TERIGU
Kelompok 1
PENDAHULUAN
JENIS-JENIS FORTIFIKASI
Pengertian Pangan
Pangan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Manusia tidak dapat
mempertahankan hidupnya tanpa adanya pangan. Karena itu, usaha pemenuhan
kebutuhan pangan merupakan suatu usaha kemanusiaan yang mendasar. Dalam
kaitan ini, penjelasan Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1996
tentang Pangan, bahkan secara tegas menyatakan bahwa “Pangan sebagai
kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak asasi setiap rakyat
Indonesia harus senantiasa tersedia cukup setiap waktu, aman, bermutu, bergizi,
dan beragam dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat”.
FORTIFIKASI PANGAN
Fortifikasi pangan (pangan yang lazim dikonsumsi) dengan zat gizimikro adalah
salah satu strategi utama yang dapat digunakan untuk meningkatkan status
mikronutrien pangan. Fortifikasi harus dipandang sebagai upaya (bagian dari
upaya) untuk memperbaiki kualitas pangan selain dari perbaikan praktek-praktek
pertanian yang baik (good agricultural practices ), perbaikan pengolahan dan
penyimpangan pangan ( good manufacturing practices ), dan memperbaiki
pendidikan konsumen untuk mengadopsi praktek-praktek penyediaan pangan
yang baik.
Fortifikasi pangan adalah penambahan satan atan lebih zat gizi (nutrien)
kepangan. Tujuan utama adalah untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari zat
gizi yang ditambahkan untuk meningkatkan status gizi populasi. Harus
diperhatikan bahwa peran pokok dari fortifikasi pangan adalah pencegahan
detisiensi: dengan demikian menghindari terjadinya gangguan yang membawa
kepada penderitaan manusia dan kerugian sosio ekonomis. Namun demikian,
fortitkasi pangan juga digunakan untuk menghapus dan mengendalikan defisiensi
zat gizi dan gangguan yang diakibatkannya.
efektif
Tidak memerlukan kerja sama yang inisiatif dan kerelaan pribadi masing-masing
individu.
Biaya Pemeliharan
Biaya Rendah
·Untuk meningkatkan kualitas gizi dari produk pangan olahan (pabrik) yang
digunakan sebagai sumber pangan bergizi misalnya susu formula bayi.
1. FORTIFIKASI TEPUNG TERIGU
A.Fortifikasi Yodium
B. Fortifikasi Besi
Dibandingkan dengan strategi lain yang digunakan untuk perbaikan anemi gizi
besi, Inilah keuntungan pokok dalam hal keterterimaannya oleh konsumen dan
pemasaran produk-produk yang diperkaya dengan besi. Penetapan target penerima
fortifikasi zat besi, yaitu mereka yang rentan defisie zat besi, merupakan strategi
yang aman dan efektif untuk mengatasi masalah anemi besi (Ballot, 1989). Pilihan
pendekatan ditentukan oleh prevalensi dan beratnya kekurangan zat besi (INAAG,
1977). Tahapan kritis dalam perencanaan program fortifikasi besi adalah
pemilihan senyawa besi yang dapat diterima dan dapat diserap (Cook and Reuser,
1983). Harus diperhatikan bahwa wanita hamil membutuhkan zat besi sangat
besar selama akhir trimester kedua kehamilan. Terdapat beberapa iortifikan yang
umum digunakan untuk fortifikasi besi seperti besi sulfat besi glukonat, besi
laktat, besi ammonium sulfat, dan lain-lain. (Siagian, 2003) Fortifikasi zat besi
pada mie kering yang dibuat dari campuran tepung terigu dan tepung singkong.
C. Fortifikasi Vitamin A