OLEH
NIT : 19.4.08.028
2020
BAB ll
Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami
bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan
untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan antara lain bahan pewarna, pengawet,
penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental. Peraturan Mentri Kesehatan RI
No.722/Menkes/Per/IX/88 dijelaskan juga bahwa BTP adalah bahan yang biasanya tidak
digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan ingredien khas makanan,
mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi yang sengaja ditambahkan kedalam makanan
untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan,
pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan untuk menghasilkan
suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas makanan tersebut.
Pemanis (Sweetener) adalah bahan tambahan pangan berupa pemanis alami
dan pemanis buatan yang memberikan rasa manis pada produk pangan. Pemanis buatan
(Artificial sweetener) adalah pemanis yang diproses secara kimiawi, dan senyawa
tersebut tidak terdapat di alam.
Acceptable daily intake diterjemahkan dari bahasa Inggris-Asupan harian yang dapat
diterima atau ADI adalah ukuran jumlah zat tertentu dalam makanan atau air minum yang
dapat dicerna setiap hari selama hidup tanpa risiko kesehatan yang cukup besar. ADI
dinyatakan biasanya dalam miligram per kilogram berat badan per hari.
Pemanis alami adalah pemanis yang dapat ditemukan dalam bahan alam meskipun
prosesnya secara sintetik ataupun fermentasi. Termasuk dalam kelompok ini yang diizinkan
oleh Permenkes adalah:
Sorbitol
Manitol
Isomalt/Isomaltito
Glikosida stefivol
Maltitol
Laktitol
Silitol
Eritritol
Gula pasir
Gula aren
Madu
Pemanis buatan adalah pemanis yang diproses secara kimiawi, dan senyawa tersebut tidak
berada di alam. Zat pemanis buatan biasanya digunakan untuk membantu mempertajam rasa.
Termasuk dalam kelompok ini yang diizinkan oleh Permenkes adalah:
Asesulfam-K;
Aspartam;
Asam siklamat beserta garam kalsium dan natriumnya;
Sakarin beserta garam kalsium, kalium, dan natriumnya;
Sukralosa (triklorogalaktosukrosa);
Neotam.
BAB lll
METODOLOGI
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk melakukan praktikum yaitu tiga produk makanan/
minuman yang mengandung bahan tambahan pangan pemanis.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada produk yang saya pilih dalam tugas praktik ini yaitu snack TicTac, AdamSari dan
KukuBima. Dengan bahan tambahan pangan pemanis Aspartam.
Aspartam merupakan pemanis sintetis non-karbohidrat, aspartyl-phenylalanine-1-methyl
ester, atau merupakan bentuk metil ester dari dipeptida dua asam amino yaitu asam amino
asam aspartat dan asam amino essensial fenilalanina.
Aspartam dijual dengan nama dagang komersial seperti Equal, Nutrasweet dan Canderel dan
telah digunakan di hampir 6.000 produk makanan dan minuman di seluruh dunia.
ADI adalah tingkat yang konservatif, yang umumnya menggambarkan jumlah 100 kali lebih
kecil dibandingkan tingkat maksimal yang tidak memperlihatkan efek samping dalam
penelitian binatang. ADI untuk aspartam adalah 40 mg/kg berat badan.
Pada pembahasan selanjutnya penulis akan menghitung jumlah maksimal komsumsi ketiga
produk tersebut dengan perbandingan tiga orang konsumen dengan berat badan yang berbeda
dengan Adi pemanis aspartam tersebut.
4.2 Pembahasan
Adi aspartam sebesar 40mg/kg berat badan. Bila pada produk TicTac mengandung
40 mg/kg; AdamSari 35mg/kg, dan KukuBima 145mg/kg, makanan apa saja yang dapat
dikomsumsi oleh:
a. Anggi 50 kg
b. Ibu 73 kg
c. Ayah 95 kg
Jawab:
ADI 40mg/kg x berat badan, maka maksimal komsumsi untuk
Anggi : 50*40 = 2000mg
Ibu : 73*40 =2920mg
Ayah : 95*40 =3800mg
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bahan tambahan pangan (BTP) pemanis meruakan bahan tambahan yangbanya yang
digunakan pada produk makanan dan minuman misalnya seperti pada produk yag saya pilih
dalam praktik saya yaitu tictac, adamsari, dan kukubima . Btp pemanis berdasarkan
sumbernya yaitu alamim dan buatan, pada praktikum ini, saya memiih btp pemanis buatan
yaitu Aspartame, meskipun pembuatannya secra sintetik dan fermentasi hampir semuaproduk
makanan dan minuman yang yang dijual mengandung pemanis.Baik pemanis yang alami ada
dalam pangan atau pemanis yang sengaja ditambahkan dalam makanan. Di Indonesia
peraturan berkaitan dengan penggunaan pemais buatan ditangani oleh BPOM, dan saat ini
telah distandarisasi dalam bentuk Standar Nasinal Indonesia (SNI). Dalam zat adiktif pada
makanan dan minuman sepanjang aturan dan standar dipenuhi, maka knsumen aman untuk
mengkomsumsinya.
5.2 Saran
Konsumen harus mengetahui dan menambah wawasan dengan adanya bahan tambahan
pangan zat adiktif pada makanan atau minuman yang kita komsumsi mempuyai sisi posotif
agar meningkatkan kualitas pangan, memperbaiki tekstur, meningkatkan citarasa dll.
Selama kita mengkomsumsi produk makanan maupun minuman yang tidak berlebihan agar
aman bagi kesehatan tubuh, kita harus memperhatikan komposisi dari produk tersebut
sehingga kita mengetahui seberapa banyak takaran yang aman ketika dikomsumsi sesuai ADI
perberat badan.
5.3 Lampiran
3. Produk AdamSari
DAFTAR PUSTAKA
[POM] Pengawas Obat dan Makanan. Kajian Kemanan Bahan Pangan Pemanis Buatan.
http://www2.pom.go.id/nonpublic/makanan/standard/News1.html [14 oktober 2014]
Astawan, Made. 2014. Sweet Fact about Sweet Food. Seminar Pangan Nasional Food Day
Festival 2014 IPB Bogor Bararah, Vera Farah. 2008.
Studi Paparan dan Metabolit Sakarin (Pemanis Buatan ) Pada Jajanan Anak-anak. Depok:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Departemen Kimia, Universitas Indonesia
C. Hanny Wijaya, dan Noryawati Mulyono. 2010.
Bahan Tambahan Pangan Pemanis. Bogor: IPB Press Tanpa Nama A. 2014. Bahan
Tambahan Pangan Bahaya Si pemanis. http://adheanrelietha.blogspot.com/2014/06/bahan-
tambahan-pangan-bahaya- sipemanis.html [18 oktober 2014]
Ambarsari, I., dkk, (2008). Penerapan Standar Penggunaan Pemanis Buatan
Pada Produk Pangan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa
Tengah.
Aulya, R., Budhi Oktavia, Desy Kurniawati, (2012). Analisis Kadar Siklamat dan
Aspartam pada Minuman Ringan Menggunakan HPLC dengan Fasa