Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 5

Anggota :

1.Rachel gracia Panjaitan


2.Rachel Amanda Pangaribuan
3.Putri Yanti Bulele
4.Rafael
5.Reynold
6.Sintia
7.Revan

Kelas : VIII-7

Zat aditif, zat adiktif, dan psikotropika


 ZAT ADITIF

Zat aditif adalah bahan-bahan yang biasanya ditambahkan pada makanan atau minuman dalam proses
pengolahan dan penyimpanan untuk menguatkan rasa, mempercantik tampilan, mengawetkan, dan
lain-lain.

Zat aditif sendiri dibedakan menjadi dua macam yaitu zat adatif alami dan zat adatif buatan (sintesis).
Zat aditif alami bahan dasarnya berasal dari alam. Sedangkan zat aditif sintesis bahan baku
pembuatannya berasal dari bahan kimia.

-Zat Aditif Alami

Pengertian zat aditif alami adalah zat aditif yang berasal dari alam, aman digunakan dan tidak
menimbulkan efek samping dalam jumlah besar. Beberapa contoh dari pengertian zat aditif alami dan
buatan yaitu:
1. Pewarna ; Contoh : Anggur, stroberi, apel, bit yang menghasilkan zat warna antosianin (oranye,
merah, biru).

Wortel, tomat, cabe, minyak sawit, jagung, daun – daunan, ikan salmon menghasilkan karotenoid
(kuning, merah, oranye).

Daun suji, daun pandan yang menghasilkan klorofil (hijau).

Kunyit menghasilkan kurkumin (kuning).

2. Pemanis ; Madu, gula putih dan gula merah adalah contoh pemanis alami nutritif, sementara pemanis
alami non nutritif adalah Stesiovida dari tumbuhan Stevia Rebadiana yang tingkat kemanisannya sebesar
300 kali gula biasa.

3. Penyedap : Bumbu penyedap alami contohnya cabe, laos, ketumbar, merica, jahe, kunyit, pala,
cengkeh, bunga – bungaan dan lainnya.

4. Pengawet :Contoh pengawet alami dalam makanan adalah garam, gula, kapur, cuka, dan es batu.

5. Pengental :Contoh pengental alami adalah pati dan gelatin.

6. Pengemulsi :Contoh pengemulsi alami adalah lesitin yang terdapat pada kuning telur.

7. Penambah Aroma: Contoh penambah aroma alami adalah sereh, daun jeruk, minyak atsiri atau vanili.

8. engatur keasaman : jeruk nipis, jeruk lemon

-Zat Aditif Sintetis(buatan)

Zat aditif yang ditambahkan pada makanan pada awalnya dibuat dari bahan alami seperti tumbuh -
tumbuhan. Pada umumnya tidak menyebabkan efek samping yang berbahaya bagi kesehatan manusia,
tetapi seiring kemajuan zaman maka pemakaian zat aditif alami tidak lagi mencukupi. Karena itulah
diproduksi makanan yang menggunakan zat aditif buatan atau sintetis yang bahan bakunya berasal dari
zat kimia yang direaksikan.

Kelebihan zat aditif sintetis bisa menyebabkan efek samping bagi kesehatan tubuh antara lain bisa
menimbulkan penyakit seperti alergi bahkan hingga kanker.

Contoh zat aditif sintetis yaitu:

1. Pewarna : Zat pewarna sintetis pertama kali ditemukan pada 1856 oleh William Henry Perkins. Sunset
Yellow FCF (Jingga), Karmoisin (merah), Brilliant Blue FCF (biru), cokelat HT (cokelat), fast green ( hijau)

2. Pemanis : Sakarin (300 kali gula alami), Siklamat (30 kali gula alami), Aspartam (200 kali gula alami)
dan Sorbitol. Dulsin merupakan salah satu pemanis buatan yang dilarang penggunaannya dalam
peraturan Menteri Kesehatan f karena dapat menimbulkan tumor dalam jumlah tertentu dan mengotori
sel darah merah.

3. Penyedap : MSG atau vetsin adalah asam amino karbosilat yang diperlukan tubuh untuk
pembentukan protein. Namun jika digunakan berlebihan akan menyebabkan penyakit. Contoh
penyedap sintetis lainnya adalah asam cuka, benzaldehida, dan amil asetat.

4. Pengawet : Contoh pengawet sintetis yaitu asam asetat, asam propinoaat, asam skorbat, natrium
benzoat, senyawa sulfat, nitrat dan nitrit. Boraks adalah pengawet sintetis yang dilarang karena pada
dosis 5 – 10 gram bisa menimbulkan keracunan hingga kematian pada pemakainya. Formalin juga
dilarang karena bisa menyebabkan kanker paru – paru, gagal ginjal, gangguan pencernaan dan fungsi
jantung.

5. Antioksidan : Fungsinya untuk melindungi makanan mengandung lemak atau minyak dari rasa tengik
yang terjadi karena terkena proses oksidasi. Contoh antioksidan antara lain Butil Hidroksi Anisol (BHA),
Butil Hidroksitoluena (BHT) yang biasanya ditambahkan agar makanan yang berlemak dan digoreng tidak
cepat basi. Ada pula asam askorbat pada daging olahan, makanan bayi dan kaldu. Selain itu yang
diizinkan dalam Permenkes adalah Tokoferol, Alfa Tokoferol, Gama Tokoferol, Propil Galat, Asam
Eritorbat dan garam natriumnya, Butil Hidrokuinon Tersier dan masih banyak lagi.

6. Pengikat Logam : Bahan ini adalah penstabil dalam berbagai macam makanan olahan untuk mengikat
logam yang terkandung didalamnya sehingga bahan tetap stabil. Contoh yang paling sering digunakan
adalah asam sitrat dan turunannya, fosfat, serta garam etilendiamintetraasetat (EDTA).

7. Penambah Aroma : Ditambahkan untuk memberikan aroma buah pada makanan. Contoh : Etil Butirat,
Amil Valerat, Oktil Asetat, Butil Asetat, Isobutil Propionat, Benzaldehida.

8. Pengemulsi : Digunakan untuk mempertahankan dispersi lemak dalam air dan juga sebaliknya,
misalnya pada mayones untuk mengikat lemak dan air. Contoh pengemulsi buatan yaitu gliserin.

9. Pengatur keasaman : asam asetat, asam sitrat, asam laktat, dan asam tartrat.
Penggunaaan zat aditif pada makanan sering kali menimbulkan berbagai dampak negatif. Dampak yang
paling sering muncul adalah dari penggunaan bahan aditif sintetis karena menggunakan bahan kimia
hasil olahan industri.

Berikut adalah dampak negatif mengonsumsi zat aditif buatan secara berlebihan untuk kesehatan:

1. Membahayakan Kesehatan Usus

2. Meningkatkan Berat Badan

3. Meningkatkan Risiko Kanker

4. Memengaruhi Kesehatan Anak

Itulah bahaya zat aditif buatan untuk kesehatan. Oleh karena itu, kamu dianjurkan untuk membatasi
konsumsinya.

Upaya Mengurangi Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif

Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan bahan aditif, kita perlu berhati-hati
dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif. Beberapa upaya penanggulangan yang
dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan zat aditif makanan adalah sebagai
berikut:

a) Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif tidak berlebihan.

b) Teliti memilih makanan yang mengandung zat aditif dengan memeriksa kemasan, karat atau cacat
lainnya.

c) Memilih sendiri zat aditif yang akan digunakan sebagai bahan makanan.

d) Menggunakan zat aditif yang berasal dari alam.

e) Memeriksa tanggal produksi dan masa kadaluarsa yang terdapat pada kemasan makanan yang akan
dikonsumsi.

f) Memeriksa bahan-bahan kimia yang terkandung dalam makanan dengan cara membaca komposisi
bahan pada kemasan.

g) Memeriksa apakah makanan yang akan dikonsumsi telah terdaftar di Departemen Kesehatan atau
belum.
 Zat adiktif

Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme hidup, maka
dapat menyebabkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin
menggunakannya secara terus-menerus. Jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa
sakit luar biasa. Zat yang bukan tergolong narkotika dan psikotropika tetapi menimbulkan ketagihan
antara lain kopi, rokok, minuman keras, dll .

Beberapa zat yang termasuk zat adiktif :

1. Nikotin

Nikotin terkandung dalam rokok dan bersifat stimulan ringan serta adiktif yang menyebabkan efek
ketergantungan. Karena sifat adiktif ini perokok sulit untuk berhenti.Ketika masuk ke dalam tubuh,
nikotin merangsang otak melepaskan dopamin dan menyebabkan efek tenang untuk sementara waktu.
Jika digunakan dalam waktu yang lama, nikotin dapat meningkatkan kolesterol dalam darah.Bahayanya,
meski perokok sudah lama berhenti, kadar kolesterol tinggi dalam darah masih bisa menjadi penyebab
serangan jantung dan stroke. Paparan nikotin juga berisiko mengganggu perkembangan otak dan
perilaku impulsif pada anak.

2. Kokain

Kokain adalah stimulan yang diekstraksi dari daun Erythroxylon coca atau daun koka. Penggunaannya
bisa meningkatkan produksi dopamin, sehingga memicu sensasi melayang dan rasa senang
berlebihan.Tak hanya itu, pengguna juga akan mengalami tarikan napas yang terengah-engah, insomnia,
gelisah, tidak bisa diam, kehilangan nafsu makan, peningkatan detak jantung, peningkatan suhu tubuh
dan sensitif terhadap suara atau sentuhan.Penggunaan dalam jangka panjang dengan dosis tinggi
menyebabkan perubahan pada senyawa kimia di dalam otak. Dampaknya, tubuh dan pikiran mulai
tergantung pada zat ini. Dampaknya, mulai dari sakit kepala parah hingga kejang.

3. Alkohol

Alkohol bersifat adiktif yang membuat penggunanya mengalami ketergantungan dan kesulitan
mengendalikan jumlah konsumsinya. Dampaknya, mata merah, sulit berbicara dengan jelas, gangguan
keseimbangan dan mudah lupa.Alkohol bisa berdampak pada keracunan akibat meningkatnya kadar
alkohol dalam darah. Akibatnya, pengguna mengalami gangguan perilaku dan mental, termasuk suasana
hati yang tidak stabil dan kesulitan berkonsentrasi.

4. Kafein

Kafein merupakan zat adiktif yang terdapat pada teh dan kopi. Kandungan tersebut membuat
peminumnya mengalami ketergantungan, apalagi jika terbiasa minum dalam jumlah banyak setiap
harinya.

5. Heroin

Heroin atau yang lebih dikenal dengan putau adalah zat adiktif berbentuk bubuk putih dan akan
berubah menjadi cokelat kehitaman setelah dipanaskan. Menggunakan zat ini bisa berdampak pada
halusinasi dan penurunan kesadaran.Heroin juga menyebabkan kecanduan. Saat masuk ke dalam tubuh,
heroin masuk ke aliran darah dan terbawa menuju otak. Di otak, heroin menimbulkan efek senang
(euforia) dan diikuti rasa tenang serta mengantuk.Jika digunakan dalam jangka panjang, heroin bisa
menimbulkan gangguan cemas, depresi, halusinasi, susah tidur, kerusakan pembuluh darah dan
disfungsi seksual.

Penggunaan zat adiktif akan menimbulkan dampak negatif bagi tubuh. Dimana dampak negatif zat
adiktif adalah seseorang akan mengalami gangguan pada sistem saraf atau neurologis seperti kejang-
kejang, gangguan kesadaran, halusinasi, kerusakan saraf tepi, gangguan jantung, dan peredaran darah.
Ciri-ciri pengguna atau korban dari ketergantungan zat adiktif adalah berat badan turun drastis, mata
cekung pucat dan bibir kehitaman, mengeluarkan keringat berlebihan, dll.

Penanggulangan pemakaian zat adiktif:

1. Menyibukkan diri dengan hal-hal yang bersifat positif.

2. Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, salah satunya dengan sering mengikuti dan
melakukan kegiatan keagamaan.

3. Menjauhi zat adiktif dan tidak mencoba untuk mengonsumsinya.

Itulah beberapa jenis zat adiktif dan bahayanya bagi tubuh. Sebaiknya dihindari karena bisa
menimbulkan masalah fisik maupun mental jika dipakai dalam jangka panjang.

 Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta merangsang susuan syaraf
pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan
perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya.
Jenis-Jenis Psikotropika

Psikotropika merupakan jenis obat-obatan yang bisa ditemukan di apotek, namun penggunaan obat ini
harus menggunakan resep dokter karena jika obat ini disalahgunakan dapat menimbulkan efek samping
yang berbahaya seperti merusak organ tubuh, hingga menyebabkan kematian. Psikotropika memiliki
beberapa jenis sebagai berikut:

1) Sedatin

2) Valium

3) Amfetamin

4) Phenobarbital

5) Sabu-sabu

8) Ekstasi

Golongan psikotropika

Penggunaan psikotropika yang tidak sesuai resep dokter dapat menyebabkan penggunanya mengalami
kecanduan. Berdasarkan tingkat risiko kecanduan yang dihasilkan, psikotropika dibagi menjadi empat
golongan, yaitu:

1. Obat psikotropika golongan 1

Psikotropika golongan satu merupakan obat-obatan dengan daya adiktif, yang memiliki potensi tinggi
menyebabkan kecanduan. Selain itu, obat-obatan psikotropika golongan ini masuk dalam obat terlarang
yang penyalahgunaannya bisa dikenakan sanksi hukum. Psikotropika golongan satu contohnya adalah
ekstasi, STP, dan LSD.

2. Obat psikotropika golongan 2

Psikotropika golongan dua merupakan obat-obatan yang memiliki risiko ketergantungan di bawah
psikotropika golongan satu. Obat yang masuk dalam golongan ini biasa digunakan untuk pengobatan
berbagai penyakit, sehingga jika penggunaan psikotropika golongan dua tidak sesuai dengan resep
dokter dapat menimbulkan kecanduan. Psikotropika golongan dua contohnya adalah sabu, amfetamin,
ritalin, dan metilfenidat.

3. Obat psikotropika golongan 3

Psikotropika golongan tiga merupakan obat-obatan dengan daya adiktif sedang dan umumnya
digunakan untuk penelitian dan pengobatan. Psikotropika golongan tiga contohnya adalah
pentobarbital, flunitrazepam, buprenorsina, dan lumibal.
4. Obat psikotropika golongan 4

Psikotropika golongan empat merupakan obat-obatan dengan daya adiktif ringan yang biasanya
digunakan untuk pengobatan. Psikotropika golongan empat contohnya adalah diazepam, nitrazepam,
lexotan, pil koplo, obat penenang, dan obat tidur.

Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan zat psikotropika adalah sebagai berikut:

1) menyebabkan kecanduan

2) Halusinasi berlebihan

3) menggangu sel saraf dan sel otak

4) gangguan pada jantung dan pembuluh darah

5) sakit kepala, mual-mual, suhu tubuh meningkat

Penanggulangan terhadap Ketergantungan Psikotropika sebagai berikut:

1) Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, salah satunya dengan sering mengikuti dan
melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan.

2) Menjauhi zat psikotropika dan tidak mencoba untuk mengkonsumsinya.

3) Tidak bergaul dengan pemakai ataupun pengedar zat psikotropika.

4) Menyibukkan diri dengan hal-hal yang sifatnya positif. Tidak jarang pengguna zat psikotropika yang
pada akhirnya menyadari akan bahaya yang ditimbulkan zat tersebut.

Kesimpulan :

Zat adiktif dan psikotropika itu terdiri dari berbagai jenis dan golongan setiap penggunaan zat adiktif dan
psikotropika akan mendapat dampak bagi kehidupan dan kesehatan untuk kesehatan
tubuh,penggunaan zat adiktif dan psikotropika akan merusak beberapa fungsi organ dan mempengaruhi
lancarnya kegiatan system organ untuk kehidupan,berdampak pada sosial dan ekonomi sedangkan
untuk produsen,pengguna,dan pengedar zat adiktif dan psikotropika akan mendapat sanksi hukum
sesuai dengan hokum yang berlaku untuk di negara kita akan diberi sanksi yang sudah diatur dalam
undang-undang dan peraturan hukum Negara republik I ndonesia.

Anda mungkin juga menyukai