dan
Psikotropika
Di Susun Oleh
Saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Marsiana Toa dan selaku guru
mata pelajaran Fisika yang telah memberikan tugas ini kepada kami
anak - anak muridmu. Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai materi Zat Aditif, Zat Adiktif, dan Psikotropika. Semoga
makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya.
Sebelumnya, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang
kurang berkenan dan mohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II : Pembahasan
A. Pengertian Zat Aditif
B. Macam – Macam Zat Aditif
C. Batas Penggunaan Zat Aditif
D. Pengaruh Zat Aditif Pada Kesehatan
E. Psikotropika
F. Zat Adiktif
G. Menghindarkan Diri Dari Pengaruh Zat Adiktif dan Psikotropika
A. Latar Belakang
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah
bahan/zat/obat jika masuk kedalam tubuh sosialnya karena terjadi
kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi)
terhadap NAPZA (BNP Jabar, 2010). Masalah penyalah gunaan
Narkotika,Psikotropika dan Zat Adiktif lainya (NAPZA) atau istilah
yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA (Narkotika dan
Bahan/ obat berbahanya) merupakan manusia akan memengaruhi
tubuh terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan
gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi masalah yang sangat
kompleks, yang memerlukan upaya penanggulangan secara
komprehensif dengan melibatkan kerjasama multidispliner,
multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang
dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen dan konsisten.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan zat aditif?
2. Apa sebenarnya pengertian zat adiktif itu?
3. Apa yang dimaksud dengan psikotropika?
4. Dampak apa saja yang diakibatkan oleh zat adiktif dan
psikotropika?
5. Apa sanksi tindak pidana psikotropika dan zat adiktif?
6.Bagaimana upaya pencegahan penyalahguna
a n z a t a d i k t i f d a n psikotropika?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan pengertian zat aditif;
2. Untuk menjelaskan pengertian zat adiktif;
3. Untuk menjelaskan pengertian psikotropika;
4.Untuk mengidentifikasi dampak apa saja yang
d i a k i b a t k a n o l e h z a t adiktif dan psikotropika;
5. Untuk menjelaskan sanksi tindak pidana
psikotropika dan zat adiktif;
6. Untuk mengidentifikasi upaya pencegahan
p e n y a l a h g u n a a n z a t a d i k t i f dan psikotropika.
D. Manfaat
BAB II : PEMBAHASAN
A . Pengertian Zat Aditif
Menurut WHO dan FAO yaitu bahan-bahan yang ditambahkan
dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah yang sedikit.
Tujuannyaa d a l a h u n t u k m e n a m b a h k a n c i t a r a s a ,
k a r n a , b e n t u k , t e k s t u r s e r t a mempertahankan lamanya
penyimpanan. Serta menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.329/Menkes/PER/XII/76 yaitu bahan yang ditambahkan dan
dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan
mutu serta kualitas makanan. Jadi dapat disimpulkan, zat aditif
adalah zat yang ditambahkan pada makana saat pengolahan
makanan untuk meningkatkan mutu makanan.
Zat Pewarna
Zat pewarna bertujuan memberikan warna pada makanan atau
minuman agar terlihat lebih menarik. Bahan pewarna biasanya
digunakan karena kadang warna bahan yang pakai sebagai bahan baku
dapat luntur pada saat melalui proses pengolahan. Karena itulah perlu
diberi zat pewarna dan digunakan dalam industri makanan dan
minuman.
Pewarna alami biasanya didapatkan dari bahan-bahan alami seperti
warna kuning dari kunyit, warna hijau dari daun suji dan daun pandan,
warna merah dari buah naga dan lain sebagainya. Penggunaan bahan
alami sebagai zat pewarna tidak memiliki efek samping yang berbahaya
bagi manusia, namun warna yang dihasilkan biasanya tidak terlalu cerah
dan cepat pudar.
Karena itulah, biasanya untuk industri lebih sering menggunakan warna
sintetis karena memiliki warna yang lebih kuat dan tahan lama. Namun,
jika penggunaan zat pewarna digunakan dalam jumlah banyak dapat
menimbulkan efek samping yang dapat menimbulkan penyakit. Contoh
pewarna sintetis seperti warna kuning FCF dan warna hijau FCF.
Zat Pemanis
Zat pemanis ditambahkan ke dalam makanan dan minuman yang
bertujuan untuk memberikan rasa manis pada makanan dan minuman.
Zat pemanis dibagi menjadi dua jenis, yaitu pemanis alami dan pemanis
buatan.
Pemanis alami didapatkan dari tumbuhan yaitu glukosa dari buah-
buahan, fruktos dari madu dan fruktosa dari tenu. Sedangkan pemanis
buatan atau sintetis yaitu sakarin, aspartam, natrium siklamat dan dulsin.
Zat Pengawet
Zat pengawet ditambahkan bertujuan untuk membuat makanan dan
minuman dapat tahan lebih lama atau lebih awet. Pemberian pengawet
akan membuat rasa dan bau makanan atau minuman tidak berubah dan
tetap segar.
Zat pengawet dibagi menjadi dua yaitu pengawet alami dan pengawet
buatan. Contoh pengawet alami seperti gula dan garam dapur. Garam
dapur biasanya digunakan untuk mengawetkan ikan atau daging agar
tidak mudah busuk. Sedangkan contoh pengawet buatan seperti asam
sitrat, asam cuka dan natrium propionat.
Untuk lebih memahami tentang zat aditif pada makanan, pada tanggal
24 April 2015 siswa kelas VIII SMP St Xaverius Ambon melakukan
kunjungan ke Balai POM di Ambon untuk belajar tentang zat aditif
makanan yang merupakan salah satu tema pada bahan pelajaran. Pada
kesempatan tersebut diberikan penjelasan tentang zat aditif yang
boleh ditambahkan pada makanan dan bahan berbahaya yang tidak
boleh digunakan untuk makanan seperti boraks, formalin, pewarna
Rhodamin B dan Methanyl yellow. Para siswa sangat antuasias
dengan penjelasan yang diberikan oleh staf seksi sertifikasi dan
layanan informasi konsumen Balai POM di Ambon dengan
banyaknya pertanyaan dari siswa pada saat wawancara. Pada
kesempatan ini juga dilakukan kunjungan laboratorium agar siswa
mendapatkan informasi lengkap tentang pengujian zat aditif yang
dilakukan Balai POM.
D. Pengaruh Zat Aditif Pada Kesehatan
E. Psikotropika
Penggunaan obat-obatan berbahaya saat ini mulai disalahartikan. Beberapa jenis zat yang
mampu merangsang syaraf pusat justru sering dipakai secara sembarangan tanpa resep
yang tepat. Efek halusinasi dan juga ketenangan yang diberikan obat tersebut
disalahgunakan sebagai zat untuk menghilangkan depresi dan juga kesedihan. Jenis zat
yang mampu memberikan efek halusinasi dan gangguan berpikir penggunanya dikenal
dengan nama psikotropika. Obat tersebut bukanlah sejenis narkoba, namun efeknya juga
bisa menyebabkan kecanduan yang berakhr dengan kematian. Untuk mengetahui lebih
jelas tentang definisi dan bahayanya, simak ulasan singkatnya dibawah ini.
Pengertian Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta merangsang
susuan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi, gangguan cara
berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan rasa kecanduan pada
pemakainya. Jenis obat-obatan ini bisa ditemukan dengan mudah di apotik, hanya saja
penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter. Efek kecanduan yang diberikan pun
memiliki kadar yang berbeda-beda, mulai dari berpotensi tinggi menimbulkan
ketergantungan hingga ringan.
Banyak pengguna yang mengkonsumsi obat-obatan tersebut tanpa ijin dari dokter. Meski
efek kecanduan yang diberikan termasuk rendah, namun tetap saja bisa berbahaya bagi
kesehatan. Data menunjukkan sebagian besar pemakai yang sudah mengalami kecanduan,
dimulai dari kepuasan yang didapatkan usai mengkonsumsi zat tersebut yang berupa
perasaan senang dan tenang. Lama-kelamaan pemakaian mulai ditingkatkan sehingga
menyebabkan ketergantungan. Jika sudah mencapai level parah, bisa mengakibatkan
kematian. Penyalahgunaan dari obat-obatan tersebut juga bisa terancam terkena hukuman
penjara. Karena itulah, meski beberapa manfaatnya sangat baik bagi kesehatan, namun
jika berlebih dan tidak sesuai dengan anjuran dokter bisa menyebabkan efek yang
berbahaya.
Psikotropika Golongan 1
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini memiliki potensi yang tinggi
menyebabkan kecanduan. Tidak hanya itu, zat tersebut juga termasuk dalam obat-obatan
terlarang yang penyalahgunaannya bisa dikenai sanksi hukum. Jenis obat ini tidak untuk
pengobatan, melainkan hanya sebagai pengetahuan saja. Contoh dari psikotropika
golongan 1 diantaranya adalah LSD, DOM, Ekstasi, dan lain-lain yang secara
keseluruhan jumlahnya ada 14. Pemakaian zat tersebut memberikan efek halusinasi bagi
penggunanya serta merubah perasaan secara drastis. Efek buruk dari penyalahgunaannya
bisa menimbulkan kecanduan yang mengarah pada kematian jika sudah mencapai level
parah.
Psikotropika Golongan 2
Golongan 2 juga memiliki risiko ketergantungan yang cukup tinggi meski tidak separah
golongan 1. Pemakaian obat-obatan ini sering dimanfaatkan untuk menyembuhkan
berbagai penyakit. Penggunaannya haruslah sesuai dengan resep dokter agar tidak
memberikan efek kecanduan. Golongan 2 ini termasuk jenis obat-obatan yang paling
sering disalahgunakan oleh pemakaianya, misalnya adalah Sabu atau Metamfeamin,
Amfetamin, Fenetilin, dan zat lainnya yang total jumlahnya ada 14.
Psikotropika Golongan 3
Golongan 3 memberikan efek kecanduan yang terhitung sedang. Namun begitu,
penggunaannya haruslah sesuai dengan resep dokter agar tidak membahayakan kesehatan.
Jika dipakai dengan dosis berlebih, kerja sistem juga akan menurun secara drastis. Pada
akhirnya, tubuh tidak bisa terjaga dan tidur terus sampai tidak bangun-bangun.
Penyalahgunaan obat-obatan golongan ini juga bisa menyebabkan kematian. Contoh dari
zat golongan 3 diantaranya adalah Mogadon, Brupronorfina, Amorbarbital, dan lain-lain
yang jumlah totalnya ada 9 jenis.
Psikotropika Golongan 4
Golongan 4 memang memiliki risiko kecanduan yang kecil dibandingkan dengan yang
lain. Namun tetap saja jika pemakaiannya tidak mendapat pengawasan dokter, bisa
menimbulkan efek samping yang berbahaya termasuk kematian. Penyalahgunaan obat-
obatan pada golongan 4 terbilang cukup tinggi. Beberapa diantaranya bahkan bisa dengan
mudah ditemukan dan sering dikonsumsi sembarangan. Adapun contoh dari golongan 4
diantaranya adalah Lexotan, Pil Koplo, Sedativa atau obat penenang, Hipnotika atau obat
tidur, Diazepam, Nitrazepam, dan masih banyak zat lainnya yang totalnya ada 60 jenis.
F. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme hidup,
maka dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang
sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus. Jika dihentikan dapat
memberi efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa. Zat ini dalam kehidupan sehari-hari
dikenal dengan nama Napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya).
3.Peran Sekolah
Sekolah perlu memberikan wawasan yang cukup kepada para siswa tentang
bahaya penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika bagi diri pribadi, keluarga,
dan orang lain. Selain itu, sekolah perlu mendorong setiap siswa untuk
melaporkan pada pihak sekolah jika ada pemakai
atau pengedar zat adiktif dan psikotropika di lingkungan sekolah. Sekolah perlu
memberikan sanksi yang mendidik untuk setiap siswa yang terbukti
menjadi pemakai atau pengedar narkoba.
4.Peran Pemerintah
Pemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan
psikotropika dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang jelas
dantegas. Di samping itu, setiap penyalahgunaan, pengedar, pemasok,
pengimpor, pembuat, dan penyimpan narkoba perlu diberikan sanksi atau
hukuman yang membuat efek jera bagi si pelaku dan mencegah yang lain dari
kesalahan yang sama.
A. Kesimpulan
Zat adiktif dan psikotropika itu terdiri dari berbagai jenis dan
golongan.
Setiap penggunaan zat adiktif dan psikotropika akan mendapat
dampak bagi kehidupan dan kesehatan.
Untuk kesehatan tubuh, penggunaan zat
adiktif dan psikotropika akan merusak beberapa fungsi organ dan
mempengaruhi lancarnya kegiatan system organ. Untuk kehidupan,
berdampak pada sosial dan ekonomi. Sedangkan untuk produsen,
pengguna, dan pengedar zat adiktif dan psikotropika akan mendapat
sanksi hukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Untuk di negara
kita akan diberi sanksi yang sudah diatur dalam undang-undang dan
peraturan hukum Negara Republik Indonesia.
B. Saran
1.Hindari para pengguna zat ini supaya kita tidak terpengaruh untuk
menggunakannya.
Wikipedia, 2018.
“Zat_adiktif”.
https://id.wikipedia.org/wiki/Zat_adiktif
diakses pada tanggal Mei 31, 2021