Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemenuhan gizi ibu hamil adalah yang terpenting pada masa kehamilan.
Dengan mendapatkan gizi yang seimbang dan baik, ibu hamil dapat mengurangi
resiko ksehatan pada janin dan sang ibu. Oleh karena itu, memperhatikan asupan
makanan dan juga nutrisi sangat penting dilakukan oleh ibu hamil maupun
keluarganya.Menjaga keseimbangan gizi pada ibu hamil sangat di perlukan agar
kondisi ibu dan janin tetap sehat dengan memberikan makanan yang cukup
mengandung karbonhidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga. Dan sebagai
sumber zat pembangun protein mendapatkan tambahan minimal zat besi, kalsium,
vitamin, asam folat dan energy (Kristiyanasari, 2010).

Dasar perlunya gizi seimbang bagi ibu hamil pada masa kehamilan merupakan
masa terjadinya stress fisiologi pada ibu hamil. Ibu hamil sebenernya sama
dengan ibu yang tidak hamil, namun kualitas dan kuantiatasnya perlu ditingkatkan
melalui pola makan yang baik dengan memilih menu seimbang dengan jenis
makanan yang bervariasi (Purwita Sari, 2009).

 Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami
dimana para calon ibu harus sehat dan mempunyai kecukupan gizi sebelum dan
setelah hamil, agar kehamilan berjalan sukses, keadaan gizi ibu pada waktu
konsepsi harus dalam keadaan yang baik dan selama hamil harus mendapatkan
tambahan energi dan zat gizi yang seimbang untuk peertumbuhan dan
perkembangan janin dengan tetap mempertahankan zat gizi ibu hamil seperti
tambahan  protein minimal seperti zat besi, kalsium, vitamin, asam folat dan
energi (Lamadhah, 2010)

 Ibu memerlukan gizi, jika ibu mengalami kekurangan gizi akan menimbulkan
masalah baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya serta kurang gizi dapat
mempengaruhi pertumbuhaan dan dapat meenimbulkan keguguran, abortus, cacat
bawaan dan berat janin bayi menjadi rendah. Oleh  karena itu, perhatian terhadap

1
gizi dan pengawasan berat badan (BB) selama hamil merupakan salah satu hal
penting dalam pengawasan kesehatan pada masa hamil (Zulhaida. Com, 2005).

Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi daripada wanita
yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin
yang di kandungnya, bila makan ibu terbatas janin akan tetap menyerap
persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak,
rambut rontok dan lain-lain.(Arif, N. 2008).

Demikian pula, bila makanan ibu kurang tumbuh kembang janin akan
terganggu, terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum hamil teelah buruk
pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan abrotus, BBLR, bayi baru lahir prematur
atau bahkan bayi baru lahir mati. Sebaliknya, jika makanan berlebih akan
mengakibatkan kenaikan berat badan yang berlebihan, bayi besar, dan dapat pula
mengakibatkan terjadinya preeklamasi. (Arisman, 2004)

B. Tujuan Praktikum
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui cara menyusun menu seimbang yang baik dan
tepat untuk ibu selama masa kehamilan.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan tentang gizi pada saat kehamilan.
2. Untuk mengetahui pengetahuantentang gizi seimbang pada saat
kehamilan
3. Untuk mengetahui pengetahuan tentang faktor dan dampak
kekurangan gizi pada ibu hamil.
4. Untuk mengetahui pengetahuan tentang menu atau makanan yang
harus dikonsumsi pada saat hamil.
C. Manfaat Praktikum
Praktikum ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
memecahakan masalah yang berkaitan dengan sikap konsumen atau
kebiasaan pada ibu hamil.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Menurut Kusmiyati (2009), status gizi merupakan hal yang penting


diperhatikan selama masa kehamilan karena faktor gizi sangat berpengaruh
terhadap status kesehatan ibu guna pertumbuhan dan perkembangan janin.
Menurut Hendrawan Nasedul yang dikutip oleh Mitayani (2010), gizi pada
saat kehamilan adalah zat makanan atau menu yang takaran semua zat gizinya
dibutuhkan oleh ibu hamil setiap hari dan mengandung zat gizi seimbang
dengan jumlah sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Kondisi kesehatan ibu
sebelum dan sesudah hamil sangat menentukan kesehatan ibu hamil.
Sehingga demi suksesnya kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi
harus dalam keadaan baik, dan selama hamil harus mendapat tambahan
energi, protein, vitamin, dan mineral.

Perubahan kebutuhan gizi ibu hamil tergantung dari kondisi kesehatan


si ibu. Kusmiyati (2009), mengungkapkan dasar pengaturan gizi ibu hamil
adalah adanya penyesuaian faali selama kehamilan, yaitu sebagai berikut :
1. Peningkatan basal metabolisme dan kebutuhan kalori. Metabolisme basal
pada masa 4 bulan pertama mengalami peningkatanan kemudian
menurun 20-25% pada 20 minggu terakhir.
2. Perubahan fungsi alat pencernaan karena perubahan hormonal,
peningkatan HCG, estrogen, progesteron menimbulkan berbagai
perubahan seperti mual muntah, motilitas lambung sehingga penyerapan
makanan lebih lama, peningkatan absorbsi nutrien, dan motilitas usus
sehingga timbul masalah obstipasi.
3. Peningkatan fungsi ginjal sehingga banyak cairan yang dieksresi pada
pertengahan kehamilan dan sedikit cairan dieksresi pada bulan-bulan
terakhir kehamilan.

3
4. Peningkatan volume dan plasma darah hingga 50%, jumlah eritrosit 20-
30% sehingga terjadi penurunan hemodilusi dan konsentrasi hemoglobin.
Ibu hamil harus mendapatkan gizi yang adekuat baik jumlah maupun
susunan menu serta mendapat akses pendidikan kesehatan tentang gizi.
Malnutrisi kehamilan akan menyebabkan volume darah menjadi berkurang,
aliran darah ke uterus dan plasenta berkurang dan transfer nutrien melalui
plasenta berkurang sehingga janin pertumbuhan janin menjadi terganggu.’
Menurut Salmah (2006), peningkatan berat badan sangat menentukan
kelangsungan hasil akhir kehamilan. Bila ibu hamil sangat kurus makan akan
melahirkan bayi dengan berat badan rendah (BBLR) dan bayi prematur.
Sebab-sebab terjadinya penurunan atau peningkatan berat badan pada ibu
hamil yaitu edema, hipertensi kehamilan, dan makan yang banyak/berlebihan.
Menurut Kusmiyati (2009), proporsi kenaikan berat badan selama hamil
adalah sebagai berikut :
1. Pada trimester I kenaikan berat badan ibu lebih kurang 1 kg yang hampir
seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.
2. Pada trimester II sekitar 3 kg atau 0,3 kg/minggu. Sebesar 60% dari
kenaikan berat badan ini disebabkan pertumbuhan jaringan ibu.
3. Pada Trimester III sekitar 6 kg atau 0,3-0,5 kg/minggu. Sebesar 60% dari
kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan jaringan janin.
Menurut Aritonang (2010), ada dua bentuk besi yang terdapat dalam
pangan, yaitu besi heme yang terdapat dalam produk-produk hewani dan besi
nonheme yang terdapat dalam produk-produk nabati. Makanan dari produk
hewani seperti hati, ikan dan daging yang harganya relatif mahal dan belum
sepenuhnya terjangkau oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Selain
sumber hewani, ada juga makanan nabati yang kaya akan zat besi seperti
singkong, kangkung, dan sayuran berwarna hijau lainnya. Namun, zat besi
dalam makanan tersebut lebih sulit penyerapannya. Dibutuhkan porsi besar
sumber nabati untuk mencukupi kebutuhan besi sehari. Adapun makanan-
makanan yang dapat meningkatkan absorpsi besi selama hamil diantaranya
sebagai berikut :

4
a. Konsumsi makanan yang dapat meningkatkan absorpsi besi, yaitu
daging, sayur, dan buah yang kaya vitamin C.
b. Menghindari penghambat (inhibitor) absorpsi besi seperti teh dan kopi
(Aritonang, 2010).
Tambahan vitamin dan mineral bagi ibu hamil tidak melebihi 100%
terkecuali zat besi. Jumlah sebanyak ini tidak akan mungkin tercukupi hanya
melalui diet. Oleh karena itu, suplementasi zat besi sangat penting sekali,
bahkan kepada ibu hamil status gizinya sudah baik.

B. Pola Makan Ibu Hamil


Pola makan yang baik bagi ibu hamil harus memenuhi sumber
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Untuk pengganti nasi dapat
digunakan jagung, ubi jalar dan roti. Untuk pengganti protein hewani dapat
digunakan daging, ayam dan telur. Makanan ibu hamil diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan zat gizi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Demi
suksesnya kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam
keadaaan baik dan selama kehamilan harus mendapatkan tambahan protein,
mineral, vitamin dan energi (Huliana, 2001).
Menurut penelitian Simarmata (2008) pola konsumsi ibu hamil
berdasarkan frekuensi makan dan jenis makan, yaitu mengkonsumsi beras
sebagai makanan pokok dengan frekuensi 1-3x/hari, mie dikonsumsi dengan
frekuensi 1-3x/minggu, ubi dengan frekuensi 1-3x/minggu, roti dan biskuit
jarang dikonsumsi, konsumsi daging dan telur dengan frekuensi 1-3x/minggu,
sedangkan kebutuhan konsumsi sayur ikan sebagai lauk-pauk 1-3x/hari,
konsumsi sayur-sayuran misalnya bayam, buncis, daun ubi, sayur jipang dan
kangkung dengan frekuensi 1-3x/minggu, dan konsumsi buahbuahan, seperti
konsumsi buah jeruk 1-3x/hari, papaya dan semangka 1-3x/minggu. Hal ini
dipengaruhi oleh ketersediaan pangan, status kesehatan dan pengetahuan gizi.
Jenis bahan makanan pokok yang sering dikonsumsi ibu hamil
trimester I adalah nasi dengan frekuensi 1 x/hari, mie dengan frekuensi sering
(55,5%), roti dan umbi-umbian lebih banyak dikonsumsi dengan frekuensi 1-
5x/minggu (72,2% dan 83,3%). Konsumsi lauk-pauk diketahui

5
mengkonsumsi ikan kering dan tempe dengan 8 frekuensi 1 x/hari, telur dan
tahu 1-5x/minggu, frekuensi konsumsi ikan basah,ayam dan daging 2x/bulan.
Sedangkan mengkonsumsi makanan sayur-sayuran sebagian besar ibu hamil
trimester I, mengkonsumsi daun ubi, kacang panjang dan sawi dengan
frekuensi 1x/hari, konsumsi bayam 1-5x/minggu. Dan ibu hamil trimester I
mengkonsumsi buah-buahan 1-5x/minggu. Pola makan ibu hamil trimester I
dipengaruhi oleh pengetahuan tentang gizi, ketersediaan pangan dan
kemampuan membeli pangan (Sipahutar, 2013).
Berdasarkan penelitian Rohana (2010) pola makan ibu hamil yang
mengalami hyperemesis gravidarum berdasarkan frekuensi makan dan jenis
makan menunjukkan bahwa jenis bahan makanan pokok yaitu nasi dengan
frekuensi ≥1x1/hari, untuk jenis makanan yang berupa mie dengan frekuensi
1-2x/minggu, singkong 3-5x/minggu, Sedangkan bahan makanan dari jenis
lauk-pauk seperti ikan basah 3-5x/minggu, untuk konsumsi ikan asin, udang,
tempe, telur, dan daging ayam dengan frekuensi makan 1-2x/minggu. Bahan
makanan sayur-sayuran seperti daun ubi, bayam, kangkung, labu siam, buncis
dan kacang panjang dengan frekuensi makan 3- 5x/minggu. Konsumsi susu
dan minuman dengan frekuensi 1-2x/minggu.
Sedangkan menurut penelitian Chairiah (2012) pola makan ibu hamil
berdasarkan jumlah asupan energi, protein, lemak dan natrium yaitu rata-rata
asupan energi yang dikonsumsi ibu hamil adalah 2.572 kal dengan asupan
energi minimum yang dikonsumsi sebanyak 2.100 kal dan maksimum 3.100
kal. Asupan rata-rata protein adalah 66,52 gram dengan asupan protein
minimum yang dikonsumsi sebanyak 42,00 gram dan maksimum 88,00 gram.
Asupan rata-rata lemak adalah 86,50 gram dengan jumlah lemak minimum
yang dikonsumsi sebanyak 60,00 gram 9 dan maksimum 110,00 gram.
Jumlah rata-rata Natrium adalah 2,54 mg dengan jumlah natrium minimum
yang dikonsumsi sebanyak 1,5 mg dan maksimum 2,9 mg.
Sebagian besar ibu hamil mengkonsumsi energi, protein, asam folat
dan kalsium dibawah angka kecukupan yang dianjurkan. Makanan pokok
yang sering dikonsumsi adalah nasi, telur sebagai lauk hewani, tempe dan

6
tahu sebagai lauk nabati. Sayur-sayuran yang banyak dikonsumsi adalah
bayam, sedangkan buahbuahan yang sering dikonsumsi adalah pisang.
Jajanan yang sering dikonsumsi adalah gorengan sedangkan minuman yang
sering dikonsumsi adalah susu pada frekuensi ≥1 kali/hari (Putri, 2012).

7
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat :
a. Dandang
b. Panci
c. Sendok nasi
d. Sendok sayur
e. Sendok
f. Wajan
g. Sutil
h. Talenan
i. Piring saji
j. Piring plastic
k. Sendok
l. Teflon
m. Parutan keju
n. Gelas
o. Blender / cobek
p. Pisau
q. Mangkuk
B. Bahan
a. Bahan (sarapan pagi) :
1. Beras ¾ gls (100 gr)
2. Air
3. Telur 2 butir (60 gr)
4. Tempe 2 ptg sdg (50 gr)
5. Kacang Panjang 1 gls (100 gr)
6. Bawang merah 2 bj
7. Bawang putih 2 bj
8. Cabe merah 1 bj

8
9. Tomat 1 bj kcl
10. Kecap secukupnya
11. Garam secukupnya
12. Gula secukupnya
13. Penyedap rasa secukupnya
14. Minyak goreng
b. Bahan (selingan pagi) :
1. Roti putih 2 iris (40 gr)
2. Keju ½ ptg sdg (15 gr)
3. Margarine ¼ sdm (2,5 gr)
4. Madu ½ sdm (7,5 gr)
5. Susu bubuk 2 ½ sdm (12,5 gr)
6. Air panas secukupnya
c. Bahan (makan siang) :
1. Beras 9/4 gls (150 gr)
2. Air
3. Ikan layang 1 ptg sdg (50 gr)
4. Bawang merah 3 siung
5. Bawang putih 2 siung
6. Kemiri 1 bj
7. Cabai merah 2 bj
8. Garam secukupnya
9. Gula secukupnya
10. Penyedap rasa secukupnya
11. Minyak goreng ¾ sdm (7,5 gr)
12. Tahu 1 bj bsr (100 gr)
13. Buncis 1 gls (100 gr)
14. Cabai merah 1 bj
15. Kecap manis 1 sdm
16. Bawang merah 3 bj
17. Bawang putih 2 bj

9
18. Minyak goreng secukupnya
19. Garam & gula secukupnya
20. Buah semangka 1 ptg sdg (150 gr)
d. Bahan (selingan siang) :
1. Tepung terigu 5 sdm (25 gr)
2. Telur 1 btr (30 gr)
3. Margarine ¼ sdm (2,5 gr
4. Madu 1 sdm (15 gr)
5. Susu sapi ½ gls (100 gr)
6. Baking powder ¼ sdt
e. Bahan (makan malam) :
1. Beras 9/4 gls (150 gr)
2. Air
3. Ayam 1 ptg sdg (50 gr)
4. Tempe 2 ptg sdg (50 gr)
5. Bawang putih 1 siung.
6. Ketumbar secukupnya.
7. Kunyit secukupnya.
8. Garam secukupnya.
9. Buah papaya 1 ptg sdg (100 gr)
10. Gula ½ sdm (6,5 gr)
11. Air secukupnya
12. Wortel dan kentang 1 gls (100 gr)
13. Air secukupnya
14. Bawang putih 2 siung
15. Daun bawang 1 bj
16. Garam & gula secukupnya
C. Prosedur kerja
a. Cara membuat nasi :
1. Cuci beras
2. Masukkan beras kedalam panci dan tambahkan air sesuai takaran.

10
3. Aduk-aduk beras sampai air meresap dan menjadi setengah mateng.
4. Masukkan nasi setengah mateng kedalam dandangan yang sudah
diberi air, kemudian tunggu 15-20 menit.
5. Nasi siap disajikan.
b. Cara membuat telur dadar :
1. Kocok 2 buah telur dadar
2. Panaskan minyak, lalu goreng telur
3. Angkat dan tiris telur
4. Telur siap disajikan
c. Cara membuat tumis tempe & kacang panjang :
1. Potong-potong tempe, kacang panjang, cabe dan bawang.
2. goreng tempe kemudian disisihkan, tumis bawang dengan minyak
lalu masukkan kacang panjang hingga layu.
3. Masukkan telur orak-arik, cabe, tempe dan tomat.
4. Tambahkan kecap secukupnya, beri sedikit air dan beri penyedap
rasa dan biarkan hingga meresap.
5. Tumis telur, tempe & kacan panjang siap disajikan.
d. Cara membuat roti panggang keju madu :
1. Panaskan margarine pada teflon.
2. Letakkan roti diatas Teflon, dan bolak-balik roti sampai kecoklatan,
lakukan hal yang sama pada roti yang ke 2.
3. Letakkan 1 roti dipiring plastic, kemudian beri keju yang sudah
diparut dan tambahkan madu, kemudian tutup lagi menggunakan
roti.
4. Letakkan roti di piring saji.
5. Roti siap dihidangkan.
e. Cara membuat susu :
1. Masak air menggunakan ceret/teko.
2. Masukkan susu digelas, dan beri air oanas secukupnya, dan diadu
menggunakan sendok.
3. Susu siap disajikan.

11
f. Cara membuat ikan bumbu bali :
1. Haluskan semua bumbu.
2. Goreng ikan setengah matang.
3. Tumis bumbu hingga harum.
4. Masukkan ikan.
5. Beri sedikit air dan penyedap rasa secukupnya. Tunggu hingga
matang.
6. Ikan bumbu bali siap disajikan.
g. Cara membuat tumis tahu buncis :
1. Goreng tahu setengah masak.
2. Tumis irisan bawang merah dan bawang putih sampai wangi,
masukkan cabai, buncis aduk-aduk sampai layu, kemudian
masukkan tahu, tambah sedikit air.
3. Tambahkan garam, gula & kecap manis, aduk rata, dan matikan api.
4. Tumis tahu bincis siap disajikan.
h. Cara membuat dadu semangka :
1. Potong semangka sebanyak jumlah yang diperlukan.
2. Letakkan semangka dipiring saji.
3. Semangka siap disajikan.
i. Cara membuat pancake :
1. Campur tepung terigu, baking powder, aduk rata, tuang campuran
telur dan susu cair. Aduk hingga adonan tercampur rata dan lembut.
2. Olesi teflom menggunakan margarine dan panaskan diatas kompor.
Kemudia tuang 1 sendok sayur adonan ke dalam Teflon.
3. Tunggu hingga adonan dibagan dalam Teflon berwarna kuning
keemasan atau kecoklatan. Kemudian balik adonan secara perlahan,
tunggu sebentar dan angkat.
4. Letakkan diatas piring saji, kemudian beri sedikit madu.
5. Pancake siap disajikan.

12
j. Cara membuat ayam goreng :
1. Cuci bersih ayam.
2. Campur ayam dengan semua bumbu, kemudian aduk rata sambil
diremas-remas, diamkan hingga bumbu meresap.
3. Panaskan minyak goreng, kemudian goreng ayam hingga kuning
kecoklatan.
4. Angkat ayam dan tiriskan.
5. Ayam siap disajikan.
k. Cara membuat tempe goreng :
1. Potong tempe
2. Lumuri tempe dengan bumbu
3. Panaskan minyak goreng, kemudian goreng tempe hingga kuning
kecoklatan
4. Angkat ayam dan tiriskan
5. Ayam siap disajikan.
l. Cara membuat jus buah papaya :
1. Potong-potong buah papaya, kemudian masukkan kedalam blender.
2. Tambahkan gula dan air secukupnya. Blender buah hingga halus.
3. Tumpahkan jus kedalam gelas.
4. Jus siap disajikan.
m. Cara membuat sayur sop :
1. Potong-potong wortel dan kentang, kemudian cuci bersih.
2. Tumis bawang putih dan tambahkan air dan tunggu hingga
mendidih.
3. Masukkan potongan wortel dan kentang, tunggu hingga empuk.
4. Tambahkan daun bawang, garam, gula dan merica bubuk,aduk-aduk
dan tunggu sebentar.
5. Pindahkan sayur sop ke mangkuk.
6. Sayur sop siap disajikan.

13
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

1. Kebutuhan Makanan Pagi = 20% x TEE


= 20/100 x 2588 kal
= 517,6 kal
Harga Makan Pagi
- Beras ¾ gls (100 gr) = Rp. 1.000,00,-
- Telur 2 btr (60 gr) = Rp. 4.000,00,-
- Tempe 2 ptg sdg (50 gr) = Rp. 750,00,-
- Kacang Panjang 1 gls (100 gr) = Rp. 800,00,-
- Minyak goreng ¾ sdm (7,5 gr) = Rp. 100,00,-
- Pisang ambon 1 bj (75 gr) = Rp. 1.200,00,-
- Bawang merah & putih 4 siung = Rp. 500,00,-
- Cabai merah 1 bj = Rp. 250,00,-
- Garam & gula = Rp. 200,00,-
- TOTAL = Rp. 8.800,00,-

2. Kebutuhan Selingan Pagi = 10% x TEE


= 10/100 x 2588 kal
= 258,8 kal
Selingan Pagi
- Roti 2 iris (40 gr) = Rp. 2.000,00,-
- Keju (15 gr) = Rp. 2.000,00,-
- Margarin ¼ sdm (2,5 gr) = Rp. 500,00,-
- Madu (7,5 gr) = Rp. 700,00,-
- Susu (12,5 gr) = Rp. 2.000,00,-
TOTAL = Rp. 7.200,00,-

14
3. Kebutuhan Makanan Siang = 30% x TEE
= 30/100 x 2588 kal
= 776,4 kal
Harga Makan Siang
- Beras 9/4 gls (150 gr) = Rp. 1.500,00,-
- Ikan 1 ptg sdg (75 gr) = Rp. 1.500,00,-
- Tahu 1 bj bsr = Rp. 500,00,-
- Minyak goreng ¾ sdm (7,5 gr) = Rp. 100,00,-
- Semangka 1 ptg sdg = Rp. 1.000,00,-
- Bawang merah &putih 5 siung = Rp. 500,00,-
- Kemiri 1 bj = Rp. 100,00,-
- Cabai merah 2 bj = Rp. 500,00,-
- Garam & gula = Rp. 500,00,-
TOTAL = Rp. 6.200,00,-

4. Kebutuhan Selingan Siang = 10% x TEE


= 10/100 x 2588 kal
= 258,8 kal
Harga Selingan Siang
- Tepung Terigu 5 sdm (25 gr) = Rp. 300,00,-
- Telur 1 bj (30 gr) = Rp. 2.000,00,-
- Margarin ¼ sdm (2,5 gr) = Rp. 500,00,-
- Madu (15 gr) = Rp. 1000,00,-
- Susu sapi (100 gr) = Rp. 2.500,00,-
- Baking powder ¼ sdt = Rp. 100,00,-
TOTAL = Rp. 6.400,00,-

5. Kebutuhan Makanan Malam = 30% x TEE


= 30/100 x 2588 kal
= 776,4 kal

15
Harga Makan Malam
- Beras 9/4 gls (150 gr) = Rp. 1.500,00,-
- Ayam 1 ptg sdg (50 gr) = Rp. 3.000,00,-
- Tempe 2 ptg sdg (50 gr) = Rp. 750,00,-
- Worel & kentang 1 gls (100 gr) = Rp. 4.000,00,-
- Minyak goreng ¾ sdm (7,5 gr) = Rp. 100,00,-
- Papaya 1 ptg sdg (100 gr) = Rp. 1.000,00,-
- Gula (6,5 gr) = Rp. 100,00,-
- Bawang putih 1 siung = Rp. 100,00,-
- Ketumbar dan kunyit = Rp. 200,00,-
- Garam = Rp. 100,00,-
TOTAL = Rp. 10.850,00,-

16
B. Pembahasan
Dari hasil uji organoleptik dengan menggunakan formulir uji
organoleptik pada lampiran 2 mendapatkan gambaran tentang hasil suatu
makanan yang kami olah, dalam hal ini yang kami olah adalah pertama
makanan pagi, nasi putih, telur dadar, tumis tahu dan kacang panjang, pisang
ambon, selingan pagi, roti panggang keju madu dan segelas susu, makanan
siang, nasi putih, ikan bumbu bali, tumis tahu dan buncis, dan semangka.
Selingan siang, pancake. Makanan malam, nasi putih, ayam goreng, tempe
goreng, sayur sop, dan jus pepaya. Oleh sebab itu, pada uji ini terdapat
beberapa sifat sensorik yang dinilai dan dianalis oleh beberapa panelis. Sifat-
sifat sensorik yang dipilih adalah warna, rasa konsistensi, kematangan,
penampilan dan aroma.

PENILAIAN MUTU ORGANOLEPTIK MAKAN PAGI, SELINGAN 1,


MAKAN SIANG, SELINGAN 2 DAN MAKAN MALAM
9

0
Warna Rasa Konsistensi Kematangan Penampilan Aroma

Gambar 1. Penilaian Mutu Organoleptik Makan Pagi, Selingan 1,


Makan Siang, Selingan 2 dan Makan Malam.

17
1. Warna
Rata-rata nilai yang kami dapatkan untuk penilaian warna dari 5 panelis
adalah 7.6, 7.8, 7.9, 7.3, 8.2. warna makanan yang kami buat sama dengan
warna pada umumnya. Karena semua bahan yang kami gunakan masih dalam
keadaan segar. Karena nilai rata-rata 7 maka warna makanan yang kami olah
masih dalam keadaan segar dan baik.
2. Rasa
Rata-rata nilai yang kami dapatkan untuk penilaian rasa dari 5 panelis
adalah 7.6, 7.8, 7.6, 6.8, 8.2. hasil dari 3 panelis menunjukkan bahwa rasa
pada seluruh makanan yang kami olah adalah cukup enak, dan 1 panelis
menunjukkan bahwa rasa makanan yang kami olah adalah enak, dan 1 panelis
menunjukkan bahwa rasa makanan yang kami olah adalah kurang enak dan
perlu ditingkatkan lagi. Nilai pada rasa makanan kami yang diberikan panelis
berbeda-beda karena setiap orang mempunyai selera yang berbeda-beda, dan
untuk nilai yang rendah kami akan meningkatkannya lagi agar rasa makanan
selanjutnya menjadi makanan yang cukup enak bahkan menjadi enak.
3. Konsistensi
Rata-rata nilai yang kami dapatkan untuk penilaian konsistensi dari 5
panelis adalah 7.5, 7.8, 7.5, 7.1, 8.3. karena selera setiap orang berbeda-beda,
beberapa orang menyukai makanan yang manis dan ada juga yang menyukai
makanan yang asin, hal ini menyulitkan dalam menjaga konsistensi rasa dari
makanan yang diolah.
4. Kematangan
Rata-rata nilai yang kami dapatkan untuk penilaian kematangan dari 5
panelis adalah 7.8, 7.8, 7.9, 7.6, 8.4. hasil dari ke 5 panelis menunjukkan hasil
kematangan kami cukup matang, hanya ayam yang kami olah masih terlalu
keras. Hal tersebut dikarenakan kurang terlalu lama dalam memasak ayam
tersebut, sehingga masih keras.
5. Penampilan
Rata-rata nilai yang kami dapatkan untuk penilaian penampilan dari 5
panelis adalah 7.5, 7.8, 7.9, 6.6, 8.3. kami mendapat nilai 6.6 dikarenakan

18
garnish pada ikan bumbu bali tidak sesuai dengan ikan bumbu bali, hal
tersebut membuat kami menjadikan pelajaran agar selanjutkan kami dapat
menyesuaikan garnish dengan makanan yang akan disajikan.
6. Aroma
Rata-rata nilai yang kami dapatkan untuk penilaian aroma dari 5 panelis
adalah 7.7, 7.9, 7.6, 7.2, 8.3. hasil dari ke 5 panelis meunjukkan bahwa aroma
pada makanan yang kami olah cukup enak. Hal tersebut dikarena kami
memasak sesuai dengan cara pengolahan sehingga tidak menghilangkan
aroma pada masakan.

19
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Status gizi ibu hamil pada waktu pertumbuhan dan selama hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.Makanan dengan gizi
seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat
tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral
sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrien akan meningkat selama hamil,
namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat secara proporsional.
Hal yang perlu diperhatikan ibu hamil dalam mengatur menu makanan
selama hamil, antara lain:
- Menghindari mengkonsumsi makanan kaleng, makanan manis yang
berlebihan, susu berlemak dan makanan yang sudah tidak segar.
- Ibu hamil sebaiknya makan teratur sedikitnya tiga kali sehari.
- Hidangan yang tersusun dari bahan makanan bergizi.
B. Saran
Kami tahu bahwa didalam penulisan laporan ini masih banyak terjadi
kesalahan-kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang
mambangun sangat kami harapkan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Arif, N. 2008. Kehamialan dan Kelahiran Sehat. Yogyakarta: Dianloka.

Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.

Kristiyanasari, Weni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.

Lamadhah, A. 2010. Buku Pintar Kehamilan dan Melahirkan. Yogyakarta: Diva


Press.

Purwitasari, D., 2009. Buku Ajar Gizi dalam Kesehtan Reproduksi Teori dan
Praktikum. Yogyakarta: Nuha Medika.

Zulhaida. 2008. Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi yang
Dilahirkan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

21

Anda mungkin juga menyukai