Anda di halaman 1dari 11

1• PENGERTIAN

Narkoba singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan/zat
yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan,
dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.

3 sifat narkoba yang sangat berbahaya :

1. Adiktif

Ketergantungan. Ketika tidak makan obat maka akan muncul gejala sakau/sakaw alias putus obat, yakni
perasaan sakit luar biasa yang terjadi akibat pemberhentian pemakaian obat secara mendadak atau
akibat penurunan dosis obat secara drastis sekaligus. Rasa sakit ini tidak dapat dihilangkan dengan
pemberian obat anti sakit apapun kecuali Narkotika yang sedang/telah dia gunakan. Rasa nyaman akan
kembali timbul bila yang bersangkutan kembali memakai Narkotika.

2. Toleran

Sifat Narkorika yang membuat tubuh pemakainya semakin menyesuaikan diri dengan Narkotika,
sehingga dosisnya harus ditambah terus-menerus. Bila dosis tidak dinaikan Narkotika tidak bereaksi,
malah membuat pemakainya mengalami Sakaw. Bila kenaikan dosis melebihi kemampuan toleransi
tubuh terjadi efek sakit yang luar biasa dan mematikan (OD).

3. Habitual

Sifat narkotika yang membuat pemakainya selalu teringat, terkenang dan terbayang sehingga pemakai
yang sudah sembuh bisa kambuh kembali (Relapse). Sifat yang membuat penggunanya menjadi
ketagihan dan ingin menggunakannya kembali.

2• GOLONGAN DAN JENIS


Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.

1. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan

∆ Berikut ini 3 golongan narkotika :


a) Narkotika Golongan I : digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, tidak digunakan
dalam terapi, mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contoh: Heroin, Kokain, Daun Kokain, Opium, Ganja, Jicing, Katinon, MDMDA/Ekstasi, dan lebih dari 65
macam jenis lainnya.

b) Narkotika Golongan II : digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, digunakan dalam
terapi, mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya adalah: Benzetidin,
Petidin, Betametadol, Metadona, Morfin, Fentanil.

c) Narkotika Golongan III : digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, digunakan dalam
terapi, mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Kodein, Buprenorfin,
Etilmorfina, Nikokodina, Polkodina, Propiram, dan ada tiga belas macam termasuk beberapa campuran
lainnya.

2. Psikotropika

Psikotropika adalah bahan, baik alamiah ataupun sintesis, yang memiliki pengaruh pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan perilaku.

∆ Berikut ini 4 golongan psikotropika :

a) Psikotropika Golongan I : digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, tidak digunakan dalam terapi,
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: ekstasi.

b) Psikotropika Golongan II : digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, digunakan dalam terapi,
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: amphetamine.

c) Psikotropika Golongan III : digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, digunakan dalam terapi,
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: amobarbital,
pentobarbital.

d) Psikotropika Golongan IV : digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, digunakan dalam terapi,
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: diazepam, nitrazepam
(BK, DUM).

3. Zat Adiktif lainnya

Zat adiktif adalah zat terkandung di dalam obat-obatan dan bahan aktif yang menyebabkan
ketergantungan, meliputi :

a) Minuman Keras (alkohol)


Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2HSOH) yang
diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi
atau fermentasi tanpa destilasi yang dikelompokkan dalam golongan sebagai berikut.

1) Golongan A = minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol dengan kadar 0%–5%.

2) Golongan B = minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol dengan kadar 5%–20%.

3) Golongan C : minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol dengan kadar 20%–55%.

Minuman beralkohol golongan A, golongan B, dan golongan C hanya dapat dijual di : hotel, bar, restoran
yang memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan di bidang kepariwisataan, toko
bebas bea, toko pengecer dalam bentuk kemasan.

b) Rokok

Rokok dibuat dari tembakau yang telah dikeringkan. Dalam tembakau terdapat racun alkaloid bernama
nikotin. Keracunan nikotin akan merangsang saraf pusat dan susunan saraf tepi yang menyebabkan kerja
kelenjar berlebih, menguncupkan usus dan kelenjar darah.

c) Zat Inhalan

Zat inhalan adalah zat yang dikonsumsi dengan cara dihisap uapnya. Zat inhalan mempunyai bau yang
menyengat tajam dan uapnya dapat masuk ke dalam paru-paru kemudian menjalar ke jaringan saraf
(otak).

d) Kopi dan Teh

Kopi dan teh mengandung zat kimia yang tergolong stimulan, yaitu kafein. Kafein berkhasiat
menstimulasi susunan saraf pusat dengan efek menghilangkan rasa lapar, letih, dan mengantuk. Kafein
dapat meningkatkan daya konsentrasi dan suasana jiwa. Penggunaan berlebihan dapat mengakibatkan
ketagihan.

3• SIFAT PECANDU NARKOBA (BEFORE/AFTER)


∆ Sebelum memakai =

• Riang

• Sehat

• Bertenaga
• Percaya diri

• Sabar

• Bersemangat

• Hemat

• Ada perhatian kepada orang lain

∆ Sesudah memakai =

• Pendiam

• Sakit-sakitan

• Menjadi loyo

• Ragu

• Mudah putus asa

• Lemah semangat

• Boros dan suka mencuri

• Acuh

• Impoten

4• DAMPAK FISIK/SOSIAL/EKONOMI/HUKUM
1. Dampak fisik

Berikut ini dampak buruk dari penyalahgunaan narkoba bagi kesehatan yang perlu diketahui :

a) Merasa tenang dan tertidur

Obat depresan biasanya digunakan oleh orang yang memiliki gangguan psikis. Obat depresan bisa
membuat penggunanya lebih tenang dan tertidur. Mereka nampak tertidur, tapi sebenarnya organ-
organ di dalam tubuhnya masih aktif beraktivitas.

b) Mengalami halusinasi
Halusinasi dapat terjadi saat mengonsumsi narkoba atau saat berhenti memakai narkoba secara
mendadak (sindrom putus obat). Munculnya halusinasi menyebabkan pengguna tidak dapat
membedakan antara kenyataan dan khayalan. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, pengguna akan
merasa mudah tersinggung dan tertekan. Pada beberapa kasus, orang yang berhalusinasi mengalami
ketakutan terhadap suatu hal (paranoid). Pemakaian yang berlangsung lama mengakibatkan dampak
lebih buruk seperti gangguan mental, depresi serta kecemasan terus menerus.

c) Merasa terstimulasi

Beberapa pemakai mengaku bila mengkonsumsi narkoba dapat membuat badan terasa lebih fit dan ide
mengalir lebih lancar. Tubuh pengguna narkoba yang meskipun merasa fit, sebenarnya organ-organ
tubuhnya perlahan-lahan merasa kelelahan karena terus-terusan dipaksa bekerja.

d) Merasa kecanduan

Sifat adiktif narkoba menyebabkan pengguna narkoba cenderung ingin mengonsumsinya dalam jumlah
yang lebih banyak dari sebelumnya. Apabila konsumsi melebihi batas normal, pengguna dapat
mengalami sakaw atau overdosis yang fatalnya bisa berujung kematian.

e) Mengganggu kinerja organ pernapasan

Kinerja organ pernapasan pasti terganggu apabila terdapat zat asing yang masuk melalui hidung.
Gangguan tersebut dapat berupa sesak napas, infeksi paru-paru, dan gangguan sistem pernapasan
lainnya.

f) Kerusakan sel otak

Hal ini bisa terjadi karena sistem saraf pusat dirusak oleh narkoba. Narkoba jenis stimulan memaksa otak
untuk bekerja lebih cepat, menekan saraf pusat dan memaksa tubuh untuk tenang. Penggunaan
narkoba jangka panjang dapat merusak sel-sel saraf, terutama di otak. Fatalnya, kematian sel otak tidak
dapat diperbaiki dan akan mengganggu pengantaran sinyal saraf yang berakibat pada menurunnya
kemampuan pengolahan informasi dan penyimpanannya di hippocampus.

g) Meracuni tubuh

Saat pengguna sudah mulai keracunan narkoba, tenggorokannya akan terasa terbakar. Narkoba
merupakan racun bagi tubuh dan segala zat yang berbahaya bagi manusia pasti akan disaring oleh organ
hati. Semakin banyak racun yang disaring, semakin keras pula organ hati bekerja. Jika fungsi hati sudah
tidak maksimal, risiko tubuh mengalami keracunan semakin tinggi. Narkoba juga dapat merusak organ
penting lain lainnya seperti ginjal, jantung, dan otak.

h) Disfungsi seksual

Penggunaan narkoba dapat mengurangi keinginan untuk berhubungan seksual. Hal ini karena zat-zat
yang dikandung narkoba dapat mengganggu kerja hormon reproduks, baik pada pria maupun wanita.
Risiko jangka panjangnya adalah kemandulan pada pengguna narkoba.
i) Penurunan kekebalan tubuh

Pengguna narkoba akan selalu merasa ingin menambah dosis konsumsinya sehingga kinerja organ tubuh
akan semakin berat. Kerja keras yang terus-menerus ini dapat merusak organ-organ tubuh. Akibatnya,
sistem kekebalan tubuh akan menurun sehingga penggunanya lebih rentan terserang penyakit.
Beberapa kondisi yang paling umum akibat penggunaan narkoba adalah gangguan irama jantung,
gangguan paru-paru, dan hipertensi.

j) Kehilangan rasa percaya diri

Orang yang sudah ketergantungan narkoba hanya akan merasa tenang jika sudah menggunakannya.
Tanpa narkoba, penggunanya kerap merasa tidak nyaman atau percaya diri.

k) Dehidrasi

Narkoba bisa menyebabkan keseimbangan elektrolit berkurang, sehingga tubuh kekurangan cairan. Jika
efek ini terus berlangsung, tubuh akan kejang-kejang, muncul halusinasi, perilaku lebih agresif, dan rasa
sesak pada bagian dada serta dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan otak.

l) Menurunnya tingkat kesadaran

Pemakaian narkoba dalam dosis berlebih justru akan memberikan efek tubuh terlalu rileks sehingga
kesadaran berkurang drastis (beberapa kasus pemakai tidur terus dan tidak bangun-bangun). Hilangnya
kesadaran tersebut berdampak pada koordinasi tubuh yan terganggu, sering bingung dan terjadi
perubahan perilaku dan dampak terburuknya adalah hilangnya ingatan dan sulit mengenali lingkungan
sekitar.

m) Kematian

Pemakaian narkoba dalam dosis tinggi atau dikenal dengan overdosis akan menyebabkan tubuh kejang-
kejang dan jika dibiarkan dapat menimbulkan kematian.

2. Dampak sosial

a) Kriminalitas

Rasa ketagihan yang didapatkan dari penggunaan narkoba memicu penggunaan dalam dosis lebih tinggi.
Jika tidak mampu membelinya, seseorang akan berbuat nekat bahkan rela mencuri demi memuaskan
hasrat kecanduannya.

b) Perilaku menyimpang dan negatif

c) KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)


Pengguna narkotika beresiko melakukan kekerasan fisik 2 kali lebih besar dibandingkan yang tidak
pernah menggunakan narkotika.

d) Penurunan kualitas hidup

e) Gangguan mental

f) Anti-sosial

Narkoba akan menyebabkan para pemakainya merasa khawatir, cemas, tidak menentu, serta takut
berada didalam keramaian dan mereka tidak mau melakukan interaksi maupun. Bersosialisasi dengan
masyarakat sekitar dan sering menutup dirinya.

g) Dikucilkan oleh lingkungan

Lingkungan sekitar akan merasa dalam bahaya jika dekat-dekat dengan para penyalahguna narkoba,
dikarenakan masyarakat berpikir bahwa penyalahguna narkoba akan mengedarkan dan mengajak
orang-orang sekitarnya untuk memakai narkoba juga.

h) Menjadi beban keluarga dan masyarakat

Keluarga akan menanggung malu karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang. Selain itu,
penyalahgunaan narkoba bisa membebani keuangan keluarga, yang akan diperlukan untuk membayar
biaya rehabilitasi ataupun biaya obat dan rumah sakit ketika keluarga yang memakai narkoba masuk
rumah sakit atau direhabilitasi.

3. Dampak ekonomi

Kebanyakan pengguna narkoba rata-rata akan menjadi malas, temperamen dan kacau pikirannya
sehingga tidak bisa bekerja dalam kondisi seperti itu. Sedangkan narkoba dijual dengan harga yang
mahal tentunya untuk mendapat narkoba dibutuhkan uang dalam jumlah besar. Selain itu, ketika salah
satu atau beberapa anggota keluarganya tersandung kasus narkoba, akan membutuhkan biaya ekstra,
jika anggota keluarganya yang terkena narkoba sedang sakaw, mereka akan memaksa minta uang untuk
dibelikan narkoba untuk memenuhi kebutuhannya disaat sakaw. Jika tidak diberikan, akan melakukan
segala cara dengan mencuri barang-barang yang ada di rumah untuk dijual dan dibelikan narkoba. Ketika
mereka yang tengah kecanduan narkoba ingin berobat dan rehabilitasi, mereka akan membutuhkan
biaya. Hal tersebut akan merugikan secara ekonomi dan mengakibatkan masalah keuangan yang serius

4. Dampak Hukum

Pengaturan sanksi terhadap penyalahgunaan narkotika diatur dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika pasal 111 sampai dengan pasal 148. Sanksi pidana terhadap penyalahgunaan
narkotika berupa pidana penjara dan pidana denda. Pihak yang memiliki narkotika untuk mengedarkan,
menjual atau pihak yang menjadi kurir (perantara), antara lain Pasal 111, 112, 113, 114, dan 132.
Ancaman hukuman dalam pasal tersebut yaitu penjara minimal 4 tahun dan maksimal hukuman mati.

5• FAKTOR PENYEBAB
Faktor yang dapat memicu seseorang menyalahgunakan narkoba adalah :

- Agar diterima dalam satu group/teman

- Bermasalah dalam hubungan dengan pasangan, kerabat, atau keluarga

- Hilangnya perhatian dgn komunitas dan susahnya berhadapta si dengan lingkungan

- Kesempatan atau situasi seperti diskotik, bar/tempat hiburan malam, rekreasi dan tempat pesta ajakan
atau rayuan iming-iming

- Kurangnya kasih sayang dari orang tua

- Kurangnya kontrol keluarga, kurang penerapan disiplin dan tanggung jawab

- Kurangnya pemahaman agama

- Kurang pengendalian diri, emosi yg labil, pola hidup mewah

- Kurangnya pengetahuan yg dimiliki tentang dampak akan bahaya narkoba

- Lokasi lingkungan rentan terhadap penyalah gunaan narkoba

- Memiliki gangguan jiwa (misalnya depresi, cemas)

- Memiliki teman yang juga pecandu

- Mengalami masalah ekonomi

- Mengikuti trend perkembangan masa kini

- Merasa bosan dan jenuh

- Pengertian yang salah bahwa sekali-sekali pakai tidak masalah

- Pernah mengalami kekerasan fisik, emosi, atau seksual

- Rasa ingin tahu yang tinggi

- Sebagai alat untuk menyelesaikan persoalan (galau)


- Zat-zat narkoba memberi rasa nikmat

6• PENCEGAHAN
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar terhindar dari penggunaan narkoba.

- Jangan pernah mencoba menggunakan narkoba atau narkotika, kecuali untuk alasan pengobatan serta
terapi,

- Mencari tahu tentang apa itu narkoba serta dampak negatifnya bagi kesehatan tubuh,

- Memilih lingkungan pergaulan yang baik,

- Melakukan berbagai kegiatan positif, seperti belajar ataupun berolahraga,

- Gunakan waktu luang untuk bersantai bersama keluarga, belajar, berolahraga ataupun melakukan
kegiatan positif lainnya,

- Jika memiliki permasalahan, jangan gunakan narkoba sebagai pelarian atau jalan keluarnya.

- Menolak dengan tegas ajakan untuk mengonsumsi narkoba atau alcohol,

- Say no to drugs adalah cara atau langkah utama yang bisa dilakukan untuk menghindari penggunaan
narkoba atau narkotika.

7• PENANGGULANGAN
Upaya penanggulangan narkoba antara lain sebagai berikut.

1. Promotif

Prinsip yang dijalani oleh program ini adalah dengan meningkatkan peranan dan kegitanan masyarakat
agar kelompok ini menjadi lebih sejahtera secara nyata sehingga mereka sama sekali tidak akan pernah
berpikir untuk memperoleh kebahagiaan dengan cara menggunakan narkoba. Pelaku program bisa
lembaga kemasyarakatan yang difasilitasi dan diawasi oleh pemerintah.

2. Preventif

Program preventif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana program ini ditujukan kepada
masyarakat sehat yang sama sekali belum pernah mengenal narkoba agar mereka mengetahui tentang
seluk beluk narkoba sehingga mereka menjadi tidak tertarik untuk menyalahgunakannya. Bentuk dan
agenda kegiatan dalam program preventif ini:

a. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba

b. Penyuluhan seluk beluk narkoba Berbeda dengan kampanye yang bersifat memberikan informasi

c. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya

d. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan upaya distribusi narkoba di masyarakat.

Selain dilakukan oleh pemerintah, program ini juga sangat efektif bila dibantu oleh lembaga terkait,
seperti LSM, organisasi masyarakat.

3. Kuratif

Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana program ini ditujukan kepada para
pemakai narkoba. Tujuan dari program ini adalah membantu mengobati ketergantungan dan
menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus menghentikan pemakaian
narkoba. Bentuk kegiatan yang yang dilakukan dalam program pengobat ini adalah :

a. Penghentian secara langsung

b. Pengobatan gangguan kesehatan akibat dari penghentian dan pemakaian narkoba (detoksifikasi)

c. Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat pemakaian narkoba

d. Pengobatan terhadap penyakit lain yang dapat masuk bersama narkoba

Berdasarkan penjelasan BNN, setiap pecandu narkoba akan menjalani tiga tahapan rehabilitasi narkoba,
yakni :

ㅤㅤ 1) Rehabilitasi medis (detoksifikasi)

Pada tahap ini, pecandu narkoba akan diperiksa kondisi kesehatannya, baik fisik maupun
mental. Setelah itu, dokter akan memutuskan obat yang akan diberikan pada pecandu untuk
mengurangi gejala putus zat (sakau) yang diderita. Pemberian obat sendiri akan tergantung dari jenis
narkoba hingga berat atau ringannya sakau yang dialami pecandu tersebut. Salah satu
metode detoksifikasi yang sering digunakan di Indonesia adalah cold turkey. Metode ini dilakukan
dengan mengurung pecandu dalam masa putus obat tanpa memberi obat-obatan tertentu.

ㅤㅤ 2) Rehabilitasi nonmedis

Setelah tidak lagi sakau, pecandu narkoba akan diikutsertakan dalam sesi konseling (rehabilitasi
nonmedis).Pecandu wajib ikut menjalani program rehabilitasi yang dicanangkan, misalnya therapeutic
communities (TC), 12 steps, pendekatan keagamaan, dan lain-lain. Dalam program TC, misalnya,
pecandu narkoba diajarkan untuk mengenal dirinya lewat lima area pengembangan kepribadian, yaitu
manajemen perilaku, emosi/psikologis, intelektual dan spiritual, pendidikan, serta kemampuan untuk
bertahan bersih dari narkoba. TC dilakukan dengan cara menempatkan pecandu narkoba di tengah
masyarakat dalam kurun 6-12 bulan.

ㅤㅤ 3) Bina lanjut

Setelah dinyatakan ‘lulus’ dari tempat rehabilitasi narkoba, pecandu narkoba bisa kembali ke
masyarakat dan beraktivitas seperti biasa. Hanya saja, mereka tetap akan berada di bawah pengawasan
agar dipastikan bahwa pecandu tersebut telah pulih total terhadap ketergantungannya pada narkoba.

Pengobatan harus dilakukan oleh dokter yang mempelajari Narkoba secara khusus.

4. Rehabilitatif

Program ini disebut juga sebagai upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan kepada
penderita narkoba yang telah lama menjalani program kuratif. Masalah yang paling sering timbul dan
sulit sekali untuk dihilangkan adalah mencegah datangnya kembali kambuh (relaps) setelah penderita
menjalani pengobatan.

5. Represif

Ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para produsen, bandar, pengedar dan pemakai
narkoba secara hukum. Program ini merupakan instansi peerintah yang berkewajiban mengawasi dan
mengendalikan produksi ataupun distribusi narkoba.

Anda mungkin juga menyukai