BAHAN
PANGAN
KUSUMA ARUMSARI, S.PI., M.SC.
BB kurang
Gizi Kurang Diversifikasi
pangan
Kurus
Fortifikasi
Defisiensi
Masalah gizi Gizi
Suplementasi
Kegemukan
Bio-fortifikasi
Gizi
Berlebih
Penyakit Tidak
Menular
MASALAH GIZI KURANG DAPAT DIATASI
DENGAN UPAYA PENYEDIAAN PANGAN
YANG BAIK
•Fortifikasi
Menurut FAO/WHO, fortifikasi adalah penambahan
zat gizi
makro/mikro pada makanan yang biasa dikonsumsi
untuk mempertahankan atau meningkatkan
kualitas gizi makanan pada total diet kelompok,
komunitas, atau populasi.
Zat gizi yang ditambahkan bisa satu, dua, atau
lebih dari dua macam zat gizi.
TUJUAN FORTIFIKASI
1. Memperbesar tingkat konsumsi zat gizi yang ditambahkan
untuk meningkatkan status gizi populasi yang tergolong
defisiensi.
2. Mengembalikan zat yang awalnya terdapat dalam jumlah
yang siqnifikan dalam pangan, tetapi mengalami
kehilangan selama proses pengolahan.
3. Menghapus dan mengendalikan defisiensi zat gizi dan
gangguan yang ditimbulkan karena kurangnya asupan
gizi tertentu pada suatu populasi.
• SUPLEMENTASI
Pemberian satu atau lebih zat gizi dosis tinggi dalam bentuk
sirup, kapsul, ataupun tablet pada populasi beresiko
(kesehatan).
Penambahan zat gizi yang secara alami tidak terdapat pada
bahan pangan (atau ada, namun dalam jumlah yang sangat
kecil).
Tujuan utama suplementasi adalah meningkatkan dan
memperbaiki nilai gizi bahan pangan.
TUJUAN SUPLEMENTASI
b. Voluntary Fortification
Pembuatan fortifikasi yang biasanya dilakukan pengusaha/produsen, dan
tidak dilakukan atas dasar masalah kekurangan gizi di suatu daerah.
Bertujuan untuk menambah nilai/mutu produk.
ASPEK TEKNOLOGI DALAM
FORTIFIKASI PANGAN
Beberapa hal berikut perlu diketahui sebelum fortifikasi dilakukan, yaitu :
a. Pertimbangan pemilihan titik penambahan
1. Stabilitas nutrien
2. Dampak pemberian fortifikan pada unit operasi
ex : pemberian mineral bisa di awal proses ekstruksi, namun vitamin
tidak bisa karena akan terdegradasi
3. Unit operasi yang paling besar dampaknya pada kerusakan vitamin
adalah yang menyertakan panas (termasuk energi mekanis dl
homogenizer) dan aerasi
4. Umumnya, penambahan pracampur kering (dry-premix) lebih
disukai
b. Titik Penambahan
❖ Pada makanan liquid atau semi moist dilakukan dengan pelarutan dalam
air atau minyak. Contoh :
– menambahkan vit A,D,E pada minyak dalam pembuatan mergarine
– Fortifikasi vit A dalam peanut butter;
– Penambahan vit A dan D pada produk susu
BEBERAPA TEKNIK
FORTIFIKASI
1. Dry Mixing
2. Hot Extrusion → Mikroenkapsulasi
3. Cold Extrusion
4. Dusting
5. Teknik yang Melibatkan Proses Kimiawi
a. Koaservasi
b. Kokristalisasi
• Dry Mixing → untuk bahan makanan serbuk (tepung,
sereal, susu bubuk, minuman bubuk)
• Prinsip kerja Hot Extrusion adalah penggunaan suhu &
tekanan tinggi (70-100°C, <110Psi). Untuk memperkecil
hasil proses ini, dilakukan mikroenkapsulasi.
• Cold Extrusion adalah penggunaan suhu <70°C, biasanya
untuk fortifikasi beras.
• Dusting, yaitu penggunaan premix fortifikan berupa
campuran fortifikan dan maizena.
• Proses Kimiawi :
– Koasrvasi, yaitu pemisahan dua fase cair dalam sebuah
koloid
– Kokristalisasi, yaitu penggabungan komponen aroma
dgn sirup sukrosa melalui kristalisasi spontan.
LANGKAH-LANGKAH
PENGEMBANGAN
PROGRAM FORTIFIKASI PANGAN
1. Menentukan prevalensi defisiensi mikronutrien
2. Menentukan segmen populasi
3. Menentukan asupan mikronutrien dari survey makanan
4. Mencari data konsumsi untuk pengan pembawa
(vehicle) yang potensial
5. Menentukan availabilitas mikronutrien dari jenis pangan
6. Mencari dukungan pemerintah (pembuat kebijakan dan
peraturan)
7. Mencari dukungan industri pangan
8. Mengukur status pangan vehicle dan cabang industri
pengolahan (termasuk suplai bahan baku dan penjualan
produk)
9. Memilih jenis dan jumlah fortifikasi dan campurannya
(membuat komposisi)
10. Mengembangkan teknologi fortifikasi
11. Melakukan studi pada interaksi, potensi stabilitas,
penyimpangan dan kualitas organoleptik dari produk
fortifikasi.
12. Menentukan bioavailabilitas pangan hasil fortifikasi
13. Melakukan pengujian lapangan untuk menentukan efisiensi &
keefektifan produk
14. Mengembangkan standar-standar untuk pangan hasil
fortifikasi
Langkah-langkah pengembangan
program fortifikasi pangan
15. Mendefenisikan produk akhir dan keperluan-keperluan
penyerapan dan pelabelan
16. Mengembangkan peraturan-peraturan untuk mandatory
compliance
17. Melakukan promosi untuk meningkatkan penerimaan
konsumen
Langkah-langkah pengembangan
program fortifikasi pangan
HAL-HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN DALAM PROGRAM
FORTIFIKASI