Anda di halaman 1dari 12

BUKU SAKU ANTI NARKOBA

A. Apa itu … ? ( Pengertian )


Apa itu Narkoba
Narkoba merupakan suatu bahan apapun, sintetik atau alami, yang bukan untuk
kebutuhan pangan, yang apabila dikonsumsi mempengaruhi fungsi fisiologis
maupun psikologis.
Narkoba merupakan akronim dari Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif
lainnya.
- Apa itu Psikotropika
Psikotropika adalah kelompok obat-obatan yang mempengaruhi aktivitas mental
dan perilaku seseorang. Mereka dapat mempengaruhi suasana hati, persepsi,
pikiran, dan tingkah laku. Psikotropika dibagi menjadi beberapa kategori
berdasarkan efeknya, seperti depresan, stimulan, dan halusinogen. Penggunaan
psikotropika tanpa pengawasan medis atau penyalahgunaannya dapat
menyebabkan dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Oleh karena itu,
regulasi yang ketat diperlukan untuk mengendalikan distribusi dan penggunaan
psikotropika demi menjaga keselamatan masyarakat.
- Apa itu Zat Adiktif
Zat adiktif adalah substansi kimia atau obat-obatan tertentu yang menyebabkan
ketergantungan fisik dan/atau psikologis pada mereka yang menggunakannya
secara berulang. Penggunaan zat adiktif dapat menyebabkan perubahan perilaku,
peningkatan toleransi terhadap zat tersebut, dan gejala penarikan jika penggunaan
dihentikan. Beberapa contoh zat adiktif meliputi narkotika, alkohol, tembakau,
obat-obatan psikotropika, dan narkoba lainnya. Penyalahgunaan zat adiktif dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan sosial, oleh karena itu, upaya
pencegahan dan rehabilitasi penting untuk mengatasi masalah ini.
- Apa itu ketergantungan Narkoba
Ketergantungan Narkoba merupakan pola perilaku kronis yang ditunjukkan
terus-menerus dan dirasakan oleh pecandu
- Apa itu penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan Narkoba merupakan penggunaan obat-obatan golongan
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif yang tidak sesuai dengan fungsinya.
B. Jenis-Jenis Narkoba
1. Narkotika digolongkan
menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Narkotika golongan I, adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat
tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh :
Ganja adalah tanaman psikotropika yang pemakaiannya masih ilegal di Indonesia.
Pasalnya, tanaman ini bisa memberikan sederet dampak negatif untuk kesehatan tubuh.
Heroin adalah obat yang sangat ampuh untuk menghilangkan rasa sakit, yang merupakan
bagian dari beberapa obat. Jenis ini adalah obat yang paling umum dan bekerja cepat
dalam keluarga opiat.
Kokain adalah senyawa sintesis yang memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
Kokaina merupakan alkaloid yang didapatkan dari tumbuhan koka Erythroxylon coca,
yang berasal dari Amerika Selatan. Daunnya biasa dikunyah oleh penduduk setempat
untuk mendapatkan “efek stimulan”.
Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang
ditemukan pada opium. Senyawa ini bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk
menghilangkan nyeri. morfin diberikan baik dalam kasus nyeri akut maupun kronis.
Opium adalah getah bahan baku narkotika yang diperoleh dari buah candu yang belum
matang. Opium merupakan tanaman semusim yang hanya bisa dibudidayakan di
pegunungan kawasan subtropis.
b. Narkotika golongan II, adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :
Petidin adalah obat analgesik yang digunakan dalam manajemen nyeri sedang-berat,
sebagai analgesik pre dan postoperatif, serta terapi adjuvan anestesi.
Benzetidin adalah turunan 4-phenylpiperidine yang terkait dengan obat analgesik opioid
petidin yang digunakan secara klinis.
Betametadol adalah analgesik opioid sintetik.
c. Narkotika golongan III, adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh:
Kodein adalah obat penghilang nyeri sedang hingga parah.

2. Psikotropika digolongkan
lagi menjadi 4 kelompok adalah :
a. Psikotropika golongan I, adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui
manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh:
MDMA adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai obat rekreasi yang
membuat penggunanya menjadi sangat aktif.
LSD adalah jenis bahan kimia baru yang bersifat halusinogen yang diperoleh jamur yang
tumbuh pada tanaman gandum hitam.
STP/DOM dimetoksi alpha dimetilpenetilamin
Ekstasi adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai obat rekreasi yang
membuat penggunanya menjadi sangat aktif.
b. Psikotropika golongan II, adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna
untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh :
Amfetamin adalah kelompok obat yang merangsang sistem saraf pusat, yang
mempengaruhi korteks otak untuk meningkatkan kegiatan psikis, sehingga dapat
menghilangkan kelelahan dan rasa kantuk
*Metamfetamin adalah obat psikostimulansia dan simpatomimetik.
Metakualon adalah obat sintetik yang membuat ketagihan, atau pembentuk kebiasaan,
yang mengubah fungsi otak.
c. Psikotropika golongan III,adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta
berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :
Lumibal
Buprenorsina
Bleenitrazepam.
d. Psikotropika golongan IV, adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :
Nitrazepam (BK, mogadon, dumolid)
Diazepam

3. Zat adiktif lainnya


Zat adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan
ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :
Rokok
Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila
dihirup akan dapat memabukkan. (Alifia, 2008).

Sasaran peredaran narkoba:


Peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia masih menjadi ancaman yang
serius dan meresahkan. Menurut data statistik BNN, jumlah kasus penyalahgunaan narkoba
di tahun 2020 mencapai 833 kasus dan pada tahun 2021 kasus penyalahgunaan narkoba di
Indonesia naik sebanyak 0,15%. Sebagian besar pengguna narkoba justru berasal dari
kalangan remaja. Kaum remaja dinilai menjadi target utama dalam peredaran narkoba karena
kondisi mental yang belum stabil dan rentan terhadap pengaruh dari teman sebaya. Apalagi
remaja yang sudah mengenal narkoba memiliki kemungkinan yang besar untuk menjadi
pengguna jangka panjang.
Peredaran narkoba di Indonesia kondisinya sudah mengkhawatirkan. Hal ini
berdasarkan data yang dikeluarkan oleh POLRI dimana angka kasus peredaran narkoba di
Indonesia mengalami peningkatan sebagai berikut: pada tahun 2010 jumlah kasus narkoba
berjumlah 17.384 kasus dengan jumlah tersangka sebesar 23.900; pada tahun 2011 terjadi
peningkatan kasus menjadi sebanyak 19.045 dengan jumlah tersangka sebanyak 25.154; pada
tahun 2012 jumlah kasus sebesar 18.977 dengan jumlah tersangka sebanyak 25.122; pada
tahun 2013berjumlah 21.119 kasus dengan total 28.543 tersangka; serta pada tahun 2014
terdapat sebesar 22.750 kasus dengan jumlah tersangka sebanyak 30.496 (Bareskrim POLRI,
2015).
Maraknya peredaran narkoba di Indonesia dikarenakan banyaknya pelabuhan tidak
resmi atau biasa dikenal dengan pelabuhan tikus yang dijadikan sebagai tempat favorit bagi
pelaku pengedar narkoba. Terdapat beberapa cara yang dilakukan oleh pelaku dalam
melakukan transaksi narkoba, antara lain yaitu face to face, transaksi melalui kurir,
pembelian langsung ke lokasi peredaran narkoba, sistem tempel (sistem tanam ranjau), serta
sistem lempar lembing. Sumber narkoba yang beredar di Indonesia kebanyakan berasal dari
luar negeri seperti Asia, Eropa, Afrika dan Amerika. Terdapat berbagai cara bagaimana
narkoba dapat masuk ke wilayah Indonesia. Ada yang masuk ke Indonesia langsung dari
negara asalnya, ada pula yang masuk ke Indonesia dengan cara transit lebih dulu ke Malaysia,
untuk kemudian dibawa ke Indonesia. Jalur yang ditempuh dari negara transit ini juga
bermacam-macam. Bisa melalui jalur udara, jalur laut, sungai, maupun dari darat melalui
wilayah perbatasan. Jalur laut dan jalur sungai paling banyak dimanfaatkan oleh pelaku untuk
didistribusikan ke berbagai wilayah, dikarenakan banyaknya pelabuhan kecil yang tersebar di
berbagai provinsi (Kalimantan, Sumatera, dan Papua) serta kurangnya pengawasan oleh
aparat di daerah tersebut.5 Kurangnya sumber daya manusia serta sarana prasarana yang
kurang memadai menjadi faktor lemahnya pengawasan terhadap jalur laut dan sungai.
Ruang Lingkup Narkoba :
Ruang lingkup narkoba mencakup berbagai aspek terkait dengan penyalahgunaan dan
peredaran narkotika, psikotropika, dan obat berbahaya. Beberapa elemen utama dalam ruang
lingkup narkoba meliputi:

1. Penyalahgunaan: Penggunaan narkoba di luar tujuan medis yang semestinya, yang


dapat menyebabkan ketergantungan dan kerugian kesehatan baik fisik maupun
mental.
2. Peredaran ilegal: Produksi, penyelundupan, distribusi, dan penjualan narkoba secara
ilegal, yang melibatkan jaringan perdagangan gelap.
3. Kesehatan masyarakat: Dampak negatif penyalahgunaan narkoba pada masyarakat,
termasuk penyebaran penyakit menular, peningkatan angka kecelakaan, dan masalah
kesehatan mental.
4. Hukum: Hukum yang mengatur penggunaan, peredaran, dan kepemilikan narkoba di
berbagai negara dan yurisdiksi.
5. Upaya pencegahan: Program-program pencegahan narkoba yang bertujuan
menyadarkan masyarakat tentang bahaya narkoba dan menghindari
penyalahgunaannya.
6. Rehabilitasi: Layanan rehabilitasi dan pemulihan untuk membantu individu yang telah
terjerat dalam penyalahgunaan narkoba untuk kembali ke kehidupan yang sehat dan
produktif.
7. Penelitian dan pengembangan: Upaya untuk memahami lebih baik efek narkoba pada
tubuh dan otak manusia, serta pengembangan terapi baru untuk mengatasi masalah
penyalahgunaan narkoba.

Ruang lingkup narkoba sangat kompleks dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
masyarakat. Upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan
lembaga kesehatan, diperlukan untuk mengatasi masalah penyalahgunaan narkoba secara
efektif.

- Sasaran peredaran narkoba :


Sasaran peredaran narkoba adalah beragam dan mencakup berbagai tingkatan dalam rantai
distribusi narkoba. Beberapa sasaran utama dalam peredaran narkoba adalah:
1. Pengedar: Individu atau kelompok yang terlibat dalam penjualan dan distribusi
narkoba kepada pengguna.
2. Pengepul: Pihak yang mengumpulkan narkoba dari produsen atau pemasok besar
untuk didistribusikan ke pengedar.
3. Produsen: Pihak atau organisasi yang memproduksi narkoba ilegal, termasuk
pembuatan bahan baku dan proses manufaktur.
4. Pengguna: Individu yang menggunakan narkoba untuk tujuan rekreasi atau tanpa
alasan medis yang sah.
5. Jaringan perdagangan gelap: Organisasi besar yang terlibat dalam peredaran dan
penyelundupan narkoba secara internasional.
6. Pemasok bahan baku: Pihak yang menyediakan bahan baku untuk pembuatan narkoba
ilegal.

Selain itu, sasaran peredaran narkoba juga mencakup upaya pencegahan dan penegakan
hukum. Upaya pencegahan bertujuan untuk menyadarkan masyarakat tentang bahaya narkoba
dan menghindari penyalahgunaannya. Sementara itu, penegakan hukum dilakukan oleh
aparat kepolisian dan badan penegak hukum untuk mengidentifikasi dan membongkar
jaringan peredaran narkoba, serta menindak para pelaku kejahatan terkait narkoba. Penting
untuk mengatasi peredaran narkoba secara komprehensif melalui pendekatan yang
melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, lembaga kesehatan, dan
lembaga penegak hukum.

C. Apa dampak Narkoba ?


Jelaskan dampak yg ditimbulkan dari penggunaan narkoba
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis
narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai.
Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun
sosial seseorang.
Dampak Fisik:
1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,
gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi
akut otot jantung, gangguan peredaran darah
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan,
kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh
meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur
6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin,
seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron,
testosteron), serta gangguan fungsi seksual
7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe
(tidak haid)
8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum
suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B,
C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over
dosis bisa menyebabkan kematian

Dampak Psikis:
1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

Dampak Sosial:
1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram

Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak
mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan
sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan
psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk
membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.

- Jelaskan dampak yg ditimbulkan dari penyebaran narkoba


Dampak tidak langsung narkoba adalah uang dan harta benda habis terkuras,
dikucilkan dalam lingkungan masyarakat dan dari pergaulan orang-orang baik,
tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan
gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal.
Beberapa faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba sebagai berikut:
● Faktor individu, adanya keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar
atau berpikir panjang mengenai akibatnya, adanya keinginan untuk bersenang-
senang dan mencoba mengikuti trend gaya.
● Faktor ekonomi, setiap pecandu narkoba setiap saat membutuhkan narkotika
sebagai bagian dari kebutuhan hidupnya yang cenderung dosisnya akan selalu
bertambah, dibandingkan dengan beberapa barang dagangan lainnya.
● Faktor lingkungan, penyalahgunaan narkoba bisa dari luar lingkungan
keluarga biasanya dikarenakan adanya jaringan-jaringan yang berupaya
menembus setiap tembok penghalang di Negara dengan jaringan yang cukup
terorganisir dengan rapi dan berupaya dengan keras untuk menciptakan
konsumen-konsumen baru dalam mengembangkan pemasaran narkoba.
Kemudian dari dalam lingkungan keluarga itu sendiri dimana adanya
hubungan keluarga yang retak sehingga memicu seseorang untuk melakukan
penggunaan zat narkoba.

D. Bagaimana agar tidak menjadi Korban ?


Agar tidak menjadi korban dalam penggunaan narkoba, setiap orang perlu
mengambil langkah-langkah pencegahan yang efektif. Kesadaran dan pendidikan
mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba sangat penting dalam masyarakat yang
terpapar oleh ancaman tersebut. Pendidikan tentang narkoba harus dimulai sejak dini,
baik di lingkungan sekolah maupun keluarga. Anak-anak dan remaja harus diberitahu
tentang risiko dan konsekuensi negatif dari penggunaan narkoba. Selain itu, penting
untuk menanamkan nilai-nilai positif dan harga diri yang kuat pada setiap individu.
Saat seseorang memiliki pandangan positif tentang diri sendiri dan merasa dihargai,
cenderung untuk menjauh dari narkoba karena tidak ingin mengorbankan potensi dan
masa depannya. Dukungan dan apresiasi dari keluarga dan lingkungan juga berperan
penting dalam membangun rasa percaya diri. Interaksi dengan teman-teman yang
berpengaruh positif juga menjadi faktor kunci dalam mencegah penyalahgunaan
narkoba. Lingkungan sosial yang positif dan sehat membantu individu untuk
menghindari tekanan dari teman sebaya yang mungkin mencoba membujuknya untuk
mencoba narkoba. Mempunyai teman-teman yang saling mendukung dan berinspirasi
untuk mencapai tujuan hidup akan memberikan motivasi untuk menjauhkan diri dari
narkoba.
Kemampuan dalam mengatasi stres dan masalah secara sehat juga merupakan
hal yang sangat penting untuk mencegah penyalahgunaan narkoba. Ketika seseorang
merasa tertekan atau cemas, bisa mencari pelarian dengan menggunakan narkoba.
Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan keterampilan mengatasi stres yang
positif, seperti berolahraga, bermeditasi, atau terlibat dalam aktivitas kreatif.
Selanjutnya, individu harus belajar untuk berani menolak tawaran narkoba atau
tekanan untuk terlibat dalam perilaku berisiko. Meneguhkan diri dan konsisten dalam
menolak penawaran narkoba akan membantu melindungi diri dari bahaya yang
mungkin timbul akibat penyalahgunaan narkoba. Mengenali pemicu yang bisa
memicu keinginan untuk menggunakan narkoba, juga merupakan langkah penting
dalam pencegahan. Pemicu bisa berupa situasi tertentu, emosi negatif ataupun
masalah yang dihadapi individu. Dengan mengidentifikasi pemicu-pemicu tersebut,
individu bisa mengambil tindakan untuk menghindarinya atau mencari cara yang
lebih sehat untuk menghadapinya. Menjaga komunikasi yang terbuka dengan keluarga
dan teman-teman juga dapat membantu mencegah penyalahgunaan narkoba. Ketika
individu merasa didukung dan diberdayakan oleh lingkungan sekitarnya, dia akan
lebih termotivasi untuk menjaga diri dari narkoba.
Terakhir, mencari bantuan dari profesional jika diperlukan adalah langkah
penting dalam mencegah penyalahgunaan narkoba. Jika seseorang menghadapi
kesulitan dalam mengatasi tekanan atau godaan untuk menggunakan narkoba, mencari
dukungan dari konselor atau terapis dapat memberikan bantuan dan panduan yang
diperlukan. Jadi secara keseluruhan, mencegah penyalahgunaan narkoba melibatkan
kombinasi dari pendidikan, dukungan sosial, pengelolaan stres yang sehat, dan
komunikasi yang terbuka. Dengan mengadopsi langkah-langkah pencegahan ini,
setiap individu dapat membangun kekuatan untuk menjauhkan diri dari narkoba dan
menjalani kehidupan yang lebih sehat dan bermakna.

Berikan upaya sbg dalam menghadapi godaan menjadi konsumen narkoba


Menghadapi godaan untuk menjadi konsumen narkoba adalah isu yang serius
dan memerlukan upaya serta solusi yang kuat. Penyalahgunaan narkoba dapat
memiliki dampak yang menghancurkan pada kehidupan individu dan masyarakat
secara keseluruhan. Oleh karena itu, mengatasi godaan ini menjadi penting dalam
upaya mencegah penyebaran penyalahgunaan narkoba dan melindungi kesehatan serta
kesejahteraan individu. Salah satu langkah utama dalam menghadapi godaan menjadi
konsumen narkoba adalah melalui pendidikan dan kesadaran. Peningkatan
pemahaman tentang bahaya narkoba, termasuk efek negatifnya pada kesehatan fisik,
mental, dan sosial, akan membantu individu memahami konsekuensi serius dari
penggunaan narkoba. Pendidikan ini sebaiknya dimulai sejak dini, baik di lingkungan
sekolah maupun di keluarga, agar individu memiliki pengetahuan yang memadai
tentang risiko yang ditimbulkan oleh narkoba. Selanjutnya, penguatan nilai-nilai
positif dan harga diri sangat penting dalam menghadapi godaan tersebut. Individu
yang memiliki rasa percaya diri dan menghargai diri sendiri akan lebih mampu
menolak tawaran narkoba demi menjaga martabat dan integritas diri. Dukungan dari
keluarga dan lingkungan sekitar dalam memperkuat nilai-nilai ini akan memberikan
dorongan yang lebih besar bagi individu untuk menghindari narkoba.
Mengendalikan lingkungan sosial juga menjadi kunci dalam menghadapi
godaan narkoba. Menghindari lingkungan yang mendukung atau mendorong
penyalahgunaan narkoba adalah langkah penting. Sebaliknya, bergaul dengan teman
sebaya yang berpikiran positif dan mendukung gaya hidup bebas dari narkoba akan
membantu menjauhkan diri dari godaan tersebut. Selain itu, pengembangan
keterampilan mengatasi stres juga berperan penting dalam menghadapi godaan
menjadi konsumen narkoba. Mengelola stres dan tekanan dengan cara yang sehat,
seperti berolahraga, meditasi, atau berbicara dengan seseorang yang dipercaya, akan
membantu mengatasi godaan narkoba dengan lebih baik. Selain itu, individu perlu
dilatih untuk tegas dan konsisten dalam menolak tawaran narkoba atau situasi
berisiko. Mengetahui hak untuk mengatakan tidak dan menjaga diri dari bahaya
narkoba adalah langkah penting untuk melindungi diri.
Dalam perjuangan menghadapi godaan menjadi konsumen narkoba, mencari
dukungan sosial juga sangat dianjurkan. Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman,
atau kelompok dukungan yang sehat akan memberikan dorongan dan pemahaman
kepada individu yang mengalami godaan tersebut. Berbicara tentang perjuangan
dengan orang lain juga dapat membantu mengurangi rasa isolasi dan memberikan
motivasi untuk terus melawan godaan. Menghindari situasi berisiko juga merupakan
tindakan bijaksana. Individu perlu mengenali dan menghindari situasi atau tempat
yang sering terkait dengan penggunaan narkoba. Memilih alternatif kegiatan yang
lebih aman dan bermanfaat dapat membantu mengisi waktu luang tanpa terjerumus ke
dalam godaan narkoba. Tidak hanya itu saja, menyusun rencana darurat untuk
mengatasi situasi di mana godaan narkoba sangat kuat adalah langkah yang bijaksana
agar terhindar dari godaan penggunaan narkoba. Merencanakan tindakan yang akan
diambil jika merasa tergoda untuk menggunakan narkoba dapat membantu
menghadapi situasi tersebut dengan lebih terkontrol. Jika godaan menjadi konsumen
narkoba terasa berat atau individu merasa kesulitan mengatasi masalah tersebut,
mencari bantuan dari konselor, terapis, atau pusat rehabilitasi adalah langkah yang
sangat dianjurkan. Profesional ini dapat memberikan dukungan dan panduan yang
diperlukan dalam menghadapi tantangan ini dengan lebih baik. Dalam menghadapi
godaan menjadi konsumen narkoba adalah perjalanan yang berarti dan memerlukan
kesabaran serta ketekunan. Dalam proses ini, mencari dukungan dari orang-orang
terdekat dan para profesional yang peduli akan menjadi hal yang penting dan
memperkuat perjuangan melawan godaan narkoba. Dengan upaya dan solusi yang
tepat individu dapat melindungi diri dari bahaya narkoba dan menjalani kehidupan
yang lebih sehat dan bermakna.

E. Bagaimana agar tidak menjadi Pelaku ? FT ( Akbar dan April ) , Cyntia


Pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah suatu upaya yang sangat penting untuk
menjaga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk menghindari terjerumus
menjadi pelaku penyalahgunaan narkoba, langkah-langkah yang dapat diambil sangat
penting dalam membentuk pola pikir dan gaya hidup yang positif. Pertama-tama,
penting untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya narkoba melalui sosialisasi dan
pendidikan yang efektif. Mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, tentang
risiko dan konsekuensi negatif dari penggunaan narkoba dapat membuka mata mereka
terhadap bahaya yang mengintai dan membuat mereka lebih berhati-hati dalam
menghadapi godaan.

Selanjutnya, penting untuk memperkuat nilai-nilai moral dan etika sebagai dasar
untuk menolak keterlibatan dalam praktik penyalahgunaan narkoba. Memiliki
integritas yang kuat dan tetap setia pada prinsip-prinsip moral dapat membentengi
seseorang dari tekanan dan pengaruh negatif yang mungkin muncul dalam pergaulan
sehari-hari. Membentuk karakter yang kuat dan memiliki pemahaman yang jelas
tentang nilai-nilai yang dipegang akan membuat seseorang lebih mampu mengambil
keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab.

Langkah lain yang perlu diperhatikan adalah mencari lingkungan yang positif dan
mendukung. Menjauhkan diri dari pergaulan dengan orang-orang yang terlibat dalam
penyalahgunaan narkoba dan mencari teman-teman sebaya yang memiliki minat yang
sama untuk hidup sehat dan produktif dapat memperkuat komitmen untuk menjauh
dari narkoba. Selain itu, terlibat dalam kegiatan positif seperti olahraga, seni, atau
hobi yang memberikan kesenangan dan pemenuhan diri tanpa melibatkan narkoba
dapat menjadi cara yang efektif untuk mengisi waktu luang dan mencegah diri dari
tergoda.

Terakhir, kesediaan untuk mencari bantuan dan dukungan juga sangat penting dalam
upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba. Mengakui bahwa setiap orang rentan
menghadapi tantangan dan tekanan dalam hidup, termasuk godaan untuk terlibat
dalam narkoba, adalah langkah awal yang penting untuk mengatasi masalah ini.
Berbicara dengan orang-orang yang dapat dipercaya seperti keluarga, teman, atau
profesional kesehatan, dapat memberikan dukungan emosional dan bimbingan yang
diperlukan untuk mengatasi godaan tersebut. Selain itu, melibatkan diri dalam
kelompok dukungan atau organisasi yang berfokus pada pencegahan penyalahgunaan
narkoba dapat membantu membangun jaringan sosial yang positif dan memberikan
inspirasi dari orang-orang yang telah berhasil menjalani hidup bebas dari narkoba.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini dan mengambil inisiatif untuk membentuk


keputusan dan perilaku yang bertanggung jawab, individu dapat berperan aktif dalam
mencegah penyalahgunaan narkoba dan menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi
diri mereka sendiri dan masyarakat secara keseluruhan. Melalui kerjasama dan
dukungan dari berbagai pihak, termasuk keluarga, lembaga pendidikan, dan
pemerintah, kita dapat bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih cerah dan
bebas dari penyalahgunaan narkoba.
Jika seorang mahasiswa dihadapkan pada situasi di mana dia diajak untuk terlibat
dalam mendistribusikan narkoba, ada beberapa upaya yang harus dilakukannya untuk
menghindari godaan tersebut. Pertama-tama, penting bagi mahasiswa untuk tetap
teguh pada nilai-nilai moral dan prinsip etika yang telah ditanamkan dalam dirinya.
Menolak tawaran untuk terlibat dalam perdagangan narkoba adalah langkah pertama
yang penting dalam menjaga integritas dan menjauhkan diri dari risiko hukum dan
kesehatan yang serius.

Selanjutnya, mahasiswa harus mencari dukungan dari lingkungan sosial yang positif
dan mendukung. Berbicara dengan teman-teman dekat, keluarga, atau pembimbing
akademik tentang situasi yang dihadapinya dapat memberikan perspektif yang
berbeda dan bantuan yang diperlukan untuk mengatasi godaan tersebut. Memiliki
jaringan sosial yang positif akan memberikan kekuatan untuk menolak tawaran yang
merugikan dan mencari dukungan dalam menghadapi tekanan dari pihak-pihak yang
terlibat dalam aktivitas narkoba.

Selain itu, mahasiswa juga dapat menghubungi pihak berwenang atau lembaga
kampus yang bertanggung jawab untuk memberi tahu tentang ajakan terlibat dalam
distribusi narkoba. Melaporkan situasi ini adalah tindakan yang bertanggung jawab
dan membantu dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan
kampus dan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu, mengikuti program atau
kegiatan pencegahan narkoba yang ada di kampus atau masyarakat juga dapat
meningkatkan kesadaran dan memberikan pengetahuan yang lebih baik tentang
bahaya narkoba.

Dalam situasi ini, penting bagi mahasiswa untuk mengambil langkah-langkah proaktif
dalam melindungi diri dan menghindari keterlibatan dalam perdagangan narkoba.
Dengan tetap berpegang pada nilai-nilai positif, mencari dukungan dari lingkungan
sosial yang sehat, dan berkomunikasi dengan pihak berwenang, mahasiswa dapat
berperan aktif dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba dan menciptakan
lingkungan kampus yang aman dan bebas dari pengaruh negatif.

F. Bagaimana kita bijak dalam bersikap ?


Menghadapi narkoba dengan bijak adalah tantangan besar yang memerlukan
pendekatan holistik dan komprehensif. Bijaksana berarti memiliki pengetahuan,
kesadaran, dan kemauan untuk mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi
bahaya narkoba. Dalam menghadapi narkoba, pendidikan dan kesadaran adalah kunci
utama. Pendidikan tentang bahaya narkoba harus dimulai sejak dini, di tingkat
sekolah dasar, dan terus diperkuat melalui program-program pencegahan yang efektif
di tingkat lanjutan. Penting untuk memahami bahwa narkoba bukanlah solusi untuk
masalah hidup. Oleh karena itu, bijaksana untuk mencari cara-cara lain untuk
mengatasi stres, tekanan, atau masalah yang dihadapi. Mengembangkan keterampilan
pengelolaan emosi dan stres yang sehat dapat membantu mencegah kecenderungan
mencari pelarian dalam narkoba.
Komunikasi terbuka dan dukungan sosial juga menjadi elemen penting dalam
menghadapi narkoba dengan bijak. Membuka saluran komunikasi dengan keluarga,
teman-teman, dan anggota masyarakat lainnya dapat membantu mengurangi rasa
isolasi dan kesepian yang sering menjadi faktor pemicu penggunaan narkoba.
Keluarga dan teman-teman yang mendukung dan peduli akan memberikan dukungan
moral yang kuat dalam mengatasi tantangan narkoba. Menghindari lingkungan yang
negatif dan bergaul dengan teman-teman yang positif juga merupakan langkah bijak
dalam menghadapi narkoba. Lingkungan yang sehat dan positif akan mendorong
perilaku yang lebih positif dan mengurangi tekanan untuk terlibat dalam penggunaan
narkoba. Selain itu, penting untuk menghindari situasi atau acara yang berhubungan
dengan narkoba, sehingga kita dapat membatasi eksposur terhadap godaan.
Memahami tanda-tanda penyalahgunaan narkoba adalah langkah penting dalam
menghadapi narkoba dengan bijak. Seringkali, tanda-tanda tersebut termasuk
perubahan perilaku, penurunan kinerja akademik atau pekerjaan, penarikan diri dari
keluarga dan teman-teman, serta perubahan fisik seperti penurunan berat badan atau
gangguan tidur. Jika kita mengenali tanda-tanda ini pada diri sendiri atau orang lain,
kita harus bertindak cepat untuk mencari bantuan dan dukungan. Bijaksana juga
berarti menghindari penyebaran informasi atau pandangan yang salah tentang
narkoba. Dalam era media sosial, mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak akurat
atau klaim palsu tentang narkoba. Oleh karena itu, penting untuk mencari sumber
informasi yang dapat dipercaya dan berdasarkan bukti ilmiah. Fakta-fakta tentang
bahaya narkoba harus disebarkan secara luas agar masyarakat lebih teredukasi tentang
dampak negatifnya.

Menjadi teladan bagi orang lain adalah langkah bijak lainnya. Jika kita telah
berhasil menghindari atau keluar dari lingkaran penyalahgunaan narkoba, kita dapat
membagikan pengalaman kita dengan orang lain. Menceritakan kisah kesuksesan kita
dalam menghadapi narkoba dapat menjadi inspirasi bagi orang lain untuk melakukan
perubahan positif dalam hidup mereka. Mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan
pencegahan dan rehabilitasi narkoba juga merupakan langkah bijak dalam
menghadapi narkoba. Menjadi sukarelawan atau mendukung organisasi yang berfokus
pada pencegahan atau rehabilitasi narkoba adalah cara efektif untuk memberikan
kontribusi positif pada masyarakat. Penting juga untuk menghargai dan menghormati
diri sendiri serta orang lain. Dengan memiliki rasa harga diri yang baik, kita akan
cenderung lebih berpikir positif dan membuat keputusan yang bijaksana.
Mengembangkan kepercayaan diri dan memiliki tujuan hidup yang jelas juga akan
membantu mengalihkan perhatian dari godaan narkoba. Terakhir, ketika seseorang
sudah terjerat dalam penyalahgunaan narkoba, bijaksana untuk mencari bantuan
profesional segera. Fasilitas rehabilitasi dan dukungan konseling dapat membantu
dalam proses pemulihan dan membantu individu untuk membangun kembali
kehidupan yang sehat dan produktif.

Menghadapi narkoba dengan bijak membutuhkan kerjasama dari berbagai


pihak, termasuk keluarga, masyarakat, pemerintah, dan individu itu sendiri. Hanya
dengan kesadaran, edukasi, dan dukungan yang kuat, kita dapat menciptakan
lingkungan yang bebas dari narkoba dan membantu individu yang terjerumus dalam
penyalahgunaan narkoba untuk kembali pada jalur yang benar.

Hotline :
Kantor :

Anda mungkin juga menyukai