Anda di halaman 1dari 3

ZAT ADITIF DAN ADIKTIF

ZAT ADITIF

Zat aditif adalah zat yang ditambahkan pada makanan dan minuman untuk
meningkatkan kualitas, keawetan, kelezatan, dan kemenarikan makanan dan minuman
(Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 246). Berdasarkan asalnya, zat aditif pada makanan
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat aditif alami dan zat aditif buatan.

Zat aditif alami adalah zat aditif yang bahan bakunya berasal dari makhluk hidup,
misalnya zat pewarna dari tumbuhan, penyedap dari daging hewan, zat pengental dari
alga, dan sebagainya. Zat-zat alami ini pada umumnya tidak menimbulkan efek samping
yang membahayakan kesehatan manusia. Sebaliknya, zat aditif buatan bila digunakan
melebihi jumlah yang diperbolehkan, dapat membahayakan kesehatan.

1. Zat aditif buatan adalah zat aditif yang diperoleh melalui proses reaksi kimia
yang bahan baku pembuatannya berasal dari bahan-bahan kimia. Misalnya, bahan
pengawet dari asam benzoat, pemanis buatan dari sakarin, pewarna dari tartrazine,
dan lainnya. Zat aditif buatan harus digunakan sesuai dengan jumlah yang
diperbolehkan dan sesuai fungsinya. Penyalahgunaan pewarna buatan seperti bahan
pewarna tekstil yang digunakan sebagai pewarna makanan sangat berbahaya untuk
kesehatan.

ZAT ADAKTIF

Zat adiktif adalah zat yang dapat mengakibatkan kecanduan. Zat ini dalam
kehidupan sehari-hari dikenal dengan nama Napza (narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya).
A. Narkotika
Mengutip dari modul berjudul 'Transportasi pada Tubuh Manusia' yang diterbitkan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),
narkotika adalah zat atau obat yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, dan menyebabkan
ketergantungan bagi penggunanya.

Berdasarkan penggunaan dan tingkat ketergantungannya, narkotika dibagi menjadi


tiga golongan, yaitu:
1. Golongan I sangat berbahaya dan tidak digunakan dalam pengobatan. Contohnya
seperti marijuana (ganja), heroin (putaw), dan kokain.

2. Golongan II juga berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan, namun dapat


digunakan dalam pengobatan sebagai pilihan terakhir. Contohnya seperti morfin,
petidin, dan metadon.

Jenis ini tidak diperjual belikan secara bebas dan harus sesuai resep serta
pengawasan dokter.

3. Golongan III cukup rendah menimbulkan ketergantungan. Jenis ini telah banyak
digunakan dalam pengobatan.

Contohnya adalah kodein. Meski demikian, penggunaannya harus sesuai resep dan di
bawah pengawasan dokter.

Baca juga:
8 Cara Menjaga Otak Agar Tetap Sehat dan Awet Muda
B. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika yang mempengaruhi aktivitas
mental dan perilaku yang biasa digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan
kejiwaan.

Misalnya orang yang sulit tidur, bila minum obat tidur (golongan psikotropika) dapat
menyebabkan tidur nyenyak. Namun penggunaan psikotropika harus sesuai dengan
resep dokter. Penyalahgunaan napza sangat berbahaya karena berpengaruh pada
sistem kerja otak dan saraf.

Ada banyak jenis zat adiktif, beberapa di antaranya seperti narkoba harus
dihindari dan dijauhi. Namun ada juga zat adiktif lain yang tidak dilarang, tetapi
dianjurkan untuk tidak mengkonsumsinya secara berlebihan. Berikut zat adiktif
yang tidak dilarang, antara lain:

C. Zat Adiktif Lainnya


Selain narkotika dan psikotropika, beberapa zat di bawah ini juga menimbulkan rasa
ketagihan dan ketergantungan bagi para pemakainya, antara lain:
1. Minuman Keras (alkohol)

Alkohol murni berupa zat cair. Alkohol dapat memperlambat aktivitas otak dan
sistem saraf, serta membuat mabuk. Hindari minum alkohol karena tidak baik untuk
kesehatan.

2. Rokok

Rokok dibuat dari tembakau yang telah dikeringkan. Dalam tembakau terdapat
racun alkaloid bernama nikotin. Keracunan nikotin akan merangsang saraf pusat dan
susunan saraf tepi yang menyebabkan kerja kelenjar berlebih, menguncupkan usus
dan kelenjar darah. Hindari merokok karena dampaknya yang tidak baik untuk
kesehatan.

3. Zat Inhalan

Zat inhalan adalah zat psikotropika yang dikonsumsi dengan cara dihisap uapnya.
Zat inhalan tersedia secara legal, mudah didapatkan dan tidak mahal. Zat inhalan
mempunyai bau yang menyengat tajam dan uapnya dapat masuk ke dalam paru-paru
kemudian menjalar ke jaringan saraf (otak).

Contoh bahan-bahan inhalan: larutan pembersih, pengharum ruangan, deodorant, lem


dan aerosol.

4. Kopi dan Teh

Kopi dan teh mengandung zat kimia yang tergolong stimulan, yaitu kafein. Kafein
berkhasiat menstimulasi susunan saraf pusat dengan efek menghilangkan rasa lapar,
letih, dan mengantuk. Kafein dapat meningkatkan daya konsentrasi dan suasana jiwa.
Penggunaan berlebihan dapat mengakibatkan ketagihan.

Anda mungkin juga menyukai