Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Kimia Lingkungan
“Zat Aditif Makanan”

Di Susun Oleh :
Kelompok II
1. Akter Pualaa (A25117 )
2. Muh. Farid Raihan (A25117 )
3. Dewi Masyita (A25117 )
4. Khairun Nisa (A25117124 )
5. Masriana (A25117 )
6. Siti Hajar (A25117 )
7. Ni Nyoman Nian Sari Dewi (A25117 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
tepat pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Setiap hari kita memerlukan makanan untuk mendapatkan energi (karbohidrat dan lemak)
dan untuk pertumbuhan sel-sel baru, menggantikan sel-sel yang rusak (protein). Selain itu, kita
juga memerlukan makanan sebagai sumber zat penunjang dan pengatur proses dalam tubuh,
yaitu vitamin, mineral, dan air.
Sehat tidaknya suatu makanan tidak bergantung pada ukuran, bentuk, warna, kelezatan,
aroma, atau kesegarannya, tetapi bergantung pada kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh.
Suatu makanan dikatakan sehat apabila mengandung satu macam atau lebih zat yang diperlukan
oleh tubuh. Setiap hari, kita perlu mengonsumsi makanan yang beragam agar semua jenis zat
yang diperlukan oleh tubuh terpenuhi. Hal ini dikarenakan belum tentu satu jenis makanan
mengandung semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh setiap hari.
Supaya orang tertarik untuk memakan suatu makanan, seringkali kita perlu menambahkan
bahan-bahan tambahan ke dalam makanan yang kita olah. Bisa kita perkirakan bahwa seseorang
tentu tidak akan punya selera untuk memakan sayur sop yang tidak digarami atau bubur kacang
hijau yang tidak memakai gula. Dalam hal ini, garam dan gula termasuk bahan tambahan.
Keduanya termasuk jenis zat aditif makanan. Zat aditif bukan hanya garam dan gula saja, tetapi
masih banyak bahan-bahan kimia lain.
Zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk
memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan gizi, menjaga
makanan agar tidak cepat busuk, dan lain.
Penggunaan zat aditif sendiri sudah berlangsung sejak lama di masyarakat, baik yang sintetis
maupun alami. Dan saat ini hampir semua orang sangat bergantung pada penggunaan zat aditif
ini dalam kehidupannya. Dalam industri makanan dan minuman, zat aditif ini merupakan faktor
kunci untuk menghasilkan produk yang baik dan disenangi konsumen. Sedangkan
penggunaannya untuk keperluan rumah tangga bertujuan untuk meningkatkan citarasa dari suatu
makanan.
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan agar pembaca dapat mengetahui dampak positif dan dampak negatif
dari zat aditif.
1.3 Rumusan masalah
1. Apakah pengertian dari zat aditif ?
2. Bagaimanakah macam-macam dari zat aditif ?
3. Apa contoh makanan yang mengandung zat aditif berbahaya?
4. Bagaimananakah kelebihan dan kekurangan dari zat aditif ?
1.4 Manfaat
1. Pembaca dapat mengetahui pengertian zat aditif.
2. Pembaca dapat mengetahui macam-macam zat aditif.
3. Pembaca dapat mengetahui makanan yang mengandung zat aditif berbahaya.
4. Pembaca dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan zat aditif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian zat aditif


Istilah zat aditif sendiri mulai familiar di tengah masyarakat Indonesia setelah merebak
kasus penggunaan formalin pada beberapa produk olahan pangan, tahu, ikan dan daging yang
terjadi pada beberapa bulan belakangan. Formalin sendiri digunakan sebagai zat pengawet agar
produk olahan tersebut tidak lekas busuk/terjauh dari mikroorganisme. Penyalahgunaan formalin
ini membuka kacamata masyarakat untuk bersifat proaktif dalam memilah-milah mana zat aditif
yang dapat dikonsumsi dan mana yang berbahaya. Zat aditif makanan merupakan zat yang
biasanya ditambahkan ke dalam makanan selama pengolahan untuk menyimpannya untuk waktu
yang lama.
Secara umum, zat aditif makanan dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Aditif sengaja, yaitu aditif yang diberikan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu,
seperti untuk meningkatkan nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan,
memantapkan bentuk dan rupa, dan lain sebagainya.
2. Aditif tidak sengaja, yaitu aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sangat kecil
sebagai akibat dari proses pengolahan.
Bila dilihat dari sumbernya, zat aditif dapat berasal dari sumber alamiah seperti lesitin,
asam sitrat, dan lain-lain, dapat juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai sifat serupa
dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia, maupun sifat metabolismenya seperti
karoten, asam askorbat, dan lain-lain. Pada umumnya bahan sintetis mempunyai kelebihan, yaitu
lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Walaupun demikian ada kelemahannya yaitu sering
terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan, dan
kadang-kadang bersifat karsinogen yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan dan
manusia.
Zat aditif makanan atau lebih dikenal dengan bahan tambahan makanan (BTM) mungkin
tidak begitu familiar di telingan masyarakat, tapi jenis-jenis dari bahan tambahan pangan pasti
sudah banyak digunakakn oleh masyarakat sehari-hari. Zat aditif atau BTM merupakan semua
jenis zat yang ditambahkan dalam makanan maupun minuman yang kita konsumsi sehari-hari.
Zat aditif yang ada di pasarana memiliki banyak macam, beberapa jenis dari zat aditif
diantaranya pewarna, pengawet, pemanis, penyedap, pengental, pengemulsi, serta masih banyak
yang lain. Penambahan zat aditif ini bertujuan untuk memperbaiki warna, citarasa, penampakan,
tekstur, flavor, serta memperpanjang daya simpan dari suatu makanan.
Zat aditif sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu zat aditif alami dan sintetis. Zat aditif alami
merupakan zat aditif yang berasal dari tanaman, hewan, dan produk turunannya yang tidak
mengalami proses pengolahan industri dan tidak ditambahkan bahan-bahan kimia. Sedangkan zat
aditif sintetis merupakan zat aditif yang diproduksi oleh industri modern dengan menggunakan
berbagai campuran bahan-bahan kimia. Kedua jenis zat aditif ini memiliki keunggulan dan
kekurangan masing-masing dan memiliki peminat sendiri-sendiri.
Peningkatan permintaan zat aditif di masyarakat menjadi peluang para produsen untuk
memproduksi zat aditif dengan berbagai macam dan jenisnya yang sangat banyak. Dan
penggunaan zat aditif sintetis ini semakin hari semakin meningkat penggunaannya oleh industri
makanan dan minuman serta rumah tangga. Banyak masyarakat yang lebih memilih
menggunakan zat aditif sintetis ini karena alasan kepraktisan dan hasil yang didapatkan bisa
maksimal. Namun, penggunaan zat aditif sintetis dalam makanan dan minuman dibatasi oleh
aturan pemerintah dalam UU No. 7 tahun 1996 tentang Pangan. Pembatasan ini bertujuan untuk
membatasi penggunaan zat aditif sintetis yang berlebihan dalam makanan yang kita konsumsi
sehari-hari, karena bagaimanapun zat aditif sintetis terbuat dari bahan-bahan kimia yang asing
bagi tubuh. Akumulasi bahan-bahan kimia ini dalam waktu lama pasti akan memberikan efek
negatif bagi tubuh, hal inilah yang menjadi alasan terkait pembatasan penggunaan zat aditif
sintetis.
Sedangkan untuk zat aditif alami merupakan semua jenis zat tambahan makanan yang
berasal dari alam tanpa menggunakan pengolahan dan bahan tambahan kimiawi. Pada awal
penggunaan zat aditif, jenis alami inilah yang banyak digunakan, tetapi seiring berjalannya
waktu dan meningkatnya kebutuhan akan zat aditif, banyak orang beralih dari zat aditif alami ke
zat aditif sintetis. Alasan kepraktisan dan hasil yang lebih baik menjadi alasan utama masyarakat
meniggalkan zat aditif alami ini. Namun, meskipun demikian ada beberapa masyarakat yang
masih setia menggunakan zat aditif alami ini, dengan alasan keamanan dan tanpa efek samping,
membuat masyarakat tetap setia. Zat aditif alami memiliki kelebihan tidak menimbulkan efek
samping berbahaya bagi tubuh, karena berasal dari bahan alami dan tidak ditambahkan bahan-
bahan kimia. Namun, kelemahan dari zat aditif alami ini adalah kepraktisan dan hasil yang
dihasilkan tidak sebaik zat aditif sintetis.
Pemilihan penggunaan zat aditif sintetis maupun alami memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing. Dan yang perlu diperhatikan ketika anda memilih penggunaan zat
aditif sintetis adalah batasi penggunaannya, jangan terlalu banyak mengkonsumsinya dan jangan
terlalu sering. Karena sekali lagi zat aditif sintetis terbuat dari bahan-bahan yang asing bagi
tubuh, sehingga akumulasinya dalam tubuh dapat menimbulkan reaksi tertentu pada tubuh. Lebih
bijak dan selektif dalam memilih makanan yang akan kita konsumsi adalah cara cerdas untuk
menjaga tubuh kita.

B. Macam-macam zat aditif


Zat aditif pada makanan, ada yang berasal dari alam dan ada yang buatan (sintetik).
Untuk zat aditif alami tidak banyak menyebabkan efek samping. Lain halnya dengan zat aditif
sintetik.
Beberapa zat aditif dari alam yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
1. Pewarna
Contohnya : Daun pandan (hijau), kunyit (kuning), buah coklat (coklat), wortel (orange),
anato (orange), karamel (cokelat hitam), beta karoten (kuning) dan klorofil (hijau).
2. Penyedap
Contohnya : Pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar.
3. Pengawet.
Contohnya : asam cuka (untuk acar), gula (untuk manisan), dan garam (untuk asinan
ikan/telur). Selain itu beberapa bahan alam misalnya saja penambahan air jeruk atau air garam
yang dapat digunakan untuk menghambat terjadinya proses reaksi waktu coklat (browing
reaction) pada buah apel.
4. Pengemusi.
Contohnya : putih telur.
Beberapa zat aditif sintetik yang sering digunakan dalam beraneka jenis makanan, yaitu :
1. Zat Pewarna
Zat pewarna adalah bahan yang dapat memberi warna pada makanan, sehingga makanan
tersebut lebih menarik. Tartrazin adalah pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak
macam pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140. Contoh pewarna sintetik: biru berlian
(biru), coklat HT (coklat), eritrosit (merah) dan hijau FCF (hijau).
2. Penyedap rasa dan aroma (flavor).
Penyedap rasa dan aroma yang banyak digunakan berasal dari golongan ester. Contoh:
Isoamil asetat (rasa pisang), isoamil valerat (rasa apel), butil butirat (rasa nanas), isobutil
propionat (rasa rum).
3. Penguat rasa (flavour echancer).
Bahan penguat rasa atau penyedap makanan yang paling banyak digunakan adalah MSG
(Monosodium Glutamate) yang sehari-hari dikenal dengan nama vetsin. MSG sebagai penguat
rasa makanan dan juga untuk melezatkan makanan. MSG merupakan zat aditif makanan buatan,
sedangkan yang alami diantaranya adalah bunga cengkeh.
4. Zat pemanis buatan.
Bahan ini tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi, contohnya sakarin(kemanisannya
500x gula), dulsin (kemanisannya 250x gula), dan natrium siklamat (kemanisannya 50x gula)
dan serbitol.
5. Pengawet.
Pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman
atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan mikroorganisme. Zat pengawet
dimaksudkan untuk memperlambat oksidasi yang dapat merusak makanan.
Contoh bahan pengawet dan penggunaannya :
 Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk minuman ringan, kecap,
acar ketimun dalam botol dan caos.
 Natrium nitrat (NaNo3), untuk daging olahan dan keju.
 Natrium nitrit (NaNo2), untuk daging olahan, daging awetan dan kornet kalangan.
 Asam propionate, untuk roti dan sediaan keju olahan.
6. Anti oksidan.
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi. Contohnya :
 Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium), digunakan pada daging
olahan, kaldu, dan buah kalangan.
 Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak makanan.
 Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan, margarine dan
mentega.
7. Pengemulsi, pemantap, dan pengental.
Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan sistem dispersi yang homogen
pada makanan. Gom Arab adalah bahan aditif alami yang gunanya untuk mengemulsi minyak
dan air agar dapat bersatu. Garam alginat dan gliserin merupakan bahan aditif buatan yang
digunakan untuk menstabilkan dan memekatkan suatu makanan sehinggga dapat membuat
makanan bertekstur lembut dan rata.
Contoh : agar-agar, gelatin, dan gom arab.
8. Pemutih dan pematang tepung.
Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat
memperbaiki mutu pemanggangan.
Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat
9. Pengatur keasaman.
Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman
makanan.
Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, ammonium bikarbonat, asam klorida, asam
laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat
10. Antikempal.
Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk.
Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja).
11. Pengeras.
Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan.
Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah
kalangan).
12. Sekuestran.
Merupakan bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan.
Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium
dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA.
13. Penambahgizi.
Zat aditif yang ditambahkan adalah asam amino, mineral, atau vitamin untuk
memperbaik gizi makanan.
Contohnya: Asam askorbat, feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D.

C. Contoh Makanan Yang Mengandung Zat Aditif Berbahaya


a. Zat aditif yang terkandung dalam mie instan
 Pemanis : Gula
 Pengawet : 1. Natrium Benzoat
2.Natrium metabisolfit
 Antioksidan : TBHQ
 Pengatur keasaman
 Pewarna : tartazin Cl 19140

 Penguat rasa : 1.dinatrium inosinat


2.monoatrium glutamat
 Penguat rasa : nabati dan tripolifosfat
b. Dampak Negatif Zat Aditif Dalam Mie Instan
1.Gula
Konsumsi gula berlebihan memang dapat memperburuk kesehatan tubuh. Karena itu,
gula sering kali dihindari untuk mencegah berbagai penyakit, seperti serangan jantung, selulit,
dan penumpukan lemak. Namun, menurut sebuah penelitian, konsumsi gula dalam tingkat yang
aman pun dapat memiliki efek buruk bagi kesehatan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh University of Utah, para peneliti memberikan
takaran gula yang sama dengan takaran gula diet sehat manusia, kepada tikus betina. Hasilnya,
ditemukan bahwa tikus betina tersebut, meninggal dua kali lebih cepat setelah mengonsumsi
makanan yang sebagian besarnya mengandung gula.
2. Natrium benzoat
Dampak negatif pada Natrium benzoat :
1. Kandungan bahan pengawet yang ada pada mie instan umumnya tidak terlalu besar. Akan
tetapi, jika dikonsumsi terus menerus tentu akan berkomulasi dan menimbulkan efek terhadap
kesehatan.
2. Dampak lain adalah kanker. Dikonsumsi secara berlebihan dapat timbul efek samping berupa
edema(bengkak ) yang dapat terjadi karena retensi atau tertahannya cairan dalam tubuh
3. Naiknya tekanan darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma lantaran pengikatan air
oleh natrium.
4. Natrium benzoat bisa memicu terjadinya serangan asma
3. TBHQ
Penuaan dan penyakit degeneratif seperti kanker kardiovaskuler, penyumbatan pembuluh
darah yang meliputi hiperlipidemik, aterosklerosis, stroke, dan tekanan darah tinggi serta
terganggunya sistem imun tubuh dapat disebabkan oleh stress oksidatif. Stress oksidatif adalah
keadaan tidak seimbangnya jumlah oksidan dan prooksidan dalam tubuh. Pada kondisi ini,
aktivitas molekul radikal bebas atau reactive oxygen species (ROS) dapat menimbulkan
kerusakan seluler dan genetika. Kekurangan zat gizi dan adanya senyawa xenobiotik dari
makanan atau lingkungan yang terpolusi akan memperparah keadaan tersebut.
4. Pengatur keasaman
Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankanderajat keasaman
makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amoniumsulfat, amonium bikarbonat, asam klorida,
asam laktat, asam sitrat, asamtentrat, dan natrium bikarbona.
5. Tartazin Cl 19140
Pada penggunaannya, dilaporkan muncul reaksi hipersensitifitas (alergi) pada penderita asma,
tumor pada anak-anak dan intolerasi pada aspirin. Hal itu bisa terjadi karena tertelan tartrazin
ataupun kontak langsung kulit dengan tartrazin. Insidensi kejadian intoleransi terhadap tartrazin
ini relatif sedikit, sehingga disimpulkan penggunaannya pada dosis minimal masih dianggap
cukup aman. Namun, setiap bahan makanan yang mengandung tartrazin harus disebutkan pada
label kemasan. Di Amerika, FDA (Food and Drug Administration) secara rutin memeriksa kalau-
kalau ada produk yang mengandung tartrazin namun tidak mencantumkannya.
6. Monoatrium glutamat
Berikut adalah beberapa efek samping dan gangguan spesifik yang berhubungan dengan
MSG menurut Blaylock :
1. Kejang
2. Mual
3. Alergi
4. Ruam
5. Serangan asma
6. Sakit kepala
7. Hilang ingatan

D. Upaya Menanggulangi
Cara mengurangi dampak negatif pada mie instan
1. Ganti Air
Saat merebus mie instant tentunya terdapat air kuah yang tersisa. Jika mie tersebut berupa
mie kuah, maka setelah mie direbus buanglah kuah dari hasil rebusan tadi. Kemudian gantilah
dengan air panas lain. Hal ini bertujuan agar zat pengawet dan lainnya yang terkandung dalam
mie instant terbuang bersama kuah tadi.
2. Jangan Merebus Bumbu
Saat membuat mie instant biasanya sudah tertera bagaimana cara memasak yang benar.
Akan tetapi beberapa orang malah memasak mie dengan mencampurkan bumbu saat merebus.
Tentunya ini akan menimbulkan dampak yang lebih berbahaya. Dampak tersebut muncul dari
MSG yang direbus. MSG yang dipanaskan akan berubah menjadi zat karsinogen yang sangat
berbahaya karena mampu terjadinya kanker.
3. Kurangi Bumbu Dan Ganti Dengan Bumbu Alami
Seperti yang diketahui bumbu yang disiapkan oleh pabrikan terdapat bebagai macam zat
yang berbahaya bagi tubuh. Untuk itu kurangi penggunaan bumbu tersebut dan gantilah dengan
bumbu dapur alami. Bumbu dapur alami seperti bawang, merica, garam kemiri, dll.
4. Hindari Konsumsi berlebihan
Salah satu cara terbaik untukmenghindari dampat negatif dari mengkonsumsi mie instant
tentunya adalah tidak mengkonsumsi berlebihan dan tidak mengkonsumsi secara rutin.
E. Kelebihan dan kekurangan zat aditif.
1. Kelebihan zat aditif.
Penggunaan zat aditif memiliki keuntungan meningkatkan mutu makanan dan pengaruh
negatif bahan tambahan pangan terhadap kesehatan. Agar makanan dapat tersedia dalam
bentuk yang lebih menarik dengan rasa yang enak, rupa dan konsentrasinya baik serta awet maka
perlu ditambahkan bahan makanan atau dikenal dengan nama lain “food additive”. Zat aditif juga
menambah rasa dan membuat makanan terlihat lebih menarik secara visual, mencegah makanan
dari rak menjadi basi dan meningkatkan kehidupan, mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur
yang menyebabkan keracunan makanan.
2. Kekurangan zat aditif.
Bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis, apalagi bahan
aditif buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama setelah
menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain. Zat aditif juga
dapat menyebabkan reaksi alergi terhadap orang-orang seperti diare, ruam kulit, gangguan perut,
nyeri dada, asma, sensasi kesemutan, mual atau meningkatnya panas tubuh.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Zat aditif makanan merupakan zat yang biasanya ditambahkan ke dalam makanan selama
pengolahan untuk menyimpannya untuk waktu yang lama. Berdasarkan hasil analisis di atas,
dapat kita simpulkan bahwa perilaku menyimpang pengusaha adalah mencampurkan bahan
bahan bahaya kedalam makanan masyarakat yang rata-rata menyukai bahkan bisa menjadi menu
makan sehari hari . Tapi, ternyata hal itu sangat membahayakan bagi pengonsumsi bila
dikonsumsi secara berlebihan atau secara rutin. Dengan adanya masalah ini masyarakat harus
pandai dalam hal saji.

B. Saran
Setelah kita mengetahui kelebihan dan kekurangan zat aditif, sekiranya kita dapat memilah-milih
jenis makanan apa yang baik untuk dikonsumsi.

Anda mungkin juga menyukai