PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat
jika masuk kedalam tubuh manusia akan mem engaruhi tubuh terutama
otak/susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik,
psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta
ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA (BNP Jabar, 2010). Masalah
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya (NAPZA) atau istilah
yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA (Narkotika dan Bahan/ Obat
berbahanya) merupakan masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan upaya
penanggulangan secara komprehensif dengan melibatkan kerja sama
multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang
dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen dan konsisten.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : bagaimana
hubungan faktor internal dan faktor eksternal dengan kekambuhan kembali pasien
penyalahguna NAPZA.
C. Tujuan
Tujuan adalah untuk mengetahui hubungan faktor internal dan faktor eksternal
dengan kekambuhan kembali pasien penyalahguna NAPZA.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zat Adiktif
Zat adiktif
Zat adiktif adalah serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi
olehorganisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan
ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin
menggunakannya secara terus-menerus yang jika dihentikan dapat memberi efek
lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa, atau zat yang bukan narkotika dan
psikotropika tetapi menimbulkan ketagihan. Contohnya seperti : kopi, rokok,
miras(alkohol), dll.
Zat Adiktif
Zat adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat
menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang
panjang (drug dependence). Kelompok zat adiktif adalah narkotika (zat atau obat
yang berasal dari tanaman) atau bukan tanaman, baik sintetik maupun
semisintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Narkotika menurut tujuan penggunaan dan tingkatan risiko
ketergantungannya terbagi dalam 3 golongan, yaitu:
Golongan I, narkotika hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi serta memiliki potensi sangat tinggi untuk
mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Golongan II, narkotika untuk pengobatan yang digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta memiliki potensi kuat untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Golongan III, narkotika untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berpotensi ringan mengakibatkan
sindrom ketergantungan.
Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetik, bukan
narkotika dan berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika menurut tujuan penggunaan dan tingkatan risiko ketergantungannya
terbagi dalam 4 golongan, yaitu :
Golongan I, psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi serta memiliki potensi kuat mengakibatkan
sindrom ketergantungan.
Golongan II, psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan dapat digunakan
dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi kuat
mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Golongan III, psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan banyak digunakan
dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi sedang
mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Golongan IV, psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi
ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Zat adiktif hampir semuanya termasuk ke dalam psikotropika, tetapi tidak
semua psikotropika menimbulkan ketergantungan. Berikut ini termasuk ke dalam
golongan psikotropika, yaitu LSD (Lysergic Acid Diethylamide) dan amfetamin.
Penyalahgunaan kedua golongan psikotropika ini sudah meluas di dunia.
B. Akohol
Alkohol di buat dari proses fermentasi/peragian berbagai jenis bahan yang
mengandung gula, misal anggur, apel, beras, gandum, sedangkan alkohol di
golongkan dalam 3 golongan, yaitu:
-Golongan A : kadar alkohol 1-5%, misalnya bir.
-Golongan B : kadar alkohol 5-20%, misalny anggur.
-Golongan B : kadar alkohol 20-50%, misalnya vodka, wiskey.
Pada dasarnya alkohol mempunyai pengaruh pada aktivitas susunan saraf pusat,
bersifat depresan, menyebabkan ketergantungan, penurunan daya ingat, halusinasi,
bahkan menimbulkan kerusakan hati/kanker hati.
D. Morfin
Merupakan zat adiktif (narkotika) yang di peroleh dari candu melalui
pengolahan secara kimia. Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara
pemakainya disuntik dibawah kulit, kedalam otot atau pembuluh darah (intravena).
Hal yang dirasakan ketika mengkonsumsi zat ini adalah menimbulkan ueforia,
mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi), kebingungan (konfusi),
berkeringat, dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar, gelisah dan
perubahan suasana hati, mulut kering dan warna muka berubah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh
organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan
ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin
menggunakannya secara terus-menerus yang jika dihentikan dapat memberi efek
lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa
Sedangkan psikotropika adalah suatu zat atau obat baik alamiah maupun
sintesis, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.