Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zat aditif dan zat adiktif sering dijumpai di sekitar kita. Zat aditif sering kita
konsumsi secara disengaja. Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan
selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu.
Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan
kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang
mungkin
rusak atau hilang selama proses pengolahan.
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang
selanjutnya disebut zat aditif alami. Kepedulian terhadap bahan kimia dalam
makanan yang sering dilupakan. Jajanan anak-anak yang sering dijumpai setiap kali
istirahat sekolah. Bahan yang membuat jecanduan seperti rokok dan bahan yang
dapat membahayakan kita tanpa disadari kita konsumsi. Pengarahan dari orang tua
sangat kurang dan perhatian orang tua sangatlah penting dalam hal ini, karna
pengaruh bahan kimai sangat lah berbahaya bagi keberlangsungan hidup atau
kesahatan. Pengaruhnya
tidak secara langsung namun berakibat fatal apabila tidak dicegah dari mulai
sekarang. Zat adiktif adalah zat-zat yang dapat membuat pemakainya kecanduan
(adiksi).
Kecanduan adalah suatu keadaan fisik (jasmani) maupun nonfisik (psikologis)
dari seseorang yang merasa tidak normal jika tidak menggunakan zat tertentu.
Biasanya si pecandu akan menuruti keinginannya dengan kembali mengonsumsi zat
tersebut.
Sejak zaman dahulu, manusia sudah mengenal zat yang tergolong adiktif,
misalnya suku indian merokok dan mengunyah tembakau disetiap upacara adat. Pada
awalnya, semua bahan adiktif berasal dari tumbuh-tumbuhan. Contoh tumbuh-
tumbuhan itu adalah ganja (cannabis sativa), opium (papaver somniverum), kokain
(Erythroxylum coca), mariyuana (Cannabis indica). Akan tetapi seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan alam, khususnya bidang kimia, saat ini manusia
telah dapat membuat bhan-bahan adiktif buatan (sintetis) yang berkemampuan sama
dengan zat adiktif alami. Zat adiktif sintetis ada berbagai macam jenis dan khasiatnya
berbeda-beda
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud zat aditif dan zat aditif?
2. Apa macam-macam zat aditif dan zat adiktif?
3. Bagaimana dampak zat aditif dan zat adiktif bagi manusia (pemakainya)?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi zat aditif dan zat aditif.
2. Mengetahui macam-macam zat aditif dan zat adiktif.
3. Mengetahui dampak dari zat aditif dan zat adiktif bagi manusia (pemakainya)?
BAB II ZAT ADITIF
A. Definisi Zat Aditif
Zat aditif menurut WHO (World Health Organization) adalah zat – zat yang
ditambahkan pada makanan dalam jumlah sedikit untuk memperbaiki warna, bentuk,
cita rasa, tekstur, atau memperpanjang masa penyimpanan. Persyaratan
penambahan zat aditif dalam makanan yaitu:
1. Memperbaiki kualitas atau gizi makanan.
2. Membuat makanan tampak lebih menarik.
3. Meningkatkan cita rasa makanan.
4. Membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi atau busuk.
Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses
produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat
aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan
tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau
hilang selama proses pengolahan.
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang
selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan
efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah
penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar
sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan
memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku
pembuatannya adalah
dari zat-zat kimia yang kemudian direaksikan.
Zat aditif makanan adalah semua bahan yang ditambahkan ke dalam makanan
selama proses pengolahan, penyimpanan, atau pegepakan makanan. Pada awalnya,
orang hanya menggunakan bahan aditif makanan yang alami, seperti gula, cabe,
kunyit, garam, dan merica. Akan tetapi, dengan perkembangan industri makanan
yang membutuhkan bahan dalam jumlah yang besar dan waktu penyimpanan yang
lebih lama, orang mulai memproduksi dan menggunakan bahan sintetis, Berdasarkan
fungsinya, zat aditif makanan dapat digolongkan ke dalam pewarna, pemanis,
pengawet, penyedap, anti oksidan, penambah gizi, pengemulsi, pengatur keasaman,
pembentuk serat, anti kempal, pemutih atau pemucat, perenyah, pengisi, pemantap,
zat pengering, pencegah buih, pengkilap/pelembab, dan pencegah lengket.
B. Macam-macam Zat Aditif
Berfungsi menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Bahan ini tidak
atau hampir tidak mempunyai nilai gizi, contohnya sakarin (kemanisannya 500x
gula), dulsin (kemanisannya 250x gula), dan natrium siklamat
(kemanisannya 50x gula) dan serbitol.
Ada 2 jenis pemanis, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan.
a. Pemanis alami, berasal dari buah dan madu, jika dikonsumsi secara
berlebihan dapat menyebabkan kegemukan, pemanis ini berbahaya jika
dikonsumsi penderita diabetes.
b. Pemanis buatan, tidak dapat dicerna sehingga tidak dapat dijadikan sebagai
sumber energi. Pemanis buatan merupakan pilihan untuk penderita dibetes.
Contoh pemanis buatan adalah sakarin, natrium siklamat, magnesium
siklamat, kalsium siklamat, aspartam. Pemakaian berlebihan merangsang
tumor kandung kemih dan bersifat karsinogenik (penyebab kanker).
3. Pengawet
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau
penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Contoh bahan pengawet dan penggunaannya:
a. Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk minuman ringan,
kecap, acar ketimun dalam botol dan caos.
b. Natrium nitrat (NaNo3), untuk daging olahan dan keju.
c. Natrium nitrit (Na No2), untuk daging olahan, daging awetan dan kornet
kalangan.
d. Asam propionate, untuk roti dan sediaan keju olahan.
4. Penyedap rasa
Zat aditif ini dapat memberikan, menambah, mempertegas rasa dan aroma
makanan.
a. Penyedap rasa dan aroma (flavour)
Penyedap rasa dan aroma yang banyak digunakan berasal dari
golongan ester. Contoh: Isoamil asetat (rasa pisang), isoamil valerat (rasa
apel), butil butirat (rasa nanas), isobutil propionat (rasa rum)
b. Penguat rasa (flavour echancer)
Bahan penguat rasa atau penyedap makanan yang paling banyak
digunakan adalah MSG (Monosodium Glutamate) yang sehari-hari dikenak
dengan nama vetsin.
5. Anti oksidan
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi.
Contoh:
makanan.
c. Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan,
2. Boraks :Mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan
1.1 Aspartam
Aspartam yang dikenal dengan nama dagang Equal, merupakan salah satu
bahan tambahan pangan telah melalui berbagai uji yang mendalam dan
aspartam dapat digunakan secara aman dan tidak bermasalah bila sesuai takaran
dapat melebihi kadar asupan harian yang dapat diterima tubuh (Acceptable
Aspartam adalah BTP pemanis buatan yang merupakan bentuk metil ester
dari L-aspartil-L-fenilalanin yang dihasilkan dari asam amino asam aspartat dan
asam amino essensial fenilalanin yang banyak digunakan sebagai pemanis non
pemanis intens, dengan tingkat kemanisan sekitar 180 sampai 200 kali sukrosa.
asam aspartat, fenilalanin dan metanol dengan persentase berat per berat (b/b)
konsumen masalah yang sering terjadi adalah sakit kepala, neuropsikiatri atau
2009 : 1930).
diubah menjadi tirosina dan dibuang dari tubuh (Fitriana, 2013 : 23-24).
kromosomal dan uji perubahan kromatidnya pada sel-sel sumsum tulang pada
mencit. Dari hasil penelitian ini, ternyata perlakuan dengan aspartam dosis
bahwa aspartam tidak secara nyata bersifat genotoksik pada konsentrasi yang
adalah 40 mg/kg berat badan. Sejumlah efek samping telah dilaporkan setelah
konsumsi aspartam, terutama pada individu yang konsumsi dalam jumlah besar
(hingga 8 liter per hari dalam satu kasus). Efek samping yang terjadi meliputi: sakit
Meskipun aspartam dapat menyebabkan hiperaktif dan masalah perilaku pada anak-
anak, double-blind controlled trial dari 48 anak usia diet makan yang mengandung
asupan harian 38 ± 13 mg/kg berat badan aspartam selama 3 minggu hal ini tidak
menunjukkan efek samping yang timbul pada perilaku anak-anak atau fungsi
muntah, insomnia, gelisah, tumor otak, multiple sklerosis bahkan cacat mental
Getah berwarna putih yang keluar dari kotak biji tanaman papaper
sammi
vervum yang kemudian membeku, dan mongering berwarna hitam cokelat
dan diolah menjadi candu mentah atau candu kasar.
4. Morpin
Morphine dalam dunia pengobatan digunakan untuk bahan obat
penenang
dan obat untuk menghilangkan rasa sakit atau nyeri, yang bahan bakunya
berasal dari candu atau opium.
5. Tembakau
Tembakau berasal dari tumbuhan yang bernama nicotiana tabacum.
Walaupun orang-orang percaya bahwa rokok meregangkan saraf-saraf, namun
secara ilmiah terbukti bahwa merokok melepaskan zat epinefrin, yaitu hormon
yang menghasilkan stres psikis pada perokok, daripada peregangan. Ketika
rokok dihisap, nikotin diserap oleh paru-paru dan secara cepat berpindah ke
aliran darah,
di mana zat tersebut disirkulasikan ke otak.
Nikotin bekerja secara langsung pada jantung untuk mengubah denyut
jantung dan tekanan darah, sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi,
serangan jantung, penyakit pembuluh darah lainnya, dan pembengkakan
pembuluh darah. Zat tersebut juga bekerja pada saraf yang mengendalikan
pernafasan untuk mengubah pola pernafasan. Dalam konsentrasi tinggi, nikotin
sangat mematikan; kenyataannya setetes pemurnian nikotin di lidah akan
membunuh orang tersebut. Zat itu begitu mematikan sehingga zat tersebut
telah digunakan sebagai pestisida
selama berabad-abad.
Kecanduan rokok adalah sepertiga penyebab dari semua penyakit
kanker, dan kanker yang paling banyak disebabkan oleh rokok adalah kanker
paru-paru. Tingkat keseluruhan kematian yang disebabkan oleh kanker diderita
oleh perokok, dua kali lebih banyak daripada non-perokok. Seperlima dari
kematian yang disebabkan oleh serangan jantung, diakibatkan karena
merokok. Perokok pasif
atau perokok sekunder juga meningkatkan resiko banyak penyakit sejenis.
Rokok juga dapat berperan sebagai pintu masuk utama dari bentuk lain
kecanduan narkoba. Sepertiga dari populasi kaum muda yang “bereksperimen”,
akhirnya menjadi kecanduan rokok ketika mereka berusia 20 tahun. Perokok
remaja memiliki kecenderungan 100 kali untuk menghisap ganja dan
menggunakan obat-obatan terlarang lainnya, seperti kokain dan heroin di masa
depan.
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain
alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini
disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada
minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga
dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang
dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki
pengertian yang lebih luas
lagi. Alkohol juga bisa sebagai pengawet hewan.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk
senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat
pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom
karbon
lain.
Alkohol adalah zat pengalih suasana hati. Zat tersebut ,merupakan
sebuah depresan yang mengurangi aktivitas otak dan sistem saraf. Minuman
beralkohol mengandung zat etanol dan mempunyai warna dan rasa yang
berbeda-beda, tergantung bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatannya.
Alkohol tersaji dalam
banyak variasi termasuk bir, anggur, brandy, arak, whisky, dan lain-lain.
9. Barbiturates
tersebut disuntikkan.
Tubuh dapat dengan cepat menjadi toleran terhadap barbiturate, yang
mengakibatkan ketergantungan fisik dan mental. Sakaw dapat menunjukkan
gejala mudah marah, tidak bisa tidur, sakit-sakitan, tidak bisa diam, kejang-
kejang, dan halusinasi.