Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PRAKTIKUM BAHAN TAMBAHAN PANGAN PEMANIS

DISUSUN OLEH :

JEFRI ADRIAD SIHOMBING

(19.4.08.035)

PROGRAM PRAKTIKUM PENGOLAHAN HASIL LAUT

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN

PANGANDARAN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemanis buatan semakin banyak digunakan sebagai pemanis dalam makanan. Hal itu
disebabkan karena pemanis buatan memiliki kemanisan yang sama bahkan lebih jika
dibandingkan dengan pemanis alami. Tetapi penggunaan pemanis buatan yang berlebihan
akan menimbulkan dampak toksik yang tidak baik pada kesehatan. Adapun dampak toksik
yang disebabkan oleh pemanis buatan antara lain sakit kepala/migrain, mulut kering, mual,
muntah, diare, dan kanker kandung kemih.
Anak-anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan ¼ waktunya di sekolah. Anak-
anak sekolah lebih banyak mengkonsumsi makanan jajanan kaki lima.Jajanan banyak
dijumpai dilingkungan sekitar sekolah dan rutin dikonsumsi sebagian besar anak sekolah.
Hasil kajian terbatas yang dilakukan Badan POM di beberapa sekolah dasar (SD)
menemukan banyaknya anak yang mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung
kadar pemanis buatan dengan tingkat yang tidak aman.
Penelitian ini dilakukan untuk memberi pengetahuan penjual jajanan terhadap batas-batas
pemanis buatan yang dianjurkan dalam makanan

1.2. Tujuan
Untuk melakukan praktikum mengenai ADI atau asupan harian yang dapat diterima
Bahan Tambahan Pangan Pemanis.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bahan Tambahan Pangan

Bahan tambahan pangan secara umum adalah bahan yang biasanya tidak digunakan
sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau
tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan kedalam makanan untuk
teknologi pada pembuatan, pengolahan penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan
penyimpanan (Cahyadi, 2006).

Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan adalah untuk meningkatkan atau


mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan pangan lebih mudah
dihidangkan, serta mempermudah preparasi bahan pangan. Bahan tambahan pangan yang
digunakan hanya dapat dibenarkan apabila dimaksudkan untuk mencapai masing-masing tujuan
penggunaan dalam pengolahan, tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan
yang salah atau yang tidak memenuhi persyaratan, tidak digunakan untuk menyembunyikan cara
kerja yang bertentangan dengan cara produksi yang baik untuk pangan, dan tidak digunakan
untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan (Cahyadi, 2009).

Pada umumnya bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu
bahan tambahan pangan yang ditambahkan dengan sengaja kedalam makanan, dengan
mengetahui komposisi bahan tersebut dan maksud penambahan itu dapat mempertahankan
kesegaran, cita rasa dan membantu pengolahan, sebagai contoh pengawet, pewarna dan pengeras.
Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja ditambahkan, yaitu bahan yang tidak mempunyai
fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak sengaja, baik dalam jumlah sedikit atau
cukup banyak akibat perlakuan selama proses produksi, pengolahan, hingga pengemasan. Bahan
ini dapat pula merupakan residu atau kontaminan dari bahan yang sengaja ditambahkan untuk
tujuan produksi bahan mentah atau penanganannya yang masih terus terbawa kedalam makanan
yang akan dikonsumsi.
2.2. Pemanis Buatan

Pemanis adalah senyawa kimia yang memiliki rasa manis dan sengaja di tambahkan
untuk keperluan pengolahan produk makanan, kebutuhan industri non makanan, serta untuk
pembuatan berbagai produk kesehatan. Dalam bidang makanan, pemanis digunakan untuk
memberikan cita rasa manis pada bahan makanan, memperbaiki aroma, mengawetkan bahan
makanan, serta memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia (Alsuhendra dan Ridawati, 2013).

Pemanis yang digunakan dapat berupa pemanis alami atau pemanis buatan (sintetis).
Pemanis alami banyak digunakan dalam pembuatan produk makanan oleh industri skala kecil
dan menengah. Sementara itu penggunaan pemanis sintetis oleh industri makanan telah
berkembang dengan pesat karena pemanis sintetis dianggap memiliki banyak keunggulan
dibandingkan dengan pemanis alami, seperti lebih murah dan lebih hemat (Alsuhendra dan
Ridawati, 2013).
BAB III

METODOLOGI

3.1. Alat

• Pulpen
• Buku
• Laptop

3.2. 3 Jenis minuman

• Nutrisari
• Good Day Cappucino
• Jasjus

3.3. Tahapan Prktikum


• Mencari kemasan minuman lalu di cari komposisi zat pemanisnya
• Mengidentifikasi zat pemanis dengan ADI
• Dilakukan penataan berat badan anggota keluarga
• Menghitung jumlah ADI masing-masing kemasan dengan berat badan masing
masing anggota keluarga.
BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

4.1. GOOD DAY CAPPUCINO

Jenis Pemanis : Glikosida Stevinol

A. ADI : 4mg/kg
• Ayah : 72x4 = 288mg
• Ibu : 70x4 = 280 mg
• Saya : 73x4 = 292 mg
B. Batasan maksimum Glikosida Steviol kopi dalam perka no.4 tahun 2014 adalah
100mg/kg
• Ayah : 72x100 = 7200 =7,2g
• Ibu : 70x100 = 7000= 7,0g
• Saya : 73x100 = 7300 = 7,3g
4.2. Nutrisari

A. ADI :
Aspartam 40mg/kg
• Ayah : 72x40 = 2.880mg = 2,88g
• Ibu : 70x40 = 2.800mg = 2,80g
• Saya : 73x40 = 2.920md = 2,92g

Asesulfam-k 15mg/kg

• Ayah : 72x15 = 1.080mg = 1,08g


• Ibu : 70x15 = 1.050mg = 1,05g
• Saya : 73x15 = 1.095mg = 1,095g
B. Batasan maksimum
Aspartam dan Asesulfam-k dalam perka 4 tahun 2014 Minuman berbasis air berperisa
sama-sama sejumlah 600mg/kg.
• Ayah : 72x600 = 43.200mg = 43,2g
• Mama : 70x600 = 42.000mg = 42,0g
• Saya : 73x600 = 43.800mg = 43,8g
4.3. Jajus

Jenis Pemanis :

A. ADI : 11mg/kg
• Ayah : 72x11 = 792mg
• Ibu : 70x11= 770mg
• Saya : 73x11 = 803mg
B. Batasan Maksimum Natrium Siklamat dalam perka 4 tahun 2014 adalah 350mg/kg
• Ayah : 72x350 = 25.200 = 25,2g
• Ibu : 70x350 = 24.500 = 24,5g
• Saya : 73x350 = 25.550 = 25,55g
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pemanis adalah senyawa kimia yang memiliki rasa manis dan sengaja di
tambahkan untuk keperluan pengolahan produk makanan, kebutuhan industri non
makanan, serta untuk pembuatan berbagai produk kesehatan. Dalam bidang makanan,
pemanis digunakan untuk memberikan cita rasa manis pada bahan makanan,
memperbaiki aroma, mengawetkan bahan makanan, serta memperbaiki sifat-sifat fisik
dan kimia. Jadi dari hasil ketiga kemasan minuman ini saya mendapatkan berbagai jenis
pemanis diantaranya Glikosida Stevinol, Aspartam, Asesulfam-k, Natrium Siklamat yang
memiliki jumlah ADI yang berbeda, diantaranya Glikosida Stevinol 4mg/kg, Aspartam
40mg/kg, Asesulfam-k 15mg/kg, Natrium Siklamat 11mg/kg.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi. W. 2006. Bahan Tambah-an Pangan. Jakarta: Aksara.

Cahyadi. W. (2009). Analisi & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Edisi kedua.
Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 134.

Alsuhendra dan Ridawati. 2013. Bahan Toksi Dalam Makanan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai