Olahan Pangan
Apa itu Fortifikasi ?
7
Sejarah Program Fortifikasi di Indonesia
8
Manfaat Fortifikasi
9
Kelebihan Fortifikasi sebagai Strategi untuk Mengurangi
Malnutrisi Zat Gizi Mikro
10
● Dapat melakukan fortifikasi zat gizi mikro multiple dalam satu bahan pangan
● Dapat menambahkan satu atau beberapa zat gizi mikro tanpa menambah total
biaya dari produk makanan
● Ketika fortifikasi pangan diatur dengan baik, fortifikasi memiliki risiko
toksisitas yang kecil
11
Kekurangan Fortifikasi Pangan
● Fortifikasi pangan dapat meningkatkan jumlah zat gizi mikro tertentu namun tidak dapat
meningkatkan energi, protein, lemak
● Fortifikasi pangan mungkin tidak dikonsumsi oleh semua kelompok target populasi
● Fortifikasi pangan sering gagal untuk mencapai segmen masyarakatmiskin yang
beresiko besar defisiensi zat gizi mikro karena rendahnya akses dan daya beli
● Isu teknologi berkaitan dgn fortifikasi pangan misalnya banyaknya zatgizi yg
difortifikasi, stabilitas fortifikan,interaksi zat gizi, properti fisik dan daya terima
konsumen
12
Jenis-jenis Fortifikasi
13
Mandatory vs Voluntary Fortification
14
● Voluntary fortification : perusahaan makanan secara bebas memilih utk
memfortifikasi makanan sesuai dgn ketentuan hukum yg berlaku atau di bawah
anjuran dari pemerintah
● misal : fortifikasi zat gizi mikro pada sereal, jus buah dan dairy products
15
16
17
Karakteristik Food Vehicle untuk Fortifikasi
18
Bagaimana memilih Fortifikan yang sesuai ?
● Sensori : Fortifikan tidak merubah warna, bau dan rasa dari bahan makanan
● Interaksi : Kemungkinan interaksi potensial antara zat gizi mikro yg
ditambahkan dan food vehicle (harus ada pemeriksaan berkala)
● Biaya : Biaya fortifikasi tidak mempengaruhi daya beli makanan tersebut
maupun bersaing dgn makanan lain yg tdk difortifikasi
● Bioavailabilitas : Fortifikan harus terserap dgn baik di food vehicle dan mampu
meningkatkan status zat gizi mikro dari target populasi
● Stabilitas : Tetap tinggi dalam kondisi penyimpanan dan konsumsi
19
Standar Fortifikasi
Keterangan :
S = Standar Minimum
A = Jumlah yg ditambahkan
N = Kadar di dalam tepung
R = rasio Retensi selama penggilingan saja bukan retensi selama penyimpanan
F = Factor average, biasanya digunakan 5% sehingga F total menjadi (100% - %average)/100 =0,95
*Masing2 nilai N,R,F bervariasi tergantung jenis tepung dan cara pengolahan
20
Batas Aman Kandungan Fortifikan Zat Besi
21
Batas Atas yg Dapat Ditoleransi (ULs) Vitamin A
22
Fortifikan Yodium
23
Perkembangan Program Fortifikasi di Indonesia
● Formulasi Flakes berbasis Pati Garut dengan Fortifikasi Zat Besi (Chairil & Kustiyah, 2014)
● Efektifitas Fortifikasi Zat Besi Nafeedta Dan Fero Fumarat Pada Pangan Berbasis Kedelai
Melalui Uji Bioavailabilitas Secara In Vitro (Adriana, Aminingsih & Zulys, 2015)
● Fortifikasi inorganik zink pada tepung ubi jalar ungu sebagai bahan baku bubur bayi instan
(Handayani, Santosa, Profegama & Yuna, 2014)
● Pemberian fortifikasi multi-mikronutrien berpengaruh terhadap pertumbuhan balita keluarga
miskin (Mursalim , Juffrie & Mulyani, 2011).
24
25
26
Daftar Pustaka
Dipo, D. (2021) Pentingnya Fortifikasi pada minyak goreng dan tepung terigu. Direktur Gizi
Masyarakat. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Helmyati,S dkk. (2018) Fortifikasi Pangan Berbasis Sumber Daya Nusantara. UGM Press
WHO & FAO (2006) Guidelines on food fortification with micronutrient
Olson, R et.al (2021). The Advantages, Disadvantages and Lesson from Slight and Life Programs.
Nutrient Review
Thanks !
28