Anda di halaman 1dari 4

Apa Itu Zat Aditif?

Zat Aditif merupakan bahan tambahan yang secara umum digunakan pada makanan untuk
menambah daya tarik dan cita rasa, serta daya tahan dari masa konsumsi makanan itu
sendiri. Umumnya, penggunaan zat ini diperuntukkan pada makanan yang dikemas dalam
bentuk kemasan ataupun kaleng. 

Pada dasarnya, zat aditif dibuat dengan menggunakan sumber bahan yang bersifat
alamiah, yakni dari tumbuh-tumbuhan. Tapi karena tuntutan dan perkembangan zaman
yang semakin cepat dan dinamis, membuat pembuatan zat yang satu ini dioleh secara
sintetis, yakni dengan menggunakan bahan kimia.

Adapun beberapa contoh dari zat aditif pada makanan antara lain, penyedap rasa serta
pengawet pada bahan makanan. Sedangkan, bila membahas mengenai berbagai macam
jenis penjelasan yang lebih rinci mengenai berbagai macam perbedaan zat aditif dan zat
adiktif, maka akan didapati beberapa jenisnya sebagaimana berikut:

1. Zat Pewarna
Pertama, ada zat pewarna. Zat Pewarna ini merupakan zat yang secara kegunaannya
diperuntukkan agar membuat warna pada makanan menjadi lebih menggugah selera
makan orang yang melihatnya.

Bahan alami pembuatan zat pewarna, umumnya bisa berasal dari beberapa tumbuhan,
semisal kunyit untuk memenuhi kebutuhan akan pewarnaan kuning pada makanan.
Sedangkan untuk zat pewarna yang bersifat sintetis, kebutuhan akan pewarnaan kuning
pada makanan bisa dipenuhi melalui penggunaan Carotene.

2. Zat Pemanis
Zat
pemanis pada makanan (sumber: sehatq.com)
Kedua, adalah zat pemanis. Kegunaan dari jenis zat aditif yang satu ini jelas, yakni sebagai
penambah cita rasa manis pada suatu makanan. Sebagaimana zat aditif yang bisa dibuat
secara alamiah maupun proses sintetis, kebutuhan zat pemanis bisa dipenuhi dengan
menggunakan glukosa yang bersumber dari buah-buahan untuk zat pemanis yang bersifat
alamiah. Namun secara sintetis, kebutuhan akan zat pemanis pada makanan bisa didapat
melalui beberapa bahan seperti Sakarin dan juga Natrium Siklamat. 

3. Zat Pengawet
Selanjutnya, zat Pengawet berfungsi untuk menambah masa awet sebuah produk makanan
yang dikemas secara kemasan kaleng agar bisa dikonsumsi, tanpa merubah aroma, rasa,
dan juga penampilan makanan itu sendiri. Zat pengawet secara alami pada makanan bisa
dimaksimalkan dengan penggunaan garam dan gula, sedangkan secara sintetis,
penggunaan zat pengawet pada makanan bisa didapat melalui asam cuka. 

4. Zat Penyedap Rasa


Yang keempat, zat penyedap rasa yang berfungsi untuk menambah cita rasa kelezatan
suatu makanan yang dikemas agar lebih diminati para konsumen. Kamu bisa
menggunakan bawang putih ataupun bawang bombay untuk menambah penyedap rasa
secara alamiah. Bila ingin menambahkan penyedap rasa secara sintetis, kamu bisa
menggunakan beberapa jenis MSG yang bisa kamu beli di toko kelontong. 

5. Zat Penambah Aroma


Terakhir, zat penambah aroma. Kamu bisa menambahkan zat penambah aroma pada
makanan agar makanan dalam kemasanmu lebih menggugah selera makan. Cara
mendapatkannya bisa dengan menggunakan melati atau bunga cengkeh. Akan tetapi, bila
ingin menggunakan bahan sintetis, kamu bisa menggunakan vanillin dan juga amil kaproat. 

Nah, setelah mengetahui definsi serta penjelasan mengenai beragam jenis dan juga fungsi
dari zat aditif. Sekarang, kamu perlu mengetahui pengertian dari zat adiktif beseta
fungsinya. Tujuannya tentu saja agar tidak salah mengartkan perbedaan antara zat aditif
dan juga zat adiktif.

Apa Itu Zat Adiktif?


Lanjut ke pembahasan masih mengenai perbedaan zat aditif dan zat adiktif. Zat adiktif
sendiri merupakan sebuah zat yang bisa menimbulkan ketergantungan pada pemakainya
dalam jangka waktu tertentu. Ketergantungannya bisa menimbulkan dampak secara fisik
maupun mental, apabila keinginan untuk menggunakan zat tersebut tidak bisa terpenuhi
oleh si pengguna. 

Pe
nggunaan zat adiktif tidak bisa dilakukan secara bebas (sumber: medrec07.com)
Penggunaan zat adiktif hanya diperkanankan pada bidang kesehatan, seperti saat hendak
mengoperasi seorang pasien agar tidak merasakan kesakitan. Singkat kata, zat ini tidak
dapat diperkenankan untuk dilakukan seseorang secara bebas. 
Zat adiktif digolongkan kedalam 3 jenis, golongan 1 yakni meliputi heroin dan opium yang
kapasitasnya hanya diperuntukkan dalam konteks ilmu pengetahuan saja. Golongan 2
meliputi morfin dan metadon yang legalnya hanya digunakan untuk pengobatan.
Sedangkan zat adiktif golongan 3 meliputi codein, kodeina, dan beberapa jenis lainnya
yang secara legal hanya difungsikan untuk bidang pengobatan serta penelitian. 

Tentu, akan ada dampak negatif dari penggunaan zat adiktif secara illegal diluar konteks
ilmu pengetahuan, penelitian dan juga pengobatan. Penggunaan zat adiktif yang hanya
dilakukan untuk kepuasan diri bisa membuat seseorang menjadi depresi, serta mengalami
peristiwa halusinasi dalam kesehariannya. Selain itu, juga bisa membuat detak jantung
penggunanya menjadi lebih cepat dari pada umumnya.

Demikian pembahasan singkat mengenai perbedaan zat aditif dan zat adiktif. Semoga
informasi ini bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai