Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

Secara langsung penduduk merupakan subyek dan objek pembangunan berkelanjutan,


maka langkah awal yang perlu dilakukan adalah sosialisasi dalam pemilihan pengelolaan dan
pemilihan sampah. Dalam upaya ini, salah satu program yang memberdayakan masyarakat
dalam konsep ekonomi hijau adalah program 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Ekonomi hijau
atau green economy adalah gagasan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial
tanpa risiko kerusakan lingkungan.1 Ekonomi hijau ini dapat juga diartikan perekonomian
yang rendah atau tidak menghasilkan emisi karbon dioksida terhadap lingkungan, hemat
sumber daya alam, dan berkeadilan sosial. 2

Perbedaan ekonomi hijau dibanding gagasan ekonomi lainnya adalah penilaian


langsung kepada modal alami dan jasa ekologis sebagai nilai ekonomi dan akuntansi biaya,
yang diwujudkan ke masyarakat dapat ditelusuri kembali dan dihitung sebagai kewajiban,
kesatuan yang tidak membahayakan atau mengabaikan asetDi Indonesia sendiri,
implementasi ekonomi hijau masih terfragmentasi, dengan beberapa isu seperti peraturan
perundang-undangan yang tidak konsisten, inkonsistensi pemerintah, keengganan
masyarakat, dan kebijakan pemerintah yang tidak memiliki model implementasi yang
komprehensif. dari ekonomi hijau. 3

Dalam mengiplementasinya mengunakan program 3R. Sebagaimana tercantum dalam


Pasal 1 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, “Semua kegiatan
pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang atau kegiatan yang membatasi,
menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah (selanjutnya disebut kegiatan 3R) adalah
Kegiatan yang mengurangi segala sesuatu yang dapat menghasilkan sampah, kegiatan yang
mendaur ulang sampah yang sesuai dengan fungsi yang sama atau berbeda, dan kegiatan
yang mengolah sampah untuk digunakan sebagai produk baru.4

Dalam kegiatan pembangunan ekonomi untuk memenuhi kesejahteraan rakyat selama


ini dia Indoenesia lebih banyak berbasis kapeada sumber daya alam, mengingat Indonesia
lebih banyak berbasis kepada sumber daya alam, mengingat Indonesia memiliki kuantitas dan
kualitas sumber daya alam yang sangat baik. Hal demikian menyebabkan aspek perlindungan
dan pelestarian lingkungan terabaikan, dan menimbulkan beragam permasalahan lingkungan,
1
Antasari, D. W. (2020). Implementasi green economy terhadap pembangunan berkelanjutan di kota
Kediri. Jurnal Ekonomi Pembangunan STIE Muhammadiyah Palopo, 5(2), 80-88.
2
https://www.medcom.id/amp/8kov19Rb-mengenal-ekonomi-hijau-pengertian-dan-konsepnya-di-indonesia
3
Arifin, A. (2013). Islamic Eco-Ethics: Landasan Filosofis Ideal Implementasi Ekonomi Hijau di
Indonesia. University Library of Munich, Germany.
4
Ibid . Antasari, D. W. (2020).
seperti pencemaran air dan/atau udara, kerusakan kualitas tanah, kebakaran dan kerusakan
hutan, alih fungsi lahan pertanian, perubahan iklim dan sebagainya.

Kondisi demikian pada akhirnya mendorong timbulnya kantong kantong kemiskinan


pada masyarakat yang hidupnya bergantung pada sumber daya alam dan lingkungan tersebut.
Berbagai upaya menanggulangi masalah di atas telah dilakukan, baik padatingkat global,
regional maupun lokal, namun degradasi lingkungan terus terjadi, dan bersifat sistemik.
Artinya, faktor-faktor penyebab timbulnya permasalahan lingkungan bersifat saling berkaitan
dan saling mempengaruhi.

Terjadinya kebakaran hutan yang semakin meluas dan semakin sering terjadi
misalnya, selain disebabkan oleh faktor alam (anomali iklim), juga merupakan konsekuensi
logis dari meluasnya kebijakan perluasan Hutan Tanaman Industri (HTI) menggantikan hutan
alam. Pembangunan HTI seringkali memicu kebakaran hutan dan lahan karena pembersihan
lahan dilakukan dengan cara pembakaran kenyataannya memang selalu dipertentangkan
Contoh misalnya, tingginya kegiatan pembangunan suatu wilayah yang memacu
pembangunan infrastruktur telah mendorong timbulnya alih fungsi lahan pertanian ke non
pertanian. Data Ditjen Pengelolaan Lahan dan Air (PLA) Kementerian Pertanian pada tahun
2005 menunjukkan bahwa setiap tahun sekitar 187.720 Ha sawah telah beralih fungsi ke
penggunaan non pertanian, terutama di pulau Jawa. 5

PERMASALAHAN PENERAPAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI HIJAU


Pemerintah Indonesia memiliki komitmen kuat  mewujudkan pembangunan ekonomi
hijau (green economy). Ini diungkapkan dalam berbagai pertemuan nasional dan
internasional. SBY bahkan menargetkan ekonomi hijau harus mampu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi minimal tujuh persen. Sekaligus, menargetkan mengurangi emisi
karbon pada 2020 sebesar 26 persen tanpa bantuan dana luar, 40 persen jika ada bantuan.
Niat dan keinginan mulia namun bagaimana implementasi di lapangan.
Masih banyak hambatan menuju ekonomi hijau, seperti fiskal, akses modal, akses
teknologi hijau sampai sumber daya manusia yang memiliki kepekaan terhadap lingkungan.
Masalah diperparah dengan lemahnya koordinasi antarlembaga di pemerintahan. Masing-
masing instansi memiliki program sendiri-sendiri tanpa ada sinergi antara satu dengan yang
lain. Karena masih terjadi ego sektoral, maka aturan-aturan yang dibuat terkait pembangunan
5
Nurlinda, I. (2012). Konsep Ekonomi Hijau (Green Economic) dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber
Daya Alam di Indonesia untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan. Artikel pada Jurnal Legal Review.
ekonomi hijau pun tak berjalan lancar. Bustanul Arifin, Guru Besar Pertanian di Universitas
Lampung, mengamini banyak masalah terjadi akibat tak ada koordinasi antara pemerintah,
baik pusat, provinsi, maupun kabupaten dan kota. Sebenarnya, bukan masalah sulit
menerapkan pembangunan berwawasan lingkungan atau green economy. Dia mengusulkan,
aksi strategis antara lain dengan instrumen ekonomi seperti memberikan insentif. Usaha-
usaha yang dijalankan dengan prinsip green economy mendapatkan insentif. Lalu, pemasukan
pajak dari aktivitas terkait lingkungan dikembalikan lagi untuk konservasi.

TANTANGAN PENERAPAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI HIJAU


Tantangan dalam penerapan ekonomi hijau dikarenakan dalam penerapan ini
membutuhkan banyak pihak dalam kebehasilan dengan tidak teransparannya pendanan bisa
menjadi kegagalan juga dalam penerapannya dan kapasitas SDM juga jadi tantangan dalam
penerapan ekonomi hijau pendanaan yang kurang transparan serta kepercayaan publik yang
lemah bisa memicu keterbatas dalam kapasitas SDM itu sebabnya jika negara tersebut mau
berhasil dalam penerapan ekonomi hijau ini makan negara tersebut harus segara terbuka, adil
dan mau memberikan edukasi kepada warga negaranya tersebut.

INOVASI PENERAPAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI HIJAU


UNEP menyatakan bahwa penerapan dan pengembangan ekonomi hijau dapat dilihat
melalui:
1. Peningkatan investasi public dan pribadi di sector hijau
2. Peningkatan dalam kuantitas dan kualitas lapangan kerja di sector hijau
3. Peningkatan GDP di sector hijau
4. Penurunan penggunaan energi dan sumberdaya per unit produksi
5. Penurunan level CO2 dan polusi per GDP
6. Penurunan konsumsi produk penghasil limbah

Pada level domestic, inisiatif kebijakan ini dapat dilakukan antara lain:
1. Reformasi pajak dan insentif lain
2. Rasionalisasi penggunaan tanah dan kebijakan perkotaan
3. Adopsi manajemen sumberdaya air yang terintegrasi
4. Peningkatan dan pemberlakuan peraturan lingkungan
Pada level internasioanl, rancangan kebijakan-kebijakan dapat meliputi:
1. Perjanjian perdagangan multilateral dan bilateral untuk jalur barang dan
jasa yang berhubungan dengan lingkungan
2. Bantuan internasional untuk mendukung penerapan ekonomi hijau
3. Aktivasi pasar karbon global
4. Pengembangan pasar global untuk servis ekosistem

5. Pengembangan dan transfer teknologi yang ramah lingkungan

UNEP mengembangkan green economy initiatives (GEI) yang dirancang untuk


mendukung negara negara dalam men- “greening” ekonomi mereka melalui perancangan
dan pemfokusan kebijakan- kebijakan, investasi-investasi, dan pembelanjaan pemerintah
menuju beberapa sector seperti: teknologi bersih, energi terbarukan, penggunaan air,
transportasi hijau, pengolahan limbah, green buildings, dan pertanian kehutanan yang
berkelangsungan.
Dunia saat ini dihuni oleh sekitar 6,8 miliar populasi. Masalah energi, pangan, dan
air adalah masalah yang paling rawan dan mengancam eksistensi manusia karena
keterbatasan alam dalam memproduksi segala macam kebutuhan manusia yang semakin
konsumtif dan rakus energi. Oleh karena itu beberapa negara berkembang, berdasarkan
laporan UNEP di situsnya tahun 2010, telah melakukan praktek ekonomi hijau yang
konsisten sehingga menjadi benchmark buat negara kita.
1. Kenya
2. Uganda
3. Brazil
Ekonomi hijau menjadi solusi peningkatan kesejahteraan masyarakat Tanah Papua
tanpa harus merusak hutan dan alam. The Asia Foundation (TAF) melakukan sejumlah
terobosan untuk mendukung pengembangan ekonomi jenis ini.
 Pertama, mendorong kolaborasi rantai usaha dari hulu sampai hilir.
 Kedua, menginisasi Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) dan pengelolaan
komoditas yang disalurkan melalui e-marketplace.
 Ketiga, pendampingan dan pengembangan komoditas lokal.
 Keempat, melakukan penguatan masyarakat adat dan lingkungan melalui skema
transfer fiskal berbasis ekologi (Ecological Fiscal Transfers/EFT).
Dalam prosesnya, beragam terobosan tersebut berhasil mengembangkan komoditas
unggulan tanpa menyebabkan alih fungsi hutan maupun deforestasi. Berbagai komoditas
tersebut meliputi kakao, vanili, serai wangi, pala, gaharu, dan keladi.

KESIMPULAN
Program ekonomi hijau sudah mulai diterapkan di Indonesia. Program ini akan
membawa dampak yang baik untuk peningkatan iklim investasi baik untuk peningkatan iklim
inventasi di era industrilisasi di Indonesia. Peningkatan investasi itu sendiri nantinya akan
mempengaruhi peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dalam mengimplementasikan program
ekonomi hijau di Indonesia masih mengalami berbagai tantanagan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.mongabay.co.id/2012/04/21/penerapan-ekonomi-hijau-ri-masih-banyak-
kendala/

https://fiskal.kemenkeu.go.id/files/berita-kajian/file/Pertumbuhan%20hijau%20di
%20G20%20dan%20strategi%20Indonesia.pdf

Femiola, Melia, Surna, T. D, Yeni, Hendriani. 2011. Green economy, Jakarta: rekayasa sain

https://news.detik.com/opini/d-1401687/saatnya-green-economy-indonesia

penyusunan:
APREZA ROFIK 213516516376
SITI JULIA 213516516464

Anda mungkin juga menyukai