DISERTAI LUMPUR
DI LUWU UTARA
SULAWESI SELATAN
TAHUN 2020
Kelompok 26
Hillalia Nurseha
Farras Jihan Afifah
Siti Alifah Nadia Putri
Risma Dianty K.P
Lilis Dwi Septiani
DAFTAR BAB YANG AKAN DIBAHAS
PetugasgabunganyangterdiridariBPBD,Dam
Pemerintahbersamamasyarakatlakukanpe
kar,Tagana, KSB, PMI,
mbersihanmaterialakibatbanjirbandangaga
KNLK,PolisidanPetugasTNImasihmelakukan
rjalanTransSulawesididaerahDesaRaddadap
pencarianterhadapkorbanhilangakibatbanji
atdilalui.
rbandang.
Pemerintahtelahmenyediakankontaksatgap
Petugasjugaditurunkanuntukmembantuwar
Pusdalopsuntukbisadihubungiolehmasyara
gamelakukanevakuasidanpembersihanmat
katyangdidaerahterdampaknamunbelumm
erialdilokasiterdampakbanjir.
endapatbantuanlogistik.
UPAYA MASYARAKAT SIPIL 3.3
PKBIHumanitarianKorwilSulawesi
JejaringMitraKemanusiaansedang –
melakukanpendataanawaldariinfo Kalimantanmengirimteamassesm
rmasiyangterpercaya. entuntukpemetaankondisibanjirb
andangyangmenerjangMasamba.
KoordinasiPKBIdenganBNPBdanTe
PenggalangandonasiolekPKBI se-
am TBMdanKSRUMI
Indonesiauntukbantuanbanjirban
(MitraProgramHumanitarian)
dang.
(CovidKemkes, 2020).
3.4
Kajian Aspek
Kesehatan Matra
Rapid Health Assessment (RHA) 3.4.1
Gambaran tentang bencana
1. Jenis bencana : Bencana alam (banjir bandang disertai lumpur)
2. Waktu kejadian : 13 Juli 2020, pukul 21.00 WITA
3. Ketinggian : Kecamatan Masamba 1-2 meter, kecamatan Baebunta (desa Rada) dan kecamatan Sabbang (desa
Malimbu dan desa Salama) 3-4 meter. Curah hujan tinggi dengan intensitas diatas 100 mm/hari.
4. Faktor penyebab : Curah hujan dengan intensitas tinggi dan lama sebelum terjadi gerakan tanah dan
banjir bandang menjadi pemicu utama terjadinya bencana, sifat tanah pelapukan pada bagian hulu berupa
endapan vulkanik yang sarang dan mudah luruh jika terkena air, longsoran pada bagian hulu yang kemudian
terbawa oleh arus air permukaan melalui alur-alur sungai, pengerosian secara lateral sepanjang alur yang
dilalui menambah volume material bahan rombakan yang dibawa sehingga menambah daya
rusak
Lokasi bencana
1. Nama desa/dusun, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi :
Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke, Malangke Barat. Kelurahan Bone, Kabupaten Luwu
Utara, Provinsi Makassar.
2. Topografi :
Lokasi bencana berupa pedaratan di sekitar kota Masamba dengan ketinggian 40-60 mpl dan perbukitan bergelombang di
bagian hulu sungai Masamba yang terletak di bagian utara dengan ketinggian antara 70 hingga 250 mdpl
Peta 3.4.1
Populasi
3.4.1
Perkiraan jumlah populasi :
15.994 jiwa dari total 4.202 Korban
kepala keluarga Korban meninggal, rawat inap, rawat jalan,
Distribusi populasi (sex, umur,
pengungsi, hilang :
risti) : Korban meninggal 38 Korban meninggal 38 orang, korban luka/di
orang dengan kisaran usia rawat 106 orang (rawat inap 22 orang & rawat
anak-anak (10 tahun) sampai jalan 84 orang), korban pengungsi 13.438
lansia (85 tahun) serta jenis orang dan korban hilang 10 orang.
kelamin 15 orang laki-laki dan Penyakit terbanyak: infeksi saluran pernapasan
23 orang perempuan, kelompok akut (ISPA) 55 orang, dermatitis 288 orang,
rentan 2.530 lansia, 870 balita, hipertensi 225 orang dan gejala diare 61 orang.
124 bayi dan 137 ibu hamil. Penyakit berpotensi KLB :
ISPA, diare
Penyakit endemik :
ISPA, dermatitis, hipertensi, diare
3.4.1
Fasilitas kesehatan
- Kerusakan fisik bangunan :
Rumah, lahan, fasilitas kesehatan dan fasilitas umum
- Kerusakan sarana dan prasarana :
5 fasilitas kesehatan, 3 fasilitas umum, 4.037 rumah warga, 14 rumah ibadah, 10 unit sekolah, 1 unit pasar, 10
unit kantor, 1 unit bandara, 93 unit kos, 2 unit pipa air minum, 16 unit jembatan gantung, 2 unit rumah dinas,
3 unit bendungan irigasi, 3 unit jembatan beton, 13 unit bengkel, 1.986 hektar lahan sawah, 505 hektar kebun
jagung, 2 hektar kebun cengkeh dan 244 hektar kebun kakao.
- Jumlah tenaga kesehatan :
1.299 personil gabungan (tim SAR, relawan dan BNPB)
- Akses :
Kerusakan 12 km jalan aspal dan 51.755 motor jalan kabupaten, provinsi dan nasional
- Bantuan yang dibutuhkan :
Air bersih, suplemen, makanan balita, pembalut wanita, popok balita dan pempers lansia, selimut dan sarung,
mobil tangki, makanan siap saji, pakaian dalam wanita dan pria, tenda pengungsi, mobil serbaguna, lampu
portable, perahu karet, genset, peralatan dapur, family kit, pompa air, perlengkapan mandi, beras, WC
portable.
Penampungan pengungsi
- Nama lokasi pengungsian : 3.4.1
75 titik pengungsian di tiga kecamatan yaitu Masamba, Baebunta dan Sabbang
Penanganan Awal
(Triage, Stabilisasi dan
Evakuasi)
a. Triage - Prioritas 1 (kategori merah)
3.4.2
Sejumlah korban mengalami hambatan airway dan breathing
- Prioritas 2 (kategori kuning)
Beberapa korban mengalami patah tulang dan trauma
- Prioritas 3 (kategori hijau)
106 orang mengalami luka-luka
Prioritas 4 (kategori hitam)
38 orang meninggal dunia
b. Stabilisasi - Mengamankan jalan napas
- Menangani trauma dan syok
- Menstabilkan patah tulang
- Perawatan luka
c. Evakuasi Petugas SAR dan relawan mengevakuasi jenazah korban banjir,
melakukan pencarian terhadap korban yang hanyut, membawa
korban untuk dilakukan perawatan ke rumah sakit dan
puskesmas
3.4.3
1. Judul : Health Major Incident : The Experiences Of Mobile Medical Team During Major Flood
2. Penulis : (Ahmad, 2008) – Malaysia
3. Hasil Penelitian :
Tim Medis Bencana dan Darurat (DEMAT) Rumah Sakit Universitas Sains Malaysia
(HUSM) bersama dengan lembaga swadaya masyarakat bernama Medic Asia berinisiatif
membentuk tim dengan tujuan utama untuk memberikan bantuan medis dan kemanusiaan kepada
korban banjir di daerah terpencil di daerah Muar Johor. Pemilihan pusat pertolongan dilakukan
oleh tim Pengintai Medic Asia yang melakukan penilaian bencana kesehatan lebih awal sebelum
melakukan tugas.
3.4.4
Pembanding Penanganan Banjir dari
Negara Malaysia
Tim Medis ini terdiri dari empat petugas medis dari Rumah Sakit Universitas Sains Malaysia dan empat
lainnya merupakan perwakilan dari organisasi Medic Asia yang berbasis di Kuala Lumpur. Peralatan medis dan
obat-obatan yang disumbangkan oleh pihak Rumah Sakit dan persediaan tambahan disediakan oleh Klinik
Kesehatan Pagoh dan Lenga.
Tempat yang dikunjungi adalah Kampung Sungai Berani, Balai Raya Kampung Jawa, Masjid Kampung
Jawa, Kampung Tulang Gajah dan Kampung Sentosa. Transportasi yang digunakan adalah kendaraan roda empat
yang disediakan oleh organisasi Medic Asia. Mereka melakukan tugas mereka dimulai pada 3 Januari 2007
sampai 6 Januari 2007 dengan mengunjungi klinik-klinik di setiap tempat tersebut.
Mereka melakukan sesi pengarahan pagi setiap hari. Tujuan dari sesi ini adalah untuk memastikan semua
orang dalam kondisi yang baik, semua peralatan telah siap dan tersedia, namun tetap menginformasikan setiap
perubahan yang dilakukan dari rencana sebelumnya.
Malam harinya para relawan mengikuti sesi tanya jawab. Sebuah tanya jawab atau disebut juga dengan
pembekalan psikologis. Tujuan dari pembekalan adalah untuk mengurangi kemungkinan bahaya psikologis
dengan berbagi pengalaman mereka atau membiarkan mereka membicarakannya.
3.4.4
Pembanding Penanganan Banjir dari
Negara Malaysia
Kesimpulan :
Tim Bantuan Medis Keliling adalah pilihan yang bagus dalam memberikan perawatan medis
kepada orang sakit yang menjadi korban banjir yang tidak dapat mengakses layanan kesehatan
karena kesulitan logistik dan fasilitas perawatan kesehatan yang rusak. Bahkan, tim keliling relawan
mampu mendampingi tim kesehatan yang diorganisir oleh Dinas Kesehatan setempat. Lembaga
pemerintah dan non-pemerintah yang memberikan bantuan tersebut harus bekerja sama dan
memiliki hubungan komunikasi untuk kepentingan penduduk yang terkena dampak. Jenis layanan
ini harus dikoordinasikan antara Kementerian Kesehatan dan lembaga non-pemerintah dengan cara
yang lebih terorganisir tanpa mengorbankan persyaratan peraturan dan etika. Itu Kontribusi tim ini
dalam misi semacam itu mungkin tidak terlalu banyak. Namun, hal itu bisa mengurangi beban dinas
kesehatan setempat.
3.4.4
Pembanding Penanganan Banjir dari
Negara Vietnam
Bencana banjir merupakan salah satu bencana yang sangat sering terjadi di Indonesia.
Keadaan lingkungan yang kurang baik, hujan deras, kesadaran masyarakat yang masih kurang,
penebangan hutan secara besar-besaran, dan pemanfaatan lahan yang kurang baik menjadi
penyebab banjir yang terjadi di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Maka dari itu,
masyarakat dituntut untuk mengetahui mengenai langkah-langkah antisipasi bencana banjir,
baik saat sebelum banjir, saat terjadi banjir, dan saat setelah banjir
c) Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak berwenang. Cabut alat-alat yang
masih tersambung dengan listrik
d) Jangan menyentuh peralatan yang bermuatan listrik apabila berdiri di dalam air.
e) Jika ada perintah untuk evakuasi, jangan berjalan di arus air. Berjalan di arus air akan
mengakibatkan kita jatuh.
f) Apabila harus berjalan di air, gunakan tongkat atau sejenisnya untuk membantu kita berjalan.
g) Jangan mengemudikan mobil di wilayah banjir.
h) Bersihkan dan siapkan penampungan air untuk berjaga-jaga seandainya kehabisan air bersih.
Pembelajaran Baik (Lesson Learned) yang Bisa
4.1 Diperoleh dari Penanganan Bencana Banjir Di
Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
01 02
Segera memperbaiki Mengelola air bersih
kualitas lingkungan dengan maksimal
03 04
Manajemen sampah dan Mengendalikan vektor
menghindari kontak pembawa penyakit
dengan sampah yang
membusuk
4.3 Berdasarkan Buku Pedoman Latihan Kesiapsiagaan Bencana oleh BNPB tahun 2017
Tahap Perencanaan
a. Membentuk tim perencana (pengarah, penanggung jawab, bidang perencanaan)
b. Menyusun rencana latihan kesiapsiagaan
Tahap persiapan
c. Briefing untuk mematangkan perencanaan latihan, terdiri dari waktu, batasan simulasi, lokasi dan keamanan
d. Memberikan poster, leaflet atau surat edaran kepada siapa saja yang terlibat
e. Menyiapkan gedung dan beberapa peralatan pendukung
f. Memasang peta lokasi dan jalur evakuasi di tempat umum yang mudah dilihat
1. Tahap pelaksanaan
a. Tanda peringatan (tanda latihan dimulai, tanda evakuasi, tanda latihan berakhir)
b. Reaksi terhadap peringatan
c. Dokumentasi
Tahap evaluasi dan rencana perbaikan
Evaluasi adalah salah satu komponen yang paling penting dalam latihan. Tanpa evaluasi, tujuan dari latihan tidak dapat
diketahui apakah tercapai atau tidak.
4.3
Latihan evakuasi bencana banjir
Tindakan sebelum bencana
- Melatih diri dan anggota keluarga hal-hal yang harus dilakukan apabila terjadi bencana banjir
- Membentuk kelompok masyarakat pengendali banjir
- Memilih dan menentukan beberapa lokasi yang dijadikan tempat penampungan ketika banjir melanda
- Mempersiapkan tas siaga bencana berisi keperluan yang dibutuhkan
Saat latihan evakuasi
- Petugas membunyikan tanda peringatan dini untuk evakuasi, seluruh peserta menuju tempat berhimpun sementara
- Ketika melihat air datang, jauhi secepat mungkin daerah banjir, segera selamatkan diri menuju tempat yang lebih tinggi
- Hindari berjalan di dekat saluran air sebab berisiko terseret arus banjir
- Matikan listrik di dalam rumah atau menghubungi PLN untuk mematikan listrik di wilayah terdampak
- Perhatikan jalur evakuasi yang tersedia
- Setelah semua warga berada di tempat pengungsian petugas membunyikan peluit tanda Latihan berakhir
- Tim pengendali latihan menyatakan latihan selesai dilaksanakan dan memberitakuan hasil evaluasi berupa rekomendasi
untuk penyelenggara maupun substansi latihan
4.3
Tindakan setelah bencana
- Berikan bantuan tempat perlindungan darurat kepada mereka yang membutuhkan
- Selamatkan diri sendiri, kemudian selamatkan orang lain sesuai kapasitas yang dimiliki
- Segera bersihkan rumah menggunakan antiseptic untuk membunuh kuman penyakit
- Cari dan siapkan air bersih untu terhindar dari diare
- Hindari kabel atau instalasi listrik
- Hindari pohon, tiang atau bangunan yang berpotensi roboh
- Periksa ketersediaan makanan dan minuman. Jangan minum air sumur terbuka karena
telah terkontaminasi
Waspada Banjir
POSTER
THANKS !!!