3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KOMPETENSI DASAR
3.7 Mendeskripsikan zat aditif (alami dan buatan)
dalam makanan dan minuman (segar dan dalam
kemasan), dan zat adiktif-psikotropika serta pengaruhnya
terhadap kesehatan
INDIKATOR
b. Pemanis
1. Gula tebu atau gula pasir
Dibuat dari tanaman tebu. Berfungsi juga sebagai zat
pengawet, karena gula ini bersifat menyerap kandungan air
(Bersifat higroskopis)
2. Gula aren
Gula aren ini dihasilkan dari tanaman aren.
Penggunaannya hampir sama dengan gula jawa. Hanya
saja gula aren ini lebih manis sehingga sering digunakan
pada pembuatan jenang.
3. Gula jawa (gula kelapa)
Gula kelapa ini dihasilkan dari tanaman kelapa.
Sering untuk pemanis minuman(dawet,
es degan, sirup) dan lain-lain. Gula kelapa
juga sering dipakai sebagai zat pemanis pada
saat memasak sayur.
4. Madu
Madu adalah zat pemanis yang sangat baik karena
mengandung zat-zat gizi yang banyak secara alami.
Penggunaan madu juga dapat menambag gizi di dalam
makanan
c. Pengawet
1.Garam dapur
Garam dapur digunakan sebagai pengawet makanan
karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri
dalam makanan. Bahkan garam dapur dapat
membunuh bakteri. Hal ini disebabkan karena garam
dapur bersifat higroskopois (menyerap kandungan air
dalam makanan).
2. Bawang Putih
Bawang putih mengandung zat allicin yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri,
sehingga dipakai untuk bahan pengawet .
3. Asam cuka
Nama kimia asam cuka adalah asam asetat. Karena sifat
yang asam, asam cuka dapat membunuh bakteri. Asam
asetat 4% meruapakan asam cuka yang sering digunakan
sebagai pengawet buah / sayuran.
d. Penyedap
1. Garam dapur
Garam dapur merupakan penyedap yang sering
digunakan. Rasa asin dalam garam dapur berasal dari
natrium klorida (NaCl)
2. Bawang putih
Selain sebagai pengawet, bawang putih juga digunakan
sebagai bahan penyedap. Selain mengandung alicin,
bawang putih juga mengandung silfur dan iodin yang tinggi.
3. Cabai merah
Cabai merah sebagai zat penyedap rasa
sekaligus sebagai merangsang selera makan
e. Pemberi Aroma
1. Daun jeruk
Daun jeruk memberikan aroma yang khas dan
membangkitkan gairah makan. Daun jeruk juga
dapat menghilangkan bau amis pada ikan.
2. Vanili
Zat ini memberikan rasa dan aroma yang harum. Bisa
digunakan pada pembuatan roti atau pada pembuatan
kolak.
3. Serai
Zat ini berfungsi biasanya sebagai penambah
aroma pada pembuatan air hangat (minuman
serai), juga dignakan untuk menambah aroma
segar pada makanan-makanan bersantan
4. Daun pandan
Biasa ditambahkan pada saat menanak nasi agar nasi
berbau harum dan tidak cepat basi, juga digunakan pada
pembuatan kue, bubur, atau es
f. Bahan Pengasam
Bahan pengasam bertujuan untuk menghilangkan rasa
enek (mual) pada saat mengonsumsi makanan.
2. Zat aditif Sintetis atau buatan
Zat aditif sintetis merupakan zat aditif atau tambahan yang
diperoleh melalui sintetis dari bahan kimia yang sifatnya
hampir sama dengan dengan bahan alamiah yang sejenis.
Keunggulan zat aditif sintetis jika dibanding dengan zat
aditif alamiah adalah lebih stabil, menggunakannya lebih
sedikit dan biasanya tahan lebih lama. Sedangkan
kelemahannya zat aditif dapat menimbulkan resiko
penyakit kanker atau bersifat karsinogenik.
Ekstasi
Setelah memakai ekstasi pengaruh langsung bagi
pengguna adalah menyebabkan perasaan “fly”
(gembira) dosisi, mudah tersinggung, cemas,
menjadi energik, matanya sayu, susah tidur dan
berkeringat. Akibat jangka panjang dari pemakaian
ekstasi adalah kerusakan syaraf otak, dehidrasi
(kekurangan cairan), halusinasi (penglihatan atau
pendengaran semu), kurang gizi, ketergantungan
dan gejala putus asa (murang dan letih), agresif
(dapat melakukn tindakan keji dan akal sehat
hilang)
3. Sabu-sabu
Nama asli sabu-sabu adalah Methamfetamin.
Sedangkan nama shabu-shabu adalah nama gaul
dari narkoba jenis ini. Shabu-shabu berbentuk
kristal seperti gula pasir atau seperti vetsin. Ada
beberapa jenis shabu-shabu antara lain : Crystal,
Coconut dan Gold River. Shabu-shabu dikenal
dengan sebutan ice, juga dikenal dengan sebutan
Kristal, Ubas, Mecin, Glass, Hirropon, Quart.
Obat ini dapat di temukan dalam bentuk kristal dan
obat ini tidak mempunyai warna maupaun bau,
maka ia di sebut dengan kata lain yaitu Ice.
Sabu-sabu
Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap syaraf. Si pemakai shabu-shabu akan
selalu bergantung pada obat bius itu dan akan
terus berlangsung lama, bahkan bisa mengalami
sakit jantung atau bahkan kematian.
Dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas
aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu
ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang
ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong
(sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong
tersebut berfungsi sebagai filter karena asap
tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada
sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu
dengan pipa kaca karena takut efek jangka
panjang yang mungkin ditimbulkan oleh aluminium
foil.
2. Ekstasi
Nama Kimia ekstasi adalah 3,4 methylenedioxy
methamfetamine disingkat MDMA. Ekstasi adalah
salah satu zat psikotropika dan diproduksi secara
tidak sah / ilegal di dalam laboratorium dan dibuat
dalam bentuk tablet atau kapsul. Jenis obat ini
yang populer beredar di masyarakat adalah:
Alladin, Apel, Butterfly, Elektric. Nama gaul di
jalanan ekstasi antara lain dikenal dengan nama :
E, XTC, Doves, New Yorkers, Inex, I, kancing,
Essence
E. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah zat atau obat-obat bukan narkotika
atau psikotropika yang jika dikonsumsi akan bekerja
pada sistem saraf pusat dan dapat mengakibatkan
ketagihan atau ketergantungan. Zat yang masuk dalam
kategori zat adiktif adalah alkohol, nikotin, kafein,
inhalansi yaitu larutan yang mudah menguap (lem,
aerosol, cat semprot, hairspray, pengharum ruangan,
deodoran, gas cair, penghilang cat kuku, pengencer cat,
cairan pengisi korek api, bensin, butana, propana, obat
pembius/anestesi, eter).
Zat adiktif yang akan dipelajari pada bab ini adalah
rokok dan minuman keras.
1. Rokok
Rokok terbuat dari tembakau yang dibungkus kertas
kemudian dijual. Tetapi ada pula rokok yang dibuat
sendiri oleh perokok kemudian dihisap sendiri. Rokok
merupakan zat adiktif yang yang dapat merusak
kesehatan dan menyebabkan berbagai macam
penyakit, diantaranya penyakit paru-paru, jantung,
bahkan dapat menimbulkan kematian.
Sumber : http://www.antirokok.or.id
b. Perokok Aktif dan Perokok pasif
Perokok aktif adalah orang menghisap rokok secara
langsung. Sedangkan perokok pasif adalah orang yang
tidak merokok tetapi ikut menghisap asap rokok.
b. Detoksifikasi
Terapi dengan cara detoksifikasi (menghilangkan racun
di dalam darah) dapat dilakukan secara medis dan non
medis. Secara medis, terapi detoksifikasi dilakukan
dengan beberap cara. Cara yang pertama dengan
melakukan pengurangan dosis secara bertahap dan
mengurangi tingkat ketergantungan. Cara kedua dengan
menggunakan antagonis morfin, yaitu senyawa yang
dapat mempercepat proses neuroregulasi. (pengaturan
kerja saraf).
Cara yang ketiga dengan melakukan penghentian total
pemakaian obat akan dapat menimbulkan gejala putus
obat (sakaw) sehingga pada cara ini perlu diberi terapi
untuk menghilangkan gejala-gejala yang timbul.
c. Rehabilitasi
Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes
urin sudah negatif), tubuh pemakai secara fisik memang
tidak ketagihan lagi, tetapi secara psikis biasanya sering
timbul keinginan terhadap zat tersebut yang terus
membututi alam pikiran dan perasaannya. Untuk itu,
setelah detoksifikasi perlu juga diproteksi lingkungan dan
pergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu.
TERIMA KASIH