A. Kompetensi Inti
KI-1 (Spiritual)
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 (Sosial)
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan,
pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta
menunjukkan sika sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik
Kimia pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai
bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional.
KI-4 (Keterampilan)
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik Kimia.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakantugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kopetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Kompetensi Dasar
3.15 Menerapkan analisis bahan tambahan pangan
4. 15 Melaksanakan analisis bahan tambahan pangan
b. Indikator Keterampilan
4.15. 1 Mengidentifikasi yang termasuk pemanis dan penyedap rasa dari suatu produk
c. Indikator Sikap
Menunjukan sikap mandiri dalam mengidentifikasi yang termasuk pemanis dan penyedap
rasa dari suatu produk dan menunjukan sikap gotong royong dalam menjelaskan
pengertian dan jenis-jenis pemanis dan penyedap rasa
C. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menentukan pengertian dan jenis-jenis pemanis dan penyedap rasa, mengemukan
tujuan penggunaan pemanis dan penyedap, menentukan jenis pemanis dan penyedap yang
diijinkan dan yang dilaran melelaui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) untuk mengembangkan keterampilan sikap gotong royong dalam menjelaskan
pengertian, jenis-jenis pemani dan penyedap rasa.
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Prasyarat
- Tatanama senyawa organik
- Gugus fungsi
- Senyawa organik
2. Materi inti
a. Materi Faktual
Puluhan siswa kelas IV SD Negeri Sleman 5 mengalami keracunan karena es buah
pada Jumat (30/10). Setidaknya 25 siswa dirawat di Puskesmas Sleman akibat kejadian
tersebut. Es buah dijual seharga Rp 1.000. Tidak lama setelah minum mereka merasa
pusing, mual, dan muntah-muntah. Hal ini pun dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
(Dinkes) Sleman Mafilindati Nuraeni. "Dugaan sementara keracunan ini berasal dari
jajanan es buah," katanya. Menurut perempuan yang akrab disapa Linda itu, ada unsur
kimiawi dalam jajanan tersebut. Entah pemanis buatan atau pewarna buatan, hingga
sekarang belum diketahui tepatnya. Linda mengatakan siang usai kejadian keracunan
Dinkes Sleman sudah mengirimkan sampel es buah ke Balai Laboratorium Kesehatan
(BLK).
Saat ini Dinkes Sleman pun sedang mencari pedagang es buah untuk diberikan
pembinaaan. Atas kejadian ini Linda berpesan agar para orang tua sebaiknya memberi
bekal minuman dan makanan pada anak. Hal ini dilakukan agar anak tidak membeli
jajanan yang sembarangan. "Sebaiknya jajanan di sekolah dikelola kantin sekolah saja
bersama komite sekolah, agar jajanan lebih terjamin dan memudahkan kami untuk
pembinaannya juga," katanya.
b. Materi Konseptual
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara
alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam
pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan antara lain bahan pewarna,
pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental. Peraturan Mentri
Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88 dijelaskan juga bahwa BTP adalah bahan yang
biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan ingredien
khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi yang sengaja ditambahkan
kedalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan,
perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan untuk
menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas makanan tersebut.
Pemanis
Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-
sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan
sumber kalori bagi tubuh, mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah
kalori terkontrol, penurunan berat badan, mengurangi kerusakan gigi, dan sebagai bahan
subsititusi pemanis utama.
Pemanis merupakan senyawa kimia yang ditambahkan dan digunakan untuk
keperluan produk olahan pangan, industri, minuman, dan makanan kesehatan. Pemanis
ditambahkan pada makanan untuk meningkatkan cita rasa dan aroma. Selain itu,
pemanis juga berfungsi untuk memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia. Biasanya zat
pemanis memiliki nilai kalori yang lebih rendah dari gula biasa. Gula biasa tidak
mengandung vitamin, tidak ada serat kasar, hanya sejumlah kecil mineral akan tetapi
mengandung kalori 394 kkal dalam 100 gram bahan dan gula adalah sumber kalori yang
miskin nilai gizinya. Pemanis ideal harus memiliki karakteristik berikut :
1. Tingkat kemanisan minimal sama dengan sukrosa
2. Tidak berwarna
3. Larut dalam air
4. Komposisinya stabil
5. Tidak beracun dan tidak membahayakan kesehatan pemakai
6. Memiliki sifat-sifat dan fungsi lain untuk makanan dan minuman, misal sebagai
penghalus tekstur kue
7. Secara ekonomi layak
Pemanis dapat dikelompokkan menjadi pemanis alami dan pemanis buatan
(sintetis). Contoh pemanis alam sebagai berikut : 1) Berasal dari tanaman yaitu : gula
tebu (sukrosa) yang diekstrak dari tebu (Saccharum officinarum L.) dan gula bit
(sukrosa) yang diekstrak dari Bit (Beta vulgaris). 2) Berasal dari penguraian (hidrolisis)
karbohidrat, antara lain:glukosa, dekstrosa, laktosa, fruktosa, galaktosa, sorbitol,
manitol, gliserol,dan glisina.
Pemanis (gula) terbagi menjadi 2 berdasarkan proses pembuatannya, yaitu gula
alami dan gula sintetis (buatan).
a. Gula alami/pemanis alami
Pemanis alami biasanya berasal dari tanaman. Tanaman penghasil pemanis yang
utama adalah tebu (Saccharum officanarum L) dan bit (Beta vulgaris L). Kedua
jenis tanaman ini sering disebut gula alam atau sukrosa. Selain sukrosa ada jenis
pemanis alami lain yang sering digunakan antara lain: laktosa, maltose, galaktosa,
D-Glukosa, D-Fruktosa, Sorbitol, Manitol, Gliserol, Glisina.
b. Gula sintetis/pemanis buatan
Gula sintetis adalah bahan tambahan yang dapat memberikan rasa manis
dalam makanan tetapi tidak memiliki nilai gizi. Gula sintetis adalah gula yang
dibuat dengan bahan-bahan kimia di laboratorium atau dalam suatu industri dengan
tujuan memenuhi produksi gula yang belum cukup dipenuhi oleh gula alami
khususnya gula tebu. Contohnya: sakarin, siklamat, aspartam, dulsim, sorbitol
sintetis dan nitropropoksi-anilin.
Menurut peraturan kepala badan pengawas obat dan makanan RI Nomor 4
Tahun 2014 tentang batas maksimum penggunaan bahan tambahan pemanis buatan
yang diperbolehkan adalah sakarin, siklamat, aspartam, acesulfam-K, neotam, dan
sucralose dengan jumlah yang dibatasi dengan Acceptable Daily Intake tertentu.
Berikut ini nama pemanis buatan dan Acceptable Daily Intake.
Pemanis (sweetener) adalah bahan tambahan pangan berupa pemanis alami dan
pemanis buatan yang memberikan rasa manis pada produk pangan.
a. Pemanis Alami
Pemanis alami adalah pemanis yang dapat ditemukan dalam bahan alam meskipun
prosesnya secara sintetik ataupun fermentasi. Termasuk dalam kelompok ini yang
diizinkan oleh Permenkes adalah:
• Sorbitol;
• Manitol;
• Isomalt/Isomaltitol;
• Glikosida steviol;
• Maltitol;
• Laktitol;
• Silitol;
• Eritritol.
b. Pemanis Buatan
Pemanis buatan adalah pemanis yang diproses secara kimiawi, dan senyawa tersebut
tidak berada di alam. Zat pemanis buatan biasanya digunakan untuk membantu
mempertajam rasa. Termasuk dalam kelompok ini yang diizinkan oleh Permenkes
adalah:
• Asesulfam-K;
• Aspartam;
• Asam siklamat beserta garam kalsium dan natriumnya;
• Sakarin beserta garam kalsium, kalium, dan natriumnya;
• Sukralosa (triklorogalaktosukrosa);
• Neotam.
c. Materi Prosedural
1. Siswa membentuk kelompok sebanyak 12 kelompok
2. Analis suatu produk berdasarkan kelompok
3. Diskusi hasil dari analisis produk
4. Siwa mempersentasikan hasil diskusi bersama kelompok
3. Materi Pengayaan
Analisis pemanis dalam kolak
G. Sumber Belajar
Bagi Guru
1. Cahyadi. (2005). Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara.
Jakarta
2. Liza, Nur. (2012). Analisis Penggunaan Zat Pewarna pada Makanan Jajanan Tradisional
Di Pasar Kranggan. Yogyakarta : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Bagi Siswa
1. Power point materi bahan tambahan pangan
2. Internet : https://mallomo13.wordpress.com/2017/12/17/pengertian-dan-macam-macam-
bahan-tambahan-pangan-btp/
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembuka Waktu
Etika Pembuka
Siswa menjawab salam dan berdo’a sebelum memulai pembelajaran
Siswa diabsen oleh guru
Siswa menyimak judul, indikator dan tujuan pembelajaran 5 Menit
Apersepsi
Siswa menjawab pertanyaan guru tentang materi prasyarat
Motivasi
Siswa dimotivasi oleh guru melalui gambar materi faktual
Kegiatan Inti
1. Modeling
Siswa menyimak guru yang sedang memotivasi siswa melalui
gambar faktual
2. Inquiry
Siswa diarahkan oleh guru untuk membentuk kelompok 160 Menit
3. Questioning
Siswa menjawab pertanyaan guru terkait pemanis dan penyedap rasa
Siswa menanggapi terhadap materi faktual tentang pemanis dan
penyedap
4. Learning Community
Siswa menganalisis dan mendiskusikan sesuai arahan guru
5. Constructivism
Siswa merangkum hasil diskusi dan mempersentasikannya
6. Reflection
Siswa mengajukan diri untuk merivew materi yang telah di pelajari
7. Authentic Assessment
Guru menilai siswa secara objektif supaya mereka bisa mewujudkan
kompetensi yang telah disampaikan pada awal pembelajaran oleh
guru.
Kegiatan Penutup
Kaji Ulang
Siswa menyimak kaji ulang yang dilakukan oleh guru dan menyimpulkan
secara singkat tentang bahan tambahan pangan
Evaluasi 10 Menit
Siswa diarahkan untuk menganalisis bahan dari suatu produk
Etika Penutup
Siswa berdoa dan mengucapkan salam penutup kepada guru
I. Penilaian
Teknik Penilaian Proses Pembelajaran
a. Penilaian Sikap : Tabel Unjuk Sikap gotong royong
b. Penilaian Keterampilan : Tabel Unjuk Keterampilan identifikasi dan keterampilan
berfikir kritis dan berkolaborasi
Teknik Penilaian Pengetahuan
Penilaian Pengetahuah : Tes tulis
1 2 3 4
1
2
3
4
5
Dst.
4. Tes Tertulis
NO Indikator Pencapaian Soal Jawaban
Kompetensi
1. Menjelaskan pengertian Apa yang dimagsud dengan Pemanis yang dapat
dan jenis-jenis pemanis pemanis alami? ditemukan dalam bahan
dan penyedap rasa alam meskipun
prosesnya secara
sintetik ataupun
fermentasi.
2. Mengemukan tujuan Penyedap digunakan dalam Memperkuat rasa pada
penggunaan pemanis dan pembuatan bahan makanan, masakan dan digunakan
penyedap rasa karena…. secara instan supaya
masakan menjadi lebih
lezat dengan takaran
bumbu yang sedikit.
3. Menjelaskan pengertian Pemanis buatan yang tidak Diabetes militus
dan jenis-jenis pemanis mengandung kalori
dan penyedap rasa dianjurkan untuk
dikonsumsi para penderita
penyakit tertentu yang ingin
menikmati rasa manis
secara aman. Penyakit
tersebut diantaranya
adalah....