PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan pengertian zat aditif;
Exma Wahyuni-Zat Aditif, Adiktif dan Psikotropika
dan
2.
3.
4.
5.
6.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Zat Aditif
1. Pengertian Zat Aditif
Menurut WHO dan FAO yaitu bahan-bahan yang ditambahkan
dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah yang sedikit. Tujuannya
adalah untuk menambahkan cita rasa, warna, bentuk, tekstur serta
mempertahankan lamanya penyimpanan. Serta menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.329/Menkes/PER/XII/76 yaitu bahan yang ditambahkan
dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu
serta kualitas makanan. Jadi dapat disimpulkan, zat aditif adalah zat yang
ditambahkan pada makana saat pengolahan makanan untuk meningkatkan
mutu makanan.
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuhtumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif
alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan
manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah
menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak
mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan
yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya
adalah dari zat-zat kimia yang kemudian direaksikan. Zat aditif sintesis
yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping misalnya:
gatal-gatal, dan kanker.
2. Macam-macam Zat Aditif
a. Zat Pewarna
Zat pewarna adalah bahan yang dapat memberi warna pada
makanan, sehingga makanan tersebut lebih menarik. Contoh pewarna
alami dan sintetik dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.1
Contoh pewarna yang diijinkan dan tidak diijinkan
Glutamat). (3) Sorbitol, diolah dari buah cherry, plum, apel, pir, lumut
dan rumput laut. (4) Siklamat, memiliki tingkat rasa manis 50 kali dari
rasa manis gula pasir. Di Amerika Serikat, pengguanaan siklamat sudah
dilarang karena bersifat karsinogenik. (5) Dulsin, memiliki tingkat rasa
manis 250 kali dari rasa manis gula pasir. Pemakaian zat ini sudah
dilarang oleh Departemen Kesehatan RI.
e. Pengawet
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat fermentasi,
pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan
oleh mikroorganisme.
Contoh bahan pengawet dan penggunaannya:
1) Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk
minuman ringan, kecap, acar ketimun dalam botol dan caos.
2) Natrium nitrat (NaNo3), untuk daging olahan dan keju.
3) Natrium nitrit (Na No2), untuk daging olahan, daging awetan dan
kornet kalangan.
4) Asam propionate, untuk roti dan sediaan keju olahan.
f. Anti oksidan
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi.
Contoh:
1) Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium),
digunakan pada daging olahan, kaldu, dan buah kalengan.
2) Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak
makanan
3) Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak
makan, margarin dan mentega, pengemulsi, pemantap, dan
pengental.
4) Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan
sistem
dispersi
yang
homogen
pada
makanan.
h. Pengatur keasaman
Zat
aditif
ini
dapat
mengasamkan,
menetralkan,
dan
B. Zat Adiktif
1. Pengertian Zat Adiktif
Zat adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat
menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan
psikologis yang panjang (drug dependence). Kelompok zat adiktif adalah
narkotika (zat atau obat yang berasal dari tanaman) atau bukan tanaman,
baik sintetik maupun semisintetik, yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit,
dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun
semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan.
2. Kategori Zat Adiktif
a. Berdasarkan Bahan
1) Natural
Diambil dari tanaman, seperti: ganja, candu, kokaina, jamur,
kaktus, tembakau, kopi, pinang, dan sirih
2) Sintetis
Dibuat dari bahan kimia farmasi atau dicampur dengan bahan
alamiah, seperti: amphetamin, kodein, dan lem.
b. Berdasarkan Efek Kerja
1) Merangsang Sistem Syaraf Pusat
Exma Wahyuni-Zat Aditif, Adiktif dan Psikotropika
hormone
transmitter
di
dalam
otak
sehingga
d. Berdasarkan Bentuk
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Cairan
Pasta
Pil/kapsul
Kristal/blok
Bubuk
Gas
Lapisan kertas (impregnated paper)
untuk
tujuan
serta
mempunyai
potensi
sangat
tinggi
mengakibatkan
dalam
yang
dengan
menyadap
(menggores)
buah
Getah yang keluar berwarna putih dan dinamai "Lates". Getah ini
dibiarkan mengering pada permukaan buah sehingga berwarna
coklat kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan
yang menyerupai aspal lunak yang menjadi cikal bakal dari
heroin, opium, morfin dan kodein.
Candu masak warnanya coklat tua atau coklat kehitaman
diperjualbelikan dalam kemasan kotak kaleng dengan berbagai
macam cap, antara lain cap merek ular, cap tengkorak, cap burung
elang, dan berbagai cap atau merek lainnya.
Candu sering dipakai dengan cara dihisap. Dikalangan
pengguna, candu sering disebut dengan Madat
Opium digunakan untuk menghilangkan rasa sakit karena
luka atau menghilangkan rasa nyeri pada penderita kanker.
Namun dalam dosis berlebih dapat mengakibatkan kecanduan
yang akhirnya menyebabkan kematian.
Penggunaannya yang
menyalahi aturan dapat
menimbulkan rasa sering
mengantuk,
gembira
perasaan
berlebihan,
jaringan
otak
menjadi gaduh
yaitu
gembira
dan
tertawa
tanpa
banyak
bicara
sendiri,
pengendalian
diri
menurun, menguap
atau
mengantuk,
tetapi susah tidur, dan mata merah, serta tidak tahan terhadap
cahaya dan badan kurus karena susah makan. Tanda-tanda gejala
putus obat (ganja), yaitu sukar tidur, hiperaktif, dan hilangnya
nafsu makan. Tanda-tanda gejala overdosis, yaitu ketakutan, daya
pikir menurun, denyut nadi tidak teratur, napas tidak teratur, dan
mendapat gangguan jiwa. Zat kandungan dalam ganja yang
berbahaya dapat menyebabkan daya tahan tubuh berkurang dan
melemah sehingga mudah terserang penyakit dan infeksi serta
memperburuk aliran darah koroner.
b. Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Narkotika golongan II terdiri
dari 87 macam, contohnya morfin dan Petidin.
1) Morfin
10
Kata
"morfina"
berasal
dari Morfeus,
dewa
mimpi
berasal
dari
poppy,
Papaver somniferum.
Morfin
adalah
pemurnian pertama
11
oksikodon
(OxyContin,
Percocet,
Percodan),
Golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan / atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.. Narkotika
golongan III terdiri dari 14 macam, contohnya etil morfin dan kodein.
12
etanol
yang
etil
berpengaruh
dalam
tertentu.
bersamaan
Jika
kebudayaan
digunakan
dengan
keperluan
rumah
adalah
lem
uhu,
racun
13
kesehatan kita seperti gangguan pada fungsi jantung, otak, dan lever.
Efek lain dari penggunaan yang salah pada tubuh manusia adalah
dapat menimbulkan infeksi emboli.
c. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat
luas di masyarakat. Dalam upaya penanggulangan NAPZA di
masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja,
harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan
alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain
yang berbahaya.
C. Psikotropika
1. Pengertian Psikotropika
Menurut
Undang-undang
RI
No.
tahun
1997
tentang
b.
14
barbiturate
Obat halusinogen adalah obat yang dapat membelokkan pikiran
pemakaiannya
Zat adiktif hampir semuanya termasuk ke dalam psikotropika,
yang
gangguan
jiwa
mengalami
atau
sakit
zat
dilakukan
ini
oleh
15
16
c.
d.
e.
f.
g.
h.
tukang
candu
narkoba
akan
bersikap
anti
sosial.
sebagai
manusia
biasa,karena
pemakai
akan
lebih
17
18
perlu
memberikan
wawasan
yang
cukup
kepada
para siswa tentang bahaya penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika bagi
diri pribadi, keluarga, dan orang lain. Selain itu, sekolah perlu mendorong
setiap siswa untuk melaporkan pada pihak sekolah jika ada pemakai atau
pengedar zat adiktif dan psikotropika di lingkungan sekolah. Sekolah perlu
memberikan sanksi yang mendidik untuk setiap siswa yang terbukti menjadi
pemakai atau pengedar narkoba.
Exma Wahyuni-Zat Aditif, Adiktif dan Psikotropika
19
4. Peran Pemerintah
Pemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika
dan psikotropika dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan
tegas. Di samping itu, setiap penyalahguna, pengedar, pemasok, pengimpor,
pembuat, dan penyimpan narkoba perlu diberikan sanksi atau hukuman
yang membuat efek jera bagi si pelaku dan mencegah yang lain dari
kesalahan yang sama.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Zat adiktif dan psikotropika itu terdiri dari berbagai jenis dan
golongan.Setiap penggunaan zat adiktif dan psikotropika akan mendapat
dampak bagi kehidupan dan kesehatan.Untuk kesehatan tubuh,penggunaan zat
adiktif dan psikotropika akan merusak beberapa fungsi organ dan
mempengaruhi lancarnya kegiatan system organ.Untuk kehidupan,berdampak
pada sosial dan ekonomi.Sedangkan untuk produsen,pengguna,dan pengedar
zat adiktif dan psikotropika akan mendapat sanksi hukum sesuai dengan hukum
yang berlaku.Untuk di negara kita akan diberi sanksi yang sudah diatur dalam
undang-undang dan peraturan hukum Negara Republik Indonesia.
B. Saran
Berikut beberapa saran yang dapat digunakan untuk menghindari zat
adiktif dan psikotropika antara lain :
1. Hindari para pengguna zat ini supaya kita tidak terpengaruh untuk
menggunakannya.
2. Selalu berpikir positif meskipun dalam keadaan yang genting atau pada saat
mengalami kegagalan dan putus asa.
3. Jangan pernah berpikir bahwa menggunakan zat adiktif dan psikotropika
adalah salah satu jalan keluar dari masalah supaya masalah dapat
terselesaikan,padahal itu merupakan jalan buntu dan akan memberikan
masalah.
4. Gunakan motto hidup yang positif.
5. Berpikir untuk mencapai masa depan yang cemerlang.
Exma Wahyuni-Zat Aditif, Adiktif dan Psikotropika
20
21
DAFTAR PUSTAKA
22