Jenis ini tidak diperjual belikan secara bebas dan harus sesuai resep serta
pengawasan dokter.
Baca juga:
8 Cara Menjaga Otak Agar Tetap Sehat dan Awet Muda
B. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika yang mempengaruhi
aktivitas mental dan perilaku yang biasa digunakan untuk mengatasi berbagai
gangguan kejiwaan.
Misalnya orang yang sulit tidur, bila minum obat tidur (golongan psikotropika)
dapat menyebabkan tidur nyenyak. Namun penggunaan psikotropika harus
sesuai dengan resep dokter. Penyalahgunaan napza sangat berbahaya
karena berpengaruh pada sistem kerja otak dan saraf.
Ada banyak jenis zat adiktif, beberapa di antaranya seperti narkoba harus
dihindari dan dijauhi. Namun ada juga zat adiktif lain yang tidak dilarang,
tetapi dianjurkan untuk tidak mengkonsumsinya secara berlebihan. Berikut zat
adiktif yang tidak dilarang, antara lain:
Alkohol murni berupa zat cair. Alkohol dapat memperlambat aktivitas otak dan
sistem saraf, serta membuat mabuk. Hindari minum alkohol karena tidak baik
untuk kesehatan.
2. Rokok
3. Zat Inhalan
Zat inhalan adalah zat psikotropika yang dikonsumsi dengan cara dihisap
uapnya. Zat inhalan tersedia secara legal, mudah didapatkan dan tidak mahal.
Zat inhalan mempunyai bau yang menyengat tajam dan uapnya dapat masuk
ke dalam paru-paru kemudian menjalar ke jaringan saraf (otak).
Kopi dan teh mengandung zat kimia yang tergolong stimulan, yaitu kafein.
Kafein berkhasiat menstimulasi susunan saraf pusat dengan efek
menghilangkan rasa lapar, letih, dan mengantuk. Kafein dapat meningkatkan
daya konsentrasi dan suasana jiwa. Penggunaan berlebihan dapat
mengakibatkan ketagihan.
Jenis Zat Adiktif dan Bahayanya Bagi Tubuh
Jika digunakan dalam jangka panjang, zat adiktif memicu perubahan struktur di otak.
Alasannya, ketika digunakan, zat memberikan tanggapan dengan mengeluarkan dopamin
yang memberikan reaksi rasa nyaman dan menyenangkan.
Sensasi rasa nyaman dan menyenangkan itu direkam oleh otak sebagai sesuatu yang
dibutuhkan. Saat merasa galau atau sedih, otak menyampaikan keinginan agar mengonsumsi
zat adiktif untuk mengembalikan perasaan menyenangkan.
1. Nikotin
Nikotin terkandung dalam rokok dan bersifat stimulan ringan serta adiktif yang menyebabkan
efek ketergantungan. Karena sifat adiktif ini perokok sulit untuk berhenti.
Ketika masuk ke dalam tubuh, nikotin merangsang otak melepaskan dopamin dan
menyebabkan efek tenang untuk sementara waktu. Jika digunakan dalam waktu yang lama,
nikotin dapat meningkatkan kolesterol dalam darah.
Bahayanya, meski perokok sudah lama berhenti, kadar kolesterol tinggi dalam darah masih
bisa menjadi penyebab serangan jantung dan stroke. Paparan nikotin juga berisiko
mengganggu perkembangan otak dan perilaku impulsif pada anak.
2. Kokain
Kokain adalah stimulan yang diekstraksi dari daun Erythroxylon coca atau daun koka.
Penggunaannya bisa meningkatkan produksi dopamin, sehingga memicu sensasi melayang
dan rasa senang berlebihan.
Tak hanya itu, pengguna juga akan mengalami tarikan napas yang terengah-engah, insomnia,
gelisah, tidak bisa diam, kehilangan nafsu makan, peningkatan detak jantung, peningkatan
suhu tubuh dan sensitif terhadap suara atau sentuhan.
Penggunaan dalam jangka panjang dengan dosis tinggi menyebabkan perubahan pada
senyawa kimia di dalam otak. Dampaknya, tubuh dan pikiran mulai tergantung pada zat ini.
Dampaknya, mulai dari sakit kepala parah hingga kejang.
3. Alkohol
Alkohol bersifat adiktif yang membuat penggunanya mengalami ketergantungan dan
kesulitan mengendalikan jumlah konsumsinya. Dampaknya, mata merah, sulit berbicara
dengan jelas, gangguan keseimbangan dan mudah lupa.
Alkohol bisa berdampak pada keracunan akibat meningkatnya kadar alkohol dalam darah.
Akibatnya, pengguna mengalami gangguan perilaku dan mental, termasuk suasana hati yang
tidak stabil dan kesulitan berkonsentrasi.
4. Heroin
Heroin atau yang lebih dikenal dengan putau adalah zat adiktif berbentuk bubuk putih dan
akan berubah menjadi cokelat kehitaman setelah dipanaskan. Menggunakan zat ini bisa
berdampak pada halusinasi dan penurunan kesadaran.
Heroin juga menyebabkan kecanduan. Saat masuk ke dalam tubuh, heroin masuk ke aliran
darah dan terbawa menuju otak. Di otak, heroin menimbulkan efek senang (euforia) dan
diikuti rasa tenang serta mengantuk.
Jika digunakan dalam jangka panjang, heroin bisa menimbulkan gangguan cemas, depresi,
halusinasi, susah tidur, kerusakan pembuluh darah dan disfungsi seksual.
Itulah beberapa jenis zat adiktif dan bahayanya bagi tubuh. Sebaiknya dihindari karena bisa
menimbulkan masalah fisik maupun mental jika dipakai dalam jangka panjang.