Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang mempunyai ragam
kebudayaan dan sumber daya alam yang berlimpah. Kabupaten Buleleng
mempunyai banyak daya tarik wisata.Seperti Pantai Lovina, Air Terjun Gigit,
Taman Nasilonal Bali Barat, dan masih banyak yang lainnya. Selain memiliki
daya tarik wisata, Kabupaten Buleleng juga memiliki lahan pertanian yang
cukup luas dan banyak jenis tanaman yang ditanami misalnya seperti padi,
jangung, kelapa, durian, cengkeh, dan tanaman yang paling banyak ditanam
adalah tanaman anggur yang bertempat di Desa Bayupoh Kecamantan
Gerokgak ±56 Km dari pusat kota Singaraja.
Perkebunan anggur merupakan salah satu sumber mata pencaharian bagi
masyarakat di Desa Banyupoh. Selain posisi desa yang sangat strategis, sumber
air yang ada di Desa Banyupoh juga sangat membantu dalam pengoprasian
pengembangan tanaman anggur serta cuaca yang sangat mendukung. Faktor
Pendukung Pengembangan Agrowisata di Desa Banyupoh Dilihat Berdasarkan
Konsep 4A (Attraction, Accessibillit, Amenities, and Ancillary) Atraksi yang
dimiliki Desa Banyupoh adalah atraksi agrowisata perkebunan anggur yang
berpotensi mampu menarik wisatawan. Perkebunan tersebut berlokasi 4 km dari
pusat Desa Banyupoh dengan luas perkebunan sekitar 5 hektar .
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, lokasi tersebut memang layak
untuk dikembangkan sebagai wisata agro. Selain lokasi yang sangat strategis,
dekat dengan alam dan jauh dari keramaian, penataan dilokasi perkebunan
tersebut terbilang telah tertata dengan rapi, hal ini dapat dilihat dari jalan masuk
atau gang menuju perkebunan anggur dibangun dengan menggunakan jalan
beton sejak tahun 2008 silam dengan lebar jalan/gang 150m.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah matakuliah Agrowisata ini yaitu untuk
mengembangkan Agrowisata Anggur di Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak,
Kabupaten Buleleng.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Agrowisata Anggur di Desa Banyupoh


Agrowisata anggur di Desa Banyupoh menyediakan layanan memetik buah
anggur hitam, anggur merah dan anggur hijau langsung dari kebun. Dengan
demikian, pengunjung dapat menikmati buah anggur segar bersama keluarga.
Bahkan keceriaan ketika memetik buah bersama-sama juga bisa menjadi hiasan
wisata tersendiri. Pengunjung dapat memetik buah anggur pada pagi hari dan
sore hari. Karena wilayah Desa Banyupoh ini tergolong panas, sehingga tidak
memungkinkan jika memetik anggur pada siang hari. Anggur hasil petikan para
wisatawan harus dibeli langsung.
Di agrowisata anggur ini terdapat Restaurant yang menyajikan segala jenis
olahan yang berbahan dasar dari anggur, seperti wine. Untuk soal citarasa,
pengunjung dapat mencicipi wine ini sendiri. Selain wine, restaurant ini juga
menyediakan berbagai menu makanan. Sebagian besar makanan penutup yang
tersedia di Restaurant ini berbahan dasar anggur segar seperti grape cake, milk
shake, dan ice cream anggur.
Pada agrowisata anggur ini terdapat jalur tracking yang mengelilingi kawasan
anggowista, selain itu terdapat juga taman bermain untuk anak-anak. Pada saat
pemetikan anggur, para wisatawan diarahkan oleh guide menuju areal lahan
anggur sambil belajar tentang bagaimana cara budidaya dan perawatan tamanan
anggur.

2.2 Keterangan wilayah Pengembangan Agrowisata Anggur di Desa Banyupoh


Lokasi : Dusun Blatung, Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten
Buleleng, Bali. Luas lahan untuk pengembangan anggur : 5 Hektar yang dibagi
menjadi 3 lokasi. Bentuk wilayah (topografi), Kabupaten Buleleng berada di
belahan utara Pulau Bali pada titik koordinat 80 03’ 40” LS dan 1140 25’ 55” BT
sampai dengan 80 23’ 00” LS dan 1150 27’ 28” BT. Panjang garis pantainya
157,05 Km, dengan luas wilayah daratan 136.588 Ha atau 24,25 % dari luas
wilayah Propinsi Bali. Secara topografi kabupaten Buleleng memiliki bentangan
alam dengan elevasi yang beragam, yaitu terdiri dari satuan morfologi
pegunungan dan perbukitan yang membujur disepanjang batas selatan wilayah
Kabupaten Buleleng, dan selanjutnya kearah utara semakin melandai dengan
elevasi semakin halus sam-pai dengan landai di sepanjang pesisir dan pantai.
Topografi wilayah Kabupaten Buleleng biasa disebut dengan istilah Nyegara
Gunung. Sehingga disamping keindahan alamnya, terkandung juga Potensi
Sumberdaya Perikanan Darat yang cukup besar yaitu adanya bentangan lahan
yang cukup kaya dengan air permukaan, terdiri dari dua buah danau, waduk serta
sungai-sungai dan saluran irigasi seluas 481,30 Ha. Terdapat lahan yang potensial
untuk budidaya ikan air tawar seluas 130,0 Ha. Lahan sawah yang potensial untuk
Mina-padi seluas 1,300,0 Ha. Rumput laut 250 Ha, yang potensial untuk budidaya
kerang Mutiara 250 Ha. Dan kakap 50 Ha. Potensi lestari penangkapan ikan di
perairan laut Buleleng sebesar 14.243.3 Ton/tahun, terdiri dari ikan pelagis besar
dan kecil, ikan demersal, serta ikan karang. Dan Jenis ikan yang dominan
tertangkap adalah; Tuna, Cakalang, Tongkol, Lemuru, Layang dan bebagai jenis
ikan demersal serta ikan karang.

2.2.1 Peta Kabupaten Buleleng


2.3 Jenis anggur yang dibudidaya, Jumlah dan Cara penjualan anggur
Jenis anggur yang banyak terdapat di kabupaten Buleleng adalah varietas
Vitis vinivera (anggur hitam), Anggur merah dan anggur hijau yang sesuai pada
kondisi tanah sarang, berkerikil, cukup kapur, optimsl pada ketinggian 0 – 300
mdpl dan mempunyai musim kering lebih lama dari 3 bulan (Setiadi, 1986).
Anggur Bali dapat dikonsumsi dalam bentuk buah segar maupun olahan seperti
minuman (wine).
Pemanfaatan anggur untuk konsumsi sebanyak 40% industri wine sebanyak
60%. Harga anggur segar di pasar berkisar Rp. 20.000 sampai dengan Rp.80.000
per kg dan perusahaan wine membeli anggur hitam seharga Rp 20.000,- per kg.
Produksi anggur hitam sebagai komoditas unggulan Buleleng meningkat setiap
tahunnya. Hal tersebut tergambar dari jumlah produksi tahun 2015 yang mencapai
11.088 ton, dari 363.348 pohon meningkat dari produksi tahun 2014 yang
mencapai 9.474 ton dari 357.790 pohon. Wine yang diproduksi memiliki kadar
alkohol maksimal 10% diperuntukkan bagi wisatawan asing di beberapa hotel
berbintang di Bali. Bentuk pengolahan hasil lainnya seperti sari buah, dodol
anggur, dan hasil olahan lainnya belum banyak digarap karena sebatas industri
rumah tangga.
Cara menjual produk atau pemasarannya dengan cara pengunjung dapat
memetik secara langsung buah anggur selain itu langsung dipasarkan ke pasar
lokal Bali dan juga banyak dikirim ke luar daerah, antara lain Pulau Jawa.
"Anggur hitam produksi Buleleng biasanya untuk buah konsumsi dan biasanya
banyak dibutuhkan untuk sarana upacara.
2.4 Pasar Sasaran
Pasar sasaran untuk produk jasa adalah konsumen yang telah memiliki
keluarga dengan jumlah anggota keluarga minimal empat orang. Selain itu,
keluarga tersebut juga telah memiliki kendaraan (motor atau mobil) atau
berkunjung ke tempat agrowisata dengan menggunakan kendaraan.
Sedangkan pasar sasaran untuk produk barang yaitu anggur adalah
agrowisata di buleleng dengan kawasan yang baik dan memiliki merk yang sudah
dikenal oleh masyarakat. Selain itu agrowisata tersebut juga telah memasarkan
hasil produknya hingga di luar Propinsi Bali. agrowisata yang dituju juga
memiliki tempat yang berlokasi di buleleng sehingga dekat dengan kota buleleng.
2.5 Strategi Produk
Produk yang dihasilkan sebagaimana dijelaskan pada penjelasan
sebelumnya terdapat dua produk, yaitu produk jasa dan produk barang. Produk
barang yang akan dihasilkan yaitu markisa yang memilki nilai jual tinggi.
Produk jasa yang dihasilkan adalah keindahan pemandangan alam dan
segarnya udara pegunungan yang dipadu dengan penataan kebun markisa yang
menarik. Para wisatawan juga akan disediakan sarana untuk menikmati produk
jasa ini berupa sepeda tandem dan menara pandang. Keindahan pemandangan
alam dan segarnya udara pegunungan akan lebih dirasakan apabila wisatawan
dapat melihat dari ketinggian di atas kebun anggur. Sehingga sebuah menara
pandang yang menjulang tinggi, akan mampu memberikan kemampuan bagi
wisatawan untuk melihat keindahan keseluruhan area agrowisata. Selain itu,
sepeda tandem akan memberikan petualangan baru bagi wisatawan yang belum
pernah mencoba sepeda jenis ini. Petualangan tersebut akan menjadi lebih
menarik sebab dilakukan di sekitar kebun markisa dengan udara yang sejuk dan
segar.

2.6 Jenis Wisata yang Dikembangkan


1. Jalur Tracking
2. Taman Bermain Anak
3. Posko tempat belajar budidaya tanaman anggur
4. Sepeda Tandem
5. ATV
2.7 Manajemen
2.7.1 Bentuk organisasi
Sumber Daya Manusia di Perkebunan anggur Desa banyupoh,
Kecamatan gerokgak adalah masyarakat setempat, semua berjumlah 15 orang
terdiri dari 10 orang pegawai dan 5 orang tenaga harian lepas. Pekerjaan
pegawai negeri sejumlah 10 orang tersebut dibagi sesuai dengan struktur
organisasi kebun yaitu : 1 orang sebagai kepala kebun dan penanggung jawab,
1 orang sebagai koordinator teknis, 1 orang sebagai koordinator administrasi
dan 5 orang lainnya sebagai teknisi lapang dan 2 orang sebagai keamanan
kebun.

2.7.2 Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan perkebunan anggur ini dikekola oleh pihak
swasta atau perorangan. Penetapan harga pada produk jasa yang dihasilkan
akan disesuaikan dengan harga-harga yang berlaku pada beberapa tempat
wisata seperti tiket masuk, biaya sewa sepeda, tiket masuk menara pandang,
sewa parkir, dan sewa lahan untuk penjualan makanan dan minuman. Harga
tiket masuk adalah sebesar Rp 10.000,-/orang, Rp 2000,-/motor, Rp 4.000,-
/mobil, dan Rp 10.000,-/bus. Biaya sewa sepeda akan dikenakan tarif sebesar
Rp 15.000,-/jam, hal ini berdasarkan harga yang juga ditetapkan pada
beberapa tempat wisata yang juga menyewakan sepeda. Harga tiket masuk
menara pandang ditetapkan Rp 3.000,-/orang termasuk peta agrowisata. Untuk
sewa ATV akan dikenakan tariff Rp 90.000,-/2 orang, hal ini berdasarkan
harga yang didapat dari beberapa tempat wisata.
2.8 Transportasi
Untuk transportasi disediakan beberapa kendaraan penunjang seperti mobil
penumpang untuk berkeliling agrowisata bagi yang tidak ingin jalan kaki.

2.9 Promosi atau Pemasaran


Strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan telah menggunakan
konsep bauran pemasaran dengan cara :
1. Faktor produk, subfaktor yang diperhatikan adalah variasi paket wisata,
jumlah ragam atau jenis buah anggur, kualitas buah anggur, dan
ketersediaan buah anggur.
2. Faktor harga, subfaktor yang diperhatikan adalah kesesuaian harga dan
mutu peket wisata, diskon musiman pada masa panen raya, dan penetapan
harga bersaing.
3. Faktor promosi, subfaktor yang diperhatikan adalah penciptaan iklan,
penyebaran media publikasi, dan kegiatan sponsorship.
4. Faktor tempat, subfaktor yang diperhatikan adalah kemudahan pencapaian
lokasi, udara, kenyamanan, keindahan, dan kebersihan, dan pelayanan awal
konsumen.
5. Faktor orang, subfaktor yang diperhatikan adalah keramahan dan
kesopanan, kompetensi dan pengetahuan karyawan, jumlah karyawan.
6. Faktor proses, subfaktor yang diperhatikan adalah tanggapan atas keluhan,
kemudahan administrasi dan kemudahan pembayaran.
7. Faktor bukti fisik, subfaktor yang diperhatikan adalah desain dan layout,
desain dan tata letak agrowisata, papan informasi tanaman, papan penunjuk
arah di dalam agrowisata, fasilitas tempat peribadatan atau musholla, toilet,
tempat penjualan buah-buahan, gazebo atau shelter, luas areal parkir, arena
bermain anak, mobil wisata keliling kebun, tempat pembuangan sampah
atau tong sampah, ballroom, hall, dan pendopo, waduk, toko bibit tanaman
buah dan pupuk pertanian, dan restoran.

2.10 Pengembangan Agrowisata Dilihat Berdasarkan Analisi SWOT


(Strengths, Weakness, Opportunit, Threath)
1. Kekuatan (strengths) Berdasarkan Faktor Internal
Berdasarkan hasil dari observasi, yang mejadikan kekuatan agrowisata Desa
Banyupoh adalah perkebunan anggur.memetik buah anggur langsung dari
pohonnya bisa menjadikan daya tarik bagi para wisatawan untuk berkunjung.
Selain itu wisatwan juda dapat menikmati langsung buah anggur dari pohonnya.
Selain itu budaya masyarakat (culturally) yang ada di Desa Banyupoh juga
sangat mendukung sebagai potensi tambahan, dengan adanya beberapa Pura
(tempat persembahyangan umat Hindu) Khayangan Jagat Pura Agung Pulaki,
Pura Melanting, Pura Kerta Kawat, Pura Pabean, dan Pura Luhur Pucak Manik.
Wisatawan yang berkunjung ke Desa Banyupoh bisa mendapat dua manfaat
pengetahuan sekaligus yaitu, Agro Tourism dan Cultural Tourism. Adapun faktor
lain yang menjadi kekuatan pengembangan agrowisata di Desa Bayupoh adalah:
a. Memiliki wilayah yang cocok di tanami taman anggur
b. Memiliki tempat yang strategis karena berada dekat dengan alam, selain
berpotensi sebagai wisata agro Desa Banyupoh juga berpotensi sebagai
pariwisata budaya.
c. Memiliki konsep agribisnis yang menarik, yaitu “ petik sendiri buah
anggur dari lahan yang ada”.
d. Memiliki keindahan pemandangan alam di sekitar kebun karena berada di
daerah pegunungan.
Keuntungan dari pengembangan agritourismbagi petani local dapat dirinci
sebagai berikut menurut Lobo dkk, 1999 :

1. Agriturism dapat memunculkan peluang bagi petani lokal untuk meningkatkan


pendapatan dan meningkatkan taraf hidup serta kelangsungan operasi mereka.
2. Menjadi sarana yang baik untuk mendidik orang banyak/masyarakat tentang
pentingnya pertanian dan kontribusinya untuk perekoniman secara luas dan
meningkatkan mutu hidup.
3. Mengurangi arus urbanisasi ke perkotaan karena masyarakat telah mampu
mendapatkan pendapatan yang layak dari usahanya di desa (agritourism).
4. Agritourism dapat menjadi media promosi untuk produk lokal, dan
membantu perkembangan regional dalam memasarkan usaha dan menciptakan
nilai tambah dan “direct- marking” merangsang kegiatan ekonomi dan
memberikan manfaat kepada masyarakat di daerah dimana agrotourism
dikembangkan.

Sedangkan Manfaat Agritourism bagi pengunjung (Rilla, 1999) adalah sebagai


berikut:

1. Menjalin hubungan kekeluargaan dengan petani atau masyarakat lokal


2. Meningkatkan kesehatan dan kesegaran tubuh
3. Beristirahat dan menghilangkan kejenuhan
4. Mendapatkan petualangan yang mengagumkan
5. Mendapatkan makanan yang benar- benar alami (organic food)
6. Mendapatkan suasana yang benar- benar berbeda
7. Biaya yang murah karena agrowisata relatif lebih murah dari wisata yang
lainnya.
Agrowisata perkebunan anggur dapat memberikan manfaat cukup luas terhadap:

1. Meningkatkan konservasi lingkungan di desa setempat, pengembangan dan


pengelolaan agrowisata yang obyeknya benar-benar menyatu dengan
lingkungan alamnya harus memperhatikan kelestarian lingkungan, jangan
sampai pembuatan atau pengembangannya merugikan lingkungan.
2. Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam , lingkungan alam yang
indah, panorama yang memberikan kenyamanan, dan tertata rapi, akan
memberikan nuansa alami yang membuat terpesona orang yang melihatnya.
3. Memberikan nilai rekreasi, wisata tidak dapat dipisahkan keberadaannya
sebagai sarana rekreasi. Kegiatan rekreasi di tengah-tengah pertanian yang
luas akan memberikan kenikmatan tersendiri.
4. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan,
pengembangan agro wisata, tidak saja bertujuan untuk mengembangkan nilai
rekreatif, akan tetapi lebih jauh mendorong seseorang atau kelompok
menambah ilmu pengetahuan yang bernilai ilmiah kekayaan flora dan fauna
dengan berbagai jenisnya, mengundang rasa ingin tahu para pelajar.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Agrowisata anggur di Desa Banyupoh adalah agrowisata yang menawarkan
kepada setiap pengunjungnya pengalaman memetik buah anggur langsung dari
pohonnya. Selain memetik, disini para pengunjung juga diberikan edukasi
mengenai cara budidaya dan perawatan tanaman anggur dengan varietas vitis
vinivera. Disini juga terdapat restoran dengan berbagai macam makanan dengan
bahan dasar anggur, salah satunya yaitu wine atau minuman fermentasi anggur
yang berasal dari olahan anggur yang terdapat pada agrowisata ini, para
pengunjung pun boleh mencicipi wine tersebut. Selain itu disini juga terdapat
makanan olahan anggur lain seperti ice cream dan milk shkake. Target pemasaran
disini adalah konsumen berkeluarga sehingga fasilitas tambahan seperti jalur
tracking yang mengelilingi kawasan anggowista, taman bermain untuk anak-anak,
sepeda tandem , ATV dan Mobil untuk mengelilingi area agrowisata pun tidak
lupa disiapkan untuk kenyamanan para pengunjung.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Depta, 2005.“Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani”pada


http://database.deptan.go.id

http://www.jejakwisata.com/tourism-studies/tourism-in-general/213-4a-yang-wajib-
dimilki-oleh-sebuah- destinasi-wisata.html jejak wisata.com

I Ketut Seten dkk. 2010. “ Buku Besar dan Sejarah. Lobo, R.E., Goldman G.E.
and others.

1999. Agricultural Tourism: Agritourism Benefits Agriculture in San Diego County,


California Agriculture, University of California.

Muzha VK, Ribawanto H, Hadi M. 2013.

Anda mungkin juga menyukai