Anda di halaman 1dari 14

BAHAN AJAR ZAT ADITIF

ZAT ADITIF

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1.1. Mengagumi keteraturan dan 1.1.1. Dapat mengucap syukur atas ciptaan
kompleksitas ciptaan Tuhan Tuhan Yang Maha Esa yang beraneka
tentang aspek fisik dan ragam
kimiawi, kehidupan dalam 1.1.2. Menyebutkan beberapa macam
ekosistem, dan peranan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
manusia dalam lingkungan
serta mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1. Menunjukkan perilaku 2.1.1. menjelaskan tiga komponen
ilmiah (memiliki rasa ingin keterampilan proses: pengamatan,
tahu; objektif; jujur; teliti; inferensi, dan komunikasi
cermat; tekun; hati-hati; 2.1.2. menjelaskan kegunaan mempelajari IPA
bertanggung jawab; terbuka; 2.1.3. menyebutkan objek yang dipelajari dalam
kritis; kreatif; inovatif dan IPA
peduli lingkungan) dalam
aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi sikap
dalam melakukan
pengamatan, percobaan, dan
berdiskusi.
3.1. Mendeskripsikan zat aditif 3.1.1. Menjelaskan Defenisi Zat Aditif
(alami dan buatan) dalam 3.1.2. Dapat menyebutkan contoh bahan aditif
makanan dan minuman pada makanan
(segar dan dalam kemasan), 3.1.3. Menjelaskan fungsi penggunaan bahan
dan zat adiktif-psikotropika aditif dalam makanan
serta pengaruhnya terhadap 3.1.4. Menganalisis perbedaan zat aditif alami
kesehatan dan buatan pada makanan atau
minuman
3.1.5. Menjelaskan solusi pengganti bahan
aditif
3.1.6. Menjelaskan macam dan efek
penggunaan bahan adiktif bagi
kesehatan
3.1.7. Menjelaskan pengaruh psikotropika
terhadap kesehatan
4.1. Menyajikan data, informasi, 4.1.1. Menyajikan informasi jenis-jenis bahan
dan mengusulkan ide aditif yang dipakai pada suatu produk
BAHAN AJAR ZAT ADITIF

pemecahan masalah untuk makanan


menghindari terjadinya 4.1.2. Mengusulkan ide pengganti bahan aditif
penyalahgunaan zat aditif tertentu yang lebih aman bagi kesehatan
dalam makanan dan 4.1.3. Mengusulkan ide pemecahan masalah
minuman serta zat adiktif- peredaran zat adiktif psikotropika di
psikotropika Indonesia
BAHAN AJAR ZAT ADITIF

PETA KONSEP
BAHAN AJAR ZAT ADITIF

Tujuan Pembelajaran :
Pertemuan Pertama
1. peserta didik dapat menjelaskan pewarna alami dan buatan pada
makanan dan minuman melalui penyelidikan dengan benar.
2. peserta didik dapat menganalisis perbedaan pewarna alami dan buatan
yang layak ditambahkan pada makanan dengan tepat.
Pertemuan Kedua

1. Peserta didik dapat menjelaskan berbagai macam bahan aditif yang sering
dipakai pada produk makanan
2. Peserta didik dapat menganalisis perbedaan zat aditif alami dan buatan
pada makanan atau minuman
3. Peserta didik dapat menjelaskan daftar nama-nama bahan aditif pada
suatu produk bahan makanan
4. Peserta didik dapat mengklasifikasi bahan aditif pada suatu produk
bahan makanan
BAHAN AJAR ZAT ADITIF

Apa itu Zat Aditif ?


Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses
produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu.
Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar
mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan
nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-
tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif
alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan
manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah
menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak
mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan
yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya
adalah dari zat-zat kimia yang kemudian direaksikan.
1. Bahan Pewarna
a. Pewarna Alami
BAHAN AJAR ZAT ADITIF

Pewarna alami adalah


pewarna yang dapat
diperoleh dari alam, baik
dari tumbuhan dan hewan.
kunyit (warna kuning), daun
suji dan daun pandan
(warna hijau), warna telang
(warna biru keunguan), gula
kelapa (warna merah
kecoklatan), cabe dan bunga
belimbing sayur (warna
merah). Pewarna alami ini
sangat aman bagi kesehatan Sumber :
manusia. Pewarna alami https://www.idntimes.com/food/recipe/siti-
mafrucha/pilihan-pewarna-alami-makanan-c1c2
mempunyai keunggulan,
yaitu umumnya lebih
sehat untuk dikonsumsi daripada pewarna buatan. Namun,
pewarna makanan alami memiliki beberapa kelemahan, yaitu
cenderung memberikan rasa dan aroma khas yang tidak diinginkan,
warnanya mudah rusak karena pemanasan, warnanya kurang kuat
(pucat), dan macam warnanya terbatas.
a. Pewarna Buatan
Penggunaan pewarna buatan secara
aman sudah begitu luas digunakan
masyarakat sebagai bahan pewarna
dalam produk makanan. Namun di
masyarakat masih sering ditemukan
penggunaan bahan pewarna buatan
yang tidak sesuai dengan
peruntukannya.

Sumber :
https://dkk.sukoharjokab.go.id/read/bahan-
tambahan-pangan-btp-yang-diperbolehkan-dan-
yang-berbahaya

Pewarna buatan atau sintetis yang terbuat dari bahan kimia.


BAHAN AJAR ZAT ADITIF

Bahan pewarna buatan dipilih karena memiliki beberapa keunggulan


dibanding pewarna alami, yaitu harganya murah, praktis dalam
penggunaan, warnanya lebih kuat, macam warnanya lebih banyak,
dan warnanya tidak rusak karena pemanasan. Penggunaan bahan
pewarna buatan untuk makanan harus melalui pengujian yang ketat
untuk kesehatan konsumen. Contoh bahan pewarna buatan seperti
tartrazin untuk warna kuning, bliliant blue untuk warna biru, alura
red untuk warna merah. Meski aman dalam takran tertentu, namun
sebaiknya tidak dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan terus
menerus.

Pewpewarna tekstil yang sering di salah gunakan sebagai pewarna


makanan antara lain Rhodamin B (warna merah) dan metanil Yellow
(warna Kuning). Bahan-bahan itu dapat memicu terjadinya kanker.
2. Pemanis
Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan
digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta
minuman dan makanan kesehatan. Pemanis dipakai untuk menambah
rasa manis yang lebih kuat pada bahan makanan. Pemanis dapat
dibedakan menjadi dua yaitu pemanis alami dan buatan. Pemanis alami
merupakan bahan pemberi rasa manis yang diperoleh dari bahan-bahan
nabati maupun hewani. Pemanis alami yang umum dipakai adalah gula
pasir, gula tebu atau gula pasir, gula merah, madu, dan kulit kayu.
BAHAN AJAR ZAT ADITIF

a. Gula tebu atau gula pasir


mengandung zat pemanis fruktosa
yang merupakan salah satu jenis
glukosa. Gula tebu atau gula pasir
yang diperoleh dari tanaman tebu
merupakan pemanis yang paling
banyak digunakan. Selain memberi
Sumber :
rasa manis, gula tebu juga bersifat https://rri.co.id/ternate/ekonomi/1602673/stabil
isasi-harga-bulog-ternate-distribusikan-50-ton-
mengawetkan.
gula-pasir-ke-pasar
b. Gula merah merupakan pemanis
pemanis dengan warna coklat. Gula
merah merupakan pemanis kedua
yang banyak digunakan setelah
gula pasir. Kebanyakan gula jenis Sumber : https://www.tokopedia.com/find/gula-

ini digunakan untuk makanan aren/c/kabupaten-tegal

tradisional, misalnya pada bubur,


dodol, kue apem dan gulali.
c. Madu merupakan pemanis alami Sumber : https://medrossii.ru/images/001/%D0%91%D0%B0%D1%88%D0%BA
%D0%B8%D1%80%D1%81%D0%BA%D0%B8%D0%B9%20%D0%BC

yang dihasilkan oleh lebah madu.


%D0%B5%D0%B4.jpg

Selain sebagai pemanis, madu juga


banyak digunakan sebagai obat.
d. Kulit kayu manis merupakan kulit
kayu yang berfungsi sebagai
Sumber : https://www.tokopedia.com/secretofape/kayu-
pemanis. Selain itu kayu manis manis-batang-kayu-manis-utuh-50g

juga berfungsi sebagai pengawet.

Sedangkan Pemanis buatan adalah senyawa hasil. sintetis laboratorium


yang merupakan bahan tambahan. makanan yang dapat menyebabkan rasa
manis pada makanan. Pemanis buatan antara lain aspartam, sakarin,
kalium asesulfam, dan siklamat.
a. Aspartam
Aspartam mempunyai nama kimia aspartil fenilalanin metil ester,
merupakan pemanis yang digunakan dalam produk-produk minuman
ringan. Aspartam merupakan pemanis yang berkalori sedang. Tingkat
BAHAN AJAR ZAT ADITIF

kemanisan dari aspartam 200 kali lebih manis daripada gula pasir.
Aspartam dapat terhidrolisis atau bereaksi dengan air dan kehilangan
rasa manis, sehingga lebih cocok digunakan untuk pemanis yang
berkadar air rendah.
b. Sakarin
Sakarin adalah pemanis buatan yang tidak berkalori. Sakarin dibuat dari
garam natrium. Asam sakarin berbentuk bubuk kristal putih, tidak
berbau dan sangat manis. Sakarin mempunyai tingkat kemanisan 200-
500 kali dari rasa manis sukrosa (gula pasir). Sakarin dan aspartam
sering digunakan di industri minuman kaleng atau kemasan.
Keunggulan sakarin, yaitu tidak bereaksi dengan bahan makanan,
sehingga makanan yang ditambah dengan sakarin tidak mengalami
kerusakan dan harganya murah. Kelemahan sakarin adalah mudah
rusak bila dipanaskan sehingga mengurangi tingkat kemanisannya.
Selain itu, sakarin kerap kali menimbulkan rasa pahit. Penggunaan
sakarin yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan tubuh
manusia, misalnya menimbulkan kanker.
c. Kalium Asesulfam
Kalium Asesulfam memiliki tingkat kemanisan sekitar 200 kali dari
kemanisan gula pasir. Kelebihan kalium Asesulfam adalah mempunyai sifat
stabil pada pemanasan dan tidak mengandung kalori.
d. Siklamat
Siklamat terdapat dalam bentuk kalsium dan natrium siklamat dengan
tingkat kemanisan yang dihasilkan kurang lebih 30 kali lebih manis
daripada gula pasir. Makanan dan minuman yang sering dijumpai
mengandung siklamat antara lain: es krim, es puter, selai, saus, es lilin, dan
berbagai minuman fermentasi. Beberapa negara melarang penggunaan
siklamat karena diperkirakan mempunyai efek karsinogen. Batas maksimum
penggunaan siklamat adalah 500 – 3.000 mg per kg bahan makanan

Perbedaan Pemanis Alami dengan Pemanis Buatan


Orang memilih jenis pemanis untuk makanan yang dikonsumsinya tentu
dengan alasan masing-masing. Pemanis alami tentu lebih aman, tetapi
harganya lebih mahal. Pemanis buatan lebih murah, tetapi aturan
pemakaiannya sangat ketat karena bisa menyebabkan efek negatif yang
BAHAN AJAR ZAT ADITIF

cukup berbahaya.
Pada kadar yang rendah atau tertentu, pemanis buatan masih diijinkan
untuk digunakan sebagai bahan tambahan makanan, tetapi pada kadar
yang tinggi bahan ini akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Perbedaan pemanis alami dan buatan


NO Pemanis Alami Pemanis Buatan
.
1 Pada suhu tinggi bisa Cukup stabil bila dipanaskan
terurai
2 Memiliki kalori tinggi Memiliki kalori rendah
3 Berasa manis normal Jauh lebih manis daripada
pemanis alami
4 Lebih aman dikonsumsi Sebagian berpotensi penyebab
karsinogen
(penyebab kanker)

3. Pengawet
Pengawetan bahan makanan dapat dilakukan secara fisik, kimia,
dan biologi. Pengawetan bahan makanan secara fisik dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu pemanasan, pendinginan, pembekuan,
pengasapan, pengalengan, pengeringan, dan penyinaran. Pengawetan
secara biologis dapat dilakukan dengan fermentasi atau peragian, dan
penambahan enzim, misalnya enzim papain dan enzim bromelin.
Pengawetan secara kimia dapat dilakukan dengan penambahan bahan
pengawet yang diijinkan.

Sumber : http://www.jejamo.com/cara-mengawetkan-makanan-agar-bertahan-hingga-berbulan-
bulan.html

4. Penyedap Makanan
BAHAN AJAR ZAT ADITIF

Penyedap makanan adalah bahan tambahan makanan yang tidak


menambah nilai gizi. Penyedap makanan sebagai penguat rasa
protein, penurun rasa amis pada ikan, dan penguat aroma buah-
buahan. Berikut diuraikan beberapa contoh penyedap makanan.
a. Penyedap Rasa
Penyedap rasa atau penegas rasa adalah zat yang dapat
meningkatkan cita rasa makanan. Penyedap berfungsi menambah
rasa nikmat dan menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu
bahan makanan. Penyedap rasa ada yang diperoleh dari bahan
alami maupun sintetis. Penyedap rasa alami berasal dari rempah-
rempah, misalnya: bawang putih, bawang bombay, pala, merica,
ketumbar, serai, pandan, daun salam, dan daun pandan, dll.
Penyedap sintetik pada dasarnya merupakan tiruan dari yang
terdapat di alam, tetapi karena kebutuhannya jauh melebihi dari
yang tersedia maka sejauh mungkin dibuatlah tiruannya.

Sumber : https://www.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-01344119/4-manfaat-kesehatan-luas-
biasa-dari-garam-bawang-putih
BAHAN AJAR ZAT ADITIF

Penyedap sintetik yang sangat


populer di masyarakat adalah
vetsin atau MSG (mononatrium
glutamat). Di pasaran,
senyawa tersebut dikenal
dengan beragam merek
dagang, misalnya Ajinomoto,
Miwon, Sasa, Royco, Maggi,
dan lain sebagainya. Sumber :
https://www.tokopedia.com/brianad/penyedap-
rasa-terasi-abc-micin-sasa-masako-royco-dizza-
berkah

Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila kita mengkonsumsi


makanan, yang mengandung asam glutamat akan terasa lezat
dan gurih meski tanpa bumbu-bumbu lain. Keunikan dari MSG
adalah bahwa meskipun tidak mempunyai cita rasa, tetapi dapat
membangkitkan cita rasa komponen-komponen lain yang
terkandung dalam bahan makanan. Sifat yang semacam itu
disebut dengan taste enhancer (penegas rasa. Meskipun MSG
dikonsumsi oleh semua orang. MSG mempunyai pengaruh atau
efek buruk yaitu menimbulkan gangguan kesehatan.

b. Pemberi Aroma
Pemberi aroma adalah zat
yang dapat memberikan
aroma tertentu pada
makanan atau minuman,
Sumber :
https://www.tokopedia.com/variabakingstore/koepoe
sehingga dapat
-koepoe-kupu-kupu-essence-vanilla-60ml membangkitkan selera
konsumen.
Penambahan zat pemberi aroma menyebabkan makanan memiliki
daya tarik untuk dinikmati. Zat pemberi aroma berasal dari
bahan segar atau ekstrak dari bahan alami, misalnya minyak
BAHAN AJAR ZAT ADITIF

atsiri dan vanili. Pemberi aroma yang merupakan senyawa


sintetik, misalnya: amil asetat mempunyai cita rasa seperti pisang
ambon, amil kaproat (aroma apel), etil butirat (aroma nanas),
vanilin (aroma vanili), dan metil antranilat (aroma buah anggur).
Jeli merupakan salah satu contoh makanan yang menggunakan
zat pemberi aroma.

Sumber : https://lifestyle.okezone.com/read/2017/03/28/298/1652892/tips-ampuh-mengolah-
agar-agar

DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5817910/apa-saja-jenis-zat-aditif-kenali-
risiko-penggunaannya
https://www.ruangguru.com/blog/apa-sih-zat-aditif-itu
https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/f1l3/PLPG2017/Download/materi/ipa/
BAB-IX_ZAT-ADITIF-DAN-ADIKTIF.pdf
Zubaidah, S., Dkk. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VIII.
Jakarta : Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.
Zubaidah, S., Dkk. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VIII.
BAHAN AJAR ZAT ADITIF

Jakarta : Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai