Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Alasan Pemilihan Judul


Narkoba merupakan sebuah kata yang sering kita dengar. Banyak
orang mengerti akan Narkoba, tetapi ada pula yang belum mengetahui selukbeluk Narkoba. Orang-orang mungkin mengetahui tentang Narkoba, tetapi
mereka tidak memiliki iman yang cukup untuk menentangnya. Hal ini
membuktikan

perlunya

peran

agama

dalam

usaha

pencegahan

penyalahgunaan Narkoba.
Narkoba tidak boleh hanya dimengerti sebagai obat terlarang saja. Kita juga
perlu mengetahui jenis-jenis dan akibat dari penggunaannya, bahkan tak
cukup hanya itu saja, kita juga harus mengetahui pandangan Kristen terhadap
Narkoba. Hal ini penting untuk mengikat kita agar kita tidak tergoda untuk
menggunakan Narkoba secara berlebihan.
Banyak buku-buku tentang Narkoba yang beredar di pasaran, namun hanya
sedikit buku yang mengulasnya dari sisi pandang Kristen. Maka kami
membuat makalah yang mengulas tentang Narkoba dan juga sisi pandang
Kristen terhadap Narkoba. Hal itulah yang akan dikemukakan dalam makalah
ini.

1.2

Tujuan
1. Menambah

wawasan

penulis

tentang

Pandangan

kristen

tentang

Penyalahgunaan Narkoba
2. Memberi informasi pembaca

tentang

Pandangan

kristen

tentang

Penyalahgunaan Narkoba
3. Melengkapi syarat lulus kuliah

BAB 2
PANDANGAN KRISTEN TENTANG
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
2.1 Definisi Penyalahgunaan Narkoba
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif.
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan Narkotika, Psikotropika, dan
bahan adiktif lainnya diluar keperluan medis, tanpa pengawasan dokter, dan
merupakan perbuatan melanggar hukum. Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun
"napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko
kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya
adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien
saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi
itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009).\
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (UndangUndang No. 5/1997).
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis
maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang
dapat mengganggu sistem syaraf pusat

2.2 Jenis-jenis Narkoba


Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif
lainnya. Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut:
1. Narkotika
Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika
adalah Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang
menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh
tersebut

bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan

semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat


tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan
dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di bidang
pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.
Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :

Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya


adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan
ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.

Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat,


tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin,
benzetidin, dan betametadol.

Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif


ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :
kodein dan turunannya.

2. Psikotropika
Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun
sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok
adalah :

Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat,


belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti
khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.

Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat


serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin,
metamfetamin, dan metakualon.

Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi


sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :
lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.

Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya


adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :
nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.

3. Zat adiktif lainnya


Zat adiktif lainnya adalah zat zat selain narkotika dan psikotropika yang
dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya
adalah :

Rokok

Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan


menimbulkan ketagihan.

Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton,
cat, bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia,
2008). Demikianlah jenis-jenis narkoba, untuk selanjutnya faktor-faktor
penyebab penyalahgunaan narkotika.

2.3

Tujuan Melakukan Penyalahgunaan Narkoba


Banyak tujuan penyalahgunaan narkoba, diantaranya agar dapat
diterima oleh lingkungan, mengurangi stress, agar bebas dari rasa murung,
untuk mengatasi masalah pribadi dan lain-lain. Alasan memakai narkoba
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
4

a. Anticipatory beliefs, yaitu anggapan bahwa jika memakai narkoba,


orang akan menilai dirinya hebat, dewasa, mengikuti mode, dan
sebagainya.
b. Reliefing beliefs, yaitu keyakinan bahwa narkoba dapat digunakan
untuk mengatasi ketegangan, cemas, dan depresi akibat stresor
psikososial.
c. Facilitative atau permissive beliefs, yaitu keyakian bahwa penggunaan
narkoba merupakan gaya hidup atau kebiasaan karena pengaruh
zaman atau perubahan nilai sehingga dapat diterima
2.4

Teknik Penyalahgunaan Narkoba


Penyalahgunaan narkoba biasanya diawali oleh penggunaan cobacoba sekedar mengikuti teman, untuk mengurangi atau menghilangkan rasa
nyeri, kelelahan, ketegangan jiwa, atau sebagai hiburan, atau untuk
pergaulan. Bila taraf coba-coba tersebut dilakukan secara terus menerus akan
berubah menjadi ketergantungan. Penyalahgunaan narkoba dilakukan dengan
cara ditelan, disuntikkan dengan jarum suntik, dihirup dengan hidung,
tergantung dengan jenis narkoba yang digunakan. Dengan cara suntikkan
umumnya menggunakan jarum suntik secara bergilir yang menyebabkan
penularan HIV/AIDS, hepatitis B dan C, penyakit-penyakit mematikan yang
sampai sekarang belum ada obatnya.

2.5

Akibat Penyalahgunaan Narkoba


Dampak penyalahgunaan narkoba pada umumnya, sebagai berikut :
Gangguan kesehatan fisik berupa gangguan fungsi dan kerusakan organ
vital, termasuk otak, jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan organ reproduksi.
Keracunan, mual, muntah, gemetar, diare, mengantuk, dilatasi pupil, hilang
selera makan, insomnia, lemas, kejang lambung, impotensi. Sakauw
dimana keadaan penderitaan sakit sekujur tubuh, gabungan dari semua
rasa sakit/nyeri yang hebat. Penyalahgunaan narkoba khususnya yang
menggunakan jarum suntik menyebabkan penularan HIV/AIDS, hepatitis B

dan C .
Gangguan kesehatan psikis, diantaranya gelisah, cemas, takut, curiga dan
wapada berlebihan, fotofobia, mudah tersinggung, depresi, halusinasi
visual, agresif, gangguan daya ingat, gangguan konsentrasi, gangguan

kesadaran dan perilaku.


Dampak sosial dan ekonomi meliputi :
5

Dampak sosialnya dapat menimbulkan gangguan ketertiban sosial,


menimbulkan gangguan terhadap interaksi sosial antar warga dalam
komunitas dan antar kelompok sosial, menimbulkan ancaman bahaya
hancurnya kehidupan keluarga. Sedangkan dampak ekonominya dapat
menimbulkan beban/biaya ekonomi yang sangat tinggi bagi diri keluarga
atau orang tua yang bersangkutan, baik untuk membeli narkoba yang
harganya sangat mahal maupunn untuk biaya pengobatan, perawatan dan
rehabilitasi yang memerlukan waktu lama dan biaya tinggi.

2.6

Pandangan Masyarakat tentang Penyalahgunaan Narkoba


Dalam masyarakat, Penyalahgunaan Narkoba merupakan hal yang
tidak di benarkan. karena selain merusak tubuh, Narkoba uga dapat merusak
sifat dan akal pikiran kita. Beberapa bahaya narkoba di kalangan masyarakat,
antara lain:
Bahaya yang bersifat social
1. Berbuat yang tidak senonoh (mesum/cabul) secara bebas, berakibat
buruk dan mendapat hukuman masyarakat.
2. Mencuri milik orang lain demi memperoleh uang.
3. Menganggu ketertiban umum, seperti ngebut dijalanan dan lain-lain.
4. Menimbulkan bahaya bagi ketentraman dan keselamatan umum antara
lain karena kurangnya rasa sosial manakala berbuat kesalahan.
5. Timbulnya keresahan masyarakat karena gangguan keamanan dan

penyakit kelamin lain yang ditimbulkan oleh hubungan seks bebas.


Bahaya bagi bangsa dan Negara
1. Rusaknya pewaris bangsa yang seyogyanya siap untuk menerima
tongkat estafet kepemimpinan bangsa.
2. Hilangnya rasa patriotisme atau rasa cinta bangsa yang pada gilirannya
mudah untuk di kuasai oleh bangsa asing.
3. Penyelundupan akan meningkat padahal penyelundupan dalam bentuk
apapun adalah merugikan negara.
4. Pada akhirnya bangsa dan negara

kehilangan

identitas

yang

disebabkan karena perubahan nilai budaya.


Penyalahgunaan narkoba sagat merugikan masyarakat khususnya bagi
bangsa dan negara. Oleh karena itu, narkoba sebaiknya dihindari dan
ditindak tegas oleh pemerintah. Sehingga Pengguna Narkoba dapat
berkurang dan tidak meresahkan masyarakat. Dengan demikian, Negara
kita juga semakin di segani oleh negara lain.
6

2.7

Pandangan Hukum tentang Penyalahgunaan Narkoba


Dalam UU kefarmasian narkotika juga merupakan obat,sedangkan
yang termasuk kedalam golongan narkotika adalah candu, ganja, kokain,
mariyuana, dan zat yang asalnya dari candu,seperti morfin,heroin dan sejenis
zat kimia sintesis yang mempunyai khasiat seperti narkotika. Oleh karena itu
narkotika berbahaya bagi kesehatan manusia. Peredaran narkotika sebagai
obat diawasi oleh pemerintah. Bahkan di seluruh dunia secara ketat sekali
diatur oleh Perundang-undangan. Dengan demikian barang siapa yang
kedapatan, mempunyai, menyimpan, memakai atau memperdagangkan
narkotik adalah melanggar UU narkotik dan dapat di hukum.
Narkoba sudah merambah kemana-mana dan sudah masuk ke
berbagai kalangan, mulai dari kalangan artis, anak-anak sekolah, ibu-ibu
rumah tangga, dan tidak terkecuali anggota prajurit TNI. Maraknya
penyalahgunaan Narkoba yang terjadi dalam masyarakat Indonesia telah
mendorong pemerintah untuk merevisi peraturan perundangan mengenai
Narkotika, dimana pada tanggal 12 Oktober 2009 telah diundangkan UU No.
35 Tahun 2009 tentang Narkotika. UU ini merupakan revisi dari UU Narkotika
sebelumnya yaitu, UU No. 22 Tahun 1997, dimana dalam UU Narkotika yang
baru ini disebutkan bahwa tujuan dari UU ini adalah: menjamin ketersediaan
narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan
ilmu pengetahuan dan tehnologi; mencegah, melindungi, dan menyelamatkan
bangsa Indonesia dari penyalahgunaan Narkotika; memberantas peredaran
gelap narkotika dan Prekursor Narkotika; serta menjamin pengaturan upaya
rehabilitasi medis dan sosial bagi penyalahgunaan dan pecandu Narkotika.
Selain itu dalam UU Narkotika yang baru ini telah dilakukan
penambahan materi yang selama ini belum diatur di dalam UU yang lama,
baik menyangkut Narkotikanya itu sendiri, maupun mengenai lembaga yang
mempunyai

wewenang

untuk

melakukan

pencegahan

terhadap

penyalahgunaan Narkoba.
Menyangkut Narkotikanya sendiri yakni dengan dimasukkannya dua
golongan psikotropika, yaitu Psikotropika Golongan I dan Psikotopika
Golongan II menjadi Narkotika Golongan I dan telah diatur pula mengenai
Prekursor Narkotika, yaitu merupakan zat atau bahan pemula atau bahan
7

kimia

yang

dapat

digunakan

dalam

pembuatan

dalam UU yang lama belum diatur.


Sedangkan mengenai lembaga

yang

Narkotika,

dimana

mempunyai wewenang

diantaranya untuk melakukan pencegahan penyalahgunaan Narkotika dalam


UU ini telah dipermanenkannya Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai
badan yang bersifat legal formal dan merupakan satu-satunya lembaga yang
diberikan kewenangan yang cukup luas oleh UU untuk mencegah dan
memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika.
UU Narkotika mengartikan Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Sedangkan yang dimaksud dengan Psikotropika adalah zat
atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku. Baik
Narkotika maupun Psikotropika digolongkan dalam beberapa golongan,
sebagaimana lampiran UU dimaksud. Untuk Narkotika sendiri digolongkan
dalam 3 (tiga) golongan, yaitu Narkotika Golongan I, Golongan II, dan
Golongan III. Narkotika Golongan I diantaranya yang kita kenal adalah Opium,
Kokain, dan tanaman ganja. Juga termasuk zat MDMA, MMDA, dan
Metampetamina atau Ampetamina, dimana zat-zat ini biasanya terkandung
dalam ekstasi/ineksi dan shabu-shabu yang lagi marak disalahgunakan di
dalam masyarakat kita.
Salah satu tujuan dari UU Narkotika adalah untuk mencegah,
melindungi, dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari penyalahgunaan
Narkotika.

Narkotika

tidak

boleh

disalahgunakan,

karena

Narkotika

menimbulkan ketergantungan yang sangat membahayakan kesehatan. Disatu


sisi memang sebagian dari zat-zat ini berkhasiat untuk kesehatan dan
pengembangan

ilmu

pengetahuan,

disisi

lain

dapat

menimbulkan

ketergantungan yang sangat merugikan apabila disalahgunakan atau


digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat. Lebih dari itu
disamping penyalahgunaan Narkotika dapat merusak kesehatan, seperti
8

merusak jaringan syaraf, hati, ginjal dan sebagainya, juga menimbulkan


dampak psikososial yang sangat merugikan baik bagi para penyalahgunanya,
maupun bagi masyarakat pada umumnya, seperti dapat merusak hubungan
kekeluargaan, menurunkan kemampuan belajar, ketidakmampuan untuk
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, perubahan prilaku
menjadi

anti

sosial,

merosotnya

produktivitas

kerja,

mempertingggi

kecelakaan lalu lintas, kriminalitas, dan tindak kekerasan lainnya.


2.8

Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba


Pencegahan penyalahgunaan dan ketergantungan narkoba terbagi menjadi 4
cara, yaitu:
Komunikasi
Komunikasi sangat penting dalam upaya pencegahan, secara pribadi,
dari keluarga ke anak, teman ke teman dan lainnya. Selain itu,
komunikasi juga bisa dalam bentuk media massa cetak, elektronik, dan
lain-lainnya dalam rangka menyebarkan informasi dan menyadarkan

khalayak luas tentang ancaman bahaya narkoba.


Pendidikan
Melalui pendidikan formal dalam kurikulum pendidikan umum dalam
mata pelajaran, dan informasi dari para guru, maupun melalui
pendidikan non formal, seperti pelatihan, seminar, lokakarya, dan lainlain, guna memberikan pengetahuan, mengembangkan sikap dan
perilaku hidup sehat tanpa narkoba. Karena dengan ilmu dan keimanan
yang cukup, seseorang akan mampu menghindar dan melawan bahaya

narkoba.
Kegiatan Alternatif
Kegiatan alternatif, atau pengisi waktu luang khususnya bagi para
remaja dan

pemuda, dengan kegiatan-kegiatan yang positif, seperti

olahraga, kesenian, hobi yang positif, kelompok belajar, camping,


pelatihan keterampilan kerja, dan lain sebagainya, yang dilakukan
untuk mengalihkan

kecenderungan

untuk melakukan

perbuatan

penyalahgunaan narkoba.
Program Intervensi
Program intervensi yang dirancang untuk individu yang beresiko tinggi
terhadap penyalahgunaan narkoba, melalui konseling perseorangan
atau kelompok kecil guna mengubah sikap, pikiran, dorongan,
keinginan, perilaku serta kebiasaan untuk menyalahgunakan narkoba.
9

2.9

Menolong orang yang sudah melakukan penyalahgunaan Narkoba


Ada beberapa cara untuk menolong sesorang yang sudah melakukan
penyalahgunaan narkoba. Berikut adalah cara untuk menolong orang yang
sudah melakukan Penyalahgunaan Narkoba:
1 Upayakan mandi menggunakan air hangat,gunanya agar pasien tidak
beku peredaran darahnya karena pemakai bila sudah sakau (bahasa
keren over dosis) maka aliran darah mudah membeku pasien akan mudah
sekali kedinginan.
2 Berjemur diterik matahari dengan memakai pakaian yang tebal minimal
menggunakan baju 5 lapis plus jaket sweter upayakan semua badan
terselubung alias tertutup rapat gunanya bila terkena sinar matahari
pasien akan berkeringat jadi akan membuang kotoran insfeksi racun
narkoba di dalam peredaran darah,semakin banyak keluar keringat
semakin bagus dan akan mempercepat penyembuhan.
3 Meminum susu steril banyak tersedia di supermarket sbgi contoh susu
bear brand atau susu sapi asli dari peternak,gunanya untuk melawan atau
sebagai anti toksin racun narkoba,dan berpungsi pula sebagai pembersih
racun, bila pasien semakin banyak minum susu steril maka semakin
baik,pasien tidak akan bisa mengkonsumsi narkoba lagi karena akan
mengalami penolakan dari tubuhnya.
4 Mengkonsumsi telur setengah matang minimal 4 butir sehari,ini berguna
sebagai penyembuh dari kerusakan otak sebab pasien pengguna narkoba
itu kebanyakan mengalami kegilaan buruknya lagi kegagalan sistem otak
yg mengakibatkan kermatian.
5 Mengkonsumsi Vitamin C setiap mengalami tubuh yg lemah dan
kedinginan umumnya pasien pengguna narkoba akut sering kali tidak
bergairah selalu tidur tak bergerak seperti mayat hidup, dengan
mengkonsumsi Vitamin C pasien dirangsang untuk aktif bergerak agar
tidak mengalami pembekuan sel darah.
6 jika pasien pengguna dalam keadaan sangat ketergantungan maka ada
baiknya diberikan sedikit narkoba tapi dalam jumlah yg kecil saja alias
sedikit saja gunanya agar tidak terjadi hal-hal yg tidak kita ingin kan
karena pasien pengguna narkoba itu bila sedang OD Over dosisprilaku
dan mentalnya terganggu dan sangat labil cendrung membahayakan
orang lain atau dengan menggunakan obat penenang sesuai dosis.
10

7 Ajaklah pasien berolah raga ini yg juga tidakalah pentingnya dan sangat
pentingsekali.
8 Berikan pasien motipasi hidup,katakan padanya bahwa hidup didunia
sangatlah berharga jika kita dalam keadaan sehat,dan segala seuatu itu
bisa dapat dan diraih bila kita sehat,ingat kan pasien tentang tuhan yg
mampu menolong kita dari masalah apapun jika kita mau berubah dan
mau kembali menjadi orang yg berguna bagi orang lain, dan yakin kan
pasien

dan

keluarganya

bahwa

pengguna

narkoba

itu

dapat

disembuhkan.
2.10

Pandangan kristen tentang Penyalahgunaan Narkoba


Kristen dikenal sebagai agama yang sangat menonjolkan cinta kasih.
Karena itu, tidak mengherankan jika dalam sumber-sumber agama ini jarang
kita

dapati

larangan-larangan

dan

ancaman-ancaman

bagi

yang

melanggarnya. Namun demikian, agama Kristen juga memandang narkoba


sebagai barang haram, sebab memang dalam narkoba itu terdapat unsurunsur yang dapat merusak organ saraf. Pandangan kristen dapat kita pahami
dari firman berikut :
Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan
kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah
perbuatan-perbuatan itu, (Efesus 5:11)
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya : Setiap yang mau mengikut
Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikuti Aku,
(Matius 16:24)
Marilah kita melakukannya dengan mata tertuju kepada Yesus, yang
memimpin dalam iman dan yang membawa iman kita itu kepada
kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan.., (Ibrani 12:2).
Dari firman tersebut, dapat dipahami bahwa umat Kristiani dilarang
melakukan perbuatan-perbuatan yang destriktif (merusak), termasuk yang di
dalamnya adalah penyalahgunaan narkoba. Sebaliknya sebagai umat
Kristiani, hendaknya mengikuti jejak Yesus. Adapun syarat untuk dapat selalu
mengikuti jejak Yesus ini adalah keharusan menyangkal setiap ajakan hawa
nafsu, salah satunya menyalahgunakan narkoba.
Ada juga firman-firman yang menyatakan bahwa kesulitan untuk
meninggalkan narkoba adalah hidup dalam salib yang harus dipanggul setiap
hari. Orang sudah kecanduan narkoba, akan terasa sangat berat untuk
11

meninggalkannya. Dengan atau tanpa disadari, si pecandu narkoba telah


meninggalkan kayu salibnya dan berjalan bersebrangan dengan Yesus.
Karena telah sesat, maka para pecandu narkoba itu akan ditegur dan
diingatkan Allah, sebagaimana dinyatakan dalam firman berikut :
Sesungguhnya berbahagialah manusia yang ditegur Allah, sebab itu
janganlah engkau menolak didikan Yang Maha Kuasa, (Ayub 5:17)
Salah satu hal yang dapat dilakukan gereja, misalnya dengan
membentuk komisi Pencegahan dan Penanganan Narkotika. Komisi ini dapat
bekerja dengan pemuda gereja dan warga jemaat untuk bergabung dengan
pelayanan

khusus,

dengan

sasaran

utama

penyalahguna

narkotika.

Diharapkan dengan adanya komisi ini dapat menanggulangi masalah


narkotika.
2.11

Keterlibatan Kristen dalam Mencegah Penyalahgunaan Narkoba


Seorang Kristen hendaknya mencegah melakukan penyalahgunaan
narkoba karena pada dasarnya narkoba merusak tubuh kita dimana tubuh kita
merupakan bait Allah yang harus kita jaga dan pelihara sebaik mungkin. Kita
harus menanamkan baik-baik dipikiran kita untuk menjaga tubuh kita agar
tetap sehat dan terhindar dari penyakit. Ada beberapa cara keterlibatan kristen
untuk mencegah penyalahgunaan narkoba, antara lain:
1. Mengisi aktivitas kita dengan kegitan-kegiatan

positif

seperti:

mengembangkan talenta kita, belajar, menyalurkan hobi, berorganisasi,


dll.
2. Mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara memperbanyak membaca
firman Tuhan, pergi ke gereja, mengikuti kegiatan-kegiatan kerohanian di
gereja maupun di perkuliahan
3. Menanamkan di dalam pikiran kita bahwa tubuh kita adalah bait Allah,
sehingga kita harus menjaga dengan baik tubuh kita agar tetap sehat dan
terhindar dari hal-hal negatif atau penyakit
4. Jika ada pergumulan atau permasalahan, hendaknya kita menyelesaikan
masalah kita dengan baik, minta pertolongan Tuhan untuk menyelesaikan
masalah kita, sehingga tidak menadi beban pikiran dan batin kita.
2.12

Keterlibatann Kristen dalam Menolong orang yang sudah melakukan


Penyalahgunaan Narkoba
Adapun sikap yang harus kita lakukan terhadap pecandu Narkoba sesuai
dengan tuntunan ajaran agama adalah :
12

1. Membimbing yang bersangkutan ke Jalan Yang Benar sehingga si


pecandu tetap percaya diri dan meminta pengampunan kepada Tuhan
2. Memperlakukan yang bersangkutan secara manusiawi dan tidak
mengkucilkannya dari pergaulan sehari-hari, baik dalam keluarga,
masyarakat maupun jemaat.
3. Meringankan penderitaan batin

yang

bersangkutan

sehingga

senantiasa bersabar dan berusaha untuk dapat menghindarinya.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyalahgunaan Narkoba merupakan tindakan yang tidak dibenarkan
dalam masyarakat dari segi hukum maupun agama. Banyak sekali akibat
yang dirasakan oleh pengguna narkoba yang sudah pasti merugikan
pengguna tersebut baik pada fisik, ekonomi, keluarga maupun di dalam sosial
masyarakat. Kita sebagai orang kristen harus menyikapi penyalahgunaan
narkoba ini dengan tegas. Orang yang melakukan penyalahgunaan narkoba
berarti orang tersebut sudah merusak tubuhnya dimana dalam alkitab ditulis
bahwa Tubuh kita merupakan bait Allah. Kita sebagai orang kristen dapat
mencegah dan membantu dalam pengobatan orang yang sudah melakukan
penyalahgunaan narkoba, antara lain yaitu mengisi kegiatanyang lebih positif,
lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, memperbanyak ibadah, dan selalu
mengingat bahwa tubuh kita merupakan bait Allah yang harus di jaga dan
dipelihara. Oleh karena itu, sebaiknya kita menajuhkan diri dari Narkoba dan
fokus pada hal-hal positif di kehidupan kita.
3.2 Saran-saran
1. Narkoba harus dihindari demi menjaga kesehatan dan menjaga sikap di
masyarakat. Untuk itu, harus dilakukan penyuluhan atau sosialisasi
tentang bahaya narkoba dan cara-cara mencegah penyalahgunaan
narkoba di masyarakat
2. Perbanyak melakukan kegiatan kegiatan positif, seperti belajar, beribadah,
berorganisasi.
13

3. Sebaiknya orang tua mengambil peran penting dalam menjaga anakanaknya dari pergaulan yang tidak benar untuk menghindari anak tersebut
terjerumus dalam hal-hal negatif seperti narkoba.

14

Anda mungkin juga menyukai