Anda di halaman 1dari 16

NUTRIFIKASI PANGAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Teknologi Pangan

Dosen pengampu : Wenny Dwi Kurniati, S.T.P., M.Si.

Disusun Oleh :

1. Arina Manasikana (1907026005)


2. Elissa Febriani (1907026006)
3. Jefriyani (1907026014)
4. Widyastuty C. S. (1907026015)

Kelas Gizi 4A

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

TAHUN 2021

0
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullohi wa barokaatuh

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT semesta alam karena atas hidayah dan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, insya Allah. Sholawat
serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wasalam serta segenap
keluarga dan sahabatnya serta para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Makalah
yang membahas tentang “Nutrifikasi Pangan” mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi
mahasiswa semua, meskipun dalam penyusunannya jauh dari kesempurnaan, akan tetapi
tanpa mengurangi rasa hormat kami, kami juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun baik dari dosen mata kuliah maupun dari mahasiswa sekalian. Kesempurnaan
dan kebenaran itu hanya dari Alloh SWT sedangkan kesalahan dan kekurangan adalah dari
manusia kami pribadi.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh

Penyusun

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. 1

DAFTAR ISI ................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 3

A. Latar Belakang .................................................................................. 3


B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
C. Tujuan ............................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 5

A. Pengertian Nutrifikasi ....................................................................... 5


B. Prinsip Nutrifikasi ............................................................................ 6
C. Syarat Nutrifikasi .............................................................................. 6
D. Jenis-jenis Nutrifikasi ....................................................................... 7
E. Proses Tahapan Nutrifikasi............................................................... 9
F. Kelebihan dan Kekurangan ............................................................. 12
G. Hasil Produk Nutrifikasi Modern .................................................... 12

BAB III ........................................................................................................ 13

H. Simpulan .......................................................................................... 13
I. Unity Of Science .............................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik
yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan
baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
Gizi pangan adalah zat atau senyawa yang terdapat di dalam pangan
yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin beserta turunannya yang
bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.
Dalam suatu bahan pangan tentu tidak semuanya mengandung nilai gizi
yang cukup untuk mencukupi kebutuhan gizi sehari-hari. Oleh karena itu,
dilakukan adanya nutrifikasi atau penambahan satu atau lebih nutrisi atau zat
gizi ke dalam produk pangan. Macam-macam jenis nutrifikasi adalah restorasi,
fortifikasi, pengkayaan, standarisasi, dan substitusi (Kurniawati, 2017).
Nutrisikasi pangan adalah penambahan zat nutrisi pada pangan untuk
menambah nilai gizi suatu produk pangan. Nutrifikasi pangan dilakukan dengan
cara menambhakan mikronutrien pada pangan dengan disesuaikan dengan
kebutuhan. Untuk menjaga keseimbangan nilai gizi perlu adanya penyusunan zat
gizi dengan melakukan kombinasi dari berbagai individu makanan. Nutrifikasi
pangan biasanya dilakukan untuk menambah nilai gizi pada pangan produk
industri seperti penambahan kalsium pada susu soya yang bertujuan supaya
kadar kalsium pada susu soya dapat setara dengan susu sapi.
Nutrifikasi pada pangan juga dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi
gizi kurang di masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia yang memiliki
permasalahan gizi terutama yang terjadi pada anak-anak. Permasalahan gizi
tidak dapat dianggap ringan terutama kekuragan gizi baik gizi makro amupun
mikro, karena kekurangan gizi terutama pada anak dapat menganggu

3
pertumbuhan anak, maka dari itu penambahan nutrisi pada produk pangan dapat
membantu dalam mengatasi permasalahan gizi di Indonesia maupun di dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari nutrifikasi pangan?
2. Apa saja prinsip nutrifikasi ?
3. Apa saja syarat nutrifikasi ?
4. Apa saja jenis-jenis nutrifikasi pangan ?
5. Bagaimana proses tahapan nutrifikasi ?
6. Apa saja manfaat nutrifikasi pangan ?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan nutrifikasi pangan ?
8. Apa saja hasil produk nutrifikasi pangan modern ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari nutrifikasi pangan
2. Mengetahui prinsip nutrifikasi
3. Mengetahui syarat nutrifikasi
4. Mengetahui jenis-jenis nutrifikasi pangan
5. Mengetahui proses tahapan nutrifikasi
6. Mengetahui manfaat-manfaat dari nutrifikasi pangan
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan nutrifikasi
8. Mengetahi hasil produk nutrifikasi pangan modern

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nutrifikasi
Kekurangan asupan zat gizi pada manusia dapat mengakibatkan terjadinya
defisiensi zat gizi yang dapat mengganggu pertumbuhan dan rentan terhadap
infeksi serta mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Oleh karena itu,
upaya pencegahan dan penanganan penyakit defisiensi zat gizi merupakan hal
yang sangat penting untuk dilakukan agar prevalensinya menurun bahkan tidak
ada sehingga kualitas sumber daya manusia di Indonesia meningkat.
Salah satu cara mengatasi masalah di atas, perlu dilakukan perbaikan
kebiasaan makan masyarakat yaitu dengan suplementasi atau yang lebih dikenal
dengan istilah nutrifikasi. Suplementasi atau nutrifikasi adalah sebuah proses
penambahan satu atau lebih zat gizi ke dalam produk pangan untuk menjaga atau
meningkatkan nilai gizi suatu produk pangan dengan tujuan tertentu.
Teknik nutrifikasi yaitu dengan melakukan kombinasi antara satu jenis
bahan makanan dengan bahan makanan lainnya sehingga memilki nilai gizi
seimbang bila dibandingkan dengan yang hanya terdiri dari satu jenis bahan
makanan saja. Nutrifikasi memiliki beberapa istilah yaitu fortifikasi, restorasi,
suplementasi, dan subtitusi.
➢ Zat gizi yang ditambahkan pada produk pangan umumnya yakni :
• Vitamin
• Mineral
• Protein atau asam amino
• Asam lemak
• Serat

➢ Adapun tujuan dilakukannya nutrifikasi pangan yaitu sebagai berikut :


• Biasanya dilakukan sebagai upaya untuk menghambat/ mengatasi
masalah kekurangan gizi (nutritional disorder).
• Meningkatkan status gizi masyarakat atau populasi.

5
• Sebagai “kelebihan” produk.
B. Prinsip Nutrifikasi
Prinsip untuk penambahan zat gizi ke dalam produk pangan yang diadaptasi
dari Codex Alimentarius Commission tahun 1994 :
• Aman, zat gizi yang ditambahkan dalam jumlah yang cukup dan tidak
menyebabkan konsumsi berlebihan.
• Tidak menyebabkan efek merugikan terhadap metabolisme zat gizi yang
lain.
• Zat gizi yang ditambahkan harus cukup stabil dalam bahan pangan, baik
selama proses pengemasan, distribusi, maupun penyimpanan.
• Zat gizi yang ditambahkan memiliki ketersediaan yang tinggi.
• Tidak menyebabkan perubahan karakteristik produk yang tidak
diinginkan (seperti perubahan rasa, warna, bau, tekstur, dan penampilan).
• Fasilitas dan teknologi untuk penambahan zat gizi harus tersedia.
• Biaya tambahan untuk produk pangan harus dalam jumlah yang wajar
bagi konsumen (harga terjangkau).
• Tersedia metode yang digunakan untuk mengukur dan mengecek
konsentrasi zat gizi pada produk akhir.
• Tidak menyebabkan kesalahpahaman terhadap konsumen, akibat klaim
gizi dan kesehatan pada produk yang kurang tepat.
• Sesuai dengan regulasi pemerintah dan tujuan nutrifikasi.

C. Syarat-syarat Nutrifikasi
Dalam melakukan penambahan nutrisi pada pangan perlu memperhatikan syarat-
syarat nutrifikasi. Adapun syarat-syarat nutrifikasi adalah sebagai berikut:
➢ Syarat Teknis Nutrifikasi
• Metode (Cepat)
• Biaya (ekonomis)
• Fleksibel
• Penerimaan (sosial)

6
➢ Syarat nutrifikasi untuk meningkatkan nilai gizi pada bahan pangan
• Zat gizi yang ditambahkan tidak mrngubah warna dan citarasa
makanan
• Zat gizi tersebjt stabil selama penyimpanan
• Tidak menyebabkan timbulnya interaksi negatif dengan zat gizi
lain yang terkandung dalam bahan makanan
• Jumlah yang ditambahkan tidak akan menimbulkan efek toksik
➢ Syarat nutrifikasi konsumsi zat gizi
• Pemilihan bahan makanan yang akan difortifikasi (carier)
• Dikonsumsi secara merata oleh masyarakat sasaran
• Diproduksi secara terpusat

D. Jenis-jenis Nutrifikasi
Nutrifikasi atau suplementasi adalah adanya penambahan zat gizi atau nutrisi
pada produk pangan untuk menjaga dan meningkatkan kandungan gizi atau nilai
gizi suatu produk pangan. Nutrifikasi atau suplementasi memiliki beberapa jenis
yaitu :
1. Restorasi
Restorasi merupakan penambahan nutrisi yang hilang ketika proses
pengolahan produk pangan atau terjadi karena pengaruh penyimpanan
normal dan pada saat tahap penanganan. Adanya penambahan zat gizi
(nutrisi) yang membuat kandungan zat gizi pada produk pangan akan
kembali seperti semula pada saat produk pangan belum melalui tahap
pengolahan, penyimpanan, atau penanganan. Contohnya penambahan
vitamin C pada jus.
2. Fortifikasi
Fortifikasi adalah penambahan nutrisi atau zat gizi kedalam pangan
untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari zat gizi yang ditambahkan untuk
meningkatkan status gizi populasi. Fortifikasi berperan dalam pencegah
defisiensi zat gizi yang berfungsi untuk menghindari gangguan dan
akibatnya. Menurut (FAO & WHO, 1971) fortifikasi dianggap sebagai

7
gambaran saat proses penambahan zat gizi makro & zat gizi mikro
ditambahkan pada pangan, dapat memperbaiki kualitas gizi menjadi sumber
nutrisi yang baik bagi pangan yang ditambahkan. Penambahan zat gizi
makro atau zat gizi mikro dapat ditambahkan pada pangan maupun
campuran pangan. Fortifikasi biasanya dilakukan pada bahn pangan olahan.
Di Indonesia fortifikasi masuk kedalam kebijakan akselerasi perbaikan status
gizi pada 1000 hari pertama kehidupan.
Dalam fortifikasi dikenal dengan istilah Double fortification atau
Multiple fortification adalah penambahan dua atau lebih nutrisi atau zat gizi
ditambahkan pada pangan maupun campuran pangan. ‘Vehicle’ adalah
sebutan bagi pangan yang membawa zat gizi atau nutrisi sedangkan
‘Fortificant’ adalah zat gizi yang ditambahkan. Adapun tujuan tujuan dari
fortifikasi adalah sebagai berikut :
a) Fortifikasi digunakan untuk memperbaiki defisiensi zat gizi pada
pangan.
b) Mengembalikan seperti semula zat gizi yang jumlahnya sudah sesuai
menjadi berkurang setelah proses pengolahan berlangsung.
c) Meningkatkan kualitas zat gizi atau nutrisi pada pangan olahan sebagai
sumber pangan yang bergizi contohnya seperti susu formula.
d) Menjamin equivalensi gizi suatu produk pangan yang digantikan
dengan produk lain, misalnya fortifikasi margarin sebagai pengganti
mentega.
3. Pengkayaan
Enrichment atau pengkayaan adalah penambah zat gizi (nutrisi) pada
pangan dengan satu atau lebih zat gizi yang ditambahkan berdasarkan taraf
ditetapkan dalam standar internasional (FDA dia Amerika Serikat dan
BPOM di Indonesia ) sehingga standar yang digunakan adalah standar baku
yang wajib pada produk pangan dan menjadi identitas suatu produk pangan.
Pengkayaan pakan biasanya yaitu penambahan vitamin dan zat gizi lainnya.
4. Standarisasi

8
Standarisasi adalah penambahan zat gizi atau nutrisi kedalam pangan
untuk mengganti kehilangan zat gizi ke variasi aslinya pada tingkat tertentu.
Hal tersebut bertujuan untuk memenuhi standar atau label yang telah
ditentukan. Contoh standarisasi pangan adalah penambahan nutrisi pada
produk pangan apabila terjadi penurunan kualitas nutrisi pada pangan
sehingga dapat memenuhi standar pelabelan atau janji yang tertera pada
kemasan produk tanpa mengurangi kandungan zat gizi pada produk pangan
tersebut.
5. Substitusi
Substitusi atau komplementasi adalah salah satu cara untuk melengkapi
nutrisi atau zat gizi pada bahan pangan yang mengalami defisiensi nutrisi
tertentu. Penambahan zat gizi yang dilakukan pada substitusi ini dilakukan
dengan membuat produk pangan seperti aslinya atau bisa dikaatakan sebagai
alternatif pangan. Contoh yang lebih mudah dipahami adalah susu, kadar
kalsium pada susu sapi sangat tinggi, namun berbeda dengan susu kedelai
yang merupakan alternatif dari susu sapi. Untuk menyamakan kadar kalsium
antara susu sapi dengan susu kedelai, dilakukan penambahan kalsium
sehingga kadar kalsium dari susu kedelai setara dengan susu sapi.

E. Proses Tahapan Nutrifikasi


Nutrifikasi merupakan salah satu kelompok dalam nutrifikasi pangan,
dalam fortifikasi makanan akan mendaptkan penambahan nutrisi yang bertujuan
untuk meningkatkan zat gizi pada pangan. Salah satu produk pangan yang
melalui proses fortifikasi yakni penambahan iodium pada garam.
Nutrifikasi iodium dalam garam merupakan penambahan iodium dalam
jumlah tertentu dalam garam sehingga garam dapat berfungsi sebagai sumber
penyedia iodium untuk masyarakat yang kekurangan iodium dan mencegah
terjadinya GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium). Di Indonesia
penambahan iodium dalam garam diatur dalam Kepres No.69 Tahun 1994
tentang garam beriodium. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-

9
3556 tahun 1994 dan Kepmen No.77/1995 garam yang digunakan harus
mengandung iodium sebesar 30-80 ppm.

Berdasarkan gambar diatas proses pembuatan garam dimulai dengan bahan


garam kemudian garam tersebut melalui proses sortirisasi bahan.
• Proses pencucian garam
Proses membersihkan garam krosok (garam yang dibeli dari petani masih
bentuk kasar) bertujuan untuk menghilangkan kotoran, seperti pasir dan lumpur
yang menempel pada garam. Proses pencucian dilakukan dengan memasukkan
kristal garam ke dalam bak-bak penampung yang sudah berisi larutan pencuci.
Penggunaan larutan garam jenuh atau Brine dengan kepekatan 20-25 Be sebagai
larutan pencuci dengan kandungan magnesium (Mg) maksimal 10 PPM.
Perbandingan larutan pencuci dan garam adalah 1:6 . Proses pencucian
dilakukan dengan memasukkan kristal garam ke dalam bak-bak penampung
yang sudah berisi larutan pencuci. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal,
pencucian sebaiknya dilakukan sebanyak 5-6 kali. Pencucian garam dilakukan

10
dengan bantuan alat seperti Static Drainer, Screw Conveyor atau Mixing
Chamber.
• Pengeringan Garam
Setelah pecucian selesai dilakukan, selanjutnya dilakukan pengeringan
dengan cara membuat gunungan-gunungan garam lalu biarkan selama beberapa
hari. Untuk mempersingkat pengeringan juga dapat dilakukan dengan
menggunakan tungku atau oven hingga kadar air garam mencapai
5%.
• Penggilingan
Garam krosok yang telah kering kemudian digiling, agar lebih halus dan
mudah untuk diolah.
• Iodisasi
Iodisasi ialah proses pencampuran iodium pada garam. Kadar iodium
pada garam yang baik adalah 50 ppm per kilogram garam. Pencampuran antara
garam, kalium iodat dan air harus dilakukan hingga homogen di dalam mesin
iodisasi.
• Pengemasan
Tahap akhir yang harus dilakukan adalah pengemasan garam. Untuk
garam dapur, maka garam yang sudah di iodisasi langsung di timbang sesuai isi
dalam kemasan yang tertera di label bungkusan garam. Sedangkan untuk garam
briket / kotak maka dibuat cetakan dan garam di press sehingga bisa berbentuk
kotak setelah itu garam dapur / garam kotak di bungkus dalam plastik kemasan
dan di laminasi sehingga tidak terjadi kebocoran di dalam kemasan.. Syarat dari
kemasan yang baik adalah kemasan atau wadah harus tertutup rapat, kedap air
serta memiliki ketebalan plastik sekitar 0,45 sampai 0,6 mm dengan warna
transparan.

F. Manfaat Nutrifikasi
• Nutrifikasi dapat dilakukan untuk menjadi nilai tambahan suatu produk,
seperti yang dilakukan oleh industri makanan dan juga bisa digunakan untuk
menjaga keutuhan gizi yang terkandung di dalamnya. Misalnya restorasi yang

11
dilakukan untuk menggantikan zat gizi yang hilang atau rusak selama proses
pengolahan.
• Nutrifikasi dapat untuk menurunkan resiko defisiensi dengan fortifikasi,
seperti penambahan asam folat pada susu ibu hamil. Susu pertumbuhan juga
tidak sembarang, susu tersebut sudah melewati standarisasi dengan
penambahan berbagai zat gizi yang sesuai untuk pertumbuhan si kecil.

G. Kelebihan dan Kekurangan Nutrifikasi


a) Kelebihan Nutrifikasi
• Nutrifikasi pangan dapat menambah nilai gizi atau kadar gizi
suatu bahan pangan yang dibutuhkan oleh tubuh.
• Nutrifikasi pangan dapat membantu permasalahan gizi kurang di
masyarakat.
• Bisa digunakan sebagai alternatif pangan.
b) Kekurangan Nutrifikasi
• Memerlukan biaya tambahan.
• Perlu adanya pertimbangan dari berbagai aspek ( stabilitas,
warna, bentuk, tekstur ).
• Perlu tenaga terlatih.

H. Hasil Produk Nutrifikasi Pangan Modern


1) Suplementasi kapsul Vit A
2) Suplementasi pil besi
3) Suplementasi yodium
4) Suplementasi kapsul vit E
5) Suplementasi vit C
6) Minuman berenergi
7) Produk susu kemasan
8) Sun bayi

12
BAB III

PENUTUP

I. Simpulan
1. Kekurangan asupan zat gizi pada manusia dapat mengakibatkan terjadinya
defisiensi smengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Teknik nutrifikasi
dilakukan dengan mengkombinasi antara satu jenis bahan makanan dengan
bahan makanan lainnya sehingga memilki nilai gizi seimbang jika
dibandingkan dengan yang terdiri dari satu jenis bahan makanan saja.
Nutrifikasi memiliki beberapa istilah yaitu fortifikasi, restorasi, suplementasi,
dan subtitusi.
• Zat gizi yang ditambahkan pada produk pangan umumnya yaitu vitamin,
mineral, protein atau asam amino, asam lemak, serat
• Tujuan dilakukannya nutrifikasi pangan yaitu biasanya dilakukan sebagai
upaya untuk menghambat/ mengatasi masalah kekurangan gizi (nutritional
disorder), selain itu juga untuk meningkatkan status gizi masyarakat atau
populasi, dan sebagai “kelebihan” produk.

J. Unity of Sains
َ ُ‫ٱّلل ٱلَّذِىَ أنت ُ َم ِبِۦه ُمؤْ ِمن‬
‫ون‬ َ ً ‫ٱّللُ ح َٰل‬
ََّ َ‫ل ط ِيبًا َۚ وٱتَّقُوا‬ ََّ ‫و ُكلُواَ ِم َّمَا رزق ُك َُم‬

Artinya
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
(Q.S Al- Maidah: 88)

Konten Unity of Sains


Semua bahan makanan yang tersedia dimuka bumi ini adalah rezeki yang Allah
turunkan dan sediakan bagi umat manusia. Pada dasarkan apa yang Allah
ciptakan adalah yang sempurna, namun dunia adalah hal yang fana dan tidak ada
apa-apanya dibandingkan ciptaan Allah.

13
Berbagai masalah pangan banyak terjadi baik di Indonesia maupun di dunia.
Maka dari itu semakin berkembangnya zaman teknologi dalam bidang pangan
pun juga semakin beragam. Ayat tersebut dapat membantu manusia dalam
menyelesaikan permasalahan pangan. Makanan halal dan baik bagi tubuh
terkadang kandungan nutrisinya berkurang karena adanya faktorfaktor yang
mendukung berkurangnya nutrisi pada pangan. Selain itu ayat ini juga
membantu dalam mencari alternatif makanan makanan yang halal dan baik yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia sehingga dapat mencukupi
kebutuhangizi

14
DAFTAR PUSTAKA

Amatsier, S. 2013. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.


El Gustian, Aldi. 2013. Perkembangan Program Fortifikais Pangan DA Identifikasi
Pangan Yang Di Fortifikasi. Bogor. Departemen gizi masyarakat Institut
Pertanian Bogor.
Harleni., Nadia, Glaurensi. 2017. Pengaruh Substitusi Tepung Kedelai (Glycine max
(l.) Merill) Terhadap Mutu Organoleptik dan Kadar Zat Gizi Makro
Brownies Kukus sebagai Alternative Snack bagi Anak Penderita KEP. Jurnal
Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal). 4(2): 68-79.
http://adelyadesi.lecture.ub.ac.id/files/2017/05/3.-Teknologi-Suplementasi-Pangan.pdf
(diakses pada 15 Maret 2021 pukul 22.33 WIB).
http://bkp.pertanian.go.id/blog/post/undang-undang-republik-indonesia-nomor-18-
tahun-2012-tentang-pangan (diakses pada 15 Maret 2021 pukul 20.00 WIB).
https://haloedukasi.com/nutrifikasi-pangan (diakses pada 15 Maret 2021 pukul 22.00
WIB).
https://himagizi.lk.ipb.ac.id/2018/02/17/apaitunutrifikasi/ (diakses pada 15 maret 2021
pukul 22.15 WIB.)
Kurniawati DA. 2017. Teknologi Suplementasi Pangan.
http://adelyadesi.lecture.ub.ac.id/ (diakses pada 15 Maret 2021 pukul 20.42
WIB).
Muntikah & Maryam Razak. 2017. Bahan ajar ilmu teknologi pangan. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.

15

Anda mungkin juga menyukai