A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, Kerjasama),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.6.1.1 Melalui kegiatan praktikum yang dipandu LKPD dan membaca bahan ajar, peserta
didik dapat menemukan perbedaan antara pewarna alami dengan pewarna buatan
yang digunakan pada makanan atau minuman yang sesuai dengan sumber belajar.
(PPK–Kerja sama; 4C–Collaboration)
3.6.2.1 Melalui kegiatan membaca bahan ajar, peserta didik dapat mennganalisis dampak
penggunaan zat aditif pewarna buatan secara berlebihan terhadap kesehatan yang
sesuai dengan sumber belajar. (Literasi; HOTS; 4C–Communication,
Collaboration, Critical Thinking)
3.6.3.1 Melalui kegiatan diskusi kelompok dan membaca bahan ajar, peserta didik dapat
mengajukan usul cara mencegah dampak negatif zat aditif buatan yang sesuai
dengan sumber belajar. (Literasi; HOTS; PPK–Kerja sama; 4C–Communication,
Collaboration, Critical Thinking)
4.6.1.1 Melalui kegiatan praktikum yang dipandu LKPD, peserta didik dapat mengamati
perbedaan antara zat aditif pewarna alami dengan pewarna buatan berdasarkan
perubahan warna larutan sesuai dengan rubrik penilaian. (PPK–Kerja sama; 4C–
Collaboration)
4.6.2.1 Melalui kegiatan diskusi kelompok, peserta didik dapat membuat membuat poster
tentang dampak penggunaan zat aditif pewarna buatan secara berlebihan terhadap
kesehatan dan cara mencegahnya yang sesuai dengan rubrik penilaian. (PPK–
Kerja sama; 4C–Collaboration, Creativity)
4.6.3.1 Melalui kegiatan presentasi, peserta didik dapat menyajikan poster tentang
dampak penggunaan zat aditif pewarna buatan secara berlebihan terhadap
kesehatan dan cara mencegahnya sesuai dengan rubrik penilaian. (4C–
Communication, Collaboration)
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi Reguler
• Zat aditif pewarna adalah zat yang ditambahkan pada makanan dan minuman
untuk meningkatkan kualitas warna dan kemenarikan makanan dan minuman.
• Zat aditif pewarna ada yang berjenis alami dan buatan. Penggunaan bahan aditif
pewarna alami lebih aman dibandingkan bahan aditif pewarna buatan. Penggunaan
bahan aditif pewarna buatan harus menggunakan bahan yang diizinkan oleh
pemerintah dan dalam jumlah tertentu yang diizinkan.
• Contoh pewarna alami misalnya pewarna dari daun suji dan pandan, sedangkan
pewarna buatan misalnya tartrazine.
• Perbedaan antara pewarna alami dengan pewarna buatan:
Pewarna Alami Pewarna Buatan
Lebih aman dikonsumsi Terkadang memiliki efek negatif
terhadap kesehatan
Warna yang dihasilkan kurang stabil Dapat mengembalikan warna asli,
dan mudah berubah oleh pengaruh kestabilan warna lebih tinggi
tertentu
Diperlukan bahan pewarna dalam Diperlukan dalam jumlah sedikit,
jumlah banyak sehingga praktis dan ekonomis
Keanekaragaman warnanya terbatas Pilihan warna lebih beraneka ragam
Warna kurang cerah (pucat) Warna cerah sekali
Membutuhkan waktu lama untuk Cepat meresap ke dalam produk
meresap dalam produk
Terkadang memberi rasa dan aroma Biasanya tidak menghasilkan rasa dan
khas yang tidak diinginkan aroma khas yang tidak diinginkan
• Beberapa zat pewarna dan efek sampingnya:
a. Rhodamin B
Jenis pewarna ini tidak boleh digunakan untuk mewarnai makanan karena
digunakan dalam industri tekstil dan kertas. Rhodamin B sering
disalahgunakan pada pembuatan kerupuk, terasi, cabe merah giling, agar-agar,
aromanis/kembang gula, manisan, sosis, sirup, minuman, dan lain-lain. Ciri-ciri
pangan yang mengandung rhodamin B antara lain warnanya cerah mengkilap
dan lebih mencolok, terkadang warna terlihat tidak homogen (rata), ada
gumpalan warna pada produk, dan bila dikonsumsi rasanya sedikit lebih pahit.
Jika dikonsumsi akan berefek buruk untuk kesehatan. Salah satunya dapat
menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan jika terhirup langsung. Jika
dikonsumsi akan menimbulkan reaksi keracunan dan warna air seni bisa
menjadi merah.
b. Methanil Yellow
Jenis pewarna non pangan yang satu ini menghasilkan warna kuning dan tak
mudah larut dalam air. Meskipun dilarang untuk mewarnai makanan, namun
banyak juga yang menggunakan pewarna sintetik ini untuk mewarnai kue-kue.
Methanil Yellow seharusnya digunakan untuk mewarnai pakaian dan cat kayu.
Efek sampingnya juga sama dengan Rhodamin B.
c. Ponceau 4R
Kode produk yang dimiliki pewarna sintetik ini adalah E124. Warna yang
dihasilkan adalah merah hati keunguan. Ponceau ini banyak digunakan untuk
mewarnai selai, kue, agar-agar dan minuman. Pewarna ini memiliki nilai
ambang batas 4 mg/kg/hari. Selain berpotensi memicu hiperaktivitas pada
anak, Ponceau 4R dianggap karsinogenik (penyebab kanker) di beberapa
negara, termasuk Amerika Serikat, Norwegia, dan Finlandia. US Food and Drug
Administration (FDA) sejak tahun 2000 telah menyita permen dan makanan
buatan Cina yang mengandung Ponceau 4R. Pewarna aditif ini juga dapat
meningkatkan serapan aluminium sehingga melebihi batas toleransi.
d. Tartrazine (E102 atau Yellow 5)
Tartrazine adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan
dan obat-obatan. Ambang batas untuk pewarna ini adalah 5 mg/kg/hari, yang
dapat disamakan dengan 150 mg/hari untuk anak berberat badan 30 kg. Selain
berpotensi meningkatkan hiperaktivitas anak, pada sekitar 1- 10 dari sepuluh
ribu orang, tartrazine menimbulkan efek hipersensitif seperti kelelahan,
pandangan kabur, peningkatan sekresi nasofaringal, perasaan sesak nafas,
jantung berdebar, gatal yang hebat, bengkak atau bilur di bawah kulit, (ruam
kulit), rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis
sistemik (shock). Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada penderita asma
atau orang yang sensitif terhadap aspirin.
e. Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)
Sunset Yellow adalah pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti
jus jeruk, es krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-
obatan. Senyawa ini memiliki ambang batas sebesar 3,75 mg/kg/hari atau
112,5 mg untuk anak dengan berat badan 30 kg. Untuk sekelompok kecil
individu, konsumsi pewarna aditif ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis,
alergi, hiperaktivitas, sakit perut, mual, dan muntah. Dalam beberapa
penelitian ilmiah, zat ini telah dihubungkan dengan peningkatan kejadian
tumor pada hewan dan kerusakan kromosom, namun kadar konsumsi zat ini
dalam studi tersebut jauh lebih tinggi dari yang dikonsumsi manusia. Kajian
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menemukan bukti insiden tumor
meningkat baik dalam jangka pendek dan jangka panjang karena konsumsi
Sunset Yellow. Namun demikian karena tidak memberikan manfaat kesehatan,
pewarna ini seharusnya dihilangkan dari penggunaan pada makanan.
f. Allura Red (E129)
Allura Red adalah pewarna sintetis merah jingga yang banyak digunakan pada
permen dan minuman. Senyawa ini memiliki ambang batas 7 mg/kg/hari, dan
untuk anak dengan berat 30 kg sebesar 210 mg. Allura Red sudah dilarang di
banyak negara lain, termasuk Belgia, Perancis, Jerman, Swedia, Austria dan
Norwegia. Sebuah studi menunjukkan bahwa reaksi hipersensitivitas terjadi
pada 15% orang yang mengkonsumsi Allura Red. Dalam studi itu, 52 peserta
yang telah menderita gatal-gatal atau ruam kulit selama empat minggu atau
lebih diikutkan dalam program diet yang sama sekali tidak mengandung Allura
Red dan makanan lain yang diketahui dapat menyebabkan ruam atau gatal-
gatal. Setelah tiga minggu tidak ada gejala, para peserta kembali diberi
makanan yang mengandung Allura Red dan dimonitor. Dari pengujian itu, 15%
kembali menunjukkan gejala ruam atau gatal-gatal.
g. Quinoline Yellow (E104)
Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan
minuman energi. Ambang batass untuk pewarna ini adalah 5 mg/kg/hari. Zat
ini sudah dilarang di banyak negara termasuk Australia, Amerika, Jepang dan
Norwegia karena dianggap meningkatkan risiko hiperaktivitas dan serangan
asma.
h. Brilliant Blue
Senyawa ini merupakan pewarna makanan biru yang larut dalam air dan
banyak digunakan pada roti, minuman, bubuk pemanis, perment, sereal, obat-
obatan, dan produk lainnya. Ambang batas untuk pewarna ini adalah 12
mg/kg/hari, untuk anak dengan berat badan 30 kg sebesar 360 mg/hari. Pada
beberapa penelitian lain tidak ditemukan bukti karsinogenik, namun pada
penelitian lainnya menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan kerusakan.
Hasil tes in vitro, pewarna ini menginhibisi pertumbuhan neurit dan
bertindak secara sinergis dengan asam L-glutamat, mengjaukan potensial
terhadap neurotoksisitas. Hal ini tentu saja mengkhawatirkan untuk janins dan
bayi dibawah enam bulan yang halangan darah-otak belum sepenuhnya
berkembang. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan sebelum pewarna ini
dinyatakan aman.
i. Pewarna karamel
Pewarna makanan yang sering ditemukan di dalam produk permen dan cola
ini berbahaya karena ketika diproduksi bersama dengan amonia akan
mengandung kontaminan penyebab kanker, yaitu 2-methylimidazole (2-MI)
dan 4-methylimdiazole (4-MI). Foods and Drugs Administration atau FDA di
Amerika Serikat merekomendasikan agar kita mengonsumsi pewarna karamel
tidak lebih dari 200 miligram per kilogram berat badan.
2. Materi Remedial
Materi reguler yang belum dipahami peserta didik.
3. Materi Pengayaan
Mengembangkan penggunaan zat aditif alami dalam makanan dan minuman terutama
untuk konsumsi keluarga.
H. SUMBER BELAJAR
1. Buku siswa IPA Kelas 8 Semester 1
2. Bahan Ajar Zat Aditif Pewarna
I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahap
Alokasi
Pembela- Kegiatan Pembelajaran
Waktu
jaran
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
• Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan saling memberi 2 menit
dan menjawab salam. (PPK–Religius dan mengintepretasikan
Mengondisikan kelas
awal
Tahap
Alokasi
Pembela- Kegiatan Pembelajaran
Waktu
jaran
B. Kegiatan Inti (50 menit)
Sintaks Alokasi
Aktivitas Guru Aktivitas Peserta Didik
PBL Waktu
• Menayangkan judul artikel • Mengamati judul artikel yang 5 menit
yang berkaitan dengan ditayangkan oleh guru.
penemuan pewarna (Saintifik – Mengamati;
Rhodamin B pada makanan TPACK – Teknologi)
dan peristiwa keracunan
Rhodamin B.
• Meminta peserta didik • Memberikan tanggapan
memberikan tanggapan dalam dalam bentuk pertanyaan
Orientasi peserta didik pada masalah
belajar
hasil
b. Pengetahuan
Teknik Bentuk Contoh Butir Waktu
Instrumen Instrumen Pelaksanaan Keterangan
c. Keterampilan