendah
kolesterol.
Diagnosa Implementasi
Keperawatan
Hambatan 1. Memonitor TTV pasien

Komunikasi 2. Memonitor respon berjalan.


3. Memonitor karakteristik berbicara.
Verbal b.d
4. Mencatat keluhan sakit kepala
Gangguan
5. Ungkapkan pertanyaan dimana pasien dapat menjawab ya/tidak.
Sistem Saraf
6. Menginstruksikan klien untuk berbicara perlahan.
Pusat

Kolaborasi:
1. Bersama dokter dalam memberikan Pemberian terapi catopril 12,5 mg,
amlodipin 5 mg, simvastatin 40 mg.
2. Bersama keluarga dan ahli terapis patologis untuk mengembangkan
rencana agar dapat berkomunikasi secara efektif.
HASIL PENELITIAN ASKEP Nenden Purwaningsih
1710711017
Ran Hasil
No Penulis, Perlakua Samp
Kontrol. Metode. do Yang
. tahun. n. le (n) Temuan
m. diukur
1. Kun Ika Pemberi Penvegah N=16 Pre Ya Kekuata 1. Latihan ROM
Nur an an Ekeperiment n otot. mencegah terjadinya
Rahayu Latihan terjadiny al Pre-post penurunan
. 2015. ROM thd a kondisi Test One fleksibilitas sendi dan
Kemamp cacat Group kekakuan sendi.
uan permane Design 2. memperbaiki tonus
Motorik n pasien otot, memperbaiki
pasien post toleransi otot untuk
Post stroke latihan, mencegah
Stroke terjadinya kekakuan
sendi, memperlancar
sirkulasi darah
Sam Hasil
No Penulis, Rand
Perlakuan. Kontrol. ple Metode.
. tahun. om. Yang diukur Temuan
(n)
2. Pepy Hubungan Mengukur 20 Deskripti Ya Karakteristi Terdapat
Ratnas ADL kemandiri f k Umur, hubungan ADL
ari. terhadap an pasien Korelatif
Jenis thdp depresi
2011 depresi stroke
pasien Kelamin, pada pasien
stroke Pendidikan, stroke.
ADL,
Depresi
PENDIDIKAN
KESEHATAN
Stroke adalah kondisi yang
APA SIH terjadi ketika pasokan darah ke
otak terganggu atau berkurang
STROKE
akibat penyumbatan (stroke
ITU? iskemik) atau pecahnya
pembuluh darah (stroke
hemoragik). Tanpa darah, otak
tidak akan mendapatkan asupan
oksigen dan nutrisi, sehingga sel-
sel pada sebagian area otak akan
Ketika sebagian area mati.
otak mati, bagian
tubuh yang
dikendalikan oleh area
otak yang rusak tidak
dapat berfungsi
dengan baik.
JENIS-JENIS
STROKE

ISKEMIK

HEMORA
GI
Memiliki riwayat PENYEBAB
keluarga
PEROK STROKE
mengidap sakit
stroke OK

SERING
OBESIT MENGALAMI
AS BERUSIA LEBIH STROKE RINGAN
DARI 65 TAHUN
MEMILIKI
RIWAYAT
PENYAKIT
MEMILIKI
DM MEMILIKI RIWAYAT
RIWAYAT PENYAKIT
DARAH TINGGI SERANGAN
JANTUNG
GEJALA Ingat
STROKE Slogan
KOMPLIKAS
I STROKE

Gangguan Sesak Kelumpuha


Kematian
Kognitif Napas n
PENCEGAHAN STROKE

Hentikan Kebiasaan Menjaga pola makan


Olahraga
Merokok yang seimbang

Periksa tensi darah Kenali gejala dan


Pantau berat badan
secara rutin kontrol resiko diabetes

Anda mungkin juga menyukai