Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KIMIA RUMAH TANGGA

ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

Kelompok 9
Dita Andriani

(13030654013)

Dwiky Adiwahyu

(13030654030)

Amalia Laela W

(13030654038)

Pendidikan IPA 2013 A

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PENDIDIKAN IPA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehiduan sehari- hari seringkali kita menemui berbagai khasus kecanduan dan
ketergantungan akibat Narkotika. Narkotika sendiri adalah bagian dari zat adiktif yang
merupakan bahan atau zat yang dapat menimbulkan kecanduan dan ketergantungan bagi
pemakainya. Zat adiktif dan psikotropika dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan nama
narkoba (narkotika dan obat berbahaya) atau NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif). Sebenarnya NAPZA adalah obat kedokteran yang diperlukan untuk pengobatan.
Berbeda dengan obat jenis lainnya, penggunaan NAPZA harus dilakukan dengan hati-hati
dan harus di bawah pengawasan dokter.
Namun dewasa ini banyak sekali pihak pihak yang tidak bertanggung jawab melakukan
penyalahgunaan NAPZA. Banyak obat jenis NAPZA beredar di pasaran, misalnya ganja,
sabu-sabu, ekstasi, dan pil koplo. Penyalahgunaan obat jenis NAPZA sangat berbahaya
karena dapat mempengaruhi susunan syaraf, mengakibatkan ketagihan, dan ketergantungan,
karena mempengaruhi susunan syaraf. NAPZA menimbulkan perubahan perilaku, perasaan,
persepsi,dan kesadaran. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
berbagai jenis zat adiktif dan psikotropika berdasarkan sudut pandang kimianya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar balakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian dari NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif)?
2. Bagaimana pengertian dari zat adiktif?
3. Bagaimana Jenis- jenis zat adiktif ?
4. Bagaimana pengertian dari Narkotika,?
5. Bagaimana Jenis- jenis Narkotika?
6. Bagaimana pengertian dari Psikotropika,?
7. Bagaimana Jenis- jenis Psikotropika?
8. Bagaimana dampak negatif dari penggunaan NAPZA?
9. Bagaimana perbedaan zat adiktif dan psikotropika?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui Tujuan penulisan makalah ini
adalah, sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif)
2. Mengetahui pengertian dari zat adiktif
3. Mengetahui Jenis- jenis zat adiktif
4. Mengetahui pengertian dari Narkotika,

5.
6.
7.
8.
9.

Mengetahui Jenis- jenis Narkotika


Mengetahui pengertian dari Psikotropika,
Mengetahui Jenis- jenis Psikotropika
Mengetahui dampak negatif dari penggunaan NAPZA
Mengetahui perbedaan zat adiktif dan psikotropika

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian NAPZAH
Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan /
psikologi

seseorang

(pikiran,

perasaan

dan perilaku)

serta

dapat

menimbulkan

ketergantungan fisik dan psikologi. Napza adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan
zat adiktif.
Pengertian umum dari narkotika adalah zat-zat atau obat baik dari alam atau sintesis
maupun semi siintesis yang dapat menimbulkan ketidaksadaran atau pembiusan. Efek
narkotika disamping membius dan menurunkan kesadaran juga mengakibatkan daya
khayal/halusinasi serta menimbulkan daya rangsang atau stimulant.
Psikotropika adalah obat yang bekerja pada atau mempengaruhi fungsi psikis, kelakuan
atau pengalaman. Undang-undang no.5 tahun 1997 menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Zat adiktif adalah Zat atau obat alamiah / sintetis (bukan narkotika), berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku serta bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang
penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan dan kerugian bagi dirinya sendiri atau
masyarakat sekelilingnya. Berikut ini akan dijelaskan secara lebih lanjut mengenai Zat
adiktif, Narkotika dan Psikotropika
B. Zat Adiktif
Merupakan zat-zat yang tidak termasuk dalam narkotika dan psikotropika, tetapi
memiliki daya adiktif atau dapat menimbulkan ketergantungan. Biasanya ketergantungan
seseorang terhadap zat atau bahan adiktif ini merupakan pintu gerbang kemungkinan adiksi
mereka terhadap narkotika dan psikotropika. Adapun zat suatu benda yang termasuk dalam
kategori bahan adiktif adalah:
1. Alkohol
Akohol merupakan penekanan susunan syaraf pusat tertua dan paling banyak
digunakan manusia bersama-sama dengan kafein dan nikotin. Alcohol bersifat bakterisid,
fungisid, virusid yang banyak digunakan untuk desinfeksi kulit sebagai zat pembantu
dalam farmasi. Pada penggunaan oral, alcohol mempengaruhi SSP yaitu merangsang dan

kemudian menekan fungsi otak serta menyababkan vasodilatasi. Bila diminum saat perut
kosong, alcohol menstimulasi produks getah lambung.
Minum sedikit alcohol merangsang semangat, semua hambatan terlepas, dan
berbicara banyak, sedangkan bila diminum terlampau cepat dan banyak, hati tidak dapat
mengolahnya sehingga menyebabkan mabuk dan pingsan. Alcohol diserap dengan cepat
dari usus halus kedalam darah kemudian disebarkan melalui cairan tubuh. Kadarnya
dalam darah meningkat cepat karena absorpsinya lebih cepat dari penguraiannya.
Struktur Kimia
Nama IUPAC
Rumus Molekul Kimia
Masa Molar
Titik Lebur
Titik Didih
Penampakan

Etanol
C2H5OH
46,06844 g/mol

-144.14
78,29
Cairan tidak berwarna dengan bau khas

2. Inhalansia dan Solvent (Pelarut)


Zat yang digolongkan inhalansia dan solvent adalah gas atau zat pelarut yang mudah
menguap. Zat ini banyak terdapat pada alat-alat rumah tangga seperti perekat, hair spray,
deodorant spray, pelumas mesin, bahan pembersih, dan thinner. Yang banya digunakan
sekarang adalah cairan pelarut seperti toulen, etil asetat, aseton, amiln itrit,metilketon,
ksilen, butan, propan, dan fluorocarbon.
Gejala pecandu inhalansi antara lain pusing-pusing, perasaan bingung, bicara tidak
lancer, berjalan atau berdiri sempoyongan, euphoria, halusinasi, persepsi terganggu,
mudah tersinggung, impulsive, perilaku aneh. Pada pemakaian kronis dapat berakibat
fatal dapat merusak organ tubuh misalnya otak, ginjal, paru-paru, jantung, dan sumsum
tulang dengan mengganggu pembentukan sel darah merah.
3. Kafein
Kafein adalah senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang
bekerja sebagai obat perangsang psiokoaktif dan diuretik ringan yang tergolong dalam
keluarga methylxanthine bersama sama senyawa tefilin dan teobromin. Kafein atau
1,3,7 trimetilsantin adalah alkaloida yang terdapat dalam tanaman Coffe Arabica, Coffe
Canephora, dan Coffe liberica yang berasal dari Arab, Euphora, dan Liberia. Kopi
mengandung sekitar 24 zat, namun yang terpenting adalah kafein (1-2,5%), hidrat arang
(7%), zat-zat asam, tannin, zat-zat pahit, lemak, dan zat-zat aroma. Selain kopo minuman

lain juga banyak mengandung kafein seperti daun teh (teh hitam dan teh hijau), kakao,
dan coklat.
Struktur Kafein:
Nama IUPAC
:1,3,7-trimetilksantina
Rumus molekul :C8H10N4O2
Massa molar
:194,19 gmol1
Penampilan
:bubuk putih tidak
Titik didih
:178 C
Kelarutan dalam air: 22 mgmL1 (25 C)
180 mgmL1 (80 C)
670 mgmL1 (100 C)

Kafein merangsang otot jantung sehingga kadang-kadang menyebabkan aritmia


jantung, meningkatkan tekanan darah. Toleransi terhadap kafein ada tetapi cepat
menghilang dan intoksikasi ditandai dengan tangan gemetar dan perasaan gelisah, tidak
tenang, penuh gairah, muka merah, ingatan berkurang, tidak dapat tidur.
4. Rokok
Didalam kandungan sebatang rokok terdapat berbagai macam zat-zat yang berbahaya
bagi kesehatan manusia. Antara lain sebagai berikut:

Gambar Sebatang Rokok


(outthisgenk.blogspot.com)
a. Nikotin
Nikotin terdapat pada tanaman tembakau atau Nikotiana tabacom yang diduga
berasal dari Argentina. Kadar nikotin dalam tembakau berkisar 1-4%. Dalam asap
rokok, nikotin tersuspendir pada partikel-partikel ter dan kemudian diserap dari paru-

paru kedalam darah dengan cepat sekali. Didalam hati nikotin dioksidasi menjadi
metabolit yaitu kotinin. Setelah diserap, nikotin mencapai otak dalam waktu setelah
inhalasi.

Gambar Nikotin dalam Rokok


(loadhi.web.unej.ac.id)

Sruktur Kimia

Rumus Senyawa
Nama IUPAC
Sifat Fisika

Siat Kimia

C10H14N2
3-(1-methyl-2-pyrrolidinyl)pyridine
Berat molekul: 162,23 gram/mol
Bewarna kuning pucat
Berbau seperti ikan (fish-like odor) dalam kondisi
hangat
Titik didih: 247 C
Titik leleh: -79 C
Kerapatan lebih besar dari air: 1,01 gam/cm3
pH: 8-10,2 (basa)
photo-sensitive
larut dalam air dibawah suhu 60 C
sangat larut dalam alohol, chloroform, ether,
kerosin, dan minyak.

Nikotin yang diabsorpsi dapat menimbulkan tremor tangan dan kenaikan berbagai
hormone dan neuhormon dopamine di dalam plasma, disamping itu nikotin dapat
menyebabkan mual dan muntah. Nikotin meningkatkan daya ingat, perhatian dan
kewaspadaan mengurangi sifat mudah tersinggung, dan asgresif, serta menurunkan

berat badan. Merokok dikaitkan dengan penyakit serius mulai dengan gangguan arteri
coroner sampai kanker paru. Dosis fatal pada manusia adalah 60 mg.
Secara umum, nikotin bersifat depresan meskipun awalnya dapat bersifat
stimulan. Seseorang yang menghisap rokok, pada mulanya nikotin akan merangsang
syaraf otak (pusat syaraf) sehingga perasaan perokok itu lebih nyaman, santai, dan
percaya diri. Setelah itu, nikotin akan mempengaruhi syaraf sehingga memperlambat
kerja jantung, memperlambat kerja syaraf paru-paru, dan bahkan mengganggu kerja
syaraf simpatik. Nikotin juga dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) sehingga dapat
membuat seseorang menjadi perokok tetap.Pengaruh nikotin terhadap fisik manusia,
yaitu mempersempit arteri, mempengaruhi pembuangan air seni dengan memengaruhi
kelenjar hipofisa, mempengaruhi syaraf ganglion, membuat penglihatan menjadi
kabur, dan menambah sekresi (meningkatkan produksi) asam lambung sehingga
menyebabkan penyakit tukak lambung. Pengaruh nikotin secara psikis (kejiwaan),
yaitu membuat pemakai mengalami adiksi (ketagihan) sehingga berpengaruh terhadap
fisik akan semakin hebat.
b. Gas CO
Gas monoksida (CO) yang dihasilkan rokok dapat ikut terserap tubuh sehingga
menyebabkan berkurangnya kemampuan darah mengikat oksigen dari paru-paru. Hal
ini terjadi karena karbon monoksida (CO) mengikat hemoglobin (Hb) dalam darah.
Hb berfungsi sebagai pembawa oksigen ke seluruh tubuh. Akan tetapi, ketika CO
masuk, Hb akan meninggalkan O2 karena Hb lebih kuat berikatan dengan CO
daripada O2. Kadar CO tinggi berarti hemoglobin (Hb) mengikat CO makin banyak
sehingga oksigen (O2) yang dapat diikat dan dibawa Hb dalam aliran darah makin
berkurang sehingga menyebabkan sesak napas, pingsan, dan kematian.

Gambar Asap Rokok


(www.portalkesehatan.com)
Sruktur Kimia

Rumus Senyawa
Nama IUPAC
Sifat Fisika

Siat Kimia

CO
Karbon Monoksida
Berat molekul: 28,01 gram/mol
Titik didih: -191.5 oC (-312.7 oF)
Titik beku: -205 oC (-337 oF)
Massa jenis uap: 0,97
Tekanan uap: 20 C
Kelarutan: didalam air, ethanol, methanol, senyawa
organik

c. Tar
Tar adalah zat yang terdapat pada tembakau yang berbentuk seperti aspal. Tar
dihasilkan oleh rokok dan tembakau untuk menyisik (sugi). Para perokok dan
penyisik akan mempunyai gigi yang berwarna hitam akibat endapan tar tersebut. Jika
tar ikut masuk ke dalam tubuh maka akan melekat pada paru-paru terutama pada
gelembung udara dan tenggorokan. Endapan tar ini akan mengganggu kerja paruparu sehingga terbentuk flek atau noda pada paru-paru yang akhirnya dapat
menyebabkan kanker paru-paru.
C. Narkotika
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan)
yang sangat berat, juga memiliki daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan)
yang sangat tinggi, dimana ketiga sifat inilah yang menyebabkan pemakai narkotika sulit
untuk melepaskan ketergantungannya.
Berdasarkan UU No.22 Tahun 1997 narkotika diklasifikasikan menjadi 3 (tiga)
golongan, yaitu :
1. Narkotika Golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya dengan daya adiktif yang
sangat tinggi. Karenanya tidak diperbolehkan penggunaannya untuk terapi pengobatan,
kecuali penelitian dan pengembangan pengetahuan. Narkotika yang termasuk golongan
ini adalah ganja, heroin, kokain, morfin, opium dan lain sebagainya.
2. Narkotika Golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian.

Meskipun demikian penggunaan

narkotika golongan II untuk terapi atau pengobatan sebagai pilihan terakhir jika tidak
ada pilihan lain. Contoh dari narkotika golongan II ini adalah benzetidin, betametadol, p
etidin dan turunannya, dan lain-lain.
3. Narkotika Golongan III adalah jenis narkotika yang memiliki daya adiktif atau potensi
ketergantungan ringan dan dapat dipergunakan secara luas untuk terapi atau pengobatan

dan penelitian. Adapun jenis narkoba yang termasuk dalam golongan III adalah kodein
dan turunannya, metadon, naltrexon dan sebagainya.
4. Jenis- Jenis Narkotika
Berdasarkan cara pembuatannya, narkotika dibedakan ke dalam 3 (tiga) jenis yaitu
narkotika alami, narkotika semisintesis, dan narkotika sintesis.
1. Narkotika alami
Narkotika alami adalah narkotika yang zat adiktifmya diambil dari tumbuh-tumbuhan
(alam), seperti :
a. Ganja
Ganja adalah tanaman
dengan daun yang menyerupai
daun singkong yang tepinya
bergerigi dan berbulu halus
dengan jumlah jari yang selalu
ganjil (5,7, dan 9). Nama
jalanan yang sering digunakan
ialah Cimeng, ganja dan gelek,
Gambar 1. Tumbuhan ganja
hasish, marijuana, bhang. Ganja berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis
indica. Pada tanaman ganja terkandung tiga zat utama yaitu tetrehidro kanabinol,
kanabinol dan kanabidiol. Ganja berasal dari tanaman Cannabis yang mempunyai
famili Cannabis Sativa, Cannabis Indica, dan Cannabis Americana. Nama yang
umum untuk kanabis adalah marijuana, grass, pot, weed, tea, Mary Jane, has atau
hashis.

Gambar 2. Struktur kumia tetrahidrokanabinol (THC)


Kandungan kanabis adalah 0,3% minyak atsiri dengan zat-zat terpen
terutama tetrahidrokanabinol (THC) (C21H30O2) yang memiliki daya kerja menekan
kegiatan otak dan memberi perasaan nyaman. Efek pertamanya adalah euphoria

yang disusul dengan rasa kantuk dan tidur, mulut menjadi kering, konjungtiva
merah, dan pupil melebar. Efek medis yang potensial adalah sebagai analgetik
(penghilang nyeri), antikonvulsan (anti kejang) dan hipnotik (obat perubah
kesadaran), sedangkan efek psikisnya tergantung pada dosis, cara penggunaan,
pengalaman dari pemakai, dan kepekaan individual.
Secara terapeutis, kadangkala zat ini digunakan pada glaucoma (kebutaan
akibat tingginya cairan dalam mata) atau sebagai zat analgetik dan anti emetikum
pada terapi dengan sitostatika guna menghindarkan nausea dan muntah bila kurang
efektif. Pemakaian kanabis yang kronis mempengaruhi berbagai organ tubuh,
menyebabkan peradangan pada paru-paru sehingga fungsi paru-paru terganggu.
Dahulu kanabis digunakan sebagai obat tidur, sedative, dan spasmolitium pada
tetanus, dan digunakan pada umumnya dalam bentuk ekstrak 2-3 dd 30-50 mg,
sedangkan sekarang kanabis banyak disalahgunakan sebagai zat penyegar.
b. Kokka
Koka adalah sebuah tanaman dalam famili Erythroxylaceae, tumbuhan asli di
baratlaut Amerika Selatan. Tanaman ini memainkan peran penting dalam budaya
Andes tradisional. Daun coca berisi alkaloid kokain, dasar bagi obat kokain, yang
merupakan stimulan kuat.
Tanaman ini berbentuk semak
duri

hitam,

dan

tumbuh

hingga

mencapai tinggi 23 m (710 kaki).


Cabangnya

lurus,

dan

daunnya,

berwarna hijau, tipis, gelap, oval, dan


runcing di ujungnya. Daunnya juga
memiliki karakteristik khusus yaitu
dikelilingi

dua

garis

melengkung

membujur, satu garis di sisi lain daun,


dan yang paling jelas di bawah daun.
atau Kokka
juga disebut sebagai kokain adalah senyawa sintesis yang
Gambar Kokaina
3. Tumbuhan
memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat. Kokaina merupakan alkaloid yang
didapatkan dari tumbuhan koka Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika

Selatan. Daunnya biasa dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan


efek stimulan.

Gambar 4. Struktur kimia Kokain


Saat ini kokaina masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk
pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga
membantu. Kokaina diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan
morfina dan heroina karena efek adiktif.
c. Opium
Opium, apiun, atau candu (slang Bahasa Inggris: poppy) adalah getah bahan
baku narkotika yang diperoleh dari buah candu (Papaver somniferum L. atau P.
paeoniflorum) yang belum matang.
Opium adalah bunga dengan bentuk
dan

warna

yang

indah,

dimana

getahnya dapat menghasilkan candu


(opiat). Opium tumbuh didaerah yang
disebut dengan Segitiga Emas (Burma
Laos - Thailand). Opium pada masa
lalu digunakan oleh masyarakat Mesir
dan Cina untuk mengobati penyakit,
memberi

kekuatan,

dan/atau

menghilangkan
rasaOpium
sakit pada tentara yang terluka sewaktu berperang atau
Gambar
5. Tumbuhan
berburu.
2. Narkotika Semi-sintetis:
Narkotika semi-sintesis adalah berbagai jenis narkotika alami yang diolah dan
diambil zat adiktifnya (intisarinya) agar memiliki khasiat yang lebih kuat sehingga

dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kedokteran. Beberapa jenis narkotika semisintesis yang disalahgunakan adalah sebagai berikut :
a. Morfin
Morfina

adalah

alkaloid

analgesik yang sangat kuat dan


merupakan agen aktif utama
yang ditemukan pada opium.
Morfina bekerja langsung pada
sistem

saraf

pusat

untuk

menghilangkan rasa sakit. Efek


samping

morfina

antara

lain

Gambar
6. Struktur
kimia Morfin
adalah
penurunan
kesadaran,
euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur.
Morfina juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan
konstipasi. Morfina menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat
lainnya. Pasien ketergantungan morfina juga dilaporkan menderita insomnia dan
mimpi buruk.
Morfin paling banyak mengandung alkaloid yang ditemukan di opium, Morfin
adalah pemurnian pertama dari sumber tanaman dan mengandung 50 macam
alkaloid dari beberapa jenis dalam opium, Poppy Straw Konsentrat , dan turunan
opium lainnya. Pada umumnya 8 sampai 17 persen dari berat kering opium terdiri
dari morfin.
Dalam pengobatan, morfin dianggap sebagai standar emas, atau patokan, dari
analgesik digunakan untuk meringankan penderitaan berat atau sakit. morfin
langsung mempengaruhi pada sistem saraf pusat (SSP) untuk meringankan rasa
sakit . Morfin berpotensi tinggi untuk menyebabkan kecanduan , toleransi dan
psikologis ketergantungan berkembang dengan cepat, meskipun Fisiologis
ketergantungan mungkin membutuhkan beberapa bulan untuk berkembang.
b. Heroin

Gambar 7. Struktur kimia Heroin


Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil
dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya
melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah garam hidroklorida,
diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan.
Heroin merupakan narkotika golongan I sama dengan kokain dan ganja. Heroin
atau diasetilmorfin adalah obat semi sintetik dengan kerja analgetis yang 2 kali
lebih kuat tetapi mengakibatkan adiksi yang cepat dan hebat sekali sehingga tidak
digunakan dalam terapi, tetapi sangat disukai oleh penggunanya. Pertama kali
ditemukan digunakan untuk penekan dan melegakan batuk dan penghilang rasa
sakit, menekan aktifitas depresi dalam system syaraf. Akibat pemakaian heroin
selain ketergantungan fisik dan psikis seperti narkotika lain, juga dapat
menyebabkan euphoria, badan terasa sakit, mual, muntah, mengantuk, kegagalan
pernapasan dan dapat menimbulkan kematian.
c. Kokain
Kokain adalah senyawa sintesis yang memicu
metabolisme

sel

menjadi

sangat

cepat.

Berbentuk bubuk Kristal. Kokaina merupakan


alkaloid yang didapatkan dari tumbuhan koka
Erythroxylon coca. Kokaina diklasifikasikan
sebagai

suatu

narkotika,

bersama

dengan

morfina dan heroina karena efek adiktif.


Gambar 8. Struktur kimia Kokain
Berlainan

dengan opium,

morfin,

dan

heroin

yang

memiliki

sifat

menenangkan terhadap jasmani dan rohani, kokain merupakan suatu obat


perangsang sama seperti psikostimulansia golongan amfetamin tetapi lebih kuat.
Zat-zat ini memacu jantung, meningkatkan tekanan darah dan suhu badan,

juga menghambat perasaan lapar serta menurunkan perasaan letih dan kebutuhan
tidur.
Dalam larutan dengan kadar rendah, kokain menghambat penyaluran
impuls dari SSP di otak sehingga digunakan untuk anastesi lokal, sedangkan dalam
konsentrasi tinggi kokain merangsang penyaluran impuls-impuls listrik. Sifat
yang didambakan oleh pecandu adalah kemampuannya untuk meningkatkan
suasana jiwa (euphoria) dan kewaspadaan yang tinggi serta perasaaan percaya
diri akan kapasitas mental dan fisik.
Dalam dosis kecil kokain yang dihisap melalui hidung menimbulkan euphoria
tetapi disusul segera oleh depresi berat yang menimbulkan keinginan

untuk

menggunakannya lagi dalam dosis yang semakin besar dan meyebabkan


ketergantungan psikis yang kuat dan toleransi untuk efek sentral. Pada keadaan
kelebihan dosis timbul eksitasi, kesadaran yang berkabut, pernafasan yang tidak
teratur, tremor, pupil melebar, nadi bertambah cepat, suhu badan naik, rasa
cemas, dan ketakutan, serta kematian biasanya disebabkan pernafasan berhenti.
d. Codein
Menurut
No.

22

Narkotika,

Undang-Undang

tahun

1997

tentang

codein merupakan

Narkotika golongan III. Codein


termasuk

garam/turunan

dari

candu. Efek codein lebih lemah


daripada
untuk

heroin, dan potensinya


menimbulkan

ketergantungaan
rendah.
Gambar 9. Struktur
kimiaBiasanya
codain dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih dan
cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan.
Secara klinis codein dipergunakan sebagai obat analgetik, 6 kali lebih
lemah dari morphine. Efek samping dan resiko adiksinya lebih ringan sehingga
sering digunakan sebagai obat batuk dan obat anti nyeri yang diperkuat
melalui kombinasi dengan parasetamol/asetosal. Obstipasi dan mual dapat
terjadi terutama pada dosis lebih tinggi (di atas 3 dd 20 mg garam HCL).

Resorpsi oral dan rektal baik dan di dalam hati zat ini diubah menjadi narkodein
dan morfin dan ekskresinya melalui kemih sebagai glukuronida.
3. Narkotika Sintesis
Narkotika sintesis adalah narkotika palsu yang dibuat dari bahan kimia dan
digunakan untuk pembiusan atau pengobatan bagi mereka yang mengalami
ketergantungan narkoba. Narkotika sintesis berfungsi sebagai pengganti sementara
untuk mencegah relaps sehingga penyalahguna dapat menghentikan ketergantungannya.
oleh Adapun contoh dari narkotika sintetis adalah :
a. Petidin
Petidin adalah obat yang digunakan untuk pengobatan rasa sakit tigkat menengah
hingga kuat. Petidin adalah obat yang aman untuk digunakan karena memiliki
resiko ketergantungan yang rendah.
Struktur Kimia

Nama Kimia
Sifat Fisik

Etil-1 metil-fenilpiperin-4-karboksilat
Tidak berwarna/putih
Tidak Berasa

b. Naltrexon
Naltrexon adalah antagonis reseptor
opioida yang digunakan secara primer
dalam terapi ketergantungan alkohol dan
opioida. Naltrexon seringkali digunakan
untuk

rapid

detoxificationterhadap

ketergantungan opioida.
Nama produk
Sinonim

Gambar 10. Naltrexon


Naltrexone
(5alpha)-17-(Cyclopropylmethyl)-4,5-epoxy-3,14dihydroxymorphinan-6-one hydrochloride; Naltrexone
hcl; (5alpha)-17-(cyclopropylmethyl)-3,14-dihydroxy-

MF

4,5-epoxymorphinan-6-one hydrochloride
C20H24ClNO4

Struktur Molekul

c. Buprenorfin atau Subutex


Bupernorfin atau Subutex merupakan opioida sintesis yang juga digunakan
untuk pengobatan ketergantungan opioida. Dipasaran Buprenorfin juga dikenal
dengan nama Subutex.

Struktur Kimia

Nama IUPAC

Gambar 11. Subutex

(2S)-2-[(5R,6R,7R,14S)-9-cyclopropylmethyl4,5-epoxy-6,14-ethano-3-hydroxy-6methoxymorphinan-7-yl]-3,3-dimethylbutan-2-ol

E. PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetik, bukan narkotika dan
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika menurut
tujuan penggunaan dan tingkatan risiko ketergantungannya terbagi dalam 4 golongan, yaitu :
1. Psikotropika Golongan I,

Psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi serta memiliki potensi kuat mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Contohnya seperti MDMA/ekstasi, LSD dan STP.
a. LSD
Merupakan jenis bahan kimia baru yang bersifat halusinogen. bahan kimia atau
obat ini, berbentuk seperti kertas dan biasanya lekat dengan istilah psikadelik.LSD
relatif bersifat tidak adiktif, dan toksisitas rendah.LSD banyak dikenal atas
efekpsikologisnya yang bisa menjadi dijadikan obat untuk senang-senang
(rekreasional) maupun mencari ketenangan atau meditasi, serta berperan penting
dalam kontrabudaya tahun 1960.
Nama umum
Rumus kimia

LSD-25; Diethylamide Asam lisergat.


9,10-Didehydro- N , N -diethyl-6methylergoline-8 carboxamide. C 20 H 25

Sifat Fisik

N 3 O = 323,4.
Sebuah zat kristal tak berwarna.
Larut dalam air.
LSD mudah terdegradasi dalam spesimen
biologis ketika terkena cahaya atau suhu

Konstanta disosiasi
Koefisien partisi
Struktur Kimia

2. Psikotropika Golongan II

tinggi.
LSD juga dapat mengikat wadah kaca

dalam larutan asam.


pK a 7,5.
Log P (oktanol / air), 2.9.

Psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan dapat digunakan dalam terapi dan
tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi kuat mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Contohnya seperti amfetamin, metilfenidat, dan Ritalin.
a. Amphetamine (Amfetamin)
Amfetamin adalah stimulansia susunan saraf pusat seperti kokain, kafein, dan
nikotin. Pada waktu perang dunia ke II, senyawa ini banyak digunakan untuk
efek stimulansnya

yaitu meningkatkan daya tahan prajurit dan penerbang,

menghilangkan rasa letih, kantuk dan lapar, serta meningkatkan kewaspadaan.


Dalam bidang pengobatan, dulu amfetamin dipakai untuk mengobati banyak
macam penyakit antaralan depresi ringan, parkinsonisme, skizofrenia, penyakit
Meniere, sedangkan pada masa sekarang hanya ada 3 indikasi medis penggunaan
amfetamin yaitu pengobatan narkolepsi, gangguan hiperkinetik pada anak, obesitas.
Struktur

Nama Kimia
Nama IUPAC
Melting
Larut

C9H13N
1-phenylpropan-2-amine
300 C
Larut dalam air

3. Psikotropika Golongan III


Psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan banyak digunakan dalam terapi dan
tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi sedang mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Contohnya seperti lumibal, buprenorsina, pentobartial, Flunitrazepam.
4. Psikotropika Golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi ringan mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Contohnya seperti nitrazepam (EK, mogadon, dumolid), diazepam, dan
lain sebagainya.
a. Diazepam
Obat penenang di kelas benzodiazepin dan diperkenalkan pada tahun 1963.
Diazepam termasuk dalam golongan psikotropika, nama dagangnya antara lain

Valium. Indikasinya sebagai obat anti-ansietas, sedatif-hipnotic, dan obat anti-kejang.


Efek sampingnya, menimbulkan rasa kantuk, berkurangnya daya konsentrasi dan
waktu reaksi. Diazepam mempunyai waktu paruh yang panjang (24 s/d 200 jam)

Struktur Kimia

Nama IUPAC

7-chloro-1-methyl-5-phenyl-1,3-dihydro-2H1,4-benzodiazepin-2-one

Rumus Kimia
Masa Mol

C16H13ClN2O
284.7 g/mol

F. Jenis- Jenis Psikotropika


Psikotropika bagian dari narkoba, merupakan zat atau obat, baik alamiah maupun
sintesis yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat
yang

dapat

menyebabkan

perubahan

khas

pada

aktivitas

mental

dan perilaku.

Psikotropika merupakan obat berbahaya. Dalam United Nation Conference for Adoption
of Protocol on Psychotropic Substance disebutkan batasan-batasan zat psikotropika yaitu
bahan yang dapat mengakibatkan keadaan ketergantungan, depresi dan stimulant SSP,
menyebabkan halusinasi, menyebabkan gangguan fungsi motorik atau persepsi. Berdasarkan
efek yang ditimbulkan maka pembagian psikotropika adalah :
1. Stimulansia
Yang digolongkan stimulansia adalah obat-obat yang mengandung zat-zat yang
merangsang

terhadap

otak

dan

saraf.

Obat-obat

tersebut

digunakan

untuk

meningkatkan daya konsentrasi dan aktivitas mental serta fisik.Obat- obat yang
digolongkan dalam stimulansia antara lain :
a. Amphetamine (Amfetamin)
Amfetamin adalah stimulansia susunan saraf pusat seperti kokain, kafein, dan
nikotin. Pada waktu perang dunia ke II, senyawa ini banyak digunakan untuk
efek stimulansnya

yaitu meningkatkan daya tahan prajurit dan penerbang,

menghilangkan rasa letih, kantuk dan lapar, serta meningkatkan kewaspadaan.

Disamping itu, zat ini juga

meningkatkan

tekanan darah dan denyut jantung yang dapat


mengakibatkan stroke maupun serangan jantung.
Seusai

perang

zat-zat

ini

seringkali

disalahgunakan mahasiswa dan pengemudi mobil


truk untuk

memberikan perasaan nyaman (euphoria) serta menghilangkan rasa

kantuk dan letih.


Dalam bidang pengobatan, dulu amfetamin dipakai untuk mengobati banyak
macam penyakit antaralan depresi ringan, parkinsonisme, skizofrenia, penyakit
Meniere, sedangkan pada masa sekarang hanya ada 3 indikasi medis penggunaan
amfetamin yaitu pengobatan narkolepsi, gangguan hiperkinetik pada anak, obesitas.
Struktur:
Formula: C9H13N
IUPAC ID: 1-phenylpropan-2-amine
Amphetamine is 1-phenylpropan-2-amine or C9H13N.
b. Ectasy
Ectasy pada tahun 1914 dipasarkan sebagai obat penekan nafsu makan. Sekarang
ini ectasy banyak digunakan oleh para pecandu di banyak Negara juga di Indonesia
terutama oleh para remaja dan kalangan eksklusif ditempat hiburan sehingga disebut
juga party drug atau dance drug.
Karena ectasy dibuat dari bahan dasar amfetamin, maka efek yang
ditimbulkannya juga mirip, seperti mulut kering, mata kabur, ketakutan, dan
sebagainya.
Struktur Kimia

Nama Kimia

3,4-metilenedioksi-metamfetamina

c. Shabu
Nama shabu adalah nama julukan terhadap zat metamfetamin yang mempunyai
sifat stimulansia yang lebih kuat disbanding turunan amphetamine yang lain.

Dalam penggunaan jangka panjang, penggunaan shabu akan menimbulkan


gangguan serius pada kejiwaan mental, pembuluh darah rusak, kehilangan berat
badan.
Struktur Kimia

2. Depresansia
Depresansia yaitu obat-obatan yang dapat meredakan kegiatan syaraf dan fungsi
tubuh. Yang termasuk obat ini adalah : obat penenang dan obat tidur, seperti valium,
rohypnol, madrax dll.
3. Halusinogen
Halusinogen merupakan obat-obatan yang dapat menimbulkan perubahan perasaan,
pemikiran, kesadaran diri dan emosi, sehingga pengguna obat ini tidak dapat
membedakan antara realitas dan fantasi.Berdasarkan struktur kimianya, halusinogen
dibagi menjadi beberapa golongan yaitu:
a. Asam lisergik (LSD)
b. Fenetilamin (meskalin)
c. Indolakil amin (psilosbin, dimetrilitriptamin)
d. Atropine
e. Derivate opioda (nalorfin, siklazosin)

G. Dampak Negatif Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika


Bahaya penggunaan narkoba terhadap kesehatan jasmani maupun rohani meliputi:
1. Pengaruh buruk terhadap organ-organ tubuh seperti otak yang mengakibatkan
pecandu narkoba mengalami kemunduran daya pikir, pelupa dll.
2. Pengaruh terhadap sistem syaraf pusat meliputi timbulnya

halusinasi

atau

penghayatan semu. Dalam hal ini korban akan mengalami salah persepsi panca
indera yang tidak sesuaidengan

sasarannya, sehingga apa yang didengar atau

dilihat tidak sesuai dengan kenyataan. Hal tersebutlah yang menyebabkan timbulnya

kecelakaan
mengarah

yang

dilakukan

oleh

pengguna.

Perilaku

pengguna cenderung

kepada perbuatan yang asosial, karena mereka tidak dapat lagi mengontrol

dirinya.
3. Pengaruh terhadap saluran darah, darah menjadi kotor, akibatnya kerja jantung
meningkat,

dan

timbulnya

penyempitan

pembuluh

darah.

Apabila pemakaian

narkotika digunakan melebihi takaran (ketentuan) dapat menyebabkan terhentinya


denyut jantung atau kematian mendadak.
4. Pengaruh terhadap alat pencernaan, menyebabkan terjadinya penyakit hati (hepatitis)
sebagai akibat dari pengotoran darah oleh narkotika tersebut.
5. Menimbulkan
ketergantungan
baik
secara
fisik

maupun

psikis.

Ketergatungan fisik ditandai oleh penderita yang merasa bahwa fungsi badannya
tidak

sempurna

psikis,

bila

sebenarnya

meminta.

Contoh

mereka

tidak

tubuh

penderita

perokok,

akan

menggunakan

narkotika. Ketergantungan

tidak memerlukan tetapi

sulit

pikirannya

yang

untuk menghentikan merokok walaupun

rokok tidak memberikan manfaat bagi tubuhnya, seperti rokok bukanlah sumber
energi tetapi dapat memberikan rasa nyaman.
6. Efek kriminal yang terjadi ditimbulkan oleh inginnya pemakai obat untuk
mendapatkan kembali narkotika tersebut, sehingga mereka umumnya rela untuk
mencuri atau tindak kekerasan.

H. Perbedaan Zat Adiktif dan Psikotropika


Zat Adiktif
Psikotropika
Merupakan zat-zat yang tidak termasuk Zat atau obat, baik alamiah maupun
dalam narkotika dan psikotropika, tetapi sintetik, bukan narkotika dan berkhasiat
memiliki

daya

adiktif

atau

menimbulkan ketergantungan

dapat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada


susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan

perilaku
Lebih dekat dan lebih dikenal dengan Masyarakat belum mengerti sepenuhnya
masyarakat serta telah beredar. Contoh: dan tidak banyak beredar sembarangan.

rokok, alcohol
Harganya
lebih

murah

Contoh: Shabu-shabu
sehingga Harga lebih mahal sehingga tidak semua

masyarakat dari golongan manapun bisa masyarakat bisa menjangkaunya.


menjangkaunya.

BAB III
KESIMPULAN
a. Pengertian umum dari narkotika adalah zat-zat atu obat baik dari alam atau sintesis maupun
semi siintesis yang dapat menimbulkan ketidaksadaran atau pembiusan.
b. Narkotika diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu : Narkotika Golongan I adalah
narkotika yang paling berbahaya dengan daya adiktif yang sangat tinggi. Narkotika Golongan
II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan
penelitian. Narkotika Golongan III adalah jenis narkotika yang memiliki daya adiktif atau
potensi ketergantungan ringan dan dapat dipergunakan secara luas untuk terapi atau
pengobatan dan penelitian.Berdasarkan jenis sumbernya, narkotika dibagi menjadi dua yaitu
narkotika semi-sintetis dan narkotika sintetis.
c. Psikotropika adalah obat yang bekerja pada atau mempengaruhi fungsi psikis, kelakuan atau
pengalaman. Undang-undang no.5 tahun 1997 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
d. Psikotropika menurut tujuan penggunaan dan tingkatan risiko ketergantungannya terbagi
dalam 4 golongan, yaitu :
a) Golongan I
b) Golongan II
c) Golongan III
d) Golongan IV
e. Zat adiktif adalah Zat atau obat alamiah / sintetis (bukan narkotika), berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku.
f. Yang merupakan zat adiktif adalah:
a) Alcohol
b) Inlahalansia dan solvent (pelarut)
c) Kafein
d) Nikotin di dalam rokok
g. Dampak Negatif penggunaan zat adiktif dan psikotropika:
a) Pengaruh buruk terhadap organ-organ tubuh seperti otak yang mengakibatkan
pecandu narkoba mengalami kemunduran daya pikir, pelupa dll.
b) Pengaruh terhadap sistem syaraf pusat meliputi timbulnya

halusinasi

atau

penghayatan semu.
c) Pengaruh terhadap saluran darah, darah menjadi kotor, akibatnya kerja jantung
meningkat, dan timbulnya penyempitan pembuluh darah.

d) Pengaruh terhadap alat pencernaan, menyebabkan terjadinya penyakit hati (hepatitis)


sebagai akibat dari pengotoran darah oleh narkotika tersebut.
e) Menimbulkan ketergantungan baik secara fisik maupun psikis.
f) Efek kriminal yang terjadi ditimbulkan oleh inginnya pemakai obat untuk
mendapatkan kembali narkotika tersebut, sehingga mereka umumnya rela untuk
mencuri atau tindak kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai