2. Psikotropika digolongkan
lagi menjadi 4 kelompok adalah :
a. Psikotropika golongan I, adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui
manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh:
MDMA adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai obat rekreasi yang
membuat penggunanya menjadi sangat aktif.
LSD adalah jenis bahan kimia baru yang bersifat halusinogen yang diperoleh jamur yang
tumbuh pada tanaman gandum hitam.
STP/DOM dimetoksi alpha dimetilpenetilamin
Ekstasi adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai obat rekreasi yang
membuat penggunanya menjadi sangat aktif.
b. Psikotropika golongan II, adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna
untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh :
Amfetamin adalah kelompok obat yang merangsang sistem saraf pusat, yang
mempengaruhi korteks otak untuk meningkatkan kegiatan psikis, sehingga dapat
menghilangkan kelelahan dan rasa kantuk
*Metamfetamin adalah obat psikostimulansia dan simpatomimetik.
Metakualon adalah obat sintetik yang membuat ketagihan, atau pembentuk kebiasaan,
yang mengubah fungsi otak.
c. Psikotropika golongan III,adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta
berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :
Lumibal
Buprenorsina
Bleenitrazepam.
d. Psikotropika golongan IV, adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :
Nitrazepam (BK, mogadon, dumolid)
Diazepam
Ruang lingkup narkoba sangat kompleks dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
masyarakat. Upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan
lembaga kesehatan, diperlukan untuk mengatasi masalah penyalahgunaan narkoba secara
efektif.
Selain itu, sasaran peredaran narkoba juga mencakup upaya pencegahan dan penegakan
hukum. Upaya pencegahan bertujuan untuk menyadarkan masyarakat tentang bahaya narkoba
dan menghindari penyalahgunaannya. Sementara itu, penegakan hukum dilakukan oleh
aparat kepolisian dan badan penegak hukum untuk mengidentifikasi dan membongkar
jaringan peredaran narkoba, serta menindak para pelaku kejahatan terkait narkoba. Penting
untuk mengatasi peredaran narkoba secara komprehensif melalui pendekatan yang
melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, lembaga kesehatan, dan
lembaga penegak hukum.
Dampak Psikis:
1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
Dampak Sosial:
1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak
mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan
sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan
psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk
membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.
Selanjutnya, penting untuk memperkuat nilai-nilai moral dan etika sebagai dasar
untuk menolak keterlibatan dalam praktik penyalahgunaan narkoba. Memiliki
integritas yang kuat dan tetap setia pada prinsip-prinsip moral dapat membentengi
seseorang dari tekanan dan pengaruh negatif yang mungkin muncul dalam pergaulan
sehari-hari. Membentuk karakter yang kuat dan memiliki pemahaman yang jelas
tentang nilai-nilai yang dipegang akan membuat seseorang lebih mampu mengambil
keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab.
Langkah lain yang perlu diperhatikan adalah mencari lingkungan yang positif dan
mendukung. Menjauhkan diri dari pergaulan dengan orang-orang yang terlibat dalam
penyalahgunaan narkoba dan mencari teman-teman sebaya yang memiliki minat yang
sama untuk hidup sehat dan produktif dapat memperkuat komitmen untuk menjauh
dari narkoba. Selain itu, terlibat dalam kegiatan positif seperti olahraga, seni, atau
hobi yang memberikan kesenangan dan pemenuhan diri tanpa melibatkan narkoba
dapat menjadi cara yang efektif untuk mengisi waktu luang dan mencegah diri dari
tergoda.
Terakhir, kesediaan untuk mencari bantuan dan dukungan juga sangat penting dalam
upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba. Mengakui bahwa setiap orang rentan
menghadapi tantangan dan tekanan dalam hidup, termasuk godaan untuk terlibat
dalam narkoba, adalah langkah awal yang penting untuk mengatasi masalah ini.
Berbicara dengan orang-orang yang dapat dipercaya seperti keluarga, teman, atau
profesional kesehatan, dapat memberikan dukungan emosional dan bimbingan yang
diperlukan untuk mengatasi godaan tersebut. Selain itu, melibatkan diri dalam
kelompok dukungan atau organisasi yang berfokus pada pencegahan penyalahgunaan
narkoba dapat membantu membangun jaringan sosial yang positif dan memberikan
inspirasi dari orang-orang yang telah berhasil menjalani hidup bebas dari narkoba.
Selanjutnya, mahasiswa harus mencari dukungan dari lingkungan sosial yang positif
dan mendukung. Berbicara dengan teman-teman dekat, keluarga, atau pembimbing
akademik tentang situasi yang dihadapinya dapat memberikan perspektif yang
berbeda dan bantuan yang diperlukan untuk mengatasi godaan tersebut. Memiliki
jaringan sosial yang positif akan memberikan kekuatan untuk menolak tawaran yang
merugikan dan mencari dukungan dalam menghadapi tekanan dari pihak-pihak yang
terlibat dalam aktivitas narkoba.
Selain itu, mahasiswa juga dapat menghubungi pihak berwenang atau lembaga
kampus yang bertanggung jawab untuk memberi tahu tentang ajakan terlibat dalam
distribusi narkoba. Melaporkan situasi ini adalah tindakan yang bertanggung jawab
dan membantu dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan
kampus dan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu, mengikuti program atau
kegiatan pencegahan narkoba yang ada di kampus atau masyarakat juga dapat
meningkatkan kesadaran dan memberikan pengetahuan yang lebih baik tentang
bahaya narkoba.
Dalam situasi ini, penting bagi mahasiswa untuk mengambil langkah-langkah proaktif
dalam melindungi diri dan menghindari keterlibatan dalam perdagangan narkoba.
Dengan tetap berpegang pada nilai-nilai positif, mencari dukungan dari lingkungan
sosial yang sehat, dan berkomunikasi dengan pihak berwenang, mahasiswa dapat
berperan aktif dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba dan menciptakan
lingkungan kampus yang aman dan bebas dari pengaruh negatif.
Menjadi teladan bagi orang lain adalah langkah bijak lainnya. Jika kita telah
berhasil menghindari atau keluar dari lingkaran penyalahgunaan narkoba, kita dapat
membagikan pengalaman kita dengan orang lain. Menceritakan kisah kesuksesan kita
dalam menghadapi narkoba dapat menjadi inspirasi bagi orang lain untuk melakukan
perubahan positif dalam hidup mereka. Mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan
pencegahan dan rehabilitasi narkoba juga merupakan langkah bijak dalam
menghadapi narkoba. Menjadi sukarelawan atau mendukung organisasi yang berfokus
pada pencegahan atau rehabilitasi narkoba adalah cara efektif untuk memberikan
kontribusi positif pada masyarakat. Penting juga untuk menghargai dan menghormati
diri sendiri serta orang lain. Dengan memiliki rasa harga diri yang baik, kita akan
cenderung lebih berpikir positif dan membuat keputusan yang bijaksana.
Mengembangkan kepercayaan diri dan memiliki tujuan hidup yang jelas juga akan
membantu mengalihkan perhatian dari godaan narkoba. Terakhir, ketika seseorang
sudah terjerat dalam penyalahgunaan narkoba, bijaksana untuk mencari bantuan
profesional segera. Fasilitas rehabilitasi dan dukungan konseling dapat membantu
dalam proses pemulihan dan membantu individu untuk membangun kembali
kehidupan yang sehat dan produktif.
Hotline :
Kantor :