Anda di halaman 1dari 32

BAHAN

AJAR

ZAT ADITIF DAN ADIKTIF

Ihah Harliana/IPA 01
PPG Dalam Jabatan Angkatan 4
UNESA
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah Puji syukur kehadirat Allah SWT. Penyusun dapat menyelesaikan


penyusunan bahan ajar ini. Bahan ajar ini disusun guna memenuhi tugas pada modul
pembelajaran dalam program profesi guru dalam jabatan pada program studi IPA.
Bahan ajar ini disusun dengan berbasis pada Problem Based Learning. Bahan Ajar Zat
Aditif dan Adiktif ini membahas tentang ruang lingkup zat aditif dan adiktif dengan
batasan berupa indicator pencapaian.

Bahan ajar ini disusun dengan harapan agar peserta didik dapat berperan aktif untuk
menggali, menganalisis, mengevaluasi materi terhadap konsep yang dipelajarinya
melalui kegiatan diskusi dan praktikum.

Penyusun mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak/Ibu Dosen


atas bimbingannya, serta teman2 seperjuangan yang telah memberikan sumbangan
saran selama penyusunan bahan ajar ini. Semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat
serta berkontribusi dalam peningkatan mutu Pendidikan.

Penyusun

Ihah Harliana
BAB 5.
ZAT ADITIF DAN ADIKTIF

A. Identifiaksi Masalah
1. Masih Kurangnya pengetahuan peserta didik mengenai Zat Aditif yang
terkandung dalam makanan dan minuman yang mereka konsumsi
tiap hari baik di Sekolah ataupun di lingkungan tempat tinggalnya.
Hal ini berdasarkan pengamatan kebiasan peserta didik membeli
makanan atau jajanan yang instan.
2. Masih Kurangnya pengetahuan peserta didik mengenai Penggunaaan
Zat Adiktif yang benar sesuai dengan keamanan dan Kesehatan.
3. Masih kurangnya Pengetahuan Peserta didik mengenai dampak
penggunaan Zat Aditif dan Adiktif terhadap Kesehatan.

B. Kompetensi Inti (KI)


KI.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI. 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik
sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
KI.4 Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan
komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang teori.
C. Kompetensi Dasar (KD)
3.6. Menjelaskan berbagai zat aditif dalam makanan dan minuman, serta
dampaknya terhadap Kesehatan.
4.6. Membuat karya tulis tentang dampak penyalahgunaan zat aditif dan
adiktif bagi Kesehatan

D. Indikator Pencapaian Kompetensi:


3.6.1. Mengemukakan berbagai macam zat aditif dalam makanan dan
minuman.
3.6.2. Menjelaskan fungsi penggunaan zat aditif pada makanan dan
minuman.
3.6.3. Mengklasifikasikan zat aditif alami dan buatan
3.6.4. Melakukan percobaan pada makanan untuk mengetahui
kandungan zat aditif yang ada didalamnya dengan metode yang
sederhana.
3.6.5. Memecahkan solusi pengganti bahan kimia yang disalahgunakan
sebagai zat aditif pada makanan dan minuman.
3.6.6. Memberi argumentasi cara mencegah dampak negative zat aditif
buatan
4.6.1. Membuat Poster Metode terbaik untuk menentukan kandungan zat
aditif pada makanan dan atau bahaya Zat adiktif bagi Kesehatan.

E. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan tayangan video dan pengamatan langsung pada
kemasan makanan dan minuman, Siswa dapat mengemukakan
berbagai macam dan jenis zat aditif dalam makanan dan minuman
dengan benar.
2. Melalui pengamatan tayangan video dan pengamatan langsung pada
kemasan makanan dan minuman, Siswa dapat Menjelaskan fungsi
penggunaan zat aditif pada makanan dan minuman denga benar.
3. Melalui Pengamatan langsung pada kemasan makanan siswa dapat
mengklasifiksikan zat aditif alami dan buatan.
4. Melalui percobaan Siswa dapat mendeteksi kandungan borax pada
makanan dengan tepat.
5. Melalui kajian literatur Siswa dapat memecahkan solusi bahan kimia
yang disalahgunakan sebagai zat aditif pada makanan dan minuman
dengan tepat.
6. Melalui diskusi kelompok Siswa dapat memberi argumentasi cara
mencegah dampak negative zat aditif buatan
7. Melalui Percobaan Siswa dapat membuat poster cara uji makanan
yang mengandung borax yang ditempel di kantin dan mading kelas dan
mading sekolah dengan tepat dan menarik.

F. Uraian Materi

Makanan kemasan dan hidangan cepat saji biasanya mengandalkan


berbagai zat tambahan untuk meningkatkan cita rasa serta kualitas
tampilannya, sekaligus juga memperpanjang masa simpan di toko. Meski
begitu, berbagai zat aditif ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan jika
dikonsumsi berlebihan.

Apa saja zat aditif pada makanan yang paling umum, dan apa efeknya
untuk kesehatan?
a. Zat aditif

Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama


proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu.
Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar
mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan
nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan
yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak
menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan
tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah
makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi.
Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai
zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat
kimia yang kemudian direaksikan.

1. Bahan Pewarna
Bahan pewarna adalah zat aditif
yang ditambahkan untuk
meningkatkan warna pada makanan
atau minuman. Bahan pewarna
dicampurkan untuk memberi warna
pada makanan, meningkatkan daya
tarik visual pangan, merangsang
warna, dan menutupi atau mengatasi
indera penglihatan,
menyeragamkan dan menstabilkan
perubahan warna. Ada 2 jenis bahan
pewarna pada makanan yaitu alami
`Gambar 5.1. Makanan berwarna dan sintetis (buatan).
a. Pewarna Alami
Pewarna alami adalah pewarna yang dapat diperoleh dari alam, baik dari
tumbuhan dan hewan. kunyit (warna kuning), daun suji dan daun pandan
(warna hijau), warna telang (warna biru keunguan), gula kelapa (warna
merah kecoklatan), cabe dan bunga belimbing sayur (warna merah).
Pewarna alami ini sangat aman bagi kesehatan manusia. Pewarna alami
mempunyai keunggulan, yaitu umumnya lebih sehat untuk dikonsumsi
daripada pewarna buatan. Namun, pewarna makanan alami memiliki
beberapa kelemahan, yaitu cenderung memberikan rasa dan aroma khas
yang tidak diinginkan, warnanya mudah rusak karena pemanasan,
warnanya kurang kuat (pucat), dan macam warnanya terbatas.

Tabel 5.1. Beberapa Contoh Pewarna Alami

b. Pewarna Buatan
Pewarna buatan atau sintetis yang terbuat dari bahan kimia. Bahan
pewarna buatan dipilih karena memiliki beberapa keunggulan dibanding
pewarna alami, yaitu harganya murah, praktis dalam penggunaan,
warnanya lebih kuat, macam warnanya lebih banyak, dan warnanya tidak
rusak karena pemanasan. Penggunaan bahan pewarna buatan untuk
makanan harus melalui pengujian yang ketat untuk kesehatan konsumen.
Contoh bahan pewarna buatan seperti tartrazin untuk warna kuning,
bliliant blue untuk warna biru, alura red untuk warna merah. Meski aman
dalam takran tertentu, namun sebaiknya tidak dikonsumsi dalam jumlah
yang banyak dan terus menerus.
Penggunaan pewarna buatan secara aman sudah begitu luas digunakan
masyarakat sebagai bahan pewarna dalam produk makanan. Namun, di
masyarakat masih sering ditemukan penggunaan bahan pewarna buatan
yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Pewarna tekstil yang sering
disalahgunakan sebagai pewarna makanan, antara lain rhodamine B (warna
merah) dan metanil.
Tabel 5.2 Contoh Beberapa Pewarna Sintesis

2. Pemanis

Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan


digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman
dan makanan kesehatan. Pemanis dipakai untuk menambah rasa manis yang
lebih kuat pada
bahan makanan.
Pemanis dapat dibedakan menjadi dua yaitu pemanis alami dan buatan.
Pemanis alami merupakan bahan pemberi rasa manis yang diperoleh dari
bahan-bahan nabati maupun hewani. Pemanis alami yang umum dipakai
adalah gula pasir, gula tebu atau gula pasir, gula merah, madu, dan kulit
kayu.
a. Gula tebu atau gula pasir mengandung zat pemanis fruktosa yang
merupakan salah satu jenis glukosa. Gula tebu atau gula pasir yang
diperoleh dari tanaman tebu merupakan pemanis yang paling banyak
digunakan. Selain memberi rasa manis, gula tebu juga bersifat
Mengawetkan. Gula merah merupakan pemanis dengan warna coklat. Gula
merah merupakan pemanis kedua yang banyak digunakan setelah gula
pasir. Kebanyakan gula jenis ini digunakan untuk makanan tradisional,
misalnya pada bubur, dodol, kue apem, dan gulali.
b. Madu merupakan pemanis alami yang dihasilkan oleh lebah madu.
Selain sebagai pemanis, madu juga banyak digunakan sebagai obat.

Gambar 5.2. Pemanis Alami (Gula Kelapa, madu, Gula pasir)

Sedangkan Pemanis buatan adalah senyawa hasil sintetis laboratorium


yang merupakan bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa
manis pada makanan. Pemanis buatan ini antara lain aspartam, sakarin,
kalium asesulfam, dan siklamat.
a. Aspartam
Aspartam mempunyai nama kimia aspartil fenilalanin metil ester,
merupakan pemanis yang digunakan dalam produk-produk minuman
ringan. Aspartam merupakan pemanis yang berkalori sedang. Tingkat
kemanisan dari aspartam 200 kali lebih manis daripada gula pasir.
Aspartam dapat terhidrolisis atau bereaksi dengan air dan kehilangan rasa
manis, sehingga lebih cocok digunakan untuk pemanis yang berkadar air
rendah.
Gambar 5.3. Pemanis Buatan (Aspartam)
b. Sakarin
Sakarin adalah pemanis buatan yang tidak berkalori. Sakarin dibuat
dari garam natrium. Asam sakarin berbentuk bubuk kristal putih, tidak
berbau dan sangat manis. Sakarin mempunyai tingkat kemanisan 200-
500 kali dari rasa manis sukrosa (gula pasir).
Sakarin dan aspartam sering digunakan di industri minuman kaleng atau
kemasan. Keunggulan sakarin, yaitu tidak bereaksi dengan bahan
makanan, sehingga makanan yang ditambah dengan sakarin tidak
mengalami kerusakan dan harganya murah. Kelemahan sakarin adalah
mudah rusak bila dipanaskan sehingga mengurangi tingkat
kemanisannya. Selain itu, sakarin kerap kali menimbulkan rasa pahit.
Penggunaan sakarin yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan
tubuh manusia, misalnya menimbulkan kanker.
Gambar 5.4. Pemanis Buatan (Sakarin
c. Kalium Asesulfam
Kalium Asesulfam memiliki tingkat kemanisan sekitar 200 kali dari
kemanisan gula pasir. Kelebihan kalium Asesulfam adalah mempunyai
sifat stabil pada pemanasan dan tidak mengandung kalori.

Gambar 5.5. Kalium Asesulfam dan Siklamat


d. Siklamat
Siklamat terdapat dalam bentuk kalsium dan natrium siklamat dengan
tingkat kemanisan yang dihasilkan kurang lebih 30 kali lebih manis
daripada gula pasir. Makanan dan minuman yang sering dijumpai
mengandung siklamat antara lain: es krim, es puter, selai, saus, es lilin,
dan berbagai minuman fermentasi. Beberapa negara melarang
penggunaan siklamat karena diperkirakan mempunyai efek karsinogen.
Batas maksimum penggunaan siklamat adalah 500–3.000 mg per kg
bahan makanan. Perbedaan Pemanis Alami dengan Pemanis Buatan.

Orang memilih jenis pemanis untuk makanan yang dikonsumsinya


tentu dengan alasan masing-masing. Pemanis alami tentu lebih aman,
tetapi harganya lebih mahal. Pemanis buatan lebih murah, tetapi aturan
pemakaiannya sangat ketat karena bisa menyebabkan efek negatif yang
cukup berbahaya.
Pada kadar yang rendah atau tertentu, pemanis buatan masih
diijinkan untuk digunakan sebagai bahan tambahan makanan, tetapi pada
kadar yang tinggi bahan ini akan menyebabkan berbagai masalah
kesehatan.

Tabel 5.3 Perbedaan pemanis alami dan pemanis buatan

NO Pemanis Alami Pemanis Buatan


.

1 Pada suhu tinggi bias Cukup stabil bila dipanaskan


terurai
2 Memiliki kalori tinggi Memiliki kalori rendah
3 Berasa manis normal Jauh lebih manis daripada pemanis
alami

4 Lebih aman dikonsumsi Sebagian berpotensi penyebab


karsinogen
(penyebab kanker)

3. Pengawet
Pengawet adalah zat aditif yang ditambahkan pada makanan atau
minuman yang berfungsi untuk menghambat kerusakan makanan atau
minuman. Kerusakan makanan dapat disebabkan oleh adanya
mikroorganisme yang tumbuh pada makanan dan minuman. Bahan
Pengawet mencegah tumbuhnya mikroorganisme sehingga reaksi kimia
yang disebabkan oleh mikroorganisme tersebut dapat dicegah, misalnya
fermentasi pada makanan dan minuman tersebut.
Tabel 5.4. Bahan Pengawet dan penggunaannya
4. Penyedap
Penyedap makanan adalah bahan tambahan makanan yang tidak
menambah nilai gizi. Penyedap makanan sebagai penguat rasa protein,
penurun rasa amis pada ikan, dan penguat aroma buah-buahan. Berikut
diuraikan beberapa contoh penyedap makanan.
a. Penyedap rasa
Penyedap rasa atau penegas rasa adalah zat yang dapat meningkatkan cita
rasa makanan. Penyedap berfungsi menambah rasa nikmat dan menekan
rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan makanan. Penyedap rasa ada
yang diperoleh dari bahan alami maupun sintetis.
Penyedap rasa alami berasal dari rempah-rempah, misalnya: bawang putih,
bawang bombay, pala, merica, ketumbar, serai, pandan, daun salam, dan
daun pandan, dll. Penyedap sintetik pada dasarnya merupakan tiruan dari
yang terdapat di alam, tetapi karena kebutuhannya jauh melebihi dari yang
tersedia maka sejauh mungkin dibuatlah tiruannya.

Gambar 5.6. Penyedap Alami


Penyedap sintetik yang sangat populer di masyarakat adalah vetsin atau
MSG (mononatrium glutamat). Di pasaran, senyawa tersebut
dikenal dengan beragam merek dagang, misalnya Ajinomoto, Miwon, Sasa,
Royco, Maggi, dan lain sebagainya. MSG merupakan garam natrium dari
asam glutamat yang secara alami terdapat dalam protein nabati maupun
hewani. Daging, susu, ikan, dan kacangkacangan mengandung sekitar 20%
asam glutamat. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila kita
mengkonsumsi makanan yang mengandung asam glutamat akan terasa
lezat dan gurih meski tanpa bumbu-bumbu lain. Keunikan dari MSG adalah
bahwa meskipun tidak mempunyai cita rasa, tetapi dapat membangkitkan
cita rasa komponen-komponen lain yang terkandung dalam bahan
makanan. Sifat yang semacam itu disebut dengan taste enhancer (penegas
rasa. Meskipun MSG dikonsumsi oleh semua orang. MSG mempunyai
pengaruh atau efek buruk yaitu menimbulkan gangguan kesehatan.

Gambar 5.7. Penyedap Buatan


b.Pemberi aroma
Pemberi aroma adalah zat yang dapat
memberikan aroma tertentu pada
makanan atau minuman, sehingga dapat
membangkitkan selera konsumen.
Penambahan zat pemberi aroma
Gambar 5.8 Minyak atsiri
Sumber: http://www.rianasaraswati.com menyebabkan makanan memiliki daya
tarik untuk dinikmati. Zat pemberi aroma

yang berasal dari bahan segar atau ekstrak dari bahan alami, misalnya
minyak atsiri dan vanili. Pemberi aroma yang merupakan senyawa sintetik,
misalnya: amil asetat mempunyai cita rasa seperti pisang ambon, amil
kaproat (aroma apel), etil butirat (aroma nanas), vanilin (aroma vanili), dan
metil antranilat (aroma buah anggur). Jeli merupakan salah satu contoh
makanan yang menggunakan zat pemberi aroma.
b.Zat Adiktif
Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila
dikonsumsi oleh organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta
menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek
ingin menggunakannya secara terus-menerus yang jika dihentikan dapat
memberi efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa. Zat adiktif
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1) zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika;
2) zat adiktif narkotika; dan
3) zat adiktif psikotropika.
Zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika
Zat adiktif jenis ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, bahkan
mungkin juga sering kita konsumsi pada bahan makanan atau minuman
yang mengandung zat adiktif tersebut. Adapun yang termasuk dalam zat
adiktif bukan narkotika dan psikotropika, yaitu :
1. Kafein
Bagi kalian penggemar teh atau kopi, mungkin kalian sudah tahu tentang
kandungan kafein yang terdapat pada teh dan kopi. Teh yang mengandung
kafein membuat hampir sebagian besar dari kita menjadi terbiasa untuk
mengkonsumsinya setiap hari. Tetapi teh aman dan baik untuk dikonsumsi
setiap hari dalam jumlah yang wajar dan tidak berlebihan.
Selain mengandung kafein, teh juga mengandung theine, teofilin, dan
teobromin dalam jumlah sedikit.
Sementara itu, kopi memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi
daripada teh. Kopi yang terbuat dari biji kopi yang disangrai dan
dihancurkan menjadi bubuk kopi umumnya dikonsumsi orang dengan
tujuan agar mereka tidak mengantuk sebab kafein dalam kopi dapat
meningkatkan respons kewaspadaan pada otak. Oleh karena itu kopi tidak
dianjurkan untuk diminum secara berlebihan. Tetapi kopi juga memiliki
sejumlah manfaat pada beberapa terapi kesehatan, seperti mencegah
penyakit Parkinson, kanker usus, kanker lambung, dan kanker paru-paru.
Untuk beberapa kasus tertentu, kopi juga dapat menjadi obat sakit kepala,
tekanan darah rendah, dan obesitas.
2. Nikotin
Nikotin terdapat dalam rokok
yang dibuat dari daun tembakau
melalui proses tertentu dan
dicampur dengan bunga cengkeh
serta beberapa macam bahan
aroma.
Gambar 5.11 Rokok yang
mengandung nikotin
Sumber:
http://www.poskotanews.com

Kandungan nikotin pada rokok inilah yang menyebabkan orang menjadi


berkeinginan untuk mengulang dan terus-menerus merokok. Selain
mengandung nikotin, rokok juga mengandung tar. Kita juga sudah
mengetahui tentang bahaya rokok pada kesehatan, yaitu dapat merugikan
organ- organ tubuh bagian luar, seperti perubahan warna gigi dan kulit,
maupun organ tubuh bagian dalam yang dapat memicu kanker paru-paru.
1. Zat adiktif narkotika
Narkotika merupakan zat adiktif yang sangat berbahaya dan
penggunaannya dilarang di seluruh dunia. Penggunaan narkotika tidak akan
memberi efek positif pada tubuh tetapi malah
akan memberikan efek negatif. Jika digunakan maka penggunanya akan
mengalami penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri, tetapi setelah itu
penggunanya akan merasa tergantung dan akan mengulangi secara terus-
menerus untuk menggunakan narkotika yang memiliki banyak jenis ini.
Jika sudah begini maka akan sulit untuk lepas dari jerat narkotika yang
hanya akan memberi siksaan pada penggunanya.

Narkotika hanya
diperbolehkan dalam dunia
medis yang biasanya
digunakan sebagai obat bius
untuk orang yang akan
dioperasi, dan
penggunaannya pun sesuai

prosedur yang telah ditentukan dalam standar kesehatan internasional.


Jenis-jenis narkotika ini misalnya sabu, opium, kokain, ganja, heroin,
amphetamine, dll.
Karena berbahayanya maka menyimpan salah satu dari jenis narkotika
tersebut akan dikenakan hukuman yang sangat berat misalnya saja
hukuman mati.

2. Zat adiktif psikotropika


Psikotropika merupakan zat atau obat baik alamiah maupun sintetis
yang bukan merupakan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif, berpengaruh
selektif pada saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku seseorang. Zat psikotropika dapat menurunkan
aktivitas otak atau merangsang susunan saraf pusat dan menimbulkan
kelainan perilaku, disertai halusinasi, ilusi, gangguan cara
berpikir, dan perubahan alam perasaan.Psikotropika sendiri merupakan
zat atau obat, baik itu yang alamiah ataupun sintetik, tapi bukan narkotika
yang berguna sebagai psikoaktif yang mempunyai pengaruh selektif dalam
susunan syaraf pusat yang dapat menimbulkan perubahan khas aktivitas
mental serta perilaku. Hampir semua zat adiktif masuk dalam
psikotropika, namun tidak semua psikotropika dapat menyebabkan
ketergantungan. Beberapa yang termasuk golongan psikotropika adalah
Sedative-Hipnotik, Amfetamin, dan obat halusinogenik.
a. Sedatif-Hipnotik (Depresan)
Sedative-Hipnotik merupakan
penekan susunan saraf pusat. Dalam
dosis kecill dapat mengatasi ansietas
(perasaan cemas) sedangkan dalam
jumlah besar dapat menginduksi tidur.
Gambar 5.14 Contoh Contohnya antara lain : sedatin/pil BK,
Sedative-Hipnotik
(Depresant) rohypnol, magadon, valium dan
Sumber:
http://www.metroworld mandrax (MX). Sedative- Hipnotik yang
.us banyak disalahgunakan adalah
golongan Benzodiazepin yang dapat dikonsumsi secara oral (ditelan).
Pengaruh Sedative- Hipnotik terhadap susunan saraf pusat bergantung
pada dosis atau jumlah yang dipakai, dengan tingkat pengaruh sebagai
berikut :
1) Dalam jumlah kecil, menyebabkan rasa tenang, mengurangi ansietas,
dan terjadi pengendalian diri yang kurang terkontrol.
2) Dalam jumlah sedang, menyebabkan mengantuk, menginduksi tidur
dan memperpanjang tidur.
3) Dalam dosis yang lebih banyak, menimbulkan efek anestesi, hilang
kesadaran, dan amnesia.

b. Amfetamin (Stimulan)
Amfetamin adalah suatu bahan sintetik (buatan) yang tergolong perangsang
susunan saraf. Ada tiga jenis amfetamin yaitu laevoamfeamin (benzedrin),
dekstroamfetamin (deksedrin), dan metilamfetamin (metedrin).
Golongan amfetamin yang banyak disalahgunakan
adalah MDMA (3,4, metilan-di-oksi met-amfetamin) atau lebih dikenal
dengan ekstasi dan metamfetamin (shabu-shabu). Amfetamin dapat
dikonsumsi dengan cara ditelan, yang kemudian akan diabsorbsi
seluruhnya ke dalam darah. Pada penggunaan secara intravena dalam
beberapa detik akan sampai di otak.
c. Halusinogen

Halusinogen berpengaruh terhadap persepsi bagi penggunanya. Orang yang


mengkonsumsi obat tersebut akan menjadi orang yang sering berhalusinasi,
misalnya mereka mendengar atau merasakan sesuatu yang ternyata tidak
ada. Pengaruh halusinogen ini sangat bervariasi, sehingga sulit diramalkan
bagaimana atau kapan mereka mulai berhalusinasi.
Halusinogen alami antara lain ganja, kecubung, meskalin yang
berasal dari kaktus Liphophora williamsii dan psilocybin yang
berasal dari jamur Psilocybe mexicana dan halusinogen sintetik
antara lain adalah LSD (Lysergic acid Diethylamide). Ganja akan
menimbulkan halusinogen bila pada dosis yang tinggi.
1.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK I (LKPD 1)

Petunjuk Belajar
Untuk dapat menguasai kompetensi yang hendak dicapai pada LKPD,
maka peserta didik diharapkan mengikuti petunjuk belajar berikut :
1. Bacalah petunjuk dan langkah kerja dalam LKPD dan bahan rujukan
lainnya dengan cermat sampai kalian dapat memahami konsep zat
aditif
Kerjakan LKPD dengan baik dan penuh tanggungjawab sampai kalian
a
mengetahui sepenuhnya mengenai zat aditif dalam makanan dan
minuman.

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.6 Menjelaskan berbagai zat aditif dalam 3.6.2. Menjelaskan berbagai zat aditif
makanan dan minuman, zat adiktif, serta dalam makananan minuman
dampaknya terhadap kesehatan

Waktu Penyelesaian : 40 Menit

A. Tujuan:
Melalui pengamatan produk makanan kemasan mengetahui macam-
macam zat a d i t i f
Melalui pengamatan produk makanan kemasan dapat mengelompokkan
jenis zat aditif
Melalui pengamatan produk makanan kemasan mengetahui zat aditif alami
dan buatan
Cara Kerja:
Amati zat aditif pada komposisi bungkus makanan kemasan yang di
bawa
Kelompokan macam zat aditif (pewarna, pengawet, pemanis,
penyedap, pemberi aroma, pengental, pengemulsi) yang sudah di amati
dan dimasukkan ke dalam tabel hasil identifikasi
Didiskusikan secara kelompok!

Pertanyaan

1. Sebutkan macam zat aditif yang termasuk kelompok pewarna, pengawet, pemanis,
dan penyedap rasa!
Jawab :
Pewarna : 1.
2.
3.
Pengawet : 1.
2.
3.
Penyedap: 1.
2.
3.
Pemanis : 1.
2.
3.

2. Sebutkan masing-masing 5 contoh zat aditif alami dan zat aditif


buatan! Jawab:
Zat aditif alami:
1.
2.
3.
4.
5.
Zat aditif buatan/sintetis
1.
2.
3.
4.
5.
Kesimpulan
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
...................................

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 2


Identifikasi Boraks pada Makanan

Alokasi Waktu : 40 Menit


Petunjuk Belajar:
1. Baca Buku-buku Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII SMP/MTs Semesrter 1,
Modul Zat Aditif dan Zat Adiktif dan buku lain yang relevan dan berkaitan
dengan materi Zat Adiktif untuk memperkuat konsep dan pemahaman anda!
2. Diskusika dengan teman sekelompok tentang kegiatan pengamatan yang ada
pada LKPD.
3. Jawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKPD dengan benar.

Kompetensi Dasar
3.6. Menjelaskan berbagai zat aditif dalam makanan dan minuman, zat adiktif,
serta dampaknya terhadap makanan.

Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar


3.6.6. Menjelaskan dampak negative bahan kimia yang disalahgunakan sebagai
zat aditif pada makanan dan minuman.
3.6.7. Memecahkan solusi pengganti bahan kimia yang disalhgunakan sebagai zat
aditif pada makanan dan minuman.
3.6.8. Memberi argumentasi cara mencegah dampak negative zat aditif buatan.

Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan LKPD “identifikasi Boraks pada Makanan” , peserta didik
dapat mengecek kandungan boraks pada makanan dengan tepat.
2. Melalui kegiatan diskusi kelompok, peserta didik dapat memecahkan solusi
bahan kimia yang disalahgunakan sebagai zat aditif pada makanan dan
minuman dengan tepat.
3. Melalui kegiatan diskusi kelompok, peserta didik dapat memberi argumentasi
cara mencegah dampak negative zat aditif buatan dengan tepat.
4. Melalui kegiatan diskusi kelompok, peserta didik menunjukkan sikap
bekerjasama dengn baik.

Informasi pendukung

Coba Perhatikan gambar di bawah ini!

Makanan tersebut merupakan makanan yang merakyat dan sering kita


nikmati. Kadang kala penjual makanan seperti bakso dan mie ayam
mengolah makanan dengan menambahkan pengawet agar lebih awet.
Hal ini juga yang terjadi pada bahan Misalnya tahu, sosis, mie basah, dan
juga bakso. Beberapa tahun terakhir banyak berita yang menyebutkan
bahwa makanan-makanan di atas diduga ditambahkan zat kimia
berbahaya agar tetap awet dan tampilannya menarik. Di duga makanan
tersebut ditambahkan “BORAKS”. Makanan yang mengandung boraks
terasa lebih kenyal, bentuknya tidak mudah hancur, tidak lengket dan
warnanya lebih pucat. Untuk mengetahui lebih lanjut mari kalian
lakukan kegiatan berikut!

Amati pentol bakso yang telah kalian siapkan. Perhatikan warnanya. Berdasarkan
bacaan di atas dan pengamatan yang telah kamu lakukan pertanyaan apa yang
muncul di benak kalian.

Alat dan Bahan:


Alat:
Tusuk Gigi 3 buah
Bahan :
Bakso 3 buah dari penjual yang berbeda
Kunyit 1 ruas

Lembar Kerja :
1. Sebelum melakukan percobaan, amatilah ciri fisik bakso yang akan diuji. Dan
tuliskan pada table yang tersedia.
2. Ambillah tusuk gigi lalu tusukkan ke dalam kunyit
3. Selanjutnya tusuk gigi yang sudah ditusuk ke kunyit ditusukkan Kembali ke
bakso yang akan di uji.
4. Tunggu selama 30 detik lalu Tarik tusuk gigi tersebut dari bakso yang di uji.
5. Selanjutnya amati perubahan warna yang terjadi pada tusuk gigi 2 untuk masing-
masing sampel bakso.
6. Bandingkan warnanya lalu catat pada table yang telah disediakan.

Tabel Pengamatan
No Bahan Ciri fisik bahan Warna Tusuk gigi Kandungan
yang di uji yang diuji boraks

Sebelum Setelah (+) (-)


ditusuk ditusuk ke
ke bakso bakso
1
2
3

Hasil pengamatan
1. Sesuai pengamatan yang telah kalian lakukan, sebutkan bakso manakah yang
positif memakai boraks!
2. Sesuai pengamatan yang telah kalian lakukan, bagaimana warna tusuk gigi yang
ditusuk ke bakso yang mengandung boraks setelah sebelumnya ditusuk ke
kunyit?
3. Diskusikan Bersama teman sekelompokmu dan kuatkan dengan membaca buku
bahan ajar, Apakah fungsi dari ekstrak kunyit pada percobaan ini?
4. Menurut kelompok kalian, apakah makanan yang mengandung boraks aman
dikonsumsi? Jelaskan alas an kalian, sebelumnya bacalah buku bahan ajar
bagian “ Bahan kimia Berbahaya yang disalahgunakan Sebagai Zat aditif”.
5. Bacalah bahan literasi yang telah diberikan, lalu diskusikan Bersama teman
sekelompokmu, apa saja ciri-ciri makanan yang diduga menggunakan boraks.

Kesimpulan
1. Makanan yang mengandung boraks saat diuji dengan ekstraks kunyit akan
mengalami ………………………………………………………………………..
2. Ciri-ciri bakso yang diduga menggunakan boraks adalah
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………..
3. Dampak negative bahan kimia yang disalahgunakan sebagai zat aditif pada
makanan dan minuman antara lain
………………………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Peserta Didik 3
(LKPD 3)

Petunjuk Belajar
Untuk dapat menguasai kompetensi yang hendak dicapai pada LKPD, maka peserta didik
diharapkan mengikuti petunjuk belajar berikut :
1. Bacalah petunjuk dan langkah kerja dalam LKPD dan bahan rujukan lainnya dengan cermat
samapi kalian dapat memahami konsep bahaya rokok bagi kesehatan
2. Dalam kegiatan LKPD terdapat prosedur percobaan yang harus kalian kerjakan untuk
memhami te tang senyawa berbahaya pada rokok
n dengan baik dan penuh tanggungjawab sampai anda mengetahui
3. Kerjakan LKPD
sepenuhnyaKmengenai perbedaan pewarna alami dan buatan

Kompetensi Dasar Indi kator Pencapaian Kompetensi


k
4.6 Membuat karya tulis tentang dampak 4.6.1. Membuat poster tentang bahaya
penyalahgunaany zat aditif dan zat adiktif rokok bagi kesehatan
bagi kesehatan

Waktu Penyelesaian : 40 Menit

Judul : Eeksperimen senyawa berbahaya pada rokok

Tujuan : 1. Melalui kajian literatur Peserta didik mampu mengidentifikasi senyawa


berbahaya yang terdapat pada rokok dengan tepat
2. Melaui percobaan Peserta didik mampu mengetahui ada tidaknya
filter terhadap kadar senyawa berbahaya pada rokok dengan tepat
3. Melaui percobaan Peserta didik merokok terhadap diri sendiri,
mengetahui dampak masyarakat
dan lingkungan

Alat dan Bahan


a. 2 botol air mineral ukuran 600 ml e. karet
b. 1 batang rokok berfilter f. Tissue
c. 1 batang rokok tanpa filter g. Korek api
d. Catter/Pisau

Langkah Kerja :
1. Lubangi kedua tutup botol menggunakan catter/pisau untuk meletakan rokok
diatasnya
2. Masukan pangkal rokok (berfilter dan tanpa filter) pada masing – masing tutup
botol a
3. Nyalakdn rokok yang sudah tertancap pada tutup botoldan lepas botol air mineral
4.Tekan agar asap rokok dapat masuk ke dalam botol
5. Lakukan hal tersebut sampai batang rokok habis dan banyak
asap yang terkumpul di dalam botol
6. Ambil sisa putung rokok pada tutup botol dan tutup lubang tersebut
dengan tissu dan ikat dengan karet
7. Kemudian amati yang terjadi
Tabel Pengamatan

Tissue
Botol Kadar Senyawa Gas Co
Sebelum Sesudah
A (rokok tanpa
filter)
B (rokok
berfilter)

Analisis Data

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................

Diskusi

1. Noda yang terdapat pada tissue mengindikasikan terdapat senyawa?


Jawab:
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
2. Apa saja senyawa yang terkandung dalam rokok? Bagaimana
dampaknya pada tubuh?
Jawab:
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
Instrumen Penilaian sikap

PENILAIAN SIKAP

Rubrik Penilaian Sikap

NO Nama siswa aktif memberi Memberi Menjawab


bertanya masukan penguatan pertanyaan
1
2
3
4
5
6

LEMBAR PENILAIAN KINERJA


(Diskusi dan Presentasi)

Kelompok:
Anggota :

Skor
No. Indikator Penilaian Bobot (%) Skor Akhir
4 3 2 1
1 Menyiapkan alat dan 10
bahan
2 Melakukan pengamatan 20
dan mencatat hasilnya
3 Menganalisis data 20
4 Menyimpulkan hasil 15
pengamatan
5 Mengkomunikasikan hasil 20
pengamatan
6 Melaporkan hasil 15
pengamatan
Jumlah Skor Akhir
Keterangan:
1= kurang 3= baik
2= cukup 4= sangat baik
Refleksi
1. Zat yang ditambahkan pada suatu makanan atau minuman dengan
tujuan agar makanan itu memiliki nilai, fungsi, ukuran, rasa, warna,
bau atau sifat-sifat tertentu disebut …
A. Zat kimia
B. Zat adiktif
C. Zat aditif
D. Zat gizi
2. Berikut adalah data mengenai komposisi pada kemasan makanan:
Tepung terigu, tepung tapioca, minyak sayur, perisa ayam, rempah-
rempah, pemantap nabati, tartrazine Cl 19140, monosodium
glutamate, asam folat, garam, gula, dan bubuk cabe.
Manakah zat pewarna sintesis yang terdapat pada kemasan makanan
tersebut?
A. Monosodium glutamate
B. Tartrazine Cl 19140
C. Pemantap nabati
D. Asam folat
3. Pemanis alami yang umumnya biasa digunakan adalah …
A. Gula pasir dan aspartame
B. Gula aren dan sakarin
C. Gula pasir dan gula aren
D. Siklamat dan kalium asesulfam
4. Zat penyedap makanan yang bukan berasal dari bahan alami adalah..
A. Garam dapur
B. Bawang putih
C. Monosodium glutamate
D. Kaldu ayam
5. Penggunaan zat aditif pada makanan bertujuan untuk hal-hal berikut,
kecuali ..
A. Memberi cita rasa tertentu
B. Menambah nilai gizi
C. Mengawetkan
D. Menurunkan harga jual

Kunci jawaban
1. C
2. B
3. C
4. C
5. D
Daftar Pustaka:
1. Siti Zubaidah. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam. SMP/MTs Kelas VIII
Semester 1. Putra Nugroho: Surakarta.
2. https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/efek-zat-aditif-pada-
makanan/
3. https://www.google.com/search?q=tabel+pengawet+dan+penggunaanny
a&tbm=isch&ved=2ahUKEwj02Mu2r5LzAhVqxHMBHVe2A1AQ2-
cCegQIABAA&oq
4. https://www.liveworksheets.com/zp1211963og
5. https://ringkasan-buku-sekolah.blogspot.com/2020/10/bab-5-zat-
aditif-dan-zat-adiktif.html

Anda mungkin juga menyukai