Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS SITUASI KORBAN LETUSAN GUNUNG SINABUNG

Disusun Oleh :
1. Marisa Br Manik (201000034)
2. Nur Fikrah Sri Indah (201000044)
3. Robiah Agustin Afdoliah H. (201000054)
4. Annisa Muharrizky Alyati (201000083)
4. Berlianda Ramadhanti (201000092)

Lokasi Penelitian : Kabupaten Karo

Teori Hendrik L.Bloom :


1. Analisa Aspek Kependudukan :

 Pada pertengahan tahun 2018, menurut proyeksi penduduk sebesar 403.207 yang mendiami
wilayah Kabupaten Karo mempunyai luas wilayah 2,127.25 km 2.
 Kepadatan penduduk diperkirakan sebesar 180 jiwa/km²
 Laju pertumbuhan  penduduk adalah sebesar 1.95 persen per tahun. 
 Tahun 2018 di Kabupaten Karo,  penduduk  laki laki lebih sedikit dari perempuan.  Laki-laki
berjumlah 203.311 jiwa dan perempuan berjumlah 206.364 jiwa dengan sex ratio sebesar
98,52.
 Daerah terkena letusan Gunung Sinabung, yaitu Kecamatan Simpang Empat, Naman Teran,
Payung, Tiga Nderket dan Munthe.
 Jumlah penduduk :
Kecamatan Simpang Empat (21.420)
Kecamatan Naman Teran (14.940)
Kecamatan Payung (12.420)
Kecamatan Tiga Nderket (14.730)
Kecamatan Munthe (22.140)
 Persentase penduduk di Kecamatan Simpang Empat sebesar 5,23%, di Kecamatan Naman
Teran sebesar 3.65%, di Kecamatan Payung sebesar 3,03%, di Kecamatan Tiga Nderket 
sebesar 3,60%, dan di Kecamatan Munthe sebesar 5,40%.
 Kepadatan penduduk di Kecamatan Simpang Empat 229/km², di Kecamatan Naman Teran
170/km²,di Kecamatan Payung 263/km², di Kecamatan Tiga Nderket 170/km², dan
diKecamatan Munthe 176/km².
 Jumlah Rumah Tangga yang ada di Kecamatan Simpang Empat sebanyak 6.210, di
Kecamatan Naman Teran sebanyak 4.105, di Kecamatan Payung sebanyak 3.734, di
Kecamatan Tiga Nderket sebanyak 4.414,  dan di Kecamatan Munthe sebanyak 6.661.
 Jumlah pengungsi pada tahun 2015 sebanyak 11.111 jiwa (3.150 KK)
2. Analisa Perilaku Kesehatan :

 Tidak memakai masker ketika terjadi letusan Gunung Sinabung


 Membuang sampah sembarangan
 Tingkat BAK dan BAB sembarangan masih tinggi
 Pengetahuan dan Perilaku CTPS banyak yang kurang mengetahui langkah cuci tangan pakai
sabun yang terahir, yaitu
menutup keran dengan handuk atau tissue yang telah di gunakan
 Tidak membersihkan peralatan makan setelah selesai makan
 Banyak peralatan makan yang diletakkan berantakan dalam keadaan kotor
3. Analisa Lingkungan :

 Material partikulat (PM1) yang tersebar di udara dapat mengakibatkan banyak penduduk
terkena ISPA. Dengan pengukuran rata-rata selama 24 jam menghasilkan konsentrasi sebesar
208µ/m3 yang dikategorikan dalam ISPU termasuk dalam kategori sangat tidak sehat.
 Sistem penyaluran dan pengolahan air limbah, penyediaan air bersih dan pengelolaan sampah
yang kurang baik di posko bencana Konco di Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo
 Fasilitas penampung air bersih yang masih kurang dibandingkan dengan jumlah pengungsi.
 Pengungsi kesulitan untuk mendapatkan air bersih untuk mandi, mencuci pakaian dan
perabotan rumah tangga mereka.
 Tempat MCK yang tersedia dan layak pakai hanya 4 buah dan tidak dapat mengakomodasi
kebutuhan para pengungsi yang berjumlah 900 jiwa di Pasar Buah Tiga Bintang
 Distribusi bantuan yang berupa bahan sandang, pangan, dan obat-obatan yang sangat lamba
4. Analisa Pelayanan Kesehatan :

 BPBD Kabupaten Karo telah membangun pos komando (Posko) dan dapur umum untuk
mengantisipasi pemenuhan kebutuhan para penyintas.
 Kurangnya tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dalam manajemen darurat bencana
dan manajemen pelayanan kesehatan bencana.
 Jumlah dokter spesialis sebanyak 5.799 dokter yang dikategorikan telah sesuai dengan
standar.
 Jumlah dokter umum 23.449 dokter yang dikategorikan telah sesuai standar.
 Jumlah perawat 78.417 perawat/100.000 penduduk yang dikategorikan telah sesuai standar.
 Jumlah bidan 106.909 bidan/100.000 penduduk yang dikategorikan telah sesuai standar.
 Tidak memiliki tim penyelidikan epidemiologi sehingga dikategorikan kurang dari standar.
 Jumlah puskesmas di Kabupaten Karo sebanyak 2.395 puskesmas/50.000 penduduk yang
dikategorikan telah sesuai standar.
 Jumlah rumah sakit di Kabupaten Karo sebanyak 2.521 RS/250.000 penduduk yang
dikategorikan telah sesuai standar.
 Kapasitas tempat tidur di Rumah sakit 6.203 TT/10.000 penduduk yang dikategorikan telah
sesuai standar.
 Proporsi rumah sakit di kab/kota yang telah memiliki tim tanggap darurat bencana rumah
sakit, 1 dari 4 RS membentuk tim tanggap darurat bencana yang dikategorikan kurang dari
standar.
 Dinas kesehatan tidak memiliki program yang berkesinambungan untuk implementasi
fasilitas pelayanan kesehatan aman bencana.
 Belum ada sama sekali penilaian risiko fasyankes terhadap berbagai ancaman wilayah yang
terjadi di wilayah tersebut.

Daftar Masalah :
1. Potensi terjadi penyakit diare
2. Potensi terjadi penyakit ISPA
3. Potensi terjadinya penyakit kulit
4. Potensi terjadinya penyakit mata

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai