Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-NYA kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah
tepat waktu dalam penyelesaiannya, Makalah ini berjudul “ KERANGKA PIKIR PARADIGMA HIDUP
SEHAT” makalah ini berisikan tentang informasi pengertian paradigma hidup seha, visi misinya, latar
belakang adanya paradigma hidup sehat.

Kami berharap agar makalah ini dapat memberikan informasi dan pelajaran kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaaan, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat embangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan akalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa meridhai
segala urusan kita. Amin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR      ……………………………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI                            ……………………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A.     Latar belakang       ………………………………………………………………………………….......1

B.     Tujuan                   ……………………………………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN

A.     Definisi Paradigma Sehat        …………………………………………………………………………….2

B.     Latar belakang /Dasar Pemikiran Paradigma Sehat    ……………………………………………2

C.     Faktor  yang  mendorong  diperlukannya paradigma hidup sehat   ……………………………………………

D.    Strategi Pembangunan Kesehatan        …………………………………………………………………

E.     Tiga Pilar Indonesia Sehat      ……………………………………………………………………………

F.      Indikator Utama Indonesia Sehat        ………………………………………………………………...

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar  Belakang

Sejalan dengan pemahaman dan pengetahuan kita, konsep sehat dalam upaya penanganan kesehatan
penduduk sudah mengalami banyak perubahan. Banyak negara berkembang termasuk Indonesia,
sampai saat ini melakukan penanganan kesehatan masih berupa program-program konvensional yang
masih menekankan pada pengembangan rumah sakit-rumah sakit, penanganan penyakit secara
individual, spesialis, terutama penanganan peristiwa sakit secara episodik.
Program kesehatan jangka panjang tidak menguntungkan karena akan berkumpul di tempat yang
banyak uang yaitu kota-kota besar, dari segi ekonomi upaya kesehatan yang berorientasi kuratif bersifat
konsumtif tidak produktif.

B.   TUJUAN

1.      Untuk mengetahui pefinisi Paradigma sehat


2.      Untuk mengetahui latar belakang /dasar pemikiran paradigma sehat
3.      Untuk mengetagghui strategi pembangunan kesehatan
4.      Untuk mengetahui tiga pilar indonesia sehat
5.      Untuk mengetahui indikator utama indonesia Sehat
BAB II

PEMBAHASAN
A.   Definisi Paradigma Sehat

 Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan kesehatan yang memandang
masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi banyak faktor yang bersifat lintas sektoral dengan
upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan, serta perlindungan kesehatan, tidak hanya
pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan.Paradigma sehat mengubah cara
pandang terhadap masalah kesehatan baik secara makro maupun mikro.

Sehat merupakan suatu pokok yang sangat penting dan harus ada dalam diri mmanusia yang perlu
dipertahankan dan dipelihara dengan sangat baik. Karena sehat merupakan infestasi untuk kehidupan
yang lebih produktif. Sehat bukan lah hal yang konsumtif, melainkan persyaratan agar hidup kita
menjadi lebih berarti sejahtera dan bahagia.

Secara makro, berarti bahwa pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya dibidang
kesehatan, minimal memberi sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat berarti
bahwa pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya promotif dan preventif, tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilatif. Paradigma sehat dengan sebutan :”Gerakan
Pembangunan Yang Berwawasan Kesehatan” dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 1 Maret
1999.Lebih dari itu, paradigma sehat adalah bagian dari pembangunan peradaban dan kemanusiaan
secara keseluruhan. Paradigma sehat adalah perubahan mental dan watak dalam pembangunan.
Paradigma sehat adalah perubahan sikap dan orientasi , yaitu sebagai berikut:
1. pola pikir yang memandang kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat pasif, menjadi
merupakan keperluan dan bagian dari hak asasi manusia (HAM).
2.  Sehat bukan hal yang konsumtif, melainkan suatu investasi karena menjamin tersedianya SDM
yang produktif secara sosial dan ekonomi.
3. Kesehatan yang semula hanya berupa penanggulangan yang bersifat jangka pendek ke
depannya akan menjadi bagian dari upaya pengembangan SDM yang bersifat jangka panjang.
4. Pelayanan kesehatan tidak hanya pelayanan medis yang melihat bagian dari yang sakit/penyakit,
tetapi merupakan pelayanan kesehatan paripurna yang memandang manusia secara utuh.
5. Kesehatan tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat mental dan sosial.
6. Pelayanan kesehatan tidak lagi terpecah-pecah (fragmented), tetapi terpadu (integrated)
7. Fokus kesehatan tidak hanya penyakit, tetapi juga bergantung pada permintaan pasar.
8.  Sasaran pelayanan kesehatan bukan hanya masyarakat umum (pelayanan kesehatan pada
fasilitas kesehatan umum), melainkan juga masyarakat swasta (pelayanan kesehatan untuk
perorangan/pribadi, misalnya homecare).
9.  Kesehatan bukan hanya menjadi urusan pemerintah, melainkan juga menjadi urusan swasta
10. Biaya yang ditanggung pemerintah adalah untuk keperluan publik (seperti pemberantasan
penyakit menular, penyuluhan kesehatan), sedangkan keperluan lainnya perlu ditanggung
bersama dengan pengguna jasa.
11. Biaya kesehatan bergeser dari pembayaran setelah pelayanan menjadi pembayaran di muka
dengan model Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.
12.  Kesehatan tidak hanya berfungsi sosial, tetapi juga dapat berfungsi ekonomi.
13. Pengaturan kesehatan tidak lagi diatur dari atas (top down), tetapi berdasarkan aspirasi dari
bawah (bottom up).
14.   Pengaturan kesehatan tidak lagi tersentralisasi, tetapi telah terdesantralisasi.
15.   Pelayanan kesehatan tidak lagi bersifat birokratis tetapi entrepreuner.
16.   Masyarakat tidak sekedar ikut berperan serta, tetapi telah berperan sebagai mitra.

B.    Latar belakang /Dasar Pemikiran Paradigma Sehat


Hidup sehat adalah hak asasi manusia, artinya sehat merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam diri
manusia yang perlu dipertahankan dan dipelihara. Sehat merupakan suatu investasi untuk kehidupan
yang produktif, bukanlah hal yang konsumtif, melainkan prasyarat agar hidup kita menjadi berarti,
sejahtera dan bahagia.Kesehatan merupakan salah satu dari tiga faktor utama yang sangat menentukan
kualitas sumber daya manusia, disamping pendidikan dan pendapatan (ekonomi). Oleh karena itu,
kualitas kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan. Sehat juga merupakan karunia Tuhan yang perlu
disyukuri. Mensyukuri karunia dapat ditunjukan dengan perkataan, perasaan, dan perbuatan. Bersyukur
dengan perbuatan ditunjukan dengan memelihara kesehatan dan berupaya untuk
meningkatkannya.  Memelihara dan meningkatkan kesehatan lebih efektif daripada mengobati penyakit.
Oleh karena itu, upaya peningkatan kesehatan (promosi) dan pencegahan penyakit (preventif) perlu
ditekankan tanpa mengesampingkan upaya penyembuhan dan pemulihan. Derajat kesehatan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Faktor lingkungan
dan perilaku memiliki konstribusi yang sangat besar terhadap kualitas derajat kesehatan. Di pihak lain,
faktor lingkungan dan perilaku terkait dengan banyak sektor di luar kesehatan. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan dampak  pembangunan semua sektor dibidang kesehatan.Adanya transisi demografis dan
epidemologis, tantangan global dan regional, perkembangan iptek, tumbuhya era desentralisasi, serta
maraknya demokratisasi disegala bidang, mendorong perlunya upaya peninjauan kebijakan yang ada
serta perumusan paradigma baru dibidang kesehatan.

Berdasarkan paradigma sehat, dirumuskan visi, misi dan strategi pembangunan kesehatan.Visi Indonesia
Sehat 2015

Visi 
Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui:
1. pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan Negara yang ditandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat,
2.  memiliki kemampuan untuk mengjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata,
3.  serta memiliki derajat yang setinggi-tingginya di seluruh republic Indonesia.

 Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan tersebut dirumuskan sebagai : 
INDONESIA SEHAT 2015

Dengan adanya rumusan visi tersebut, maka lingkungan yang diharapkan pada masa depan adalah:

1.  lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari
polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman
yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan
masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.
2. Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2015 adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya resiko penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berpartisifasi akif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
3. Selanjutnya masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu. Layanan yang tersedia adalah layanan yang berhasil guna dan berdaya guna yang
tersebar secara merata dindonesia. Dengan demikian terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan
ekonomis

Misi

Untuk dapat mewujudkan visi INDONESIA SEHAT 2015, ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan
sebagai berikut:

1.  Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan


Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja keras sector
kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta kontribusi positif berbagai sector
pembangunan lainnya. Untuk optimalisasi hasil kotribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan
masuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan. Dengan perkataan lain
untuk dapat terwujunya INDONESIA SEHAT 2015, para penanggungjawab program pembangunan harus
memasukkan pertimbangan-pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan pembangunannya. 
Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan, seyogyanya tidak
diselenggarakan. Untuk dapat terlaksananya pembangunan yang berwawsasankesehatan, adalah
seluruh tugas yang berelemen dari system kesehatan untuk berperan sebagai penggerak utama
pembanguanan nasional berwawasan.
2.      Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
Kesehatan adalah tanggungjawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta.
Apapun peran yang dimainkan pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara
mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai. Perilaku yang sehat dan
kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu sangat
menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok
atau misi sector kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3.      Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
mengandung makna bahwa salah satu tanggungjawab sector kesehatan adalah menjamin tersedianya
pelayanan kesehatan yang bermutu,merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tidak semata-mata berada ditangan pemerintah, melainkan mengikutsertakan
sebesar-besarnya peran aktif segenap anggota masyarakat dan berbagai potensi swasta.

4.      Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta


lingkungannya
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya
mengandyng makna bahwa tugas utama sector kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan
kesehatan segenap warga negaranya, yakni setiap individu,keluarga dan masyarakat Indonesia, tanpa
meninggakan upaya menyembuhkan penyakit atau memulihkan kesehatan penderita. Untuk
terselenggaranya tugas ini penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus diutamakan adalah yang
bersifat promotif dan preventif yang didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitative. Agar dapat
memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat diperlukan pula
terciptanya lingkungan yang sehat, dan oleh karena itu tugas-tugas penyehatan lingkungan harus pula
lebih dprioritaskan. (ilmu kesehatan masyarakat, syafrudin)

C.     Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat :


a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak efektif
b. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata dimasukkan unsur sehat
produktif sosial ekonomis.
c. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degenerative
d. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan penangan khusus
e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk.
D.   Strategi Pembangunan Kesehatan
a. Pembangunan di bidang kesehatan memiliki strategi :
1. Pembangunan kesehatan berwawasan kesehatan. Semua kebijakan nasional yang
diselenggarakan harus berwawasan kesehatan, setidak-tidaknya harus memberi kontribusi
positif terhadap pengembangan lingkungan dan perilaku sehat.
2. Profesionalisme. Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung dengan penerapan
berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan nilai-nilai agama, moral,
dan etika.
3.  Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Penataan sistem pembiayaan kesehatan
yang menjamin pemeliharaan kesehatan masyarakat luas.
4.  Desentralisasi. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus didasarkan pada masalah dan potensi
spesifik daerah tertentu, yaitu pengaturannya disesuaikan dengan rumah tangga masing-masing
daerah.

Perbaikan gizi juga merupakan salah satu strategi pembangunan kesehatan Indonesia. dengan
kualitas gizi masyrakat Indonesia yang masih dibawah rata-rata, maka dari itu untuk mengatasi
masalah gizi tersebut upaya yang dapat dilakukan diantaranya:
1. Peningkatan gizi masyrakat. Hala ini dapat dilakukan dengan meberikan makanan tambahan
yang bergizi terutama bagi anak – anak. Program ini dapat dioptimalkan melalui
pemberdayaan posyandu dan kegiatan PKK.
2. Pelaksanaan imunisasi. berdasarkan prinsip pencegahan lebih baik dari pengobatan,
program imunisasi bertujuan melindungi tiap anak dari penyakit umum. Hal tersebut dapat
dilaksankan melalui PIN (Pekan Iunisasi Nasional)
3. Penambahan fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan harus ampu menampung dan
menjangkau masyrakat di daerah tertinggal. Penambahan fasilitas kesehatan ini meliputi
rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, polindes atau pondik bersalin desa,
posyandu. Penambahan fasilitas ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat seperti, imunisasi,KB, pengobatan,dan lain-lain. Dengan demikian dapat
mengurangi tingginya angka kematian bayi, dan meningkatkan angka harapan hidup
masayarakat.
4. Penyediaan pelayanan kesehatan gratis. Pemerintah menyediakan pelayanan gratis bagi
penduduk miskin dalam bentuk Askseskin ( asuransi kesehatan masyarakat miskin ) dan
kartu sehat yang dapat digunakan untuk mmemperoleh pelayanan kesehatan secara murah,
atau bahkan gratis diruah sakit pemerintah atau pukesmas.
5. Pengobatan obat generic. Pemerintah harus mengembangkan pengadaan obat murah yang
dapat dijangkau oleh masyarakat bawah. Penyediaan obat murah ini dapat berupa obat
generic.
6. Penambahan julah tenaga medis. Agar pelayanan kesehtan dapat mencangkup seluruh
lapisan masyarakat dan mencakup seluruh wilayah Indonesia, diperklukan penambahan
julah tenaga medis seperti dokter, bidan dan perawat. Tenaga medis tersebut juga harus
memiliki dedikasi tinggi untuk ditempatkan didaerah-daerah terpencil serta berdedikasi
tinggi melayani masyarakat miskin.
7. Melakukan penyuluhan tentang arti pentingnya kebersihan dan pola hidup sehat.
Penyuluhan semacam ini juga bisa melibatkan lembaga-lembaga lain diluar lembaga
kesehatan, seperti sekolah, organisasi kesehatan, tokoh-tokoh masayarakat. Jika kesadaran
akan arti pentingnya pola hidup sehat sudah tertanam dengan baik, masyarakat akan
dengan sendirinya terhindar dari berbagai penyakit.

E.    Tiga Pilar Indonesia Sehat


Tiga pilar Indonesia sehat, antara lain :

1. Lingkungan sehat, adalah lingkungan yang kondusif untuk hidup yang sehat, yakni bebas polusi,
tersedia air bersih, lingkungan memadai, perumahan-pemukiman sehat, perencanaan kawasan
sehat, terwujud kehidupan yang saling tolong-menolong dengan tetap memelihara nilai-nilai
budaya bangsa.
2. Perilaku sehat, yaitu bersikap proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan (contih:
aktifitas fisik, gizi seimbang), mencegah resiko terjadinya penyakit (contoh: tidak merokok),
melindungi diri dari ancaman penyakit (contoh: memakai helm dan sabuk pengaman, JPKM),
berperan aktif dalam gerakan kesehatan (contoh: aktif di posyandu).
3.  Pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan merata, yang menjangkau semua lapisan
masyarakat tanpa adanya hambatan ekonomi, sesuai dengan standar dan etika profesi, tanggap
terhadap kebutuhan masyarakat, serta memberi kepuasan kepada pengguna jasa.
F.     Indikator Utama Indonesia Sehat
Definisi keamanan pangan menurut UU RI No. 7 tahun 1996 tentang perlindungan pangan,
keamanan pangan adalah kondisi dana upaya yang diprlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan
dari cemaran biologis kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan embahayakan
kesehatan manusia. Makanan yang aman adalah makana yang bebas dari cemaran fisik, kimiawi
maupun mikrobiologi yang berbahay bagi kesehatan, serta tidak bertentangan dengan keyakinan
masyrakat. Makana dianggap rusak apabila seluruh atau bagian dari makanan itu terdiri dari kotoran
atau bahan bahan yang telah membusuk. Syarat makanan aman menurut ISO 22000 Food Safety
Magement Sistem membagi tiga tipe bahaya pada makanan yang dikonsumsi, yaitu : bahaya kimia,
bahaya biologi dan bahaya fisik.
Indikator utama Indonesia sehat, yaitu :
1. Lingkungan sehat: 80% rumah sehat, 90% keluarga menggunakan air bersih, 85% keluarga
menggunakan jamban sehat, 80% sekolah sehat, 80% Kabupaten/kota sehat.
2.  Perilaku sehat: 80% penduduk berperilaku sehat (aktivitas fisik, makan dengan gizi baik, dan
tidak merokok); 80% tatanan keluarga sehat.
3. Pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau: Setiap kecamatan memiliki 1,5
puskesmas; pemanfaatan sarana yankes 80%; pengunjung/pasien puas akan pelayanan
kesehatan; rasio desa terhadap posyandu adalah 1:5 (minimal salah satunya purnama/mandiri);
100% balita telah diimunisasi.
4. Derajat kesehatan: Angka harapan hidup 67,9 tahun, angka kematian bayi 35 per 1000 kelahiran
hidup, angka kematian ibu 125 per 100.000 kelahiran, angka kematian kasar 7,5 per 1000
penduduk.
BAB III

PENUTUP

Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan kesehatan yang memandang
masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi banyak faktor yang bersifat lintas sektoral dengan
upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan, serta perlindungan kesehatan, tidak hanya
pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan.
Dasar Pemikiran Paradigma SehatHidup sehat adalah hak asasi manusia, artinya sehat merupakan
sesuatu yang sangat esensial dalam diri manusia yang perlu dipertahankan dan dipelihara. Sehat
merupakan suatu investasi untuk kehidupan yang produktif. Sehat bukanlah hal yang konsumtif,
melainkan prasyarat agar hidup kita menjadi berarti, sejahtera dan bahagia.
Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat :
a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak efektif
b. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata dimasukkan unsur sehat
produktif sosial ekonomis.
c. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degenerative
d. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan penangan khusus
e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk
DAFTAR PUSTAKA

Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB

Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, Citra Aditya Bakti

M. N. Buston, 1977, Pengantar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta

M. N. Buston, 1977, Epidemiologi penyakit Tidak Menular, Rineka Cipta, Jakarta

Azrul Azwar, 1989, Penanggulangan Wabah oleh Puskesmas, Binarupa, Jakarta

Noor Nasri N, 1997, Dasar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta

Sukidjo Notoatmodjo, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta

Azrul Azwar, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Binarupa, Jakarta

Bambang, 1990, Dasar dasar Epidemiologi

Anda mungkin juga menyukai