Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ZAT ADITIF BAHAN PANGAN

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Kimia Organik
Dosen Pengampu : Anisa Sholikhati, S.Pd., M.T

DISUSUN OLEH:

1. Diah Prita Daniswara (22021140007)


2. Sabila Rizqy Fauziah (22021140010)
3. Dinda Alya Raihana Najwa (22021140016)

KELOMPOK 2
PRODI S1 GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tugas makalah yang berjudul “Zat Aditif
Bahan Pangan” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bu Anisa
Sholikhati, S.Pd., M.T pada mata kuliah Kimia Organik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang bahan pangan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bu Anisa Sholikhati, S.Pd., M.T, selaku dosen
mata kuliah Kimia Organik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kudus, 28 Oktober 2021

Kelompok 2

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara ilmiah, zat aditif makanan di definisikan sebagai bahan yang ditambahkan dan
dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Berdasarkan
fungsinya, baik alami maupun sintetik, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai zat pewarna,
pemanis, pengawet, dan penyedap rasa. Dalam bahan makanan yang kita konsumsi sehari-
hari kita perlu mengetahui keuntungan dan kerugian atau dampak negatif dari makanan yang
kita konsumsi. Oleh karena itu, perlu diketahui apa saja zat aditif yang sering dicampurkan
pada makanan, yang sehat dikonsumsi dan apa saja yang merugikan kita atau yang
mengancam kesehatan tubuh manusia. Pada makalah ini akan dibahs mengenai zat aditif
yang dipergunakan pada makanan antara lain, zat pemantap, pemanis sintetik, penjernih
larutan, pemucat, pengasam, pengembang, pengawet, pengental, pewarna, surfaktan,
pembasah, dan anti kerak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa hal yang akan dibahas yaitu
Bagaimanakah pengertian, fungsi, dan contoh zat pemantap, zat pemanis sintetik, zat
penjernih larutan, zat pemucat, aidulan dan zat pengasam, pengembang adonan, zat
pengawet, pengental, zat pewarna, surfaktan, pembasah, dan zat anti kerak?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka makalah ini memiliki tujuan Mengkaji
pengertian, fungsi, dan contoh zat pemantap, zat pemanis sintetik, zat penjernih larutan, zat
pemucat, aidulan dan zat pengasam, pengembang adonan, zat pengawet, pengental, zat
pewarna, surfaktan, pembasah, zat anti kerak.
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini memiliki tujuan Menambah wawasan tentang zat aditif bahan
pangan dan Menjadi dasar pembelajaran kimia organik tentang zat aditif bahan pangan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Zat Pemantap
Zat pemantap adalah salah satu jenis zat aditif yang di tambahkan sehingga mengikat ion
logam sehingga memantapkan warna, aroma dan serat makanan. Zat pemantap yang
umumnya dibuat dari garam antara lain seperti:
1. CaCl2
2. Ca-sitrat
3. CaS04
4. Ca-laktat
5. Ca-monofosfat
 Fungsi Zat Pemantap
Pada proses pengolahan, pemanasan, atau pembekuan dapat melunakkan sayuran
sehingga menjadi lunak yang sebelumnya ’tegar’. Hal ini karena komponen penyusun
dinding sayuran tersebut yang disebut pektin. Agar tetap menjadi ’tegar’, maka ditambahkan
zat pemnatap yang umumnya dibuat dari garam seperti CaCl2, Ca-sitrat, CaS04, Ca-laktat,
dan Ca-monofosfat , namun sayangnya rasanya pahit dan sulit larut.
B. Zat Pemanis Sintetik
Pemanis sintetik merupakan pengganti gula yang dihasilkan melalui proses kimiawi.
Pemanis sintetik dinilai memiliki rasa manis yang lebih tinggi dibandingkan pemanis biasa
atau gula. Pemanis sintetik cocok dikonsumsi oleh seseorang yang menjalani diet gula,
seperti diabetes melitus karena pemanis sintetik tidak mempunyai kalori dan nilai gizi.
 Berbagai Jenis Pemanis Buatan
Ada beberapa jenis bahan pemanis buatan yang sering digunakan dalam produk makanan
dan minuman, yaitu:
1. Aspartam
Aspartam biasa digunakan sebagai pemanis dalam permen karet, sereal sarapan, agar-agar,
dan minuman berkarbonasi. Pemanis buatan ini 220 kali lebih manis daripada gula.
Kandungan aspartam terdiri dari asam amino, asam aspartat, fenilalanin, serta sedikit etanol.
2. Sakarin

4
Rasa manis yang dihasilkan sakarin mencapai 300-400 kali lebih kuat daripada gula.
Pemakaian sakarin dalam sekali penyajian untuk makanan olahan tidak boleh melebihi 30
mg. Sedangkan untuk minuman, tidak boleh lebih dari 4 mg/10 ml cairan.
3. Sukralosa
Sukralosa dihasilkan dari sukrosa yang memiliki rasa manis 600 kali lebih kuat dibandingkan
gula. Bahan ini biasa digunakan pada produk makanan yang dipanggang atau digoreng.
Konsumsi harian sukralosa yang ideal adalah sebanyak 5 mg/kg berat badan.
4. Acesulfame potassium
Bahan ini sangat stabil dalam temperatur tinggi dan mudah larut, sehingga sesuai dipakai
dalam banyak produk makanan. Batasan konsumsi harian yang disarankan untuk acesulfame
potassium adalah 15 mg/kg berat badan.
5. Neotam
Bahan pemanis buatan ini banyak digunakan pada makanan rendah kalori. Secara kimia,
kandungannya hampir sama seperti aspartam, namun rasanya 40 kali lebih manis dari
aspartam. Dibandingkan dengan gula rafinasi, tingkat kemanisan neotam mencapai 8.000 kali
lebih tinggi. Neotam dapat dikonsumsi hingga 18mg/kg berat badan dalam sehari.
 Fungsi Zat Pemanis sintetik
Pada industri pangan , minuman , termasuk industri rokok , pemanis sintetik digunakan
dengan tujuan untuk menekan biaya produksi , karena pemanis sintetik mempunyai tingkat
rasa manis yang lebih tinggi juga harganya lebih murah di bandingkan dengan gula yang di
produksi.
C. Zat Penjernih Larutan
Masalah yang utama dalam pembuatan bir, anggur, dan sari buah adalah timbulnya
kekeruhan, pengendapan, dan oksidasi yang menyebabkan perubahan warna. Protein atau
pectin bereaksi dengan polifenol membentuk koloid yang menimbulkan kekeruhan. Untuk
menghilangkan kekeruhan itu dapat dipakai enzim yang menghidrolisis protein atau pectin,
tetapi kadang-kadang terbentuk busa bila kadar enzim terlalu banyak. Karena itu lebih sering
dipakai bahan penjernih dan adsorben yang dapat menyerap polifenol atau protein.Daya larut
zat penjernih sangat menentukan efektifitas bahan. Makin kecil daya larutnya, makin besar
daya serapabsorben terhadap partikel-partikel tersuspensi seperti kompleks tanin-protein.

5
Bentonit adalah zat penjernih yang digunakan dalam anggur untuk mencegah pengendapan
protein
 Contoh dan Fungsi Zat Penjernih Larutan air
1. Tawas
Salah satu fungsi tawas yang paling penting yaitu untuk menghambat partikel-partikel
kotoran dalam air sumur, sungai, atau air kran agar tetap mengendap di dasar.
2. Kaporit
Kaporit merupakan bahan penjernihan air yang biasa digunakan oleh Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM). Senyawa kimia ini sering digunakan sebagai disinfektan air karena dapat
membunuh bakteri, kuman, serta virus penyebab penyakit. Kaporit tersedia dalam bentuk
serbuk dan bentuk tablet. Pemilihan kaporit berbentuk tablet dikarenakan memiliki fungsi
utama untuk strelisisasi air.
3. HCL
HCL digunakan pada kolam renang untuk menjaga stabilitas kelembapan air (pH) karena
biasanya kolam renang mudah terpapar pH berlebih. Cara penggunaan HCL adalah dengan
mencampurkannya ke dalam sebuah wadah, baru kemudian dituangkan secara merata. Sama
seperti obat kimia lainnya, penggunaan HCL untuk menjernihkan air pun sebaiknya tak
dilakukan secara berlebihan.
4. TCCA Chlorine
TCCA Chlorine adalah jenis obat penjernih air yang biasa dimanfaatkan untuk menjaga
kandungan klorin dalam air agar tetap stabil.
5. Trussi
Trussi atau copper sulphate adalah obat penjernih air yang biasa digunakan untuk kolam
renang, sama seperti kaporit dan TCCA Chlorine. Bedanya, trussi digunakan untuk
menghilangkan kotoran pada kolam renang terutama mikroorganisme seperti ganggang atau
lumut. Manfaat utamanya selain untuk membasmi mikroorganisme dalam air adalah untuk
membuat air lebih jernih dan aman digunakan. Meskipun begitu, trussi tetap aman kok untuk
digunakan pada air sumur, sungai, ataupun air kran.
D. Zat Pemucat
Zat pemucat secara umum digunakan dalam produk terigu. Cara kerja zat pemucat adalah
mengoksidasi pigmen pemberi warna pada bahan makanan, menghasilkan senyawa yang

6
tidak berwarna. Zat pemucat juga membantu dalam proses mengembangkan adonan roti.
Dengan menambahkan zat pemucat, adonan roti dapat menahan gas atau gelembung udara,
sehingga roti dapat mengembang.
Beberapa zat pemucat yang digunakan adalah:
1. Benzoil peroksida
2. Kalium bromat
3. Kalsium iodat
4. Nitrosil klorida
E. Aidulan dan Zat Pengasam
Umumnya digunakan/berfungsi untuk mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan
derajat keasaman bahan makanan yang diolah serta sebagai penegas rasa, warna, dan
pengawet. Pada produk olahan buah dan sayuran penambahan zat ini berakibat pada
penurunan pH juga mengurangi risiko tumbuhnya mikroba. Produk pangan olahan yang
sering memanfaatkan asidulan antara lain sari buah, acar ketimun, jem, jeli, dan ikan
kalengan). Asam organik yang sering ditambahkan pada bahan makanan yakni asam asetat,
asam laktat, asam sitrat, asam fumarat, asam malat, asam suksinat, dan asam tatrat,
sedangkan asam anorganinya adalah asam fosfat.
F. Pengembang Adonan
Bahan pengembang adalah segala jenis zat yang digunakan dalam adonan atau adonan
encer yang berfungsi melembutkan dan mengembangkan adonan dengan mencampurkan
udara ke adonan. Udara dapat juga dicampurkan dengan cara lain. yaitu dengan
menggunakan alat mekanis seperti mikser untuk mencapurkan udara kedalam adonan. Bahan
pengembang dapat berupa zat kimia sintetis maupun berbagai mikroorganisme yang
menghasilkan gas. Gelatinisasi protein pada adonan meninggalkan struktur yang tersusun
dari gelembung udara yang telah meninggalkan adonan saat proses masak. Contohnya
adalah:
1. Baking soda
Bahan pengembang yang satu ini sangat mudah ditemui di beragam toko bahan kue. Baking
soda mengandung Sodium Bikarbonat yang bersifat mengeluarkan gas, sehingga jika
digunakan akan membuat kue akan melebar ke samping. Baking soda cocok digunakan untuk

7
membuat kue kering, karena akan membuat tekstur adonan kue menjadi garing, kering, dan
renyah.
2. Baking powder
Baking powder biasanya digunakan sebagai pengembang kue, bolu, pancake, dan cupcake.
Penggunaan baking powder bertujuan agar adonan kue bisa tetap mengembang saat
dipanggang, walaupun tidak langsung dipanggang sesaat setelah pengocokan.
3. Cream of tartar
Cream of tartar biasanya digunakan saat pengocokan putih telur.Fungsi dari cream of tartar
adalah agar putih telur yang dikocok mengembang kaku, mencegah butiran gula mengkristal,
dan menghasilkan tekstur berpori pada kue
4. Ragi
Ragi adalah bahan pengembang yang paling umum digunakan untuk mengembangkan roti,
donat, atau bakpao.
5. VX
VX juga berfungsi sebagai bahan pengembang pada pembuatan roti dan kue. Selain bisa
digunakan untuk mengembangkan, penggunaan VX juga akan menghasilkan tekstur roti dan
kue halus dan remah yang lembut.
G. Zat Pengawet
Merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam makanan guna mencegah atau
menghambat tumbuhnya jamur, bakteri, atau jasad renik. Beberapa bahan pengawet di
antaranya:
 Senyawa organik seperti asam sorbat, asam propionat, asam asetat, dan epoksida dan
senyawa anorganik seperti garam nitrat dan nitrit;
 Zat oksidatif yang dapat menimbulkan reaksi oksidasi seperti peroksida dan ozon;
 Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan dari suatu mikroba, terutama jamur yang
berfungsi sebagai pembasmi mikroba tetapi sejak tahun 1966 dilarang digunakan karena
dapat menimbulkan kekebalan dengan efek lain berupa reaksi alergi dan keracunan pada
pengguna;
 Fungisidal dipakai untuk membasmi pertumbuhan jamur pada produk makanan seperti
pimaricin;

8
 Ikatan halogen yang terdapat pada klorin yang berfungsi untuk membunuh dan mencegah
pertumbuhan bakteri, alga, dan protozoa, zat ini digunakan sebagai pembersih, pelindung
dan sanitasi peralatan dalam industri makanan tidak langsung dipakai pada makanan
karena umumnya bersifat racun;
 Ikatan amonium bersifat basa dan cara kerjanya sama dengan ikatan halogen.
Dalam pemakaiannya harus selektif sehingga tidak menimbulkan efek samping bagi
pengguna makanan.
H. Pengental
Bahan tambahan pangan ini berguna untuk menstabilkan atau mengentalkan makanan
yang dicampur dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu. Termasuk dalam
kelompok ini yang diizinkan oleh Permenkes adalah:
• Kalsium asetat;
• Natrium dan kalsium laktat;
• Asam alginat beserta garam natrium, kalium, kalsiumnya, dan propilen glikol alginat;
• Agar-agar;
• Karagenan dan rumput laut eucheuma olahan;
• Gom kacang lokus;
• Gom guar;
I. Zat Pewarna
Pewarna merupakan zat warna atau bahan lain yang dibuat dengan cara sintetis atau cara
kimiawi lain, atau bahan alami dari tanaman, hewan, mineral atau sumber lainnya yang
diekstrak, diisolasi atau terbuat dari ekstrak atau isolat dengan atau tanpa perubahan identitas
yang bila ditambahkan atau digunakan ke bahan makanan, obat, kosmetik, atau ke bagian
tubuh (bisa sendiri atau karena reaksi dengan bahan lain) menjadi bagian dari warna dari
bahan tersebut (Tranggono,1990). Zat pewarna terbagi menjadi dua yaitu pewarna alami dan
pewarna buatan.
 Pewarna Alami
Banyak warna cemerlang yang bersumber dari tanaman dan hewan yang digunakan
sebagai pewarna untuk makanan. Beberapa pewarna alami turut ikut menyumbangkan nilai
nutrisi (karotenoid, riboflavin, dan kobalamin), bumbu (kunyit dan paprika) dan pemberi rasa

9
(karamel) ke bahan olahannya. Contoh pewarna alami yang umumnya digunakan untuk
pewarna menurut Saparinto (2006) tersaji dalam tabel berikut:
NO Nama Pewarna Warna yang dihasilkan Sumber Warna
1 Karoten Jingga-Merah Wortel, Pepaya dan lain-lain
2 Biksin Kuning seperti mentega Biji pohon Bixa orellana
Hidrolisis (pemecahan)
3 Karamel Coklat gelap karbohidrat, gula pasir, laktosa,
dan sirup malt
Daun Suji, Daun Pandan dan
4 Klorofil Hijau
dedaunan yang berwarna hijau
Bunga dan buah-buahan seperti
Bunga Mawar, Pacar Air,
Kembang Sepatu, Bunga Tasbih
atau Kana, Krisan, Pelargonium,
5 Antosianin Merah, Jingga, Ungu, dan Biru
Aster Cina, dan Buah Apel, Ceri,
Anggur, Stroberi, Buah Manggis,
Bunga Telang, Bunga Belimbing,
Sayur serta Ubi Jalar
6 Kurkumin Kuning Kunyit
 Pewarna Sintetis
Pewarna buatan atau pewarna sintetis merupakan bahan kimia yang dengan sengaja
ditambahkan pada makanan untuk memberikan tambahan warna yang diinginkan karena
warna semula hilang selama proses pengolahan atau karena seseorang menginginkan adanya
warna tertentu. Pengelompokan pewarna sintetis yang dilarang diatur dalam Permenkes RI
No. 239/Men.Kes/Per/85 tentang zat warna tertentu yang dinyatakan sebagai bahan
berbahaya dan pewarna sintetis yang diizinkan diatur dalam Permenkes RI No. 033 Tahun
2012 tentang bahan tambahan pangan.
Daftar Pewarna yang diizinkan di Indonesia: Tatrazin (19140); Kuning Kuinolin
(47005); Kuning FCF (15985); Karmoisin (14720); Ponceau (16255); Eritrosin (45430);
Merah allura (16035); Indigotin (73015); Biru Berlian (42090); Hijau FCF (42053); Coklat
HT (20285).

10
Fungsi pewarna yaitu untuk mempertajam atau meyeragamkan warna bahan makanan
yang mengalami perubahan pada saat proses pengolahan. Pada buah, pemberian pewarna
memiliki tujuan untuk menyeragamkan penampilan (Saparinto, 2006). Syah dalam Batama
(2015) menambahkan bahwa beberapa tujuan utama penambahan zat pewarna dalam
makanan yaitu:
1. Menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara dan temperatur yang ekstrim
akibat pengolahan dan penyimpanan;
2. Memperbaiki variasi alami warna;
3. Membuat identitas produk pangan;
4. Menarik minat konsumen dengan pilihan warna yang menarik;
5. Untuk menjaga rasa dan vitamin produk simpan yang mungkin akan terpengaruh sinar
matahari.
J. Surfaktan
Surfaktan (surface active agent) merupakan molekul-molekul yang mengandung gugus
hidrofilik (suka air) dan gugus lipofilik (suka minyak/lemak) pada molekul yang sama
(Sheat dan Foster, 1997). Sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan
minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan diperoleh karena sifat
ganda dari molekulnya.
Sifat-sifat surfaktan yaitu dapat menurunkan tegangan permukaan, tegangan antar muka,
meningkatkan kestabilan partikel yang terdispensi dan mengontrol jenis formulasinya baik
oil in water (o/w) atau water in oil (w/o). Selain itu, surfaktan akan terserap ke dalam
permukaan partikel minyak atau air sebagai penghalang yang akan mengurangi atau
menghambat penggabungan (coalescence) dari partikelyang terdispensi (Rieger, 1985).
Karena manfaat surfaktan yang dapat digunakan sebagai bahan pelarut, pengelmusi, dan
pembasah inilah yang dapat dikaitakan dengan pewarnaan makanan, dimana zat pewarna
makanan buatan dicampurkan dengan surfaktan agar proses pewarnaan makanan dan tekstur
yang baik (contoh:es krim). Jadi, kegunaan surfaktan dalam proses pewarnaan makanan
dapat diterapkan dalam batas penggunaan yang wajar, sebab penggunaan surfaktan dapat
diterapkan pada tekstil juga.
Klasifikasi surfaktan berdasarkan muatannya yaitu:

11
1. Surfaktan anionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion.
Karakteristiknya yang hidrofilik disebabkan karena adanya gugus anionic yang cukup
besar, biasanya gugus sulfat atau surfonat. Contohnya adalah garam alkana sulfonat,
garam olefin sulfonat, garam sulfonat asam lemak rantai panjang.
2. Surfaktan kationik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation.
Surfaktan ini memecah dalam media air, dengan bagian kepala bertindak sebagai
pembawa sifat aktif permukaan. Contohnya adalah garam alkil trimethil ammonium,
garam dialkil-dimethil ammonium dan garam alkil dimethil benzil ammonium.
3. Surfaktan nonionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan. Contohnya
ester gliserin asam lemak, ester sorbitan asam lemak, ester sukrosa asam lemak,
polietilena alkil amina, glukamina, alkil poliglukosida, mono alkanol amina, dialkanol
amina dan alkil amina oksida.
4. Surfaktan amfoter yaitu surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif dan
negatif. Contohnya surfaktan yang mengandung asam amino, betain, fosfobetain.
K. Pembasah
Suatu zat pembasah adalah suatu surfaktan yang bila dilarutkan dalam air, mengurangi
tegangan permukaan, menurunkan sudut kontak yang baru dan membantu memindahkan
fase cair dan akan terjadi pembasahan. Surfaktan sangat berguna dalam mengurangi tegangan
antar muka antar partikel zat padat. Sudut kontak adalah tetesan cairan dan permukaan ke
atas mana ia menyebar. Serbuk yang tidak mudah dibasahi dengan air menunjukkan suatu
sudut kontak yang besar, sedangkan serbuk yang dapat dibasahi dengan segera oleh air bila
bebas dari kontaminan yang teradsorpsi disebut hidrofilik ( Martin dkk, 1993: 966; 113).
L. Zat Anti Kerak
Zat anti kerak umumnya digunakan untuk makanan yang berbentuk tepung atau butiran
yang bersifat higroskopis. Zat anti kerak akan melapisi butiran dan menyerap kelebihan air
serta membentuk campuran yang tidak larut, sehingga keadaan fasa dan bentuk butir
makanan tidak berubah (stabil). Zat anti kerak yang biasa digunakan dalam pengolahan
pangan antara lain: kalsium silikat, CaSiO3.xH2O, kalsium stearat, Na-silikoaluminat, Mg-
silikat, kalsium fosfat dan magnesium karbonat.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

13
DAFTAR PUSTAKA
ADINDA, N. D. (2016). PENGARUH SUHU DAN LAMA REAKSI PADA SINTESIS METIL
ESTER SULFONAT BERBASIS CPO DENGAN AGEN NATRIUM BISULFIT (NaHSO3) .
Other thesis, POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA .

Dwiyuningtyas, A. (2018). ANALISIS KANDUNGAN PEWARNA METHANIL YELLOW


DAN PEMANIS SAKARIN PADA BERBAGAI PRODUK JAMU DI KOTA MALANG
SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI . Undergraduate (S1) thesis, University of
Muhammadiyah Malang .

Eliyawati, R. F. Zat Aditif dan Zat Adiktif. Modul Belajar Mandiri, CALON GURU Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK0.

John Brodie, J. G. (2001). Bakery Processes, Chemical Leavening Agents. Kirk: Othmer
Encyclopedia of Chemical Technology.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 033 TAHUN 2012 TENTANG BAHAN


TAMBAHAN PANGAN. (2020). Kemenkes

RIYA HIMMATUL ADHIMAH, W. E. (2016). PENGEMULSI, PENGENTAL, DAN


PEMANTAP . MAKALAH AMAMI .

ROKHANADEWI, I. (2012). PENGARUH PENAMBAHAN PEG 6000 SEBAGAI BAHAN


PEMBASAH TERHADAP SIFAT FISIK TABLET ASAM MEFENAMAT . Bachelor thesis,
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO.

14

Anda mungkin juga menyukai