Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fanny Cantika R

NPM : 1851021009

Prodi Ekonomi Pembangunan

Tugas ESDAL pertemuan 14

1. Jelaskan langkah-langkah dalam melakukan valuasi ekonomi


Penentuan nilai atau harga terhadap sumberdaya alam dan lingkungan merupakan esensi
atau pokok dari ekonomika lingkungan. Tanpa kita dapat memberikan nilai terhadap
lingkungan baik yang berupa manfaat ataupun berupa kerugian atau kerusakan, maka
usaha-usaha kita dalam mengelola lingkungan sulit dapat dikatakan efisien atau tidak
efisien. Untuk mengetahui tingkat efisiensi itu harus digunakan suatu indikator tertentu,
apakah suatu proyek menciptakan manfaat lebih besar daripada biayanya, ataukah proyek
yang bersangkutan menghasilkan nilai sekarang neto (net present value) = NPV yang
positif; atau menghasilkan internal rate of return (IRR) yang lebih besar dari tingkat bunga
pinjaman investasi atau telah terjadi depiesi sumberdaya alam dan degradasi lingkungan.
Guna mendapatkan kesimpulan di atas semua dampak yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan
baik itu dampak positif maupun dampak negative sebaiknya dapat dinyatakan dalam nilai
rupiah atau mata uang tertentu. Tanpa menyatakan dalam nilai uang (rupiah atau dolar)
akan sangat sulit untuk menilai layak tidaknya suatu proyek.
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam melakukan valuasi ekonomi terhadap
sumber daya alam dan lingkungan;
a. Langkah pertama dalam melakukan penilaian adalah mengidentifikasi dampak
penting dari suatu kegiatan atau kejadian.
b. Langkah yang kedua mengkuantifikasikan besarnya dampak tersebut; misalnya
berapa besar tingkat erosi tanah yang terjadi, berapa volume produksi pertanian yang
hilang dan atau berapa energi listrik yang hilang, sehubungan dengan perubahan
tingkat erosi tersebut; atau berapa banyak hilangnya produksi ikan karena
pendangkalan di pantai akibat dari erosi tersebut.
c. Langkah ketiga, dampak kuantitatif dinyatakan dalam nilai uang (harga) ini
merupakan langkah yang paling sulit dalam proses penilaian lingkungan.
d. Langkah keempat, membuat analisis ekonomi, misalnya dengan menggunakan
analisis biaya dan manfaat yang diperluas (extended benefit-cost analysis), atau
analisis PDRB hijau.
2. Jelaskan cara dalam mengkuantifikasi dampak fisik lingkungan
banyak cara untuk memberikan nilai pada unsur-unsur yang terkena dampak lingkungan.
Dengan di ketahuinya nilai dampak lingkungan salah satunya dapat diketahui besarnya
pungutan pencemaran yang akan dikenakan terhadap pencipta pencemaran sesuai dengan
“polutter pays principle”.
Secara teoritis, Prinsip Pencemar Membayar pada dasarnya merupakan sebuah kebijakan
ekonomi dalam rangka pengalokasian biayabiaya bagi pencemaran dan kerusakan
lingkungan, tetapi kemudian memiliki implikasi bagi perkembangan hukum lingkungan
internasional dan nasional, yaitu dalam hal terkait dengan masalah tanggung jawab ganti
kerugian atau dengan biaya-biaya lingkungan yang harus dipikul oleh pejabat public.
PPP merupakan salah satu prinsip yang penting dalam pengelolaan lingkungan, selain
prinsip the sustainable development, the prevention principle, the precautionary principle,
and the proximity principle. Asas ini pertama-tama tercantum dalam beberapa rekomendasi
The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun 70-an
yang pada dasarnya menyatakan bahwa asas pencemar membayar mewajibkan para
pencemar mewajibkan para pencemar untuk memikul biaya-biaya yang diperlukan dalam
rangka upaya-upaya yang diambil dalam oleh pejabat publik untuk menjaga agar kondisi
lingkungan berada pada kondisi yang dapat diterima, atau dengan kata lain ialah bahwa
biaya biaya-biaya yang diperlukan untuk menjalankan upaya-upaya ini harus tercermin di
dalam harga barang dan jasa yang telah menyebabkan pencemaran selama dalam proses
produksi atau proses konsumsinya.

Contoh kuantifikasi dampak fisik lingkungan


Penebangan hutan mangrove
Dalam hal penebangan hutan mangrove kadang ada unsur erosi didalamnya. Dampak
lingkungan yang terjadi bila ada penebangan hutan mangrove adalah hilangnya fungsi hutan
mangrove itu. Yang utama adalah hilangnya kayu hutan mangrove itu sendiri dan juga
menurunnya produksi ikan, udang dan kepiting karena mangrove merupakan tempat untuk
berkembangnya kehidupan ikan, udang dan kepiting. Dengan mengetahui berapa luas dan
volume kayu mangrove yang ada di dalamnya dapat di ketahui volume seluruh kayu yang
hilang. Dengan mengalikan volume tersebut dengan harga kayu tegakan mangrove (unit
rent) dapat diperoleh nilai dampak penebangan hutan terhadap hilangnya kayu hutan
mangrove.
Selanjutnya mengenai turunnya produksi udang dan kepiting saat diketahui dari dinas
perikanan setempat atau dengan mengadakan survey terhadap nelayan yang menangkap
udang dan kepiting. Setelah diketahui jumlah produksi udang yang hilang dan
mengalikannya dengan harga pasarakan diperoleh nilai udang yang hilang akibat
penebangan hutan mangrove itu. Hutan mangrove yang rusak juga kehilangan jasa
lingkungan yang dapat dihasilkannya seperti kemampuannya menjadi tempat pemijahan
ikan (hatchery), tempat pengasuhan ikan (nursery grown) dan menyerap karbon (carbon
sink) serta tempat singgahan burung berimigrasi.

Anda mungkin juga menyukai