Istilah Penting?
Mengapa Penting?
Mempelajari materi ini akan membantu kamu memahami bahan makanan apa saja yang aman
dan tidak aman jika dikonsumsi
Makanan ringan yang kalian gemari dan minuman dalam kemasan lainnya,
ternyata dalam proses pembuatannya ada penambahan zat-zat. Zat-zat tersebut mulai
dari pemanis, pewarna, penyedap, bahkan mungkin pengawet. Zat- zat yang
ditambahkan dalam makanan tersebut dinamakan zat aditif. Zat aditif yang umum
digunakan masyarakat, antara lain garam dapur, rempah-rempah, asam cuka, dan
lain- lain.
Zat aditif atau zat tambahan makanan merupakan bahan yang ditambahkan ke
dalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bahan pangan. Bahan atau campuran
bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi
ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara
lain pewarna, pemanis, penyedap dan pengawet. Aditif makanan juga diartikan sebagai
bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pembuatan, pengolahan,
pengepakan pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan untuk
meningkatkan mutu.
Dalam kehidupan sehari-hari zat aditif sudah digunakan secara umum oleh
masyarakat, termasuk dalam pembuatan makanan (gambar 5) dan atau minuman
segar (gambar 4). Tetapi masih banyak produsen pangan yang menggunakan bahan
tambahan yang beracun atau berbahaya bagi kesehatan yang sebenarnya tidak boleh
digunakan dalam pangan. Secara umum ada beberapa prinsip mengenai penggunaan
zat aditif yaitu penggunaannya tidak boleh melebihi batas maksimum yang telah
ditetapkan, menggunakan zat aditif hanya yang diperbolehkan oleh pemerintah dan
tidak bermaksud menipu konsumen. Di Indonesia pemakaian zat aditif diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI sedangkan pengawasannya dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM).
Bahan Ajar Zat Aditif dan Zat Adiktif
Secara umum fungsi pemberian zat aditif pada makanan sebagai berikut:
1. Untuk mempertahankan nilai gizi makanan, karena selama proses pengolahan
makanan terdapat gizi yang rusak ataupun hilang.
2. Agar makanan lebih menarik sehingga menambah selera.
3. Agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga.
4. Untuk pemanis berfungsi sebagai pengganti gula.
5. Mengawetkan makanan dengan mencegah pertumbuhan mikroba perusak pangan
atau mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan mutu pangan dan
makanan lebih tahan lama disimpan.
6. Menghemat biaya.
Info Sains
Renungkan
Setiap hari kamu selalu makan dan minum untuk Zat aditif sama sekali
menjaga kesehatan tubuhmu. Menurut kamu makanan dan tidak mengandung nilai
minuman apa sajakah yang aman bagi tubuhmu? gizi kepada yang
Adakah makanan dan minuman yang tidak baik mengkonsumsinya
untuk kesehatan tubuhmu tetapi kamu sering
mengonsumsinya?
Ayo pelajari
Apakah ketika pulang sekolah, kamu sering bertemu dengan penjual makanan atau
minuman? Bagaimana penampilan makanan dan minuman tersebut? Pada umumnya
makanan dan minuman tersebut sangat menarik. Apakah makanan dan minuman tersebut
aman untuk dikonsumsi? Pada bab ini kamu akan mempelajari zat aditif dan zat adiktif.
Setelah mempelajari bab ini, kamu akan memperoleh banyak informasi yang menarik
mengenai penggunaan bahan aditif dan adiktif. Selanjutnya, kamu dapat menentukan bahan
yang aman atau tidak aman untuk dikonsumsi. Bahkan, kamu akan mengetahui bahwa ada
bahan tambahan makanan yang bila ditambahkan secara berlebihan oleh produsennya
dapat dikenai sanksi hukuman oleh negara.
1. Pewarna
a. Pewarna Alami
Pewarna alami merupakan pewarna yang diperoleh dari alam, baik nabati,
hewani, ataupun mineral. Beberapa pewarna alami yang banyak dikenal masyarakat
misalnya daun suji dan daun pandan dipakai sebagai pewarna hijau pada makanan.
Selain memberi warna hijau, daun pandan juga memberi aroma harum pada makanan.
Kunyit untuk warna kuning, daun jati atau cabai untuk warna merah. Gula merah dan
kakao sering digunakan untuk memberikan warna cokelat pada makanan.
1) Cenderung memberikan rasa dan aroma khas yang tidak diinginkan, misalnya
kunyit.
2) Konsentrasi pigmen rendah, sehingga memerlukan bahan baku relatif banyak.
3) Stabilitas pigmen rendah (umumnya hanya stabil pada tingkat keasaman/pH
tertentu).
4) Keseragaman warna kurang baik.
(gambar 8).
2) Buah kakao merupakan penghasil cokelat dan
memberikan warna cokelat pada makanan.
3) Kunyit (Curcuma domestica) mengandung zat Gambar 9. Buah kakao
(http://www.google.co.id)
warna kurkumin untuk memberi warna kuning
pada makanan.
4) Cabai merah, selain memberi rasa pedas, juga
menghasilkan zat warna kapxantin yang
Gambar 11. Cabai Merah
menjadikan warna merah pada makanan, Gambar 10. Kunyit
(http://1.bp.blogspot.com )
(http://cdn2.tstatic.net )
misalnya rendang daging atau sambal goreng.
5) Wortel. Selain untuk pewarnaan makanan, wortel
juga dapat dimakan langsung dan diperas airnya
untuk diminum karena mengandung provitamin A,
yaitu betakaroten. Betakaroten tersebut yang Gambar 12. Wortel
(https://i1.wp.com/www.
memberikan warna oranye pada bahan makanan. samishare.com )
yang berpotensi menjadi pewarna alami untuk Gambar 13. Buah naga
(https://i1.wp.com/www.samish
pangan dan dapat dijadikan alternatif pengganti are.com )
Seputar Sains
Pigmen pada pewarna alami :
1. Antosianin (merah) 3. Tanin (kuning)
2. Klorofil (hijau) 4. Karoten (oranye)
b. Pewarna Buatan
Saat ini, sebagian besar orang lebih senang menggunakan pewarna buatan untuk
membuat aneka makanan yang berwarna. Bahan pewarna buatan dipilih karena
memiliki beberapa keunggulan dibanding pewarna alami, yaitu harganya murah, praktis
dalam penggunaan, warnanya lebih kuat, macam warnanya lebih banyak, dan warnanya
tidak rusak karena pemanasan. Penggunaan bahan pewarna buatan untuk makanan
harus melalui pengujian yang ketat untuk kesehatan konsumen.
Alat Bahan
1. Gelas ukur 3 buah 1. Larutan kunyit 10 ml
2. Tabung Reaksi 6 buah 2. Larutan Tartrazine 10 ml
3. Rak tabung reaksi 1 buah 3. Nasi putih 15 gr
4. Neraca Ohaus 1 buah 4. Larutan deterjen 60 ml
2. Pemanis
a. Pemanis Alami
Pemanis alami biasanya berasal dari tanaman. Tanaman penghasil rasa manis
yang paling utama dalah tebu. Bahan pemanis yang dihasilkan jenis tanaman tebu
adalah sukrosa atau gula alam. Berikut ini beberapa bahan pemanis alami yang sering
digunakan selain sukrosa, yaitu:
1) Sorbitol 4) Maltitol
2) Manitol 5) Laktitol
3) Isomalt 6) Silitol
4) Glikosida 7) Eritrisol
Bahan Ajar Zat Aditif dan 1)
Zat Adiktif
b. Pemanis Buatan
1) Aspartam
Pernahkah kamu minum teh atau minuman lain yang diberi pemanis dari gula
jagung? Gula jagung mengandung aspartam. Aspartam adalah jenis gula rendah kalori
yaitu sekitar 4 kkal (= 4.000 kalori; 17 Joule = 17 kJ) per gram. Walaupun aspartam
adalah jenis gula rendah kalori, tingkat kemanisannya 160-200 kali dari gula pasir.
Keunggulan lain aspartam antara lain rasa manisnya mirip gula, tanpa rasa pahit, dan
tidak merusak gigi. Penggunaan aspartam pada makanan atau minuman telah disetujui
oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia (BPOM). Penggunaan aspartame
yang berlebih dapat menyebabkan tumor pada otak dan epilepsi.
2) Sakarin
Sakarin adalah pemanis buatan yang tidak
berkalori. Sakarin dibuat dari garam natrium.
Asam sakarin berbentuk bubuk kristal putih,
tidak berbau dan sangat manis. Sakarin
Gambar 16. Sakarin
Sumber: infoumenarik.com
3) Kalium Asesulfam
Kalium asesulfam tidak diolah oleh tubuh sehingga tidak ada kalori yang diserap
oleh tubuh. Kalium asesulfam dibuat dari asam acetoacetic dan kalium yang membentuk
senyawa kristal sangat stabil dan digunakan sebagai pemanis. Rasa manisnya 200 kali
lebih manis dari gula pasir. Kelebihan kalium Asesulfam adalah mempunyai sifat stabil
pada pemanasan dan tidak mengandung kalori.
3. Pengawet
Bahan pengawet adalah bahan kimia yang dapat mencegah atau menghambat
proses fermentasi (pembusukan), pengasaman, atau peruraian lain terhadap makanan
yang disebabkan oleh mikroorganisme sehingga makanan tidak mudah rusak atau
menjadi busuk.
Fungsi pengawet makanan adalah untuk mempertahankan kondisi lingkungan
pada bahan makanan dan mencegah perkembangan mikroorganisme atau mencegah
terjadinya reaksi kimia tertentu yang tidak diinginkan dalam makanan. Berikut ini
beberapa hal yang menyebabkan kerusakan pada bahan pangan.
a. Kerusakan bahan pangan karena pertumbuhan mikroba seperti jamur atau bakteri.
Makanan yang telah terkena mikroba akan menimbulkan bahaya jika dikonsumsi
karena mikroba tersebut ada yang menghasilkan racun. Kerusakan makanan akibat
mikroba disebut kerusakan mikrobiologi.
b. Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh benturan, tertekan dan jatuh
disebut kerusakan mekanis.
c. Kerusakan bahan pangan kerana proses fisik atau disebut juga kerusakan fisik,
antara lain penyimpanan dalam gudang yang lembab, pendinginan, atau
pemanasan.
d. Kerusakan bahan pangan oleh serangga dan tikus, disebut kerusakan biologis.
Kerusakan biologis juga dapat disebabkan pematangan yang dilakukan oleh enzim
yang terdapat pada bahan itu sendiri. Contoh kerusakan biologis adalah kerusakan
(pembusukan) pada buah dan sayur.
Bahan Ajar Zat Aditif dan Zat Adiktif
e. Kerusakan karena reaksi kimia antar senyama dalam makanan atau reaksi kimia
dengan lingkungan penyimpanan yang disebut juga kerusakan kimiawi. Contoh
kerusakan kimiawi adalah minyak yang berbau tengik.
Daya tahan bahan makanan dapat diperpanjang melalui pengawetan bahan
pangan. Pengawetan bahan makanan dapat dilakukan secara fisika, kimia, dan
biologi. Pengawetan bahan makanan secara fisik dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu pemanasan, pendinginan, pembekuan, pengasapan, pengalengan,
pengeringan, dan penyinaran. Pengawetan secara biologis dapat dilakukan dengan
fermentasi atau peragian, dan penambahan enzim, misalnya enzim papain dan enzim
bromelin. Pengawetan secara kimia dapat dilakukan dengan penambahan bahan
pengawet yang diijinkan.
Bahan pengawet menurut asalnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahan
pengawet alami dan pengawet buatan.
a. Pengawet Alami
1) Gula tebu
Gula tebu memberi rasa manis dan bersifat
mengawetkan. Buah-buahan yang disimpan dalam larutan
gula pekat akan menjadi awet karena mikroorganisme
sukar hidup di dalamnya. Perendaman dalam larutan gula
secara bertahap
Gambar 19. Gula tebu
pada konsentrasi yang semakin tinggi merupakan salah satu cara pengawetan
Sumber: pangan
AnneAhira.com
2) Gula merah
Selain sebagai pemanis gula merah juga bersifat
mengawetkan seperti halnya gula tebu. Prinsip kerjanya
dengan mengurangi aktifitas air sehingga pertumbuhan
mikroorganisme terhambat.
Gambar 20. Gula merah
Sumber: WordPress.com
4) Kunyit
Kunyit, selain sebagai pewarna, juga berfungsi
sebagai pengawet. Dengan penggunaan kunyit, tahu atau
nasi kuning menjadi tidak cepat basi. Senyawa kurkumin
dan minyak atsiri yang terkandung dalam kunyit mampu Gambar 22. Kunyit
Sumber: manfaat.co.id
menghambat pertumbuhan bakteri sehingga dapat
mempertahankan mutu pangan.
6) Cengkeh
Cengkeh merupakan pengawet alami yang dihasilkan
dari bunga tanaman cengkeh. Selain sebagai pengawet,
cengkeh juga berfungsi sebagai penambah aroma. Cengkeh
mengandung senyawa phenolic yang berfungsi sebagai Gambar 24. Cengkeh
Sumber: pinterest.com
antioksidan alami untuk menjaga makanan agar tetap segar
7) Bawang putih
Bawang putih merupakan pengawet alami, hal ini
karena bawang putih yang mengandung allicin yang
dianggap sebagai senyawa antimikroba yang bertanggung Gambar 25. Bawang putih
Sumber: bawangputih.org
jawab mengawetkan makanan. Bawang putih biasanya
Bahan Ajar Zat Aditif dan Zat Adiktif
digunakan untuk mengawetkan tahu. Selain sebagai bahan pengawet, bawang putih juga
digunakan sebagai bahan penyedap.
b. Pengawet Buatan
2) Benzoat
Benzoat banyak ditemukan dalam bentuk asam benzoat maupun natrium
benzoat (garamnya). Berbagai jenis soft drink (minuman ringan), sari buah, nata de
coco, kecap, saus, selai, dan agar-agar diawetkan dengan menggunakan bahan jenis ini.
3) Sulfit
Bahan ini biasa dijumpai dalam bentuk garam
kalium atau natrium bisulfit. Potongan kentang, sari
nanas, dan udang beku biasa diawetkan dengan
menggunakan bahan ini. Gambar 29. Sari nanas Sumber:
http://kompasiana.com
4) Garam nitrit
Garam nitrit biasanya dalam bentuk kalium atau
natrium nitrit. Bahan ini terutama sekali digunakan sebagai
bahan pengawet keju, ikan, daging, dan juga daging olahan
seperti sosis, atau kornet, serta makanan kering seperti kue Gambar 30. Gambar 31.
Kornet Sosis
kering. Cara kerjanya adalah dengan menghambat Sumber: Sumber:
m.detik.com https://cpfood
perkembangan mikroba dengan adanya nitrit ini. .co.id
b. Pemberi Aroma
Pemberi aroma adalah zat yang memberikan aroma tertentu pada makanan.
Penambahan zat pemberi aroma dapat menyebabkan makanan memiliki daya tarik
tersendiri untuk dinikmati. Zat pemberi aroma ada yang bersifat alami dan sintetis. Zat
pemberi aroma yang berasal dari bahan segar atau ekstrak dari bahan alami disebut
pemberi aroma alami, misalnya dari ekstrak buah strawberry, ekstrak buah anggur,
minyak atsiri atau vanili. Sedangkan pemberi aroma yang merupakan senyawa sintetis
disebut juga pemberi aroma sintetis, misalnya amil kaproat (aroma apel), amil asetat
(aroma pisang ambon), etil butirat (aroma nenas), vanilin (aroma vanili), dan metil
antranilat (aroma buah anggur). Selai dan jeli merupakan salah satu contoh makanan
yang mengandung zat pemberi aroma.
DAFTAR PUSTAKA