Anda di halaman 1dari 8

KEBIJAKAN YANG DILAKUKAN PEMERINTAH DALAM RANGKA

PENERAPAN EKONOMI HIJAU DEMI PERTUMBUHAN EKONOMI


YANG RAMAH LINGKUNGAN

Nama : Nurfadhilah Finanda

NPM : 1811021025

Negara Indonesia saat ini tengah dilanda pandemic. Untuk memperbaiki


kondisi ekonomi salah satu Langkah yang dapat ditempuh adalah dengan
dilakukannya penerapan green economy atau ekonomi hijau. Konsep ekonomi
hijau ini sebenarnya adalah pengembangan dari konsep pembangunan
berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.

Beberapa tahun belakangan Indonesia tengah melakukan pembangunan


demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk melakukan hal itu pastilah
menggunakan sumber daya yang ada di bumi Indonesia ini. Apabila dalam
penggunaan sumber daya alam tersebut dilakukan secara berlebihan dan tidak
bertanggung jawab maka eksploitasi yang dilakukan akan semakin memperburuk
sumber daya lingkungan karena perilaku manusia. Tidak hanya itu, ancaman
adanya pemanasan global semakin mengurangi keberlanjutan bumi dalam
memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan umat manusia. Menyadari adanya
permasalahan lingkungan maka terciptalah konsep pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan
hidup masa sekarang dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan hidup
generasi mendatang. Konsep ini tidak hanya berkonsenterasi pada isu-isu
lingkungan, namun juga mencakup tiga lingkup kebijakan, yaitu pembangunan
ekonomi, pembangunan social, dan perlindungan lingkungan.

Di Indonesia konsep pembangunan berkelanjutan telah ada sejak tahun


1970-an, namun cenderung masih berfokus pada pembangunan ekonomi.
Sehingga pertumbuhan ekonomi tidak berangsur membaik, apalagi dengan
sumber daya alam yang kita miliki dalam penggunaannya tidak terlalu
memperhatikan efek keberlanjutannya. Kondisi ini menunjukkan bahwa
pembangunan ekonomi yang dilakukan hanya dalam jangka pendek dan tanpa
memperhatikan kondisi sumber daya dan lingkungan. Karena kondisi ini lah
mulai dikembangkannya ekonomi hijau.

Dari uraian di atas dapat dirumuskan suatu masalah yaitu:

1. Kebijakan apa yang dilakukan pemerintah dalam rangka penerapan


ekonomi hijau?
2. Kenapa pertumbuhan ekonomi harus ramah lingkungan?
3. Apa hubungan antara ekonomi hijau dan pertumbuhan ekonomi?

Penerapan ekonomi hijau ini telah diluncurkan oleh Persatuan Bangsa-


Bangsa (PBB) melalui salah satu badan organisasinya United Nations Programme
(UNEP) dengan nama Green Economy Iinisiatives (GEI) sejak 2008. Pemerintah
Indonesia pun menyadari pentingnya penerapan dan pelaksanaan ekonomi hijau
secara menyeluruh. Untuk itu diperlukannya kebijakan pemerintah untuk
menjamin keberhasilan dalam penerapannya. Hal ini telah ditetapkan oleh Kabinet
Indonesia Bersatu II dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJM) periode 2010-2014 sebagai dasar pengembangan perekonomian Indonesia
yang berkelanjutan antara lain dilakukan melalui aplikasi green budgeting untuk
menata kelola keuangan anggaran pemerintah. Implementasi dari green budgeting
antara lain melalui penerapan green procurement pada kebijakan public.

UNEP menyatakan bahwa penerapan ekonomi hijau dapat dilihat melalaui


peningkatan investasi public dan private di sektor green, peningkatan dalam
kuantitas dan kualitas lapangan kerja di sektor green, peningkatan GDP dari
sektor green, penurunan penggunaan energi/sumber daya per unit produksi,
penurunan level karbondioksida dan polusi/GDP, dan penurunan konsumsi yang
banyak menghasilkan limbah. Dalam lingkup internasional kebijakan ekonomi
hijau yang pro antara lain perjanjian perdagangan multilateral dan bilateral untuk
jalur barang dan jasa yang berhubungan dengan lingkungan, bantuan internasional
untuk mendukung penerapan ekonomi hijau, aktivasi pasar karbon global,
pengembangan pasar global untuk servis ekosistem, pengembangan dan transfer
teknologi yang ramah lingkungan dan koordinasi internasional dalam
implementasi paket stimulus green. UNEP mengembangkan GEI yang dirancang
untuk mendukung negara-negara dalam penghijauan ekonomi mereka melalui
perancangan dan pemfokusan kebijakan-kebijakan, investasi-investasi, dan
pembelanjaan pemerintah menuju beberapa sektor, seperti teknlogi bersih, energi
terbarukan, penggunaan air, transportasi hijau, pengolahan limbah, pertanian dan
kehutanan yang berkelanjutan.

GEI ditujukkan untuk memotivasi dan mendukung negara-negara agar


berinvestasi di ekonomi hijau untuk kepentingan umat manusia khususnya
penduduk miskin, dan rentan terpengaruh kepentingan ekonomi dan lingkungan.
GEI focus pada hubungan positif antara menjadi hijau dan pertumbuhan
ekonomi/penciptaan lapangan kerja/pengurangan kemiskinan.

Meningkatnya emisi gas rumah kaca dan penggunaan sumber daya alam
akan menyebabkan dampak social dan ekonomi dari kondisi penurunan
lingkungan tersebut mengingat Indonesia masih sangat bergantung pada sumber
daya alam untuk pertumbuhan ekonomi dan Indonesia masih rentan terhadap
energi, makanan, air bersih, perubahan iklim dan risiko cuaca ekstrim. Perubahan
iklim yang terjadi sejak beberapa decade yang lalu, sangat mungkin disebabkan
oleh aktivitas manusia. Negara-negara berkembang yang belum begitu besar
kontribusinya terhadap upaya penurunan produksi emisi gas rumah kaca, pada
akhirnya justru menjadi pihak yang paling banyak terkena dampak perubahan
iklim, khususnya yang terjadi pada masyarakat miskin yang ada di dalamnya.

Kondisi demikian cukup ironis, mengingat negara berkembang masih


memerlukan pertumbuhan ekonomi untuk pemenuhan tujuan pembangunan
masing-masing negara, namun di sisi lain mereka juga dituntut untuk mulai
mempertimbangkan aspek lingkungan dalam pembangunannya. Prinsip “common
but differentiated responsibilities” memang masih cukup relevan diperjuangkan
mengingat kebutuhan untuk melindungi lingkungan tidak harus dengan
mengorbankan hak negara berkembang untuk pembangunan. Perlu mekanisme
kompensasi yang menguntungkan negara berkembang, baik keuangan maupun
teknologi transfer agar tercapai situasi yang saling menguntungkan antara negara
maju dan negara berkembang.
Bagi negara berkembang, konsep pertumbuhan hijau secara politis dapat
diterima sepanjang konsep tersebut berkontribusi positif terhadap upaya
pengentasan kemiskinan dan pencapaian tujuan pembangunan milenium termasuk
dampak dari perubahan iklim. Upaya mitigasi perubahan iklim dengan
pengurangan emisi gas rumah kaca akan menghasilkan berbagai dampak positif
bagi kehidupan manusia seperti pengembangan sumber-sumber energi terbarukan
yang akan berdampak terhadap pengurangan polusi udara serta kesehatan
manusia.Oleh karena itu, negara berkembang mempunyai peran yang sangat vital
dalam pencapaian pertumbuhan hijau global. Sehingga perlu dirumuskan beberapa
kebijakan untuk penerapan ekonomi hijau demi lingkungan yang lebih baik demi
kelangsungan hidup manusia.

Strategi pembangunan Indonesia mengacu kepada 4 pilar pembangunan


yaitu pro-growth, pro-job, pro-poor dan proenvironment. Hal ini merefleksikan
tujuan pembangunan ekonomi Indonesia tidak hanya mendorong pertumbuhan
namun juga memperhatikan kelestarian lingkungan dan pengentasan kemiskinan.
Untuk mencapai pertumbuhan hijau, Indonesia perlu mempertimbangkan kondisi
dan daya dukung sumber daya luas lahan baik lahan pertanian, perkebunan,
kehutanan, dan kelautan serta kandungan sumber daya alam baik yang tidak dapat
diperbaharui maupun yang dapat diperbaharui.

Bagi Indonesia, hal yang perlu dilakukan Pemerintah adalah peningkatan


kuantitas dan kualitas informasi mengenai peluang kerja dan keterampilan terkait
pertumbuhan hijau. Selain itu, diperlukan pula peningkatan kualitas penyediaan
keterampilan pada sistem pendidikan. Penyiapan suatu sistem pendidikan dan
pelatihan yang berkualitas tinggi, tidak hanya akan memfasilitasi kemampuan
pekerja untuk mempercepat penyesuaian terhadap perubahan pasar tenaga kerja,
namun juga dapat meningkatkan kapasitas bisnis dalam mengadopsi dan
menghasilkan teknologi hijau yang baru.

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono memaparkan enam langkah


yang dapat diterapkan negara-negara berkembang untuk mewujudkan ekonomi
hijau, yakni pertumbuhan yang menerapkan prinsip keberlanjutan sekaligus
menurunkan emisi guna menghambat pemanasan global. Dalam penerapan
ekonomi hijau hal yang paling penting adalah faktor kepemimpinan, kebijakan
dan regulasi yang kuat dan efektif. Selain itu investasi merupakan faktor yang
penting karena sulit bagi negara berkembang untuk meningkatkan perekonomian
sekaligus mengurangi kemiskinan tanpa investasi. Kemudian selanjutnya faktor
yang penting dalam penerapan ekonomi hijau adalah teknologi. Langkah terakhir
adalah edukasi, yaitu menerapkan Pendidikan tentang pelestarian lingkungan
sejak dini kepada para generasi penerus. Edukasi ini sangat penting untuk secara
bertahap mengubah kebiasaan masyarakat untuk menghemat energi dan
menerapkan gaya hidup hijau. Selanjutnya upaya terakhir adalah dengan
Kerjasama internasional. Dengan adanya dukungan internasional akan semakin
mudah dalam penerapan ekonomi hijau di Indonesia. Pemerintah Indonesia sudah
mengumumkan komitmen kontribusi penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29
persen dengan usaha sendiri pada 2013 dan dapat meningkat menjadi 41 persen
dengan bantuan internasional. Sementara Menteri Luar Negeri Australia, Julie
Bishop mengatakan bahwa pihaknya bekerjasama dengan Indonesia untuk
berbagai program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Khusus untuk penurunan
emisi gas rumah kaca kata dia, Pemerintah Australia melalui
Australian Aid bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan RI untuk menciptakan sistem penghitungan emisi karbon dan ke depan
akan terus mengembangkan kerja sama.

Selain itu Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)


sejatinya telah mengidentifikasi pembangunan rendah karbon yang dapat
menghasilkan Produk Domestik Bruto (PDB) lebih dari 6% dalam setahun. Sebab
pemerintah memang berkepentingan untuk menciptakan strategi  investasi hijau
yang berkelanjutan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali ke rencana
semula.  Implementasi green economy pun kini tengah dipersiapkan dan mulai
dilirik oleh para investor dan pelaku bisnis.

Pertumbuan hijau, ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan adalah


tiga hal yang saling berkaitan. Ekonomi hijau dapat didefinisikan sebagai sesuatu
yang rendah karbon, efisien dalam sumberdaya dan inklusif secara sosial.
Pertumbuhan Ekonomi Hijau (Green Growth Program) mendukung Indonesia
dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi hijau yang dapat mengurangi
kemiskinan serta memastikan inklusi sosial, kelestarian lingkungan dan efisiensi
sumber daya. Menjadi ‘hijau’ dan berkelanjutan tidak hanya bermanfaat bagi
lingkungan, tapi juga membantu membuat bisnis lebih sukses dan
menguntungkan.

Green Growth atau Pertumbuhan Ekonomi Hijau adalah pertumbuhan


ekonomi yang kuat, namun juga ramah lingkungan, serta inklusif secara sosial.
Berbeda dengan model pembangunan konvensional yang mengandalkan praktik
yang tidak berkelanjutan seperti pengurasan dan penghancuran sumber daya alam,
pertumbuhan hijau merupakan suatu gerakan terkoordinir yang terdiri dari
pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, penurunan tingkat kemiskinan
dan keterlibatan sosial yang didorong oleh pengembangan dan pemanfaatan
sumber daya global secara berkelanjutan. Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau
berusaha merencanakan dan merancang proyek dan kegiatan ekonomi hijau yang
dapat secara langsung memberi akses yang lebih baik dan berkelanjutan terhadap
berbagai layanan dasar dan sumber daya, serta penciptaan lapangan kerja hijau
sambil memastikan perlindungan, pengurangan kemiskinan dan inklusi sosial.
Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau Indonesia dilaksanakan bersama oleh
Pemerintah Indonesia dan Global Green Growth Institute (GGGI) melalui
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dengan
melibatkan sejumlah kementerian dan pemerintah daerah. Program Ekonomi
Hijau bertujuan untuk menciptakan perekonomian Indonesia yang juga
menitikberatkan pada proteksi lingkungan. Secara spesifik, program ini bertujuan
untuk melakukan transformasi sistem perekonomian Indonesia menuju
perekonomian yang memancarkan gas rumah kaca lebih sedikit sekaligus
mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. 

Pertumbuhan hijau (green growth) adalah pertumbuhan ekonomi yang


berkontribusi terhadap penggunaan modal alam secara bertanggung jawab,
mencegah dan mengurangi polusi, dan menciptakan peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial secara keseluruhan dengan membangun ekonomi hijau
(green economy), dan akhirnya memungkinkan pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan (sustainable development). Maka, ketiga istilah ini tidak dapat
dipisahkan: pertumbuhan hijau—ekonomi hijau—pembangunan berkelanjutan.
Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang melimpah.
Tetapi dibalik itu Indonesia juga negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk
yang tinggi. Kita sebagai masyarakat Indonesia sejatinya harus bisa menjaga
sumber daya alam yang ada dengan tidak mengeksploitasi sumber daya yang ada
secara tidak bertanggung jawab agar generasi penerus tetap dapat merasakan
manfaat sumber daya alam Indonesia. Selain itu diharapkan kebijakan yang
dilakukan pemerintah dalam penerapan ekonomi hijau di Indonesia dapat
dilaksanakan secara menyeluruh dan dapat membawa perubahan bagi
pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke arah yang lebih baik lagi serta membawa
dampak positif bagi lingkungan hidup sehingga kualitas hidup masyarakat
Indonesia dapat lebih baik lagi dan supaya bumi ini semakin terjaga. Jagalah
lingkunganmu seperti kamu menjaga dirimu.

REFERENSI

(Kasztelan, Armand. 2017. Green Growth, Green Economy and Sustainable


Development: Terminological and Relational Discourse. Prague Economic
Papers, 26 (4), 487-499, https://doi.org/10.18267/j.pep.626 )

WIT (2017). Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau (Green Growth Program)


mendukung Indonesia dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi hijau yang
dapat mengurangi kemiskinan serta memastikan inklusi sosial, kelestarian
lingkungan dan efisiensi sumber daya. [online] Green Growth. Available at:
http://greengrowth.bappenas.go.id/ [Accessed 6 Jan. 2021].

IESR. (2020). Ekonomi Hijau - IESR. [online] Available at:


https://iesr.or.id/ekonomi-hijau [Accessed 6 Jan. 2021].

Esdm.go.id. (2015). Direktorat Jenderal EBTKE - Kementerian ESDM. [online]


Available at:
https://ebtke.esdm.go.id/post/2015/12/10/1045/enam.strategi.wujudkan.ekonomi.h
ijau [Accessed 6 Jan. 2021].

http://rowland_pasaribu.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/35481/perekonom
ian-hijau-indonesia.pdf
https://mediaindonesia.com/ekonomi/330714/menanti-kesiapan-indonesia-
terapkan-ekonomi-hijau

Anda mungkin juga menyukai