DISUSUN OLEH :
(19.4.08.035)
PANGANDARAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Untuk melakukan praktikum mengenai ADI atau asupan harian yang dapat diterima
Bahan Tambahan Pangan Pemanis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan tambahan pangan secara umum adalah bahan yang biasanya tidak digunakan
sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau
tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan kedalam makanan untuk
teknologi pada pembuatan, pengolahan penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan
penyimpanan (Cahyadi, 2006).
Pada umumnya bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu
bahan tambahan pangan yang ditambahkan dengan sengaja kedalam makanan, dengan
mengetahui komposisi bahan tersebut dan maksud penambahan itu dapat mempertahankan
kesegaran, cita rasa dan membantu pengolahan, sebagai contoh pengawet, pewarna dan pengeras.
Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja ditambahkan, yaitu bahan yang tidak mempunyai
fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak sengaja, baik dalam jumlah sedikit atau
cukup banyak akibat perlakuan selama proses produksi, pengolahan, hingga pengemasan. Bahan
ini dapat pula merupakan residu atau kontaminan dari bahan yang sengaja ditambahkan untuk
tujuan produksi bahan mentah atau penanganannya yang masih terus terbawa kedalam makanan
yang akan dikonsumsi.
2.2. Pemanis Buatan
Pemanis adalah senyawa kimia yang memiliki rasa manis dan sengaja di tambahkan
untuk keperluan pengolahan produk makanan, kebutuhan industri non makanan, serta untuk
pembuatan berbagai produk kesehatan. Dalam bidang makanan, pemanis digunakan untuk
memberikan cita rasa manis pada bahan makanan, memperbaiki aroma, mengawetkan bahan
makanan, serta memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia (Alsuhendra dan Ridawati, 2013).
Pemanis yang digunakan dapat berupa pemanis alami atau pemanis buatan (sintetis).
Pemanis alami banyak digunakan dalam pembuatan produk makanan oleh industri skala kecil
dan menengah. Sementara itu penggunaan pemanis sintetis oleh industri makanan telah
berkembang dengan pesat karena pemanis sintetis dianggap memiliki banyak keunggulan
dibandingkan dengan pemanis alami, seperti lebih murah dan lebih hemat (Alsuhendra dan
Ridawati, 2013).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat
• Pulpen
• Buku
• Laptop
• Nutrisari
• Good Day Cappucino
• Jasjus
HASIL PRAKTIKUM
A. ADI : 4mg/kg
• Ayah : 72x4 = 288mg
• Ibu : 70x4 = 280 mg
• Saya : 73x4 = 292 mg
B. Batasan maksimum Glikosida Steviol kopi dalam perka no.4 tahun 2014 adalah
100mg/kg
• Ayah : 72x100 = 7200 =7,2g
• Ibu : 70x100 = 7000= 7,0g
• Saya : 73x100 = 7300 = 7,3g
4.2. Nutrisari
A. ADI :
Aspartam 40mg/kg
• Ayah : 72x40 = 2.880mg = 2,88g
• Ibu : 70x40 = 2.800mg = 2,80g
• Saya : 73x40 = 2.920md = 2,92g
Asesulfam-k 15mg/kg
Jenis Pemanis :
A. ADI : 11mg/kg
• Ayah : 72x11 = 792mg
• Ibu : 70x11= 770mg
• Saya : 73x11 = 803mg
B. Batasan Maksimum Natrium Siklamat dalam perka 4 tahun 2014 adalah 350mg/kg
• Ayah : 72x350 = 25.200 = 25,2g
• Ibu : 70x350 = 24.500 = 24,5g
• Saya : 73x350 = 25.550 = 25,55g
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pemanis adalah senyawa kimia yang memiliki rasa manis dan sengaja di
tambahkan untuk keperluan pengolahan produk makanan, kebutuhan industri non
makanan, serta untuk pembuatan berbagai produk kesehatan. Dalam bidang makanan,
pemanis digunakan untuk memberikan cita rasa manis pada bahan makanan,
memperbaiki aroma, mengawetkan bahan makanan, serta memperbaiki sifat-sifat fisik
dan kimia. Jadi dari hasil ketiga kemasan minuman ini saya mendapatkan berbagai jenis
pemanis diantaranya Glikosida Stevinol, Aspartam, Asesulfam-k, Natrium Siklamat yang
memiliki jumlah ADI yang berbeda, diantaranya Glikosida Stevinol 4mg/kg, Aspartam
40mg/kg, Asesulfam-k 15mg/kg, Natrium Siklamat 11mg/kg.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi. W. (2009). Analisi & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Edisi kedua.
Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 134.
Alsuhendra dan Ridawati. 2013. Bahan Toksi Dalam Makanan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.