1
Pendidikan Lingkungan,Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta,
KomplekUniversitasNegeri Jakarta Gedung M. Hatta Jl. RawamangunMuka, Jakarta Timur, Indonesia
13220,lishaariefha@gmail.com
2
Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta,
Komplek Universitas Negeri Jakarta Gedung K. Hatta Jl. RawamangunMuka, Jakarta Timur, Indonesia
13220,budiaman.fisunj@gmail.com
ABSTRAK
pro ecology behavior diartikan sebagai perilaku seseorang yang berkontribusi secara nyata dalam melindungi lingkungan dan
seminimal mungkin merugikan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara locus of control,
kepemimpinan instruksional terhadap pro ecology behavior siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 siswa pada
Madrasah Aliyah Negeri 6 Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yaitu dengan
menyebarkan instrumen penelitian masing-masing variabel. Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif dengan menggunakan
rancangan korelasional. Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Deskripsi masing – masing variabel
disajikan dalam bentuk skor rata – rata, nilai minimum, nilai maksimum, standar deviasi, varians dan distribusi frekuensi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kepemimpinan instruksional terhadap pro ecology behavior
siswa MAN 6 Jakarta Timur.
ABSTRACT
This study aims to examine the relationship between instructional leadership and locus of control of the teachers and their
influence on pro-ecological behaviour of the students. The research used samples of 100 students at Madrasah Aliyah Negeri 6
Jakarta. This study uses survey method by deploying research instrument of each variable. This quantitative research uses
correlational design. The hypothesis is framed by descriptive statistical analytics. Descriptions of each variable are presented
in average score, minimum score, maximum score, deviation standard, variances and frequency distribution. The result of
descriptive statistical calculation of each variable shows: (1) there is relationship between instructional leadership toward pro-
ecological behaviour, (2) there is relationship between locus of control toward pro-ecological behaviour, (3) there is a
relationship between instructional leadership and locus of control simultaneously toward pro-ecological behaviour.
secara intrinsik memotivasi orang untuk tindakan yang tepat untuk membantu
melakukan perilaku yang sesuai dengan memecahkan masalah–masalah tersebut.
orientasi pendidikan lingkungan. Untuk mecapai tujuan pendidikan
Disamping itu, (Otto & Pensini, 2017) lingkungan, maka tenaga pendidik (guru)
mengatakan bahwa pendidikan sebagai memegang peranan penting, dimana guru
syarat penting jika kita ingin akan menjadi fasilitator yang melakukan
mempromosikan pembangunan transfer knowledge, untuk itu guru harus
berkelanjutan dengan sukses. memiliki pengetahuan tentang hal-hal
Secara lebih rinci, Hines, yang berkaitan dengan lingkungan, selain
Hungerford, & Tomera (1987) itu guru harus memiliki perilaku yang pro
merumuskan tujuan khusus pendidikan terhadap lingkungan sehingga tidak ada
lingkungan di sekolah-sekolah yaitu (1) kontradiksi antara pengetahuan dan
untuk membangun kesadaran individu perilaku.
dan kelompok sosial agar memiliki Sebagai tenaga pendidik, guru
sensitivitas terhadap lingkungan dan mempunyai peran strategis dalam proses
berbagai masalah yang berkaitan; (2) pembelajaran dan merupakan faktor yang
memberikan pengetahuan kepada memiliki pengaruh dominan terhadap
individu atau kelompok sosial dalam pencapaian hasil belajar siswa. Tugas
memperoleh berbagai pengalaman guru untuk memfasilitasi kebutuhan
tentang lingkungan dan pemahaman dasar pokok siswa berupa ilmu pengetahuan.
mengenai masalah-masalah yang Dalam penelitian Cross dan Price, banyak
berhubungan (3) membentuk sikap pendidik mengatakan bahwa mereka
individu atau kelompok sosial dalam seharusnya tidak hanya mengajarkan anak
memperoleh nilai-nilai sosial, perasaan didik mata pelajaran sains, tetapi juga
kuat, dan kepedulian terhadap lingkungan melibatkan anak didik dan mendorong
serta motivasi; (4) mengasah respon positif terhadap lingkungan (Cross
keterampilan individu dan kelompok & Price, 1999). Sebagai tenaga pendidik,
sosial agar dapat memecahkan masalah- guru juga sebagai pemimpin di kelas yang
masalah lingkungan; (5) mengembangkan memiliki tanggung jawab penuh terhadap
partisipasi individu dan kelompok sosial siswa dan seluruh komponen
dalam mengembangkan rasa tanggung pembelajaran. Kepemimpinan guru ini
jawab terhadap berbagai masalah dapat berupa cara guru mendesain
lingkungan dan mencoba menerapkan pembelajaran, cara penyajian bahan ajar,
hingga tingkah laku guru yang
4
berpengaruh terhadap anak didik (Ail, pembelajaran siswa (Smith, Hayes, &
Taib, Jaafar, Salleh, & Omar, 2015). Lyons, 2016).
Kepemimpinan guru dalam Perlindungan dan pemulihan
pembelajaran ini juga disebut sebagai lingkungan merupakan tantangan utama
kepemimpinan instruksional, tentu saja yang dihadapi masyarakat kita saat ini,
memiliki pengaruh yang kuat terhadap oleh karena itu menjadi penting untuk
keberhasilan sebuah sekolah. Prinsip mengetahui dan memahami perilaku pro
dasar sebagai pemimpin instruksional lingkungan, serta faktor apa saja yang
adalah memastikan lingkungan belajar mempengaruhinya (Bronfman, et. al,
dalam urutan pertama, serius dan fokus 2015). Dalam menggambarkan perilaku
tetapi tetap realistis dan dapat dicapai yang melindungi lingkungan, ada
(Abdullah & Md. Kassim, 2011). beberapa istilah yang sering digunakan
Guru yang merupakan pemimpin oleh para ahli lingkungan, antara lain;
dalam dan di luar kelas, dapat perilaku peduli lingkungan, perilaku yang
diidentifikasi dengan memberikan bertanggung jawab terhadap lingkungan,
kontribusi kepada komunitas belajar, dan perilaku pro-lingkungan (Lee, Jan, &
sesama guru dan pemimpin, dan memiliki Yang, 2013). Perilaku pro lingkungan
pengaruh lain terhadap peningkatan diartikan sebagai perilaku yang
praktik pendidikan (Paulick, Retelsdorf, merugikan lingkungan seminimal
& Möller, 2013). Kepemimpinan mungkin dan memberikan manfaat yang
guru pada dasarnya merupakan suatu besar bagi lingkungan (Steg & Vlek,
proses untuk mempengaruhi orang lain 2009). Berdasarkan latar belakang
yang didalamnya berisi serangkaian masalah di atas, maka masalah yang
tindakan atau perilaku tertentu terhadap diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
invididu yang dipengaruhinya. “Apakah terdapat hubungan antara
Kepemimpinan guru tidak hanya sebatas kepemimpinan instruksional dan pro
pada peran guru dalam konteks kelas pada ecology behavior pada siswa”?
saat berinteraksi dengan siswanya tetapi
menjangkau pula peran guru dalam
berinteraksi dengan kepala sekolah dan
rekan sejawat, dengan tetap mengacu pada
tujuan akhir yang sama yaitu terjadinya Pro Ecology Behavior
peningkatan proses dan hasil
5
Perilaku manusia dapat diartikan dan kondisi yang dihadapi (Stephen et.al,
sebagai pengejewantahan dari berbagai 2008).
gejala kejiwaan seperti pengetahuan, Kollmuss dan Agyeman (2002)
persepsi, minat, keinginan dan sikap. mengartikan perilaku pro lingkungan
Faktor-faktor yang mempengaruhi sebagai perilaku seseorang yang secara
perilaku seseorang sebagian terletak sadar berusaha untuk meminimalisir
dalam diri individu yang disebut juga dampak negatif dari tindakan seseorang
faktor internal, sebagian lagi terletak di atau dirinya sendiri terhadap lingkungan
luar dirinya yang disebut juga faktor alami tempat dimana dia tinggal. Contoh
eksternal, yaitu faktor lingkungan (Sujana konkrit perilaku sadar ini misalnya
& Hariyadi, 2018). meminimalkan konsumsi sumber daya
Secara esensial. perilaku adalah dan energi, tidak menggunakan zat
“segala sesuatu yang dikerjakan oleh beracun, dan mengurangi produksi
seseorang” atau ciri yang melekat pada limbah.
diri seseorang (Flores-Garnica & Moreno- Terdapat 6 (enam) indikator pro
González, 2005). Dikemukakan oleh ecology behavior, yaitu : (1) penghematan
Pervin dan Oliver bahwa “perilaku energy, (2) mobilitas dan transportasi, (3)
merupakan pengejewantahan atau pencegahan limbah, (4) daur ulang, (5)
aktualisasi diri dan perilaku dapat konsumerisme, (6) perilaku yang
bertahan dalam jangka waktu yang lama. bertujuan untuk melestarikan alam (Otto
Intense atau keinginan untuk berperilaku & Kaiser, 2014). Ke-enam inidkator ini
ditentukan oleh dua hal yaitu: (1) sikap dapat digunakan untuk mengukur
(attitude) terhadap perilaku itu sendiri dan seberapa besar pro ecology behavior dari
(2) norma subyektif tentang perilaku itu. masing-masing individu. Keenam
(John, Robins, & Pervin, 2008). indikator tersebut dapat digunakan untuk
Secara umum, hal-hal seperti menyusun kisi-kisi instrumen, dan
aktivitas, aksi, penampilan dan reaksi hasilnya dapat menjelaskan pro ecology
dalam kehidupan sehari-hari dapat behavior melalui model perilaku
dipandang sebagai perilaku. Menurut lingkungan yang diadaptasikan oleh
Robbins, perilaku dimaknai sebagai hasil Blaikie & Ward, dari model Hines (Hines
perbuatan seseorang yang ditunjukkannya et al., 1987).
secara berulang kali dan cenderung Pro ecology behavior menurut
berkesinambungan akibat adanya situasi Corral Verdugo adalah tindakan terarah
dan efektif yang merespon kebutuhan
6
Gambar 1. Model perilaku lingkungan diadaptasikan oleh Blaikie & Ward, (1993) dari model Hines,et
al (1986/1987)
dengan pro ecology behavior. Dengan demikian Penelitian yang dilakukan Anna Uitto,
pro ecology behavior memiliki korelasi dengan Jelle Boeve-de Pauw, Seppo Saloranta dari
variabel niat, locus of control, sikap, tanggung Department of Teacher Education, University of
jawab pribadi, dan pengetahuan. Helsinki, Finland, Dengan judul: Participatory
school experiences as facilitators for adolescents
Beberapa penelitian yang menjadi rujukan
ecological behavior (Uitto, Boeve-de Pauw, &
dalam penelitian ini, fokus mengkaji tentang
Saloranta, 2015) menyelidiki kegiatan siswa di
faktor-faktor internal yang mempengaruhi pro
sekolah yang berhubungan dengan isu-isu
ecology behavior. Sementara itu, dalam model
sustainable dengan guru sebagai fasilitator,
perilaku lingkungan Hines yang diadaptasi oleh
mempengaruhi pikiran dan pro ecology behavior
Blaikie & Ward, terdapat faktor situasional yang
siswa diluar sekolah. sampel penelitian sebanyak
dapat berpengaruh signifikan terhadap
2361 siswa Finlandia digunakan untuk menguji
peningkatan pro ecology behavior, salah satu
model hipotetis. Hasil penelitian menunjukkan
faktor situasional dalam dunia pendidikan yaitu
bahwa institusi di sekolah, termasuk didalamnya
kepemimpinan instruksional guru.
budaya, guru, perangkat pembelajaran dan
Kepemimpinan Instruksional pengalaman prososial meningkatkan nilai pro
ecology, norma pribadi dan self-efficacy untuk
Dalam penelitian yang dilakukan oleh pro ecology behavior secara umum. Pengalaman
Smith, Sean, Lyons, (2016) menyatakan bahwa di sekolah bersama guru dan pengalaman
kepemimpinan instruksional guru artinya guru prososial memiliki efek yang lebih kuat pada
memiliki suara dalam kebijakan dan pengambilan konstruksi psiko-sosial, sementara pengaruh
keputusan yang mempengaruhi siswa, pekerjaan pengalaman ekologi rendah. Peneliti
guru sehari-hari dan terhadap profesi guru. Guru menyarankan bahwa pendidikan keberlanjutan
membimbing pertumbuhan siswa. Dan itu berarti sekolah seharusnya tidak hanya memberikan
bahwa pengajaran tidak monoton, harus ada pengalaman ekologis, namun yang lebih penting
inovasi yang dikembangkan sesuai kebutuhan menghubungkan pengalaman pro-sosial melalui
setiap siswa, dan guru tidak harus berakhir pendekatan yang menekankan nilai pro-
dengan deskripsi pekerjaan yang sama dengan lingkungan dan self-efficacy untuk pro ecology
yang dimulai. Dalam keputusan-keputusan behavior siswa.
menyangkut siswa dan sekolah, guru harus
Penelitian yang dilakukan oleh Smith,
dilibatkan oleh administrator, sehingga para
Hayes, dan Lyons dalam The Journal of
administrator tahu bahwa keputusan yang lebih
Mathematical Behavior: The ecology of
baik akan ada ketika mereka mendengarkan guru.
instructional teacher leadership. Penelitian ini
8
behavior. satu dari empat alasan pokok yang terpilih dengan cara sampel cluster random. 2)
menyebabkan seseorang berperilaku yaitu, orang Melalui cluster sampling diambil sekolah yang
penting sebagai referensi: apabila orang tersebut ada di wilayah Jakarta Timur yaitu MAN 6
penting bagi kita, apapun yang dikatakan dan Jakarta Timur. 3) Kemudian dipilih kembali
dilakukan cenderung untuk dicontohi. Dalam hal secara cluster random yaitu kelas X yang terdiri
kepemimpinan didalam kelas, maka seorang guru dari 4 kelas, sehingga terpilih sebagai responden
dapat dijadikan sebagai referensi dalam perilaku 4 kelas yang terdiri dari 25 siswa pada setiap
siswa (Telešiene & Balžekiene, 2015). kelas. Maka responden dalam penelitian ini
sebanyak 100 orang.
METODOLOGI
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
Pro Ecology Behavior 100 31 44 75 6024 60.24 7.306 53.376
Valid N (listwise) 100
Berdasarkan hasil rata – rata hitung skor kepemimpinan instruksional, terlihat bahwa
masing – masing indikator dari variabel indikator yang memiliki skor tertinggi adalah
11
indikator berpartisipasi dalam kegiatan mencintai kegiatan konservasi alam sebesar 11,73%. Untuk
lingkungan 17,39% dan indikator yang memiliki lebih jelasnya dapat dilihat pada table3.
skor terendah adalah indikator melakukan
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
Kepemimpinan 100 39 45 84 6561 65.61 9.100 82.806
Instruksional
Valid N (listwise) 100
12
Kelas Interval Batas Bawah Batas Atas Frek. Absolut Frek. Relatif
45 - 49 44,5 49,5 2 2,0%
50 - 54 49,5 54,5 10 10,0%
55 - 59 54,5 59,5 15 15,0%
60 - 64 59,5 64,5 17 17,0%
65 - 69 64,5 69,5 21 21,0%
70 - 74 69,5 74,5 15 15,0%
75 - 79 74,5 79,5 13 13,0%
80 - 84 79,5 84,5 7 7,0%
Jumlah 100 100%
Berdasarkan hasil rata – rata hitung skor sebesar 26,49% dan indikator yang memiliki skor
masing – masing indikator dari variabel terendah adalah indikator perilaku guru yang
kepemimpinan instruksional, terlihat bahwa berkenaan dengan lingkungan sebesar 23,64%.
indikator yang memiliki skor tertinggi adalah untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6.
indikator penyajian materi dan bimbingan belajar
Tabel 6. Rata – Rata Hitung Skor Indikator Kepemimpinan Instruksional
Selain itu, perhitungan pada penelitian ini Ail, N. M. B. M., Taib, M. R. bin, Jaafar, H. bt,
Salleh, W. A. R. bt M., & Omar, M. N. bin.
juga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan (2015). Principals’ Instructional Leadership
yang positif antara kepemimpinan instruksional and Teachers’ Commitment in Three Mara
Junior Science Colleges (Mjsc) in Pahang,
dengan pro ecology behavior. Berdasarkan Malaysia. Procedia - Social and Behavioral
perhitungan tersebut, maka dapat Sciences, 191(2010), 1848–1853.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.04.51
diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan antara
2
kepemimpinan instruksional terhadap pro
ecology behavior atau semakin tinggi
Baxter, R., Hastings, N., Law, a., & Glass, E. J.
kepemimpinan instruksional yang tercipta, maka . (2008). [ No Title ]. Animal Genetics,
semakin tinggi pula pro ecology behavior. 39(5), 561–563.