Anda di halaman 1dari 7

DAMPAK PENGGUNAAN ZAT ADITIF DAN ADIKTIF BAGI KESEHATAN

A. Zat Aditif

Pasti diantara kalian ada yang pernah memakan bakso, mie ayam, gorengan, minuman
berwarna, dan lainnya. Apakah kita pernah berfikir apa kandungan yang terdapat dalam
makanan dan minuman tersebut baik? Kita tidak tahu pasti entah dalam makanan dan minuman
yang kita nikmati sehari-hari ini mengandung formalin, boraks, dan bahan pengawet lainnya.
Zat aditif merupakan bahan tambahan yang dicampurkan kedalam makanan dengan maksud
tertentu. Bahan tambahan makanan atau yang sering disebut dengan zat aditif makanan
merupakan bahan tambahan yang sering ditambahkan kedalam makanan. Bahan tambahan
makanan merupakan bahan kimia yang ditambahkan ke dalam makanan secara sengaja, atau
yang secara alami bukan merpakan bagian dari bahan baku, tujuan penambahannya adalah
untuk mempengaruhi dan menambah cita rasa, warna, tekstur, dan penampilan dari makanan,
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 235/MEN.KES/PER/VI/1979 tanggal 19
Juni 1979 mengelompokkan bahan tambahan makanan berdasarkan fungsinya menjadi tiga
belas, yaitu : (1) Antioksidan, (2) Antikempal, (3) pengasam, (4) enzim, (5) pemanis buatan,
(6) pemutih, (7) penambah gizi (8) pengawet, (9) pengemulsi, pemantap dan pengental, (10)
pengeras, (11) pewarna, (12) penyedap (13) seskuestran/ pengikat logam. Yang kali ini akan
kita bahas, namun tidak semuanya kita paparkan dalam rubrik ini.
1. Antioksidan
Antioksidan merupakan bahan tambahan makanan yang dapat mencegah atau menghambat
proses oksidasi. Contohnya, asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium)
digunakan pada daging olahan atau kaldu.
2. Anti kempal
Anti kempal merupakan bahan tambahan makanan yang dapat mencegah pengempalan pada
makanan yang berupa serbuk, tepung, dan bubuk. Bahan ini biasa ditambahkan pada garam
meja, merica bubuk, dan susu bubuk.
3. Pengatur keasaman
Pengatur keasaman merupakan bahan tambahan makanan yang dapat mengasamkan dan
menetralkan serta mempertahnkan derajat keasaman pada makanan.
4. Pewarna
Zat pewarna merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam makanan, bertujuan untuk
memperbaiki atau memberi warna pada makanan. Zat pewarna terdiri dari dua macam yaitu
zat pewarna alami dan zat pewarna buatan. Zat pewarna alami diperoleh dari ekstrak tumbuhan.
Sedangkan zat pewarna buatan atau sintetis lebih beragam.
5. Pemanis
Zat pemanis merupakan bahan yang digunakan agar makanan memiliki cita rasa manis atau
lebih manis dari rasa yang semula.
6. Pengawet
Bahan pengaawet ditambahkan dengan tujuan memperpanjang umur makanan dengan cara
mencegah atau menghambat pertumbuhan mikroba. Pada dasarnya pengawet ini lebih umum
digunakan pada mayat bukan untuk makanan.
7. Penyedap
Penyedap rasa merupakan bahan yang tidak memiliki rasa tetapi dapat memberikan,
menambah, atau mempertegas rasa yang telah ada dalam makanan. Bahan penyedap rasa yang
sering digunakan yaitu MSG.

penggunaan zat- zat aditif untuk campuran makanan dapat berdampak positif dan negatif.
Berikut ini adalah uraiannya. Ayo cermati.
1. Dampak Positif Penggunaan Zat Aditif
Berbagai macam penyakit dapat muncul dari kebiasaan manusia mengkonsumsi makan yang
kurang memperhatikan keseimbangan gizi. Misalnya, penyakit gondok yang berupa
pembengkakan kelenjar pada leher. Penyakit gondok disebabkan karena tubuh kurang
mendapatkan zat iodin. Penyakit gondok dapat dicegah dengan mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung zat iodin. Zat iodin dapat kita peroleh dari garam dapur yang
biasa digunakan untuk memberikan rasa asin pada makanan. Selain penyakit gondok,
kekurangan iodin dapat pula menyebabkan penyakit kretinisme (kekerdilan).
Orang yang memiliki penyakit diabetes melitus (kencing manis) perlu menjaga kestabilan
kadar gula dalam darahnya. Penyakit ini dapat disebabkan karena pola hidup yang
tidak sehat. Untuk menjaga kestabilan kadar gula dalam darah, bagi penderita diabetes
melitus disarankan untuk mengkonsumsi sakarin (pemanis buatan) sebagai pengganti gula.
Kekurangan konsumsi makanan yang mengandung vitamin dapat menimbulkan berbagai
penyakit pada manusia, misalnya penyakit Xerophtalmia. Penyakit Xerophtalmia merupakan
penyakit yang menyerang mata, yaitu terjadinya kerusakan pada kornea mata. Penyakit ini
jika tidak diatasi, maka dapat menimbulkan kebutaan. Untuk menghindari penyakit
Xerophtalmia, perlu mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A.
2. Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif
Kemajuan teknologi di bidang pangan dapat memacu manusia untuk menciptakan bahan
makanan dengan kualitas yang makin baik. Kualitas makanan yang baik tidak dapat dilihat
dari bentuk tampilan luarnya saja, akan tetapi yang paling penting adalah kandungan gizi
dalam makanan tersebut.
Saat ini telah banyak ditemukan makanan yang unggul karena telah melalui berbagai proses
produksi sehingga memiliki ketahanan yang lebih lama jika dibandingkan dengan kondisi
normalnya. Misalnya, ikan sarden dalam kemasan kaleng dapat bertahan berbulan-bulan,
bahkan hingga satu tahun lamanya tanpa mengalami pembusukan. Ikan sarden tersebut dapat
bertahan lama setelah ditambahkan zat pengawet pada proses produksi makanan tersebut.
Namun, bahan makanan yang menggunakan zat pengawet tidak dapat dikonsumsi setelah
melewati masa kadaluarsa.
Beberapa bahan makanan yang berdampak negatif terhadap orang yang mengkonsumsinya
adalah sebagai berikut:

a) Boraks dan formalin yang digunakan sebagai pengawet makanan jika dikonsumsi secara
terus-menerus dapat mengganggu fungsi organ pencernaan.
b) CFC dan tetrazine yang digunakan sebagai zat pewarna dapat merusak organ hati dan
ginjal.
c) Siklamat dan sakarin yang digunakan sebagai zat pemanis dapat menyebabkan penyakit
kanker.
d) Penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) sebagai bahan penyedap dapat menimbulkan
kerusakan pada jaringan saraf.
B. Zat Adiktif

Zat adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan
ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug
dependence). Kelompok zat adiktif adalah narkotika (zat atau obat yang berasal dari tanaman)
atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Jenis zat adiktif yaitu :
Narkotika.
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
Narkotika terdiri dari 3 golongan :
1. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh Narkotika golongan I terdiri dari 26 macam, antara
lain opium mentah, candu, kokain, ganja, THC, dan heroin.
2. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin. Narkotika
golongan II terdiri dari 87 macam, contohnya morfin dan opium,dan Petidin.
3. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan
/ atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan.. Narkotika golongan III terdiri dari 14 macam, contohnya etil morfin dan
kodein.
Zat Adiktif Lainnya :
Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif diluar
Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
1. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan
saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari – hari dalam
kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan
memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman
beralkohol :
a. Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).
b. Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )
c. Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House, Johny Walker
).
2. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa senyawa
organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai
pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku,
Bensin.
3. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat.Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan
alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok
dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.

Psikotropika
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Ekstasi. Zat psikotropika golongan I terdiri dari 26 macam
2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi
dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine. Zat psikotropika golongan II terdiri dari
14 macam.
3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital. . Zat psikotropika
golongan III terdiri dari 9 macam.
4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).
Zat psikotropika golongan IV terdiri dari 60 macam.

Jenis-jenis psikotropika:

1. Psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan pengobatan dengan potensi


ketergantungan yang sangat kuat. Contoh : LSD,MDMA, dan mascalin.
2. Psikotropika yang berkhasiat tetapi dapat menimbulkan ketergantungan seperti
Amfetamin.
3. Psikotropika dari kelompok hipnotik sedative, seperti Barbiturat. Efek ketergantungan
sedang.
4. Psikotropika yang efek ketergantungannya ringan,seperti Diazepam,Nitrazepam.

Dampak kesehatan
Dampak kesehatan akibat penggunaan zat adiktif dan psikotropika.

1. Mengurangi kemampuan darah dalam menyimpan oksigen karena zat ini mengandung
racun yang berbahaya.
2. Mengakibatkan kanker.
3. Menyebabkan kesulitan dalam bernapas.
4. Penurunan daya ingat.
5. kerusakan hati/kanker hati.
6. menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation).
7. Menimbulkan semangat.
8. Merasa waktu berjalan lambat.
9. Pusing,kehilangan keseimbangan tubuh/ mabuk.
10. Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.
11. Menimbulkan euphoria.
12. Mual,muntah,sulit buang air besar.
13. Kebingungan (konfusi).
14. Berkeringat.
15. Pingsan dan jantung berdebar-debar.
16. Gelisah dan berubah suasana hati.
17. Denyut nadi melambat.
18. Tekana darah menurun.
19. Otot-otot menjadi lemah.
20. Pupil mengecil dan gangguan penglihatan.
21. Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
22. Banyak bicara.
23. Gangguan kebiasaan tidur..
24. Gigi rapuh,gusi menyusut karena kekurangan kalsium.
25. Tekanan darah meningkat.

Anda mungkin juga menyukai